Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

A. Pengertian
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim
seorang ibu, melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu
sampai usia satu bulan. (download Format ppt)
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dengan berat badan
antara 2500 gram sampai dengan 4000 gram dengan lama kehamilan antara 37
42 minggu. (download Format ppt)
Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang
terbatas, maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang
lain.

B. Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal


a. Usia 36-42 minggu.
b. Berat badan lahir 2500-4000 gr.
c. Dapat bernafas dengan teratur dan normal.
d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.

C. Adaptasi Fisik Bayi Baru Lahir Normal


1. Adaptasi Perubahan Intra Uterin Ke Ekstra Uterin
a) Proses kelahiran merupakan pengalaman traumatik
b) Intra uterin janin mendapat 02, setelah tali pusat dipotong pertukaran
melalui paru ini karena tekanan mekanis pada toraks saat melalui jalan
lahir, penurunan tekanan 02 dan meningkatnya C02 merangsang
kemoreseptor pada sinus karotis, rangsangan dingin pada muka.
2. Adaptasi.
a) Jantung dan sirkulasi : bayi lahir menghirup udara & menangis
sehingga paru berkembang tekanan di paru- paru mengecil darah
mengalir ke paru- paru ,duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen
ovale tertutup karena pemotongan tali pusat.
b) Hepar pada kehamilan 4 bulan sudah berperan dalam metabolisme
KH namun enzim belum berperan sempurna sehingga terjadi ikterus
fisiologi.
c) Metabolisme: pada hari I dari pembakaran, hari ke 2 dari lemak.
d) Saluran cerna : kehamilan 4 bulan cukup terbentuk janin sudah
menelan ketuban, mekonium keluar dalam 24 jam pertama.
e) Panas tubuh : bila hipotermi pembakaran lemak.

1
f) Imunologi : pada kehamilan 2 bulan IgA dibentuk, setelah lahir banyak
ditemui disaluran napas/kelenjar ludah/traktus urogenital. IgG/M
dibentuk kehamilan 5 bulan ,lahir banyak disaluran cerna.
g) Perubahan Sistem Pernafasan.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di
otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi
paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara
kedalam paru-paru secara mekanis (Varney, 551-552).Interaksi
antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf
pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk
kehidupan.
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
2) Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk
pertama kali.
h) Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan
mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik
guna mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan
besar :
1) Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
2) Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah
tekanan dengan cara mengurangi dan meningkatkan
resistensinya hingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah:
1) Pada saat tali pusat dipotong.
Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran
darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan
volume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini membantu

2
darah dengan kandungan O2 sedikit mengalir ke paru-paru
untuk oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah
paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. O2 pada
pernafasan pertama menimbulkan relaksasi dan terbukanya
sistem pembuluh darah paru-paru. Peningkatan sirkulasi ke
paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan
tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan
atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale
secara fungsional akan menutup.
Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat,
mengakibatkan ductus arteriosus berkontriksi dan menutup. Vena
umbilikus, ductus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem.
Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
a. Pengaturan Suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit
sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan
kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu
singkat dengan adanya stress dingin.
b. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada
BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBL yang tidak
dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari
glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup
yang disimpan dalam hati.
c. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir.
Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan
menelan dan mencerna makanan (selain susu) terbatas pada bayi. Hubungan

3
antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat
gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara
lambat sesuai pertumbuhan janin.
d. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan
alami yang dimiliki bayi diantaranya :
1) Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
2) Fungsi jaringan saluran nafas.
3) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
4) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu
membunuh organisme asing.

D. BOUNDING ATTACHEMENT
Suatu kondisi / tindakan agar terjadinya hubungan positif antara bayi,
ibu, ayah dan sibling serta keluarga yang lain.
Bayi merasa dicintai, diperhatikan, aman dan nyaman sehingga terben
tuk sosial dan dapat bereksplorasi yang merupakan awal pembentukan
konsep diri.
Jika gagal gangguan perkembangan tingkah laku (stereotipi) misalnya
menghisap jari, menyakiti diri, tidur dilantai atau gangguan social / ke
takutan , apatis, kemunduran kognitif/verbal.

