Guide LTM Kd4 Syok
Guide LTM Kd4 Syok
Pemantauan oksigen
Pemantauan perfusi
Pemantauan jantung
Pemantauan hemodinamik
Mencegah komplikasi
Contoh Kasus
Seorang perempuan, 56 tahun, masuk IGD dengan keluhan diare 5x dalam sehari dan disertai
muntah. Klien memiliki riwayat pengguna jarum suntik narkoba, dan telah dinyatakan HIV
positif setahun yang lalu. Akan tetapi, klien tidak minum obat ARV secara teratur. Saat ini,
klien muntah sebanyak 75-100 cc/ kali muntah. Tekanan darah 70/40 mmHg. Nadi 112
x/menit, Suhu 36 C, RR: 26 x/menit. Hasil pemeriksaan lab, Hb: 12 gr/dL, Ht: 48%,
trombosit 270.000 u/L, leukosit 4000 u/L, Albumin 2,8 gr/dL, Na 135 mEq/L, K 2,8 mEq/L,
Cl 98 mEq/L, GDS: 80 mg/dL
Airway
Amati untuk tingkat kesadaran, air liur dan sekresi, benda asing, luka bakar wajah,
karbon di dahak.
Palpasi untuk setiap deformitas wajah atau leher dan memeriksa refleks muntah
Pada kasus wajah klien tampak pucat dan pasien mulai gelisah.
Breathing
Kompresi pada batang otak akan mengakibatkan perubahan pada pola napas,
kedalaman, frekuensi, irama, bisa berupa Cheyne Stokes atau Ataxia. Napas berbunyi,
stridor, ronkhi, wheezing ( kemungkinana karena aspirasi), cenderung terjadi
peningkatan produksi sputum pada jalan napas.
Inspeksi: Pergerakan dinding dada, penggunaan otot bantu pernafasan efek anathesi
yang berlebihan, obstruksi. diafragma, retraksi sternal.
Amati tanda-tanda deviasi trakea, distensi vena jugularis (JVD), tanda Kussmaul's
(meningkat JVD dengan inspirasi),
Circulation
Disability
Pada kasus tampak gelisah tapi respon motoric kaki terganggu karena fraktur dengan
kondisi tersebut dapat diketahui GCS nya 9.
Eksposure
Memeriksa dan meraba bagian belakang untuk kelainan, menggunakan tindakan pencegahan
tulang belakang leher untuk menggulingkan pasien jika ada kemungkinan trauma. Periksa
kulit untuk ruam, lesi jelas lainnya dan tanda-tanda trauma.
Pada kasus terdapat fraktur femur terbuka disertai perdarahan hebat, dan fraktur terbuka
cruris 1/3 proksimal.
Pemberian cairan untuk mengganti volume sirkulasi (Kristaloid atau koloid atau gabungan)
Autotrasfusi
Analisa Data
Perdarahan aktif
N: 126 x/mnt
RR: 26 x/mnt
Data objektif :
N: 126 x/mnt
Perdarahan > 15 %
Perdarahan aktif
N: 126 x/mnt
RR: 26 x/mnt
Defisit volume cairan b.d kehilangan darah aktif, perpindahan cairan interstisial
DAFTAR PUSTAKA
Bruner, S., Suddart, M. (2006). Text Book of Medical Surgical Nursing 10 th Ed. New York:
Springer.
Doenges, M., Moorhouse, M., Murr, A. (2014). Nursing Care Plan 9th Ed. New Yorke: FA
Davis Company.
Bulechek, G., Butcher, H., Dochterman, J. (2013). NURSING INTERVENTION (NIC) 6th Ed.
USA: Elsevier.
Moorhead, S.,Johnson, M., Maas, M., Swanson, E. (2013). NURSING OUTCOMES 5th Ed.
USA: Elsevier.
Suhu 36oC
RR 26 x/menit.
Na 135 mEq/L
Cl 98 mEq/L
GDS 80mg/dl
Klien Diare 5x/hari, muntah muntah sebanyak 70-100 cc/kali muntah, tekanan darah 70/40
mmHg, HR 112x/menit, Albumin 2,8 gr/dL, Kalium 2,8 mEq/ L maka dikategorikan klien
mengalami syok hipovolemik
DEFINISI SYOK
SYOK HIPOVOLEMIK
HEMORAGI
DEHIDRASI
LUKA BAKAR
NON PROGRESIF
Tahap awal dari syok, curah jantung menurun karena hilangnya volume darah actual
atau relative
Selama tahap ini kompensasi tubuh dapat mempertahankan tekanan darah dalam
tahap normal sampai rental normal bawah dan dapat mempertahankan perfusi ke
organ vital
PROGRESIF
Ketika syok dan vasokontriksi kompensasi bertahan maka tubuh mulai mengalami
dekompensasi dan sirkulasi sistemik maupun mikrosirkulasi tidak lagi bekerja
serempak
Bradikardia
Hipotensi
Bingung
Letargi
Dingin
Kulit pucat
peristaltik berkurang
IRREVERSIBLE
siklus perfusi jaringan yang tidak adekuat tidak terputus. Status syok menjadi semakin
parah , meskipun penyebab awal syok itu sendiri tidak menjadi parah. Iskemia seluler
dan nekrosis menyebabkan kegagalan organ dan kematian
Meningkat pada
dehidrasi, restriksi
cairan, dan kondisi
kehilangan cairan,
seperti muntah,
diare dan beberapa
tipe gagal ginjal.
