Anda di halaman 1dari 7

1

IV. AKLIMATISASI (ANGGREK)

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu teknologi perbanyakanbenih
tanaman dengan cara menumbuhkembangkan bagian tanaman, baik berupa
sel, jaringan, maupun organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Teknik
ini mampu memperbanyak tanaman dalam jumlah besar dan dalam waktu
yang relatif cepat.

2. Tujuan Praktikum
Praktikum acara IV Aklimatisasi ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui teknik aklimatisasi pada tahapan akhir dari kultur jaringan.

b. Meningkatkan pemahaman dan memberikan ketrampilan melakukan


aklimatisasi planlet anggrek.

c. Mengetahui adaptabilitas planlet anggrek pada tahap aklimatisasi.


2

B. Tinjauan Pustaka
1. Jenis anggrek yang digunakan untuk aklimatisasi
2. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah tahapan lanjutan dari teknik perbanyakan
benih secara in vitro atau kulltur jaringan. Aklimatisasi dilakukan dengan
memindahkan planlet dari botol in vitro ke media tanam aklimatisasi.
Proses ini merupakan periode kritis bagi pertumbuhan dan perkembangan
planlet, karena planlet yang telah lama ditumbuhkan pada botol in vitro
yang kondisi lingkungannya sangat dikontrol maka biasanya memiliki
kutikula yang tipis dan stomata yang tidak normal sehingga mudah layu
jika dipindahkan ke lapang. Media tumbuh dan teknik pemindahan
merupakan faktor penting dalam proses aklimatisasi. Diperlukan media
tanam yang dapat mempermudah pertumbuhan akar dan menyediakan
unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan planlet yang telah dipindah
(Maera Z 2014). Maera Z, Yusnita, Susriana. 2014. Respon pertumbuhan
planlet anggrek phalaenopsis hibrida terhadap pemberian dua jenis pupuk
daun dan benziladenin selama aklimatisasi. J Enviagro 7(2): 33 38.
ISSN: 1978 1644.
Media yang digunakan untuk aklimatisasi planlet merupakan
lingkungan baru bagi planlet yang baru saja dipindahkan maka perlu benar
benar diperhatikan agar planlet dapat tumbuh dengan baik. Media tanam
yang baik adalah media yang dapat memenuhi beberapa persyaratan. Perlu
memilih media tanam yang tidak mudah terlapuk dan terdekomposisi,
tidak menjadi sumber penyakit bagi planlet, memiliki drainase dan aerasi
yang baik dan lancar, mampu mengikat air, menyediakan unsur hara, dan
zat lain yang bermanfaat, dapat mempertahankan kelembaban disekitar
akar, memiliki pH yang optimal untuk pertumbuhan planlet, ramah
lingkungan, mudah didapat, dan relatif murah. (Wardani et al 2011).
Wardani S, Hot S, Syarifuddin I. 2011. Pengaruh media tanamdan pupuk
daun terhadap aklimatisasi anggrek dendrobium (Dendrobium sp).J ilmu
pertanian kultivar 5(1): 11 16.
3

Arang merupakan media tanam yang biasa digunakan untuk


aklimatisasi anggrek. Arang digunakan karena mudah menyerap air, tidak
mudah ditumbuhi cendawan, murah dan mudah didapatkan, dapat
bertahan selama dua tahun, namun arang merupakan media yang miskin
hara. Selain arang, pakis juga digunakan untuk media aklimatisasi
anggrek. Pakis dipilih karena merupakan media yang remah, sehingga
memiliki aerasi dan drainase yang baik untuk menjaga keadaan air pada
tanaman. Kemampuan pakis dalam menyerap air sangat baik,
menyebabkan pupuk yang diberikan dapat diserap dengan baik oleh pakis
sehingga unsur hara dapat tersedia dengan baik pada media pakis untuk
dimanfaatkan oleh tanaman (Andalasari et al 2014). Andalasari TD,
Yafisham, Nuraini. 2014. Respon pertumbuhan anggrek dendrobium
terhadap jenis media tanam dan pupuk daun. J penelitan pertanian terapan
14(1): 76 82. ISSN 1410-5020
Teknik penanaman secara community pot yaitu dalam satu pot
ditanami banyak planlet dipercaya dapat mengurangi resiko kematian
planlet yang telah diaklimitisasi. Hal ini karena dalam teknik penanaman
secara compot, tanaman yang satu dengan yang lainnya dapat saling
menopang, selain itu kelembaban pada lingkungan pot juga dapat terjaga
karena tanaman tumbuh secara berkelompok. Namun tetap harus
diperhatikan agar tidak terjadi persaingan antar tanaman yang dapat
menghambat pertumbuhan planlet. (Adi et al 2014). Adi NKAP, Ida AA,
Ni PAA. 2014. Aklimatisasi anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.)
hasil perbanyakan in vitro pada media berbeda. J simbiosis 2(2): 203
214. ISSN: 2337 7224.

3. Pembuatan Media
4

C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Kultur Jaringan acara ke empat ini dilaksanakan pada hari


Rabu tanggal 8 Maret 2017 pukul 09.20 11.05 WIB di Laboratorium
Bioteknologi dan Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret.

2. Alat
a. Gelas plastik 2
b. Sendok
c. Pinset
d. Bunsen
e. Paku
f. Nampan
g. Kawat
h. Tang
i. Timbangan analit
3. Bahan
a. Planlet anggrek
b. Media tanam (pakis dan arang)
c. Air 1 liter
d. Fungisida 1 gram
e. Bakterisida 0,5 gram

4. Cara Kerja
a. Menyiapkan media tanam aklimatisasi berupa pakis dan arang
b. Melubangi gelas plastik dibagian bawah untuk tempat keluarnya air dan
bagian atas untuk lubang kawat
c. Membuat kawat yang digunakan untuk menggantungkan gelas plastik
d. Memasukkan arang dan pakis ke dalam gelas plastik secukupnya
e. Mengeluarkan planlet anggrek dari botol in vitro ke nampan yang telah
diisi air
f. Membersihkan planlet dari agar dengan cara mencucinya menggunakan
air
g. Menyiapkan larutan pada nampan yang terdiri atas air 1 liter, fungisida 1
gram, dan bakterisida 0,5 gram
h. Merendam planlet pada larutan fungisida dan bakterisida selama 5 menit
5

i. Menanam planlet anggrek pada gelas plastik yang telah diberi media
tanam. Setiap gelas plastik ditanami 2 4 planlet anggrek yang kodenya
sama
j. Menghitung jumlah daun anggrek setiap gelas plastik
k. Memberi label keterangan pada setiap gelas plastik
l. Menggantungkan gelas plastik berisi planlet anggrek pada screen house
m. Membersihkan botol in vitro, meja, dan semua yang digunakan untuk
praktikum.

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
6

E. Kesimpulan dan Saran


7

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai