RINGKASAN ARTIKEL
Tolak ukur dan indikator suatu nega dalam menentukaan tingkat kesehatan
masyarakat salah satunya adalahanka kematian bayi (AKB).di indonesia pada
tahun 2012, menurut SDK (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tercatat
AKB masih sangat tinggi yaitu 32 kematian per 1000 kelahiran hidup, itu atinya
dalam satu tahun sekitar 125.000 bayi meninggal sebelum mencapai usia satu
tahun dan Angka Kematian Neonatal (AKN) kisaran 20 per 1.000 kelahiran
hidup. Target MPS (Making Pregnancy Safer) yaitu strategi untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir pada tahun 2010 menurunkan AKN menjadi 16
per 1000 kelahiran hidup dan menurunkan AKB menjadi kurang dari 32 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2015, yang diikuti dengan adanya target review status
MDGs (Millenium Development Goals) target MDGs tahun 2015 terhadap
penurunan AKB menjadi 28 per 1000 kelahiran hidup.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mobilisasi ibu post
partum terhadap pengeluaran kolostrum. Penelitian ini merupakan quasi
eksperimen dengan post test only group design. Data dianalisis menggunakan uji
Chi-Square dan Fishers Exact Test. Penelitian ini dilakukan di ruang nifas RSU
Bahteramas Sulawesi Tenggara. Waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan.
Populasi penelitian ini adalah semua ibu post partum normal di RSU Bahteramas
Sulawesi Tenggara
Hasil analisis data menunjukkan persentase pengeluaran kolostrum early pada
kelompok intervensi 72,2% dan kelompok kontrol 50,0%. Persentase pengeluaran
kolostrum late pada kelompok intervensi 27,8% dan kelompok kontrol 50,0%.
Tidak terdapat pengaruh bermakna mobilisasi ibu post partum terhadap
pengeluaran kolostrum dengan nilai p value 0,305 (>0,05). Tidak terdapat
pengaruh bermakna tingkat stres dan IMT ibu terhadap pengeluaran kolostrum
dengan nilai p value 1,000 (>0,05). Terdapat pengaruh bermakna daya hisap bayi
terhadap pengeluaran kolostrum dengan nilai p value 0,047 (<0,05).Dari hasil
penelitian disimpulkan persentase pengeluaran kolostrum early kelompok
intervensi lebih besar dibandingkan kelompok kontrol, namun secara statistik
tidak terdapat pengaruh bermakna mobilisasi ibu post partum terhadap
pengeluaran kolostrum pada kedua kelompok tersebut. Tidak terdapat pengaruh
bermakna tingkat stres dan IMT ibu terhadap pengeluaran kolostrum, terdapat
pengaruh bermakna daya hisap bayi terhadap pengeluaran kolostrum.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menyusui merupakan cara pemberian makan yang diberikan secara langsung oleh
ibu kepada anaknya, namun seringkali ibu menyusui kurang memahami dan
kurang mendapatkan informasi, bahkan sering kali ibu-ibu mendapatkan suatu
informasi yang salah tentang manfaat ASI ekslusif itu sendiri, tentang bagaimana
cara menyusui ataupun langkah - langkah menyusui yang benar kepada bayinya,
dan kurangnya informasi yang diberikan tentang dampak apabila Asi esklusif itu
tidak diberikan dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam
menyusui secara ekslusif kepada bayinya (Roesli, 2000).
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara.
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi.
khususnya kandungan Imunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi
yang masih rentan terhadap penyakit dan mencegah kuman memasuki tubuh bayi.
IgA ini juga membantu dalam mencegah bayi mengalami alergi makanan (Saleha,
2009).
Kolostrum yang dihasilkan ibu umumnya diproduksi dalam jumlah yang sangat
kecil, yaitu sekitar 7,4 sendok teh (36,23 ml) per hari atau sekitar 1,4 hingga 2,8
sendok teh (6,8 13, 72 ml) sekali menyusu. Dan jumlah yang sangat sedikit
tersebut akan segera diminum dan ditelan oleh bayi (Novianti, 2009).
Kadar protein yang dikandung dalam kolostrum lebih tinggi dari ASI matang atau
mature. Adapun kandungan lemak dan laktosanya (gula darah) lebih rendah dari
pada ASI mature. Kolostrum juga mengandung vitamin, seperti vitamin A, B6,
B12, C, D, dan K, serta mineral terutama zat besi dan kalsium sebagai zat
pembentukan tulang (Prasetyono, 2009).
Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang
terpenting pada fungsi fisiologis karena hal tersebut bermanfaat salah satunya
dalam Mempercepat fungsi ASI (Meningkatkan kelancaran peredaran darah
sehingga mempercepat fungsi ASI) dan pengeluaran sisa metabolisme. Termasuk
disini pengeluaran kolostrum.
2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fenomena diatas, perlu lebih dalam lagi membahas faktor risiko serta
dampak pada hasil kelahiran dan artikel Pengaruh Mobilisasi Ibu Post Partum
Terhadap Pengeluaran Kolostrum, sebagai kajian utama dalam penyusunan
makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini untuk mengeksplorasi manfaat dari
mobilisasi bagi ibu post partum.
3. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari ringkasan artikel, pendahuluan,
analisa pustaka, pembahasan, implikasi keperawatan dan kesimpulan.
ANALISIS PUSTAKA
Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang
terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu essensial untuk mempertahankan
kemandirian.
Menurut Siregar (2009), mobilisasi dini adalah menggerakkan tubuh dari satu
tempat ke tempat lain yang harus dilakukan secara bertahap dan langsung setelah
melahirkan, minimal 8 24 jam setelah persalinan.
Ambulasi dini (Early ambulation) ialah kebijakan agar secepat mungkin
bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan
membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan (Saleha, 2009).
Manfaat mobilisasi dini
Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini mempunyai beberapa keuntungan
sebagai berikut :
1. Dapat melancarkan pengeluaran lochea
Kolostrum merupakan nutrisi pertama dan paling penting bagi bayi karena
mengandung sejumlah besar antibodi yang melindungi bayi dari infeksi dan
beberapa faktor pertumbuhan yang menolong perkembangan normal dan
pematang saluran pencernaan (Ramaiah, 2007).
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali di sekresikan oleh kelenjar
payudara. Kolostrum mengandung sel darah putih dan anti bodi yang paling
tinggi. Khusunya Imunoglobulin A yang membantu melapisi usus bayi yang masih
rentan terhadap penyakit. Dan membantu dalam mencegah bayi mengalami alergi
makanan (Saleha, 2009)
Beberapa fakta berikut menunjukan mengapa kolostrum harus diberikan
kepada bayi baru lahir (Kristiyanasari, 2009) :
1. Sebagai pembersih selaput usus BBL, sehingga saluran pencernaan siap
untuk menerima makanan.
2. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga
dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi
3. Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari
berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu s/d 6 bulan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa mobilitas dini pada
ibu hamil dapat meningkatkan pengeluaran kolostrum dimana kolostrum sangat
bermanfaat bagi kesehatan bayi baru lahir. Kemudian mobilitas dini juga
bermanfaat dalam melancarkan pengeluaran lochea, Mengurangi infeksi post
partum yang timbul adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah
tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi, Mempercepat involusio alat
kandungan, Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
,Meningkatkan kelancaran peredaran darah, Mempercepat fungsi ASI
(Meningkatkan kelancaran peredaran darah), Menurunkan banyak frekuensi
emboli paru pada postpartum dan Ibu merasa lebih baik dan lebih kuat
Mobilisasi dini juga membantu dalam proses involusi uterus Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa 13 (100%) ibu post partum melakukan mobilisasi
dini dengan baik. Dan terdapat 12 (92,31) ibu post partum proses involusinya
berjalan dengan normal. Berdasarkan uji statistik Chi Square dengan tingkat
dini pada ibu post partum sehingga manfaat dari mobilisasi tersebut bisa dirasakan
oleh ibu post partum.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang
terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu essensial untuk mempertahankan
kemandirian. Kemudian beberapa manfaat dari mobilisasi dini dalam melancarkan
pengeluaran lochea, Mengurangi infeksi post partum yang timbul adanya involusi
uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan
menyebabkan infeksi, Mempercepat involusio alat kandungan, Melancarkan
fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan ,Meningkatkan kelancaran
peredaran darah, Mempercepat fungsi ASI (Meningkatkan kelancaran peredaran
darah), Menurunkan banyak frekuensi emboli paru pada postpartum dan Ibu
merasa lebih baik dan lebih kuat
2. Rekomendasi
Penulis sangat berharap kepada pembaca agar petugas kesehatan terutama
perawat dapat mengetahui dan memahami tentang manfaat mobilisasi dini pada
ibu post partum kemudian penulis berharap dari tulisan ataupun analisa jurnal ini
bisa menjadi bahan pemikiran untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
manfaat yang lain dari mobilisasi dini pada post partum
DAFTAR PUSTAKA
1. http://jurnal.fk.unand.ac.id
2. jurnal.stikeskendedes.ac.id/index.php/KMJ/article/download/32/24