Anda di halaman 1dari 10

TUGAS VENTILASI TAMBANG

NAMA : Regye Nur Alam Sugianto

NIM : D1101141040

MATA KULIAH : Ventilasi tambang

DOSEN : M.Khalid Syafrianto ,ST.,MT

1. Cari alat yg bisa mendeteksi ada nya kandungan gas metan atau gas
beracun.Perkemangan dari jaman dahulu hingga sekarang
A. Zaman Konvensional
a. Ayam dan Kelinci
Masyarakat sekitar Gunung Dieng punya cara unik untuk mendeteksi gas beracun yang
biasa muncul dari Gunung Dieng. Masyarakat biasanya menggunakan ayam atau
kelinci untuk mengetahui ada tidaknya gas beracun. Ayam atau kelinci bisa mati saat
menghirup gas beracun.
Punawan, salah seorang warga Dusun Simbar yang biasa menggunakan hewan untuk
mendeteksi gas beracun, mengakui kebiasaan itu.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, cara-cara
tersebut amat tradisional dan sudah tak bisa digunakan lagi. Pasalnya, gas beracun saat
ini bisa mengambang di atas permukaan tanah setinggi 1-2 meter sehingga benda
hidup yang berada di atas permukaan tanah tidak selalu mati jika gas yang
mengambang agak naik ke atas.
Oleh karena itu, Surono meminta agar warga di sekitar Kawah Timbang Dataran
Tinggi Dieng tidak terlalu menggantungkan diri terhadap tanda-tanda yang selama ini
digunakan untuk melihat sebaran gas beracun yang keluar dari kawah.
"Kondisinya sudah sangat lama sejak terjadinya bencana Sinila tahun 1979," kata
Surono, di Pos Pemantauan Gunung Api Dieng, Selasa, 31 Mei 2011.
Ia mencontohkan, erupsi Merapi yang selama ini tercatat hanya bisa mencapai 10
kilometer, ternyata bisa mencapai 15 kilometer. Sama halnya dengan kondisi Dieng
pada saat tragedi Sinila yang menewaskan 149 orang itu. Dulu masih banyak pohon
sehingga gas bisa tertahan pohon," ujarnya.

Selain itu, gas beracun Dieng tidak berbau dan tidak berwarna. Jangankan manusia,
alat pendeteksi gas saja tidak selalu bisa merekam jejak-jejak gas dalam udara.
Saat ini, kata Surono, konsentrasi gas sudah sangat tinggi dan sangat membahayakan.
Konsentrasi gas saat ini sudah mencapai 1 persen volume, jauh dibandingkan dengan
ambang batas gas yang hanya 0,05 persen volume.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana menaikkan status Gunung Dieng, dari yang
semula 'waspada' menjadi 'siaga', Minggu, 29 Mei 2011, malam.

b. Burung kenari
Burung Kenari. Bentuk badannya yang kecil mungil ini memiliki suara khas yang
berirama panjang dan tergolong sebagai burung yang tahan dari segala cuaca. Sampai
saat ini masih menjadi burung favorit di arena kontes burung berkicau dan untuk
diternakkan. Tergolong mudah perawatannya yang penting cukup tersedia pakannya
yang berupa biji-bijian, air, kandang yang bersih dan selalu dikerodong saat malam
hari.
Sahabat Ronggolawers, ada hal yang menarik tentang burung kenari ini. Meskipun
dipandang di era teknologi saat ini sangat aneh, ternyata pada jaman dahulu burung
kenari umum digunakan sebagai penanda adanya gas beracun di lokasi penambangan
khususnya di Inggris.
Survey membuktikan, dari hasil percobaan laboratorium terhadap hewan mamalia.
Dibandingkan dengan Kelinci, Ayam, Anjing, Kucing, Tikus, Burung Pipit dan
Merpati, ternyata Kenari termasuk hewan peliharaan yang sensitif terhadap gas.
Karbon monoksida, gas metan atau karbondioksida yang sering muncul dari dalam
terowongan Tamban Batubara dapat membunuh Burung Kenari dengan cepat daripada
manusia. Tanda-tanda gas beracun bocor terlihat dari burung kenari yang biasanya
asyik bernyanyi menemani pekerja tambang bekerja, kemudian tiba-tiba perilakunya
berubah drastis seperti macet bunyi bahkan grabakan dalam sangkar. Bila kandungan
gas beracun sudah menyebar di atas ambang batas terkadang ditemukan kenari sudah
mati lemas dalam sangkarnya.
Burung Kenari yang bertindak sebagai sistem peringatan dini tersebut jika telah mati
maka semua pekerja tambang harus segera secepatnya melarikan diri keluar dari lokasi
tambang untuk mencari udara segar.Praktek pemanfaatna burung kenari sebagai alat
detektor gas beracun di Amerika dan Inggris kini telah dihentikan di akhir abad 20.
Tetapi konsep Canary In A Coal Mine, atau indikasi yang menunjukkan tingkat
keamanan peringatan dini datangnya bahaya yang dilakukan pekerja tambang.Namun
di tahun 1995 saat terjadinya serangan teroris Gas Beracun oleh anggota Aum
Shinrikyo pada jalur kereta bawah tanah di Jepang. Burung Kenari kembali lagi
dipekerjakan untuk mendeteksi adanya gas beracun di dalam terowongan tersebut.

Gambar di atas adalah contoh burung kenari yg sudah mati karena menghirup gas
beracun.

B. Zaman Modern
a. Gas detector
Dalam beberapa bencana terkait industri yang terjadi dewasa ini, kebocoran gas
merupakan salah satu penyebab kerugian paling parah karena sifatnya yang berbahaya bagi
keselamatan manusia. Kurangnya peringatan dini dari segi kesigapan dan alat berpotensi
membuat hal-hal fatal terjadi. Untuk itulah, diperlukan sebuah gas detector sebagai bagian
dari sistem keamanan.

Gas Detector adalah sebuah alat yang bekerja dengan cara mendeteksi berbagai gas
yang ada di sekitarnya. Umumnya, alat ini digunakan di tempat yang rawan terjadi kebocoran
gas, misalnya di pabrik, lokasi pertambangan, dan kilang minyak.

Dalam konteks pencegahan dampak buruk kebocoran gas, gas detector dapat berfungsi
melalui dua cara. Pertama, gas detector dipasang terhubung dengan control system sehingga
mesin atau alat tertentu langsung berhenti berfungsi secara otomatis sesaat setelah gas
detector mendeteksi terjadinya kebocoran gas. Kedua, gas detector dapat pula memberikan
tanda peringatan berupa bunyi alarm atau lampu yang menyala pada