E. Perawatan Bayi Segera Setelah Lahir


Pengertian :
Perawatan bayi segera setelah lahir adalah asuhan yang dilakukan untuk
membantu agar bayi dapat bernafas secara spontan dan menjaga bayi agar berada
dalam lingkungan yang hangat dan nyaman untuk mencegah terjadinya
hypotermi.

Tujuan :
1. Membebaskan jalan nafas pada bayi baru lahir agar tidak terjadi asfiksia.
2. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tidak terjadi hypotermi.
3. Merawat tali pusat agar tidak terjadi infeksi.
4. Memberikan identitas yang akurat untuk mencegah tertukarnya bayi.
5. Memfasilitasi bayi untuk adaptasi fisiologis.
Prosedur :

4
1. Persiapan alat
a. Box bayi yang siap pakai
b. Suction
c. Obat tetes mata
d. Selimut bertopi
e. 2 buah doek
f. Termometer rectal
g. Pakaian bayi
2. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan pada ibu mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a) Mencuci tangan.
b) Asisten partus siap di kiri ibu.
c) Setelah seluruh kepala lahir, bersihkan daerah muka dan mulut dengan
kassa steril, kalau perlu lakukan pengisapan lendir bayi dari hidung ke mulut.
d) Setelah seluruh tubuh bayi lahir , segera bersihkan tubuh bayi dengan doek
bayi yang kering dan menilai AFGAR SCORE.
e) Ganti doek yang basah dengan selimut bertopi, bungkus bayi sampai
daerah kepala.
f) Menempelkan tubuh bayi ke tubuh ibu sehingga terjadi kontak kulit,
perut bayi menempel ke perut ibu.
g) Bayi diberikan ke ibu untuk kontak dini.
h) Tentukan APGAR SCORE 5 menit dan 10 menit.
Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim
warna kulit
warna kulit
tubuh normal
tubuh, tangan,
merah muda,
Appeara seluruhn dan kaki
tetapi tangan Warna kulit
nce ya biru normal merah
dan kaki
muda, tidak ada
kebiruan
sianosis
(akrosianosis)
tidak <100 Denyut
Pulse >100 kali/menit
ada kali/menit jantung
tidak
ada meringis/mena meringis/bersin/
respons ngis lemah batuk saat Respons refl
Grimace
terhadap ketika stimulasi saluran eks
stimulas distimulasi napas
i

5
Lemah /
Activity tidak sedikit gerakan bergerak aktif Tonus otot
ada
menangis kuat,
Respirati tidak lemah atau
pernapasan baik Pernapasan
on ada tidak teratur
dan teratur

Jumlah skor Interpretasi Catatan[3]


7-10 Bayi normal
Memerlukan tindakan medis segera
seperti penyedotan lendir yang
4-6 Agak rendah
menyumbat jalan napas, atau pemberian
oksigen untuk membantu bernapas.
Memerlukan tindakan medis yang lebih
0-3 Sangat rendah
intensif

i) Bila keadaan bayi telah stabil, bersihkan tubuh bayi dengan kapas
paraffin mulai dari muka, kapala, leher, tangan, badan kaki dan daerah kemaluan,
keringkan dengan handuk.
j) Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya kelainan.
k) Mengontrol anus menggunakan thermometer rectal untuk
mengetahui adanya atresia ani.
l) Membungkus tali pusat dengan depper dan alkohol 70%.
m) Ukur berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
n) Memberikan identitas pada bayi dalam bentuk gelang dengan
mencantumkan nama ibu, ayah, tgl lahir & jam lahir, jenis kelamin.
o) Mengenakan pakaian pada bayi, lalu dibedong dan pakaikan penutup
kepala.
p) Berikan obat tetes mata pada bayi sebanyak 1 tetes pada kedua mata.
q) Meletakkan bayi pada box hangat.
r) Mencuci tangan.
s) Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
t) Dokumentasikan seluruh asuhan.

