PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
konteks tubuh secara menyeluruh serta harus berjalan seimbang, saat tubuh
Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh,
dengan orang lain, pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh orang
lain dan lingkungn sekitar. Untuk bertahan hidup individu harus memiliki koping
yang efektif dalam menyelesaikan suatu masalah baik yang timbul dari faktor
ekternal maupun internal, masalah yang timbul dari faktor internal adalah adanya
suatu gangguan dalam sistem tubuh yang berdampak pada gangguan psikis.
Salah satu contohnya gangguan pada sistem renale yang membutuhkan terapi
mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak
1
2
kronik yang cukup tinggi. Menurut data dari persatuan Nefrologi Indonesia
terdeteksi menderita gagal ginjal kronis yang menjalani cuci darah (Hemodialisa)
hanya sekitar 4.000 sampai 5.000 saja. Jumlah pasien gagal ginjal di rumah sakit
khusus ginjal (RSKG) mencapai 4.500 orang, banyak pasien yang meninggal
akibat tidak mampu berobat dan cuci darah, dikarenakan biaya yang mahal.
Menurut data yayasan peduli ginjal (Yadugi), saat ini di Indonesia terdapat
40.000 penderita gagal ginjal kronik (GGK). Namun dari jumlah tersebut hanya
sekitar 3.000 penderita yang bisa menikmati pelayanan cuci darah (Hemodialisa).
Sisanya hanya bisa pasrah menjalani hidupnya, karena pada dasarnya penderita
(Konsep diri) akibat dari proses terapi yang begitu lama sehingga membuat
pasien jenuh dan merasa pesimis. Gangguan konsep diri dapat berupa peran,
body image dan harga diri. Tetapi tidak semua pasien mengalami gangguan
konsep diri yang sama pada terapi hemodialisa jangka panjang. hal ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan, umur, status perkawinan dan
penyakit. Gangguan konsep diri juga secara tidak langsung dapat mempengaruhi
kesakitan dengan cara merubah pola prilaku individu. Hal ini jelas dapat
Itu tergambar dari hasil studi pendahuluan dari 5 orang yang diwawancarai 3
setiap harinya dan 2 orang lagi bisa menerima dan pasrah dengan keadaannya.
Oleh karena itu peneliti lebih tertarik untuk meneliti gangguan psikologi pada
dijalankan dan bahkan dapat terjadi DO (drof out) dalam menjalani terapi
mengenai hal ini dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan dalam
B. Perumusan Masalah
yaitu bagaimana gambaran konsep diri pada klien yang dilakukan hemodialisa di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
D. Manfaat Penelitian
Klien dapat mengetahui gangguan konsep diri yang dialami dan merancang
berjalan efektif.
penelitian selanjutnya.