Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN IDEOLOGI, TIPE IDEOLOGI, PENGERTIAN

IDEOLOGI PANCASILA, PERBANDINGAN IDEOLOGI


PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA

KELAS: N

KELOMPOK 4
Disusun Oleh:

1. Reny Teja Febriyani (155040201111093)


2. Nuralita Ratnasari (155040200111067)
3. Aufar Charis Utomo (155040207111070)
4. Shaiba Rihhadatul A. (155040207111146)

AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ideologi berasal dari bahasa Yunani, yang sudah muncul sejak zaman Plato dan
Aristoteles (abad ke 5 dan ke 4 SM), yakni idealogia (ajaran mengenai idea). Istilah tersebut
merupakan gabungan dua kata, yakni idea dan logos. Kata idea berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita, fenomena, sedangkan kata logos berarti ilmu, akal. Maka secara
etimologis ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide, atau ajaran tentang pengertian-
pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan dengan cita-cita yang bersifat
tetap, yang harus dicapai. Sehingga cita-cita yang tetap itu sekaligus menjadi dasar,
pandangan atau paham. Kenyataan hidup tidak dapat dilalui dengan mudah apabila ideologi
yang menjadi rujukan nilai tidak terumuskan dengan baik. Ideologi dan kenyataan hidup
terkait secara dialektis, dimana berlangsung pengaruh timbal balik yang terwujud dalam
interaksi. Hakikat ideologi menjadi dasar dari setiap rumusan nilai dan akan mempengaruhi
pada pembentukan pola kehidupan masyarakat. Bahkan, tidak dapat dipungkiri, bahwa
ideologi dapat mengarahkan pada pembentukan sistem pemerintahan suatu negara. Untuk
dapat menilai sebuah pandangan bersifat ideologis maka diperlukan sikap kritis, sebab
ideologi bukanlah istilah yang bersifat netral (Jurdi: 2014: 27). Ideologi dimuat dalam
berbagai keputusan, pertimbangan, dan kebijakan hidup.
2. PEMBAHASAN
2.1 ISI

2.1.1 Pengertian Ideologi


Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu idea berarti raut
muka, perawakan, gagasan dan buah pikiran dan logia yang berarti ajaran. Dengan demikian
ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran. Pengertian ideologi secara
umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat
sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan.
Secara hakiki, ideologi adalah hasil refleksi manusia berkat kemampuannya
mengadakan distansiasi terhadap dunia kehidupannya. Distansiasi ini akan menjadikan
manusia mampu merumuskan dasar serta orientasi kehidupannya. Rumusan-rumusan yang
muncul akan membentuk nilai-nilai yang menjadi patokan manusia dalam mengarungi
kehidupannya.
2.1.2 Tipe Ideologi

Terdapat 2 tipe macam pembagian tipe ideologi:

1. Berdasarkan gerakan mempraktikannya:


a. Ideologi Konservatif memelihara keadaan yang ada (status quo). Namun, dalam
praktiknya upaya mempertahankan status quo ini tetap tidak mengesampingkan kemungkinan
perbaikan-perbaikan teknis
b. Kontra ideologi memberi kesempatan bagi masyarakat untuk memunculkan
ideologi-ideologi tandingan atau yang bersifat penyimpangan terhadap tatanan yang sudah
ada.
c. Ideologi Reformis memuat kehendak untuk selalu berubah. Tidak ada ketetapan
yang pasti dari suatu ideologi.
d. Ideologi Revolusioner mengubah seluruh sistem nilai dalam masyarakat adalah
tujuan dari ideologi revolusioner
2. Berdasarkan sifat keterbukaannya:
a. Ideologi Tertutup ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan
tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang ditasbihkan sebagai kebenaran yang
tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi dan
harus dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan
nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain. Salah satu ciri khas suatu ideologi tertutup
adalah tidak hanya menentukan kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar saja, tetapi
juga menentukan hal-hal yang bersifat konkret operasional. Ideologi tertutup tidak mengakui
hak masing-masing orang untuk memiliki keyakinan dan pertimbangannya sendiri.
b. Ideologi Terbuka berisi orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam
tujuan-tujuan dan norma-norma sosial politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan
dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat. Ciri-ciri ideologi terbuka,
dikutip dari Pendidikan Pancasila, karya Noor Ms Bakry (2010: 182-185):
- Ideologi terbuka selalu hadir dalam diri subjek, sehingga selalu relevan dan aktual.
- Ideologi terbuka bersifat realistis, mencerminkan kenyataan hidup yang senantiasa
berkembang dalam masyarakat yang menjadi tempat lahir dan berkembangnya ideologi.
- Ideologi terbuka bersifat idealis
- Ideologi terbuka bersifat fleksibel