F. Pengambilan Sidik Jari Jempol Ibu Dan Telapak Kaki Bayi


Pengertian :
Pengambilan sidik jari jempol ibu dan telapak kaki bayi adalah asuhan yang
dilakukan untuk mengidentifikasi bayi baru lahir, dilakukan pada ibu dan bayi
dalam keadaan stabil.
Tujuan :

6
1. Mengideentifikasi bayi baru lahir.
2. Mencegah bayi tertukar.
3. Bukti hukum / bukti tertulis.
4. Untuk membuat surat keterangan kelahiran.

Prosedur
1. Persiapan alat :
a. Bantalan stempel dan tinta.
b. Formulir keterangan lahir rangkap 2, warna merah muda untuk perempuan, biru
untuk laki laki.
c. Kartu bayi merah muda dan biru.
d. Alat tulis.
e. Kapas alkohol 70 %
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada ibu tentang prosedur yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Kaki kanan dan kiri bayi dikeluarkan dari bedong lalu keringkan
c. Telapak kaki kanan ditempelkan pada bantalan stempel sampai rata.
d. Membuat cap kaki kanan pada surat keterangan lahir dan pada kartu bayi sesuai
jenis kelamin.
e. Telapak kaki bayi dibersihkan dengan alkohol 70% dan keringkan.
f. Lakukan prosedur diatas pada kaki kiri.

G. Menerima Bayi Baru Lahir Di Kamar Bayi


Pengertian:
Adalah tindakan keperawatan yang diberikan pada bayi baru lahir di kamar
bayi.
Tujuan :
1. Melakukan pengacekan ulang bayi baru lahir.
2. Mencegah tertukarnya bayi.
3. Melakukan pengkajian fisik bayi baru lahir.
Prosedur.
1. Persiapan alat :
a. Box bayi siap pakai dengan lampu penghangat.
b. Peneng dan mika beserta nomor kamar sesuai kamar ibu.
c. Timbangan bayi.
d. Termometer digital.
e. Stetoskop.
f. Alkohol prep.
g. Rekam medis lengkap dari VK :
1) Surat keterangan lahir 2 lembar
2) Kartu bayi
3) Formulir identifikasi bayi baru lahir
h. Rekam medis bayi yang baru.

7
i. Lembar pemeriksaan laboratorium.
j. Glukose 5% untuk tes minum.
k. Vit K oral 1 mg, vit K inj 2 mg

2. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Melakukan serah terima dengan bidan dari kamar bersalin.
c. Mengkaji keadaan umun dan tanda tanda vital bayi dan menentukan
apakah bayi memerlukan perawatan khusus / biasa.
d. Membuka seluruh pakaian bayi dan menimbang ulang.
e. Mengkaji fisik bayi secara lengkap dan dokumentasikan di catatatan perawat.
f. Menghangatkan bayi di box dengan lampu penghangat.
g. Menutup bayi dengan kain sampai telinga dengan kain yang hangat.
h. Melakukan tes minum dengan glucose 5%, memberikan vit k oral atau vit k inj
sesuai anjuran.
i. Perawat mencuci tangan.
j. Setelah 2 jam mengontrol bayi bila suhu > 36,5 bayi boleh rawat gabung.
k. Mendokumentasikan seluruh asuhan.
l. Melaporkan kondisi kepada dokter yang merawat.

H. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya
normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding
yang buruk atau hidrosefalus.
b. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih
yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa
hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya.
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba
fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya
trisomi 21.
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma,
perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.

8
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali,
kraniotabes dan sebagainya.
2. Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini
dikarenakan posisi bayi di intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti
sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat
trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
3. Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Periksa jumlah, posisi atau letak mata. Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi
mata yang belum sempurna.
Periksa adanya glaucoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran
kemudian sebagai kekeruhan pada kornea.
Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang
dapat mengindikasikan adanya defek retina.
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina.
Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan.
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom
down.
4. Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5
cm.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini
kemungkinan adanya sifilis congenital.
Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang
menunjukkan adanya gangguan pernapasan.
5. Mulut
Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan
bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan
mikrognatia.
Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal
dari dasar mulut).