Sedangkan pemeriksaan diagnostic yang dapat diterapkan pada klien dengan syok
hipovolemik menurut Sudoyo (2009) syok hipovolomik dapat didiagnosis ketika ditemukan
tanda tanda-tanda berupa ketidakstabilan hemodinamik dan ditemukan adanya sumber
perdarahan. Diagnosis akan sulit untuk dilakukan jika perdarahan belum ditemukan misalnya
pendarahan pada gastrointestinal atau jika hanya terdapat penurunan jumlah plasma dalam
darah. Setelah terjadai perdarahan maka biasanya jumlah hemoglobin dan hematocrit tidak
langsung turun sampai terjadi gangguan kompensasi atau terjadi penggantian cairan dari luar.
Jadi kadar hematocrit diawal tidak menjadi patokan adanya perdarahan. Kehilangan plasma
ditandai dengan hemokonsentrasi, kehilangan cairan bebas ditandai dengan hypernatremia.
Diare pada penderita AIDS dengan pemberian octreotide acetate, analog sintetik dari
somatostatin
Rehidrasi cairan
Gangguan elektrolit & asam basa dikoreksi dengan zat spesifik sesuai kebutuhan
(hasil AGD & E)
PENGKAJIAN
Data Biograf
Nama : Ny. A
Usia : 56 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Keluhan Utama
Klien mengeluh diare 5x dalam sehari dan disertai muntah.
Pemeriksaan Fisik
Kesan umum : lemah, cemas.
Tanda-tanda vital : TD 70/40 mmHg, HR
112x/menit, Suhu 36oC, RR : 26x/menit.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang : Hb : 12 gr/dL, Ht :
48% Trombosit 270.000 u/L, Leukosit 4000
u/L, Albumin 2,8 gr/dL. Na 135 mEq/L, K 2,8
mEq/L, Cl 98 mEq/L, GDS : 80 mg/dL
ANALISA DATA
Faktor yang
Tanda dan Gejala Masalah Keperawatan
Berhubungan
DS : Infeksi (Opportunistik) Diare
Klien mengeluh diare 5x dalam (Herdman & Kamitsuru, (Herdman & Kamitsuru,
sehari. Riwayat HIV positif 2014, p.200) 2014, p.200)
setahun lalu.
DO :
Nyeri abdomen.
o TD 70/40 mmHg,
Kehilangan volume cairan
o HR 112x/menit.
secara aktif
o Suhu 36oC.
(Herdman & Kamitsuru,
Urin pekat.
Kulit kering.
Haus.
Lemas.
o GDS 80 mg/dL
Abdomen tegang.
Nyeri abdomen.
Rambut rontok.
Mual.
Kesulitan menelan.
(Herdman & Kamitsuru, 2014,
p.161)
DO :
o Na 135 mEq/L
o K 2,8 mEq/L
o Cl 98 mEq/L
Black., J. Hawks., J,. H. (2014). Keperawatan medical bedah manajemen klinis untuk
hasil yang diharapkan (Aklia suslia. et al. penerjemah) ed. Ke-8. Singapore. Elsevier
Corwin, J. Elisabeth. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Alih Bahasa Nike Budi
Subekti. Jakarta : EGC
Chang, Ester ; Daly, John ; Elliot, Doug. (2010). Patofisiologi Aplikasi pada Praktik
Keperawatan. Jakarta : EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification : Measurement of Health Outcomes. Missouri : Elsevier Mosby.
NAIT Library. (2014). APA Style Guidelines & Examples (6th Ed.). Retrieve from
www.nait.ca/library.
Quigley, B. H., Palm, M. L., & Bickley, L. (2012). Bates Nursing Guide to Physical
Examination and History Taking (9th Ed.). China : Wolters Kluwer Health
Sudoyo. A., W et al. (2009). Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi V. Jakarta.
Internalpublishing
Timby, B. K. Smith, N. E. (2010). Introductory Medical Surgical Nursing Ed. 10th.
Philadelphia : Wolters Kluwer Health
Williams, L.S. Hopper, P. D.( 2007). Understanding Medical Surgical ed. 3th.
Philadelphia : F. A. Davis Company
Williams, L.S. Hopper, P. D.( 2011). Understanding Medical Surgical ed. 5th.
Philadelphia : F. A. Davis Company