Anda di halaman 1dari 9

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyakit TBC

Tuberkulosis adalah suatu infeksi menular dan menahun dan bisa

berakibat fatal, yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,

Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum. Tuberkulosis paru

kini bukan penyakit yang menakutkan sampai penderita harus dikucilkan,

tetapi penyakit kronik ini dapat menyebabkan cacat fisik atau kematian.

Penularan TB paru hanya terjadi dari penderita tuberkulosis terbuka.1


2.2 Penyebab Penyakit TBC
Penyebab penyakit TBC adalah diakibatkan adanya infeksi dari kuman

(bakteri) yang bernama Mycobacterium tuberculosis dan biasanya

menyerang paru-paru. Selain itu bakteri penyebab TBC ini juga

menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal,

kandungan, tulang, bahkan bisa menyerang otak.


Penyakit TBC adalah jenis penyakit yang mudah menular, media

penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran nafas yang keluar ketika

penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh orang lain yang berada

di lingkungan sekitar penderita TBC tersebut.


Bakteri penyebab TBC akan tertidur dan tidak akan menyerang

terhadap orang yang mempunyai tubuh sehat dengan asupan gizi cukup

dan daya tahan tubuh yang baik. Bakteri TBC lebih mudah menular dan

menyerang terhadap orang-orang yang mengalami kekurangan gizi dan

daya tahan tubuh yang buruk.TBC bisa juga menginfeksi orang yang

tinggal di lingkungan dengan udara buruk dan mengandung banyak kuman

1Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, DEPKES RI


3
4

TBC.Gizi buruk dan lingkungan yang buruk bisa menyebabkan kuman

(bakteri) TBC yang tertidur pulas di dalam tubuh menjadi aktif.


Serangan infeksi kuman TBC seringkali muncul tanpa disertai tanda-

tanda atau gejala khas apapun, biasanya indikasi yang muncul hanya

batuk-batuk ringan dan hali ini sering dianggap remeh dan tidak

dihiraukan oleh calon penderita. Seorang penderita infeksi TBC paru-paru

dapat dengan mudah menularkan kuman (bakteri) TBC kepada orang lain

di lingkungan sekitarnya baik itu di rumah, sekolah atau tempat kerja

(kantor). Jika sudah menjadi kuman yang aktif di dalam tubuh, kuman

TBC akan terus merusak jaringan paru-paru hinggga menimbulkan tanda-

tanda dan gejala yang khas ketika penyakitnya sudah dalam keadaan

cukup parah.

2.3Ciri-Ciri dan Gejala Penyakit TBC

Ciri-ciri awal gejala penyakit TBC bisa dikenali dari tanda-tanda

kondisi pada fisik penderitanya, yaitu salah satunya penderita akan

mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama, deman

tersebut biasanya dialami pada malam hari disertai dengan keluarnya

keringat. Kadang-kadang demam disertai dengan influenza yang bersifat

timbul sementara kemudian hilang lagi.

2.3.1 Gejala penyakit TBC sejak dini :

2.3.1.1 Ketika penderita batuk atau berdahak biasanya disertai

keluarnya darah.

2.3.1.2 Penderita mengalami sesak napas dan nyeri pada bagian

dada.
5

2.3.1.3 Penderita mengalami demam (meriang panas dingin) lebih

dari sebulan.
2.3.1.4 Penderita berkeringan pada waktu malam hari tanpa

penyebab yang jelas.

2.3.1.5 Badan penderita lemah dan lesu.

2.3.1.6 Penderita mengalami penurunan berat badan dikarenakan

hilangnya nafsu makan.

2.3.1.7 Urin penderita berubah warna menjadi kemerahan atau

keruh. Ciri gejala ini muncul pada kondisi selanjutnya.

Sedangkan gejala utamanya adalah batuk terus-menerus dan berdahak

selama tiga pekan atau lebih.


2.3.2 Gejala tambahan penyakit TBC :
2.3.2.1 Dahak bercampur darah / batuk darah
2.3.2.2 Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada
2.3.2.3 Demam / meriang lebih dari sebulan
2.3.2.4 Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas
2.3.2.5 Badan lemah dan lesu
2.3.2.6 Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan
2.3.3 Gambaran klinis :
2.3.3.1Pada awalnya penderita hanya merasakan tidak sehat atau

batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau

lebih.
2.3.3.2 Jumlah dahak biasanya akan bertambah banyak sejalan

dengan perkembangan penyakit. Pada akhirnya dahak akan

berwarna kemerahan karena mengandung darah.


2.3.3.3 Masa inkubasi berkisar antara 4-12 minggu.
2.3.3.4 Salah satu gejala yang paling sering ditemukan adalah

berkeringat di malam hari tanpa aktivitas.


2.3.3.5 Keluhan dapat berupa demam, malaise, penurunan berat

badan, nyeri dada, batuk darah, sesak nafas.


6

2.3.3.6 Sesak nafas merupakan pertanda adanya udara

(pneumotoraks) atau cairan (efusi pleura) di dalam rongga

pleura. Sekitar sepertiga infeksi ditemukan dalam bentuk

efusi pleura.
2.3.3.7 Pada infeksi tubekulosis yang baru, bakteri pindah dari luka

di paru-paru ke dalam kelenjar getah bening yang berasal

dari paru-paru. Jika sistem pertahanan tubuh alami bisa

mengendalikan infeksi, maka infeksi tidak akan berlanjut

dan bakteri menjadi dorman.


2.3.3.8 Pada anak-anak, kelenjar getah bening menjadi besar dan

menekan tabung bronchial dan menyebabkan batuk atau

bahkan mungkin menyebabkan penciutan paru-paru.

Kadang bakteri naik ke saluran getah bening dan

membentuk sekelompok kelenjar getah bening di leher.

Infeksi pada kelenjar getah bening ini bisa menembus kulit

dan menghasilkan nanah.


2.4 Diagnosis
Diagnosis adalah identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi atau

membedakan satu penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Penilaian dapat

dilakukan melalui pemeriksaan fisik, tes laboratorium, atau sejenisnya,

dan dapat dibantu oleh program komputer yang dirancang untuk

memperbaiki proses pengambilan keputusan.2


Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan dengan

ditemukannya kuman TB (BTA) melalui pemeriksaan dahak mikroskopis.

Yang seringkali merupakan petunjuk awal dari tuberkulosis adalah foto

2Kamus Kesehatan Offline


7

rontgen dada. Penyakit ini tampak sebagai daerah putih yang bentuknya

tidak teratur dengan latar belakang hitam. Rontgen juga bisa menunjukkan

efusi pleura atau pembesaran jantung (perikarditis). Minimal 2 kali sputum

BTA (+) : didiagnosis sebagai TB paru BTA (+). Bila BTA (+) 1 kali, maka

perlu dilakukan pemeriksaan rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS

diulang. Upaya pertama dalam Diagnosis TB paru pada anak adalah

melakukan uji Tuberkulin. Hasil positif yaitu > 10 mm atau > 15 mm pada

anak yang telah mendapatkan BCG, ditambah dengan gambaran radiologi

dada yang menunjukkan infeksi spesifik, LED yang tinggi, limfadenitis

leher dan limfositisis relatif sudah dapat digunakan untuk membuat

diagnosis kerja TB paru.

2.5Cara Pengobatan Penyakit TBC

Untuk menyembuhkan TBC perlu diadakan diagnosis penyakit

terlebih dahulu, seorang dokter akan melakukan pemeriksaan fisik

penderita terutama pada bagian paru-paru dan dada. Selanjutnya

pemeriksaan dilakukan dengan bantuan foto rontgen pada bagian dada,

pemeriksaan dahak dan darah penderita dengan test laboratorium, dan

pemeriksaan dengan tes tuberculin (mantoux/PPD). Pengobatan infeksi

TBC adalah jenis pengobatan penyakit jangka panjang, biasanya lama

pengobatan 3 sampai dengan 9 bulan dan penderita harus minum paling

sedikit 3 macam obat. Selama pengobatan, penderita (pasien) harus tekun

dan disiplin meminum obat dan secara rutin melakukan kontrol ke dokter

untuk memastikan progres pengobatan hingga pasien dianggap benar-


8

benar sembuh total. Setelah penderita TBC minum obat 2 sampai dengan 3

bulan biasanya gejala-gejala TBC akan hilang dan hal ini yang menjadi

faktor penyebab malasnya penderita minum obat dan melakukan kontrol

ke dokter secara rutin.

Pengobatan TB paru memerlukan panduan antituberkulosis untuk

memperoleh hasil terapi yang baik dan mencegah / memperkecil

kemungkinan timbulnya resistensi. Antibiotic yang paling sering

digunakan adalah : isoniazid, rifampisin, pirazinamid, streptomisin ; dan

etambutol, isoniazid, rifampisin dan pirazinamid dapat digabungkan dalam

1 kapsul, sehingga mmengurangi jumlah pil yang harus ditelan oleh

penderita. Pemberian etambutol diawali dengan dosis yang relative tinggi

untuk membantu mengurangi jumlah bakteri dengan segera.Setelah 2

bulan, dosisnya dikurangi untuk menghindari efek sampingyang berbahaya

terhadap mata.Streptomisin merupakan obat pertama yang efektif melawan

tuberculosis, tetapi harus diberikan dalam bentuk suntikan.Jika diberikan

dalam dosis tinggi atau pemakaiannya berlanjut sampai lebih dari 3 bulan,

sterptomisin dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan

keseimbangan.

Panduan obat untuk orang dewasa yang dianjurkan oleh Program

P2M ada dua macam, yaitu panduan obat jangka panjang terdiri dari

streptomisin, INH + B6, dan pirazinamida untuk jangka pengobatan 12

bulan.Cara pemberiannya ada dua tahap, yaitu tahap intensif dan tahap

berselang. Tahap intensif yaitu pengobatan setiap hari kerja selama 4


9

minggu (24 kali pengobatan) yang berupa streptomisin 0,75 mg, INH 400

mg, vit. B6 10 mg dan pirazinamida 1 gram selama 8 minggu (48 kali

pengobatan). Tahap berselang yaitu pengobatan yang dilanjutkan 2 kali

seminggu selama 48 minggu (96 kali pengobatan) dengan streptomisin

0,75 mg, INH 700 mg, ditambah vit. B6 10 mg. Sedangkan panduan obat

jangka pendek terdiri dari rifampisin, etambutol, INH dan vit.B6 untuk

jangka pengobatan 6 9 bulan.Cara pemberiannya juga ada dua tahapan.

Tahap intensif yaitu pengobatan setiap hari kerja selama 4 minggu (24 kali

pengobatan) berupa rifampisin 450 mg, etambutol 1 gram, NH 400 mg

ditambah vit. B6 10 mg. Tahap berselang yaitu pengobatan dilanjutkan 2

kali seminggu selama 22 minggu (44 kali pengobatan) berupa rifampisin

600 mg, INH 700 mg ditambah vit. B6 10 mg.

Wanita yang dalam pengobatan jangka pendek sebaiknya tidak

menggunakan pil atau suntikan KB karena keampuhan pil dan suntikan

KB dapat berkurang sehingga dapat terjadi kehamilan.Penderita harus

diberitahu bahwa rifampisin menyebabkan warna merah pada air liur, air

mata, dan air seni.Pengobatan jangka pendek ini tidak boleh diberikan

pada wanita hamil dan wanita yang sedang menyusui. Khusus pengobatan

TB pada penderita anak diperlukan kerja sama yang baik dengan orang tua

pasien karena angka drop out cukup tinggi. Selama terapi, kemajuan

pengobatan dipantau dengan pemeriksaan darah dan radiologi.Selain itu

perlu dilakukan pemeriksaan fungsi hati, mengingat efek rifampisin dan

INH terhadap hati. Buku-buku acuan baku hanya menganjurkan


10

pengobatan intensif selama 6 bulan dengan dosis yang lebih kecil.

Pengobatan berselang dengan dosis besar hanya dilakukan dengan

pertimbangan bahwa ada ketidakpatuhan penderita, atau kesulitan dalam

supervisi terapi. Akan tetapi, dengan cara itu kemungkinan toksisitas lebih

besar, terutama terhadap hati masih perlu di teliti lebih lanjut.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tuberkulosis adalah suatu infeksi menular dan menahun dan bisa

berakibat fatal, yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,

Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum.Penyebab penyakit

TBC adalah diakibatkan adanya infeksi dari kuman (bakteri) yang

bernama Mycobacterium tuberculosis dan biasanya menyerang paru-paru.

Ciri-ciri awal gejala penyakit TBC bisa dikenali dari tanda-tanda

kondisi pada fisik penderitanya, yaitu salah satunya penderita akan

mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama.

Pengobatan infeksi TBC adalah jenis pengobatan penyakit jangka panjang,

biasanya lama pengobatan 3 sampai dengan 9 bulan dan penderita harus

minum paling sedikit 3 macam obat. Selama pengobatan, penderita


11

(pasien) harus tekun dan disiplin meminum obat dan secara rutin

melakukan kontrol ke dokter untuk memastikan progres pengobatan

hingga pasien dianggap benar-benar sembuh total.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2001


http://www.infeksi.com.2007
http://gejalapenyakitilmu.blogspot.com/2013/05/gejala-tbc-penyebab-dan-cara-

pengobatan.html?m=1
Kamus Kesehatan Offline
Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, DEPKES RI

Anda mungkin juga menyukai