9
Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum
keras dan lunak.
Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi
akibat Episteins pearl atau gigi.
Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak
atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote).
6. Telinga
Periksa dan pastikan , bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan
sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang
jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya
rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-
robin).
7. Leher
Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya.
Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan
kemungkinan ada kelainan tulang leher.
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus
brakhialis. Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.
Periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan
adanya kemungkinan trisomi 21.
8. Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang
lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa
kemungkinan adanya fraktur.
9. Tangan
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan
ke bawah.
Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya
kerusakan neurologis atau fraktur.
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan
dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21.
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga
menimbulkan luka dan perdarahan.
10. Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris

10
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak
secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu
diperhatikan. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik
dan tampak simetris. Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal.
11. Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan
dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan. Jika perut sangat cekung
kemungkinan terdapat hernia diafragmatika. Abdomen yang membuncit
kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya.
Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau
ductus omfaloentriskus persisten.
12. Genetalia
Pada bayi laki-laki panjang penis 3 - 4 cm dan lebar 1 - 1,3 cm. Periksa posisi
lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis.
Periksa adanya hipospadia dan epispadia. Skrortum harus dipalpasi untuk
memastikan jumlah testis ada dua.
Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina. Terkadang tampak adanya secret
yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu
(withdrawl bledding).
13. Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya.
Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam
belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau
obstruksi saluran pencernaan.
14. Tungkai
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan.
Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan
adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
Periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki.
15. Spinal
Periksa spinal dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda
abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil

11
berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau
kolumna vertebra.
16. Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi.
Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir.
Periksa adanya pembekakan.
Perhatinan adanya vernik kaseosa.
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan.
Kematangan Fisik

12
13
14
15
I. Prosedur Memandikan Bayi
Pengertian :
Memandikan bayi adalah tindakan keperawatan dalam memenuhi personal
hygiene pada bayi.
Tujuan :
1. Mencegah infeksi kulit.
2. Membersihkan badan dan menghilangkan bau keringat.
3. Merangsang sirkulasi darah.
4. Memberikan rasa nyaman pada bayi.
Prosedur
1. Persiapan alat :
a. Meja mandi khusus.
b. Handuk bayi.
c. Washlap 2 buah.
d. Bak/kom mandi bayi: besar 1 buah, dan kecil 1 buah.
e. Sabun mandi pada tempatnya.
f. Pakaian bayi 1 set.
g. Kapas mata pada tempatnya.
h. Kapas cebok pada tempatnya.
i. Kapas lidi kecil/catton bath.
j. Baby oil.
k. Ember tertutup untuk tempat pakaian kotor.
l. Mug untuk kapas kotor.
m. Sarung tangan bersih 1 pasang.
2. Persiapan pasien :
Menjelaskan kepada orang tua bayi tindakan yang akan dilakukan
Menutup pintu, jendela dan tirai.
3. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Menutup pintu, jendela dan tirai.
c. Menyiapkan air hangat didalam kom/bak mandi bayi.
d. Bayi diangkat ke meja mandi dan letakan pada posisi terlentang.

16
e. Membersihkan mata bayi menggunakan kapas mata.
f. Membersihkan telinga mengunakan kapas lidi/catton bath
g. Membuka pakaian bayi dan masukan ke dalam ember tertutup.
h. Bila bayi bab, bersihkan kotorannya terlebih dahulu dengan kapas cebok.
i. Muka di lap dengan waslap tanpa sabun dan diulang sampai bersih.
j. Kemudian kepala bayi diangkat diatas tangan kiri perawat secara hati-hati lalu
disabuni dengan menggunakan waslap.
k. Menyabuni leher, tangan dan bagian badan depan lalu memiringkan bayi, dada
dan leher bayi harus selalu ada diatas lengan kiri perawat dan tangan perawat
memegang lengan kanan bayi secara erat.
l. Genetalia dibersihkan dari bagian depan menuju belakang untuk mencegah
kontaminasi kotoran dari anus. Bokong dan daerah perineum dibersihkan paling
akhir.
m. Membilas seluruh tubuh bayi dari sabun dengan waslap bersih kemudian
waslap tersebut dibilas dalam kom kecil berisi air hangat.
n. Memasukan bayi ke kom/bak mandi dengan perasat garpu, kepala ditangan kiri
perawat, bersihkan kepala dari sabun dan seluruh bagian depan, lalu pindahkan
kepala bayi ke tangan kanan perawat dengan posisi telungkup, dada dan leher
dipegang tangan kanan perawat.
o. Memindahkan kepala dan badan bayi ke posisi semula (tangan kiri).
p. Setalah bersih, angkat tubuh bayi dengan perasat garpu dan keringkan
menggunakan handuk.
q. Merawat tali pusat dan sekelilingnya.
r. Kulit yang terlalu kering dioles dengan minyak bayi, setelah itu kenakan pakaian
bayi.
s. Membaringkan bayi dengan posisi sesuai kebutuhan.
t. Membereskan alat-alat dan dikembalikan ke tempat semula.
u. Perawat mencuci tangan.
v. Mencatat tindakan, respon dan hal-hal yang abnormal pada bayi dalam catatan
keperawatan.

J. Prosedur Merawat Tali Pusat


Pengertian :
Merawat tali pusat bayi adalah suatu tindakan yang dilakukan pada bayi yang
belum puput tali pusatnya.
Tujuan :
1. Mencegah infeksi pada atau melalui tali pusat.
2. Menjaga kebersihan tali pusat.
Prosedur :
1. Persiapan alat:
a. Kapas lidi steril.
b. Depper steril.

17
c. Korentang steril pada tempatnya.
d. Alcohol 70%
e. Kalau perlu aquadest.
f. Bethadine 3% (untuk bayi premature).
2. Pelaksanaan
a. Perawat mencuci tangan.
b. Membuka bedong dan popok bayi.
c. Mengangkat depper kotor, bila depper lengket basahi dengan kapas lidi yang
telah diberi aquadest.
d. Mengobservasi tali pusat (perdarahan, berbau, basah dll).
e. Tali pusat dikompres dengan depper alcohol 70%, untuk bayi premature dioles
dengan bethadine 3% dan ditutup depper steril.
f. Bayi dirapihkan dan dibedong kembali.
g. Alat-alat dibereskan kembali.perawat mencuci tangan.

K. Diagnosa keperawatan
1. Resiko Tinggi injury pada infant b.d
- Sulit untuk beradaptasi dari kehidupan awalnya yang berada di dalam kandungan
dengan lingkungan yang baru.
- Trauma lahir/kematian
Tujuan :
Terjadinya injury pada infant berkurang melalui pemeriksaan awal dan intervensi
yang segera.
Intervensi Keperawatan Rasional
Segera lakukan evaluasi mengenai Untuk mengidentifikasi adanya
status fisik setelah kelahiran. kelainan/ trauma dan memastikan
kesehatan saat bayi lahir.
Apgar Score Score ini membantu dalam
Tentukan Apgar dengan interval mengidentifikasi apakah infant
antara 1-,5-, dan 10 menit : memerlukan banyak tindakan
7 10 : tidak memerlukan intervensi pertolongan yang segera dan
yang khusus (berarti bayi normal) observasi lebih lanjut setelah
46 : - pastikan jalan nafas bayi kelahirannya.
bebas atau tidak terganggu.
Gunakan Ambu bag untuk
mempermudah jalan nafas.
-Kolaborasi dengan asisten pediatrik

18
0 3 : pantau pernafasan dengan
segera (harus sesuai dengan
kebijakan standar CPR
(Cardiopulmonary Resuscitation)

Sistem Kardovaskuler
1. Ukur HR dengan cara menghitung tiap HR sekitar > 100 detakan/menit
debaran tali pusat
2. Catat warna kulit infant
3. Catat nomor dari vessels di dalam tali Sekitar 1 % dari semua kelahiran, tali
pusat. (normal = 3) pusat yang memiliki 2 vessels variasi
ini akan dikaitkan dengan kelainan
congenital, termasuk Sirenometia
(dimana pada kasus ini kedua kaki
menyatu), Vaters sindrom, dan trisomy
13 dan 18, dan kelainan ginjal.
Sistem Persarafan
1. Observasi tingkat kesadaran dan Tanda-tanda yang menunjukan
kesimetrisan dari reflex : kelainan atau abnormal memungkinkan
Kegiatan motorik adanya indikassi depresi pada system
Reflek menghisap dan menelan. saraf atau kecacatan. Deteksi dini
Reflek genggam dilakukan supaya dapat diberikan
Reflek menangis intervensi dengan segera.
2. Dokter anak akan menilai apakah
terdapat kelemahan atau asimetris dari
reflek yang dihasilkan oleh infant. Infant mendapatkan perasaan nyaman
3. Dalam menangani infant diperlukan melalui sentuhan yang lembut. Jika
penanganan secara lembut dan tenang. stimulus yang berlebihan pada system
4. Dokumentasi : saraf, maka akan sulit untuk
- Kelainan ukuran dan bentuk kepala melakukan evaluasi.
- Paralisis dari muka atau ekstremitas.
- Respon reflex yang kurang.
- Kuatnya tangisan.

19
- control temperature yang rendah /
kurang.

Sistem Muskuluskeletal
1. Inspeksi semua anggota badan dan jari- Polidaktil, Syrodaktil,
jari. ketidaksempurnaan atau kecacatan
2. Cek kesemetrisan tubuh dan ekstremitas. ekstremitas, dysplasia pada pinggul
3. Observasi ROM dan flexi ekstremitas. dan adanya fraktur dikarenakan trauma
pada saat lahir. Untuk mengetahui
adanya kelainan congenital seperti
dysplasia pada pinggul diperlukan
pemeriksaan/ tes khusus.
Sistem Integumen
1. Inspeksi kulit untuk mengetahui apakah
ditemukan penyimpangan-
penyimpangan diluar dari keadaan
normal.
2. Laporkan apabila ditemukan :
Ruam
Melepuh
Goresan, luka- luka, laserasi
Operasi
Ptekie

20
Adanya luka pada kulit kepala.

Sistem Gastrointestinal
1. Observasi pengeluaran mekonium. Pengeluaran mekonium adalah indikasi
2. Catat warna dari cairan amniotic. dari fungsi system gastrointestinal
3. Cek apakah ditemukan palatum yang pasien.
membelah.
4. Dokumentasikan apakah ada distensi
abdomen.
5. Untuk omphaloel, gunakan balutan streli
yang dibasahi cairan saline yang hangat
untuk bagian abdomen yang tidak
terlindungi.
2. Ketidakefektifan pembersihan jalan napas yang berhubungan mukus yang
berlebihan, pengaturan posisi yang tidak memadai.
Tujuan : bayi mempertahankan patensi jalan napas.
Intervensi:
Lakukan pengisapan mulut dan nasoparing dengan alat pengisapan sesuai
kebutuhan.
Dengan pengisapan mekanis, batasi setiap upaya pengisapan sampai 5 detik,
dengan selang waktu yang cukup antara 2 isapan untuk memungkinkan
reoksigenasi.
Posisikan bayi ke samping kanan setelah disusui untuk mencegah aspirasi.
Posisikan bayi terlentang selama tidur untuk mengurangi sindrom kematian bayi
mendadak.
Ukur tanda vital sesuai kebutuhan.
Observasi tanda distres dan laporkan segera.
Pasang popok, selimut, pakaian dengan longgar untuk memungkinkan ekspansi
paru yang optimal.
Bersihkan hidung dari sekresi yang berkerak selama mandi atau ketika diperlukan.
Periksa patensi lubang hidung.
3. Resiko terjadinya perubahan suhu tubuh yang berhubungan dengan
pengendalian suhu yang imatur, perubahan suhu lingkungan.
Tujuan : bayi akan mempertahankan suhu tubuh
Intervensi:

21
Keringkan dan lepas semua linen basah segera setelah kelahiran.
Bungkus bayi dengan selimut hangat.
Letakkan bayi dalam lingkungan yang telah dipanaskan sebelumnya ( dibawah
panas radiasi atau dekat dengan ibu )
Letakkan bayi pada permukaan yang berbantalan dan terlindungi.
Ukur suhu bayi saat tiba keruang rawat bayi.
Pertahankan suhu ruangan antara 24 oC dan 25,5 oC.
Tunda mandi bila suhu belum stabil.
Kenaka popok dan baju, bedonglah dalam selimut atau tutup dengan selimut.
Tutup kepala bayi dengan penutup kepala.
Buka baju bayi hanya pada daerah tubuh yang akan diperiksa atau dilakukan
prosedur.
Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.
4. Resiko infeksi atau inflamasi yang berhubungan dengan defisiensi
pertahanan imunologis, faktor lingkungan, penyakit maternal.
Tujuan : bayi tidak memperlihatkan tanda infeksi.
Intervensi :
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan asuhan kepada bayi.
Kenakan sarung tangan saat berhubungan dengan sekresi tubuh.
Yakinkan bahwa propilaksi mata telah diberika dengan benar.
Periksa mata setiap hari mengenai adanya tanda inflamasi atau keluar cairan.
Jaga bayi dari potensial sumber infeksi.
Bersihkan vulva ke arah posterior untuk mencegah kontaminasi vagina dan
ureter.
Jagalah puntung umbilikus tetap besih dan kering.
Oleskan agens antibakteria atau alkohol pada tali pusat sesuai permintaan.
5. Resiko trauma yang berhubungan dengan ketidak berdayaan fisik.
Tujuan: bayi tidak mengalami cedera fisik.
Intervensi:
Hindari termometer rektal karena resiko perforasi rektum.
Jangan meninggalkan bayi tanpa pengawasan di tempat tinggi tanpa pelindung
sisi.
Kunci selalu peniti popok.
Jauhkan benda runcing dan tajam dari bayi.
Jaga jari kuku perawat tetap pendek dan rata, jangan mengenakan perhiasan
yang dapat menggores bayi.
Gunakan metode yang benar dalam menangani dan memindahkan bayi.

22
L. Evaluasi
1. Jalan napas tetap paten, napas teratur dan mudah, respirasi dalam batas
normal.
2. Suhu tubuh bayi tetap pada tingkat optimal ( 36, 5 oC sampai 37,5 oC ).
3. Bayi tidak memperlihatkan tanda infeksi atau imflamasi, mata tetap jernih
tanpa tanda iritasi, daerah genetalia bebas dari iritasi, tali pusat tampak
kering, daerah sekitar tali pusat bebas dari infeksi.
4. Bayi tetap bebas dari cedera fisik.
5. Bayi memperlihatkan isapan yang kuat, bayi tidak memuntahkan makanan,
bayi menerima jumlah nutrisi yang memadai, bayi tidak kehilangan lebih dari
10 % BBL.

M. Diagnosa Keperawatan
Perkembangan hubungan kasih sayang antara orang tua dan infant.
Berhubungan dengan :
- Kelahiran dari kehidupan yang baru.
- Kehidupan dari keturunan yang lain (keturunan yang baru lahir)
Menetapkan karakteristik :
Awal kontak visual antara orang tua dan infant melalui tatap muka dari
wajah ke wajah, termasuk salah satunya adalah tersenyum dengan infant.
Awal dari sentuhan adalah bermula dari kontak antara orang tua dan infant
termasuk salah satunya adalah dengan memberikan pelukan dan ciuman.
Awal dari pendengaran infant adalah dimana terjadi kontak antara orang tua dan
infant , termasuk pada saat orang tua memanggil nama anak, pada saat memanggil
nama anak merupakan awal menjalin hubungan kasih sayang antara orang tua
dan infant dan harus didukung dengan komunikasi yang sering dengan anak.
Berusaha untuk mengenalkan karakter dalam keluarga sejak dini.
Menggapai anak, dimana orang tua harus memberi lebih banyak perhatian kepada
anak.
Menerima anak sesuai dengan kenyataan yang ada mengenai penampilannya
secara fisik, rupa dari anak.
Dengan Hasil :

23
Pasien menanamkan hal-hal positif yang akan dimulainya untuk menjalin
hubungan kasih sayang antara orang tua dan infant, dengan tanda-tanda : pasien
mengendong dan berbicara kepada anak.
Intervensi Keperawatan Rasional
Libatkan pasien untuk melihat dan Supaya pasien ikut serta partisipasi
membantu dalam pemenuhan dalam semua kegiatan (contohnya:
kebutuhan infant membantu dalam perawatan tali pusat)
Lebih sering melibatkan orang tua Untuk mendekatkan orang tua dengan
dengan infant sehingga meningkatkan infant pada saat setelah kelahiran atau
daya tarik untuk si anak dekat dengan pada waktu-waktu yang akan dating.
orang tuanya, dan mempertinggi arti
dari kelahiran bayi bagi orang tua.
Berikan fasilitas dan dukungan yang
menunjang bagi ibu dan anak untuk
saling mengenal seperti melalui
sentuhan lembut.
Beritahukan kelainan-kelainan yang Setiap orang tua memimpikan/ berharap
ada sebelum memberikan infant kepada seorang anak yang sehat dan tidak
orang tua. memiliki kelainan. Untuk itu diperlukan
persiapan untuk memberitahukan
kelainan-kelainan yang terdapat pada
bayinya sehingga mengurangi syok
pada orang tua.
Anjurkan dan dorong orang tua:
1. Untuk memeriksa infant dari
atas/kepala sampai bawah/kaki
berdasarkan pengamatan orang tua.
2. Untuk memberikan sentuhan pada
infant.
3. Untuk mengajak berbicara pada infant. Setelah bayi lahir maka ia dengan
4. Izinkan ibu untuk menyusui ketika segera mencari putting ibu untuk
anak meminta. menyusu, karena dengan menyusu dapat
memberikan ketenangan pada bayi.
Dukung pasien untuk melakukan hal- Membantu meningkatkan perasaan atau

24
hal yang positif dengan cara berikan kontak batin antara orang tua dan anak.
waktu kepada pasien dan keluarganya
untuk dapat bersama dengan infant
secara khusus untuk menjalin ikatan
antara anak dan orang tua.
Setiap tindakan dari orang tua akan Banyaknya tindakan yang dilakukan
membawa respon yang positif bagi orang tua dengan anak akan menambah
infant. (seperti : orang tua memberikan perasaan tali ikatan anatara orang tua
belaian atau berbicara dengan bayi) dengan bayi.
Izinkan pasien dan bayi untuk memiliki Banyaknya kontak antara pasien dengan
waktu bersama yang lama. bayi akan membuat pasien dapat
mencurahkan kasih sayang kepada bayi.
Beritahukan kepada ibu bahwa bayi
memerlukan perawatan khusus di
kamar bayi dan jika kondisi ibu sudah
pulih atau kuat maka ibu dapat melihat
bayinya di ruang perawatan husus bayi
setiap saat.
Bawakan foto bayi yang dirawat di
ruang khusus bayi jika ia harus tetap
berada di ruang perawatan setelah
persalinan karena komplikasi pada saat
persalinan atau pada waktu kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba. SpOG. Ilmu kebidanan, Penyakit

Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.

25
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2002, Yayasan Bina Pusaka.

Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Asuhan Persalinan Normal 2001.

Depkes RI, 2000, Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta.

Depkes RI, 1996, Bayi Baru Lahir, Jakarta

1. http://sis-doank27.blogspot.com/2010/06/askep-bayi-baru-lahir-

normal.html

http://mihardi77.blogspot.com/2010/12/askep-bayi-baru-lahir-fisiologis.html

Pusdiknakes, Depkes RI, 1995, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks

Keluarga, Jakarta.

Sarwono Prawirohardjo, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal, Jakarta.

Wong, Donna L. 2008, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 6. Jakarta: EGC

26

Anda mungkin juga menyukai