2.1.3 Pengertian Ideologi Pancasila


Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-
cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan
bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia.
Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang
P4, ditegaskan bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu segala agenda dalam proses
reformasi, yang meliputi berbagai bidang selain berdasarkan pada kenyataan aspirasi rakyat
juga harus mendasar pada nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Karena reformasi
tidak mungkin menyimpan dari nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta
Keadilan.
Pancasila pada hakekatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau
pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia,
namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai
religious yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk
suatu negara. Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat sendiri,
sehingga bangsa ini merupakan Kuasa Materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur
Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga
Pancasila berkedudukan sebagi dasar negara dan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Dengan demikian pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia berakar pada pandangan hidup
dan budaya bansa, bukannya mengambil ideologi bangsa lain. Pancasila pada hakekatnyapun
untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif. Maka dari itu ciri khas
Pancasila memiliki hubungan dan kesesuaian yang erat dengan bangsa Indonesia.

2.1.4 Perbandingan Ideologi Pancasila dan Ideologi Dunia

Politik Hukum
-Pancasila Demokrasi Pancasila, Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan
dan keberadaan individu dan masyarakat.
-Sosialisme Demokrasi untuk kolektivitas, Diutamakan kebersamaan, Masyarakat
sama dengan negara.
-Komunisme Demokrasi rakyat, Berkuasa mutlak satu parpol, Hukum untuk
melanggengkan komunis.
-Liberalisme Demokrasi liberal, Hukum untuk melindungi individu, Dalam politik
mementingkan individu.

Ekonomi
-Pancasila Peran negara ada untuk tidak terjadi monopoli dll yang merugikan
rakyat.
-Sosialisme Peran negara kecil, Kapitalisme, Monopolisme.
-Komunisme Peran negara dominan, Demi kolektivitas berarti demi Negara,
Monopoli Negara.
-Liberalisme Peran negara kecil, Swasta mendominasi, Kapitalisme, Monopolisme,

Persaingan bebas.

Pandangan Terhadap Individu dan Masyarakat


-Pancasila Individu diakui keberadaannya, Hubungan individu dan masyarakat
dilandasi 3S (selaras, serasi, dan seimbang).
-Sosialisme Masyarakat lebih penting daripada individu.
-Komunisme Individu tidak penting Masyrakat tidak penting, Kolektivitas yang
dibentuk negara lebih penting.
-Liberalisme Individu lebih penting daripada masyarakat, Masyarakat diabdikan
bagi individu.
Ciri Khas
-Pancasila Demokrasi Pancasila, Bebas memilih agama.
-Sosialisme Kebersamaan, Akomodasi.
-Komunisme Atheisme, Dogmatis, Otoriter, Ingkar HAM.
-Liberalisme Penghargaan atas HAM, Demokrasi, Negara hokum, Menolak
dogmatis.
Agama
-Pancasila Bebas memilih agama, Agama harus menjiwai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-Sosialisme Agama harus mendorong berkembangnya kebersamaan, Diutamakan
kebersamaan.
-Komunisme Agama harus dijauhkan dari masyarakat, Atheis.
-Liberalisme Agama urusan pribadi, Bebas beragama (memilih agama/atheis).
3. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai