Anda di halaman 1dari 3

DEMAM DENGUE DAN DEMAM

BERDARAH DENGUE Disetujui oleh


Kepala UPTD
No.Dokumen Puskesmas
No. Revisi
SOP Tanggal Terbit 02 Januari 2017
Halaman 1/2

UPTD
PUSKESMAS
CIPUNAGARA TARMI, SKM., M.Si
196904151991032005

Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus Dengue. Virus Dengue memiliki 4 jenis serotype :
DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotype akan
menimbulkan antibody terhadap serotype yang bersangkutan, namun tidak
PENGERTIAN untuk sertype lainnya, sehingga dapat terinfeksi demam Dengue 4 kali
selama hidupnya.
ICD X : A 90 (Dengue fever)
ICD X : A 91 (Dengue haemorrhagic fever)
Tingkat kemampuan : 4A
Sebagai pedoman petugas untuk melakukan diagnosa dan penatalaksanaan
TUJUAN demam dengue dan demam berdarah dengue.

KEBIJAKAN

REFERENSI

PETUGAS YANG MEMERIKSA


PROSEDUR
Dokter
Perawat

LANGKAH-LANGKAH PROSEDUR:

1. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit


sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit
keluarga), apakah demam 2-7 hari, nyeri kepala, nyeri retroorbital,
mialgia/atralgia, ruam, gusi berdarah, mimisan, nyeri perut, mual,
muntah, muntah darah (hematemesis), BAB berdarah (melena),
keluarga atau tetangga ada yang terkena demam dengue
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan / yang sesuai :
diperiksa kemunghkinan adanya ptekie, ekimosis, purpura, perdarahan
mukosa, hepatomegali, splenomegali, efusi pleura, asites
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang diagnostik : angka leukosit,
angka trombosit, hematrokit
5. Jika diperlukan dan tersedia, petugas melakukan pemeriksaan
penunjang diagnostik NS1
6. Petugas menegakkan diagnosa dan atau difgerential diagnosis
berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang
NS1 positif : terinfeksi dengue
Dengan kriteria WHO diagnosis DBD :
a. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya
bifasik/pola pelana
b. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan :
1. Uji bendung positif
2. Petekie, ekimosis atau purpura
3. Perdarahan mukosa atau perdarahan dari tempat lain
4. Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia (trombosit < 100.000 / ul)
d. Terdapat minimal satu tanda-tanda kebocoran plasma :
1. Peningkatan hematrokit diatas 20 % dibandingkan standad
sesuai usia dan jenis kelamin
2. Penurunan hematrokit > 20 % setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematrokit sebelumnya
3. Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asistes atau
hipoproteinemia
7. Petugas mengklasifikasikan derajat DBD :
Klasifikasi derajat DBD menurut WHO 1997 ( setiap derajat sudah
ditemukan trombositopenia dan hemokonsentrasi ) :
a. Derajat I : Demam disertai gejala yang tidak khas dan satu-satunya
manifestasi perdarahan ialah uji bendung
b. Derajat II : Seperti derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan
atau perdarahan lain
c. Derajat III : Terdapat kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
lambat, tekanan nadi menurun/hipotensi (20 mmHg atau kurang),
sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab
d. Derajat IV : Syok berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tidak
terukur

8. Jika diperlukan petugas memberikan terapi simptomatik untuk


menurunkan demam (antipreretik)
Parasetamol Dosis dewasa 500 mg tiap 6-8 jam
Dosis anak 10 mg/kg BB tiap 6-8 jam

9. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarganya :


a. Perjalanan penyakit dan tata laksananya, bahwa tidak ada obat untuk
penanganan DBD, terapi hanya bersifat suportif dan mencegah
perburukan peyakit, penyakit akan sembuh sesuai dengan perjalanan
alamiah penyakit
b. Jika diperlukan, pemeriksaan laboratorium darah secara berkala
c. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan
bergizi
d. Melakukan kegiatan 3M : menguras, mengubur, menutup
10. Jika ada indikasi petugas melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi ( Rumah Sakit ) jika :
a. Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena)
b. Terjadi komplikasi atau keadaan tubuh atau keadaan klinis yang
tidak lazim, seperti kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya
11. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit
farmasi
12. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan,
diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis
pasien
13. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry
Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi
yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data simpus
UNIT UGD
TERKAIT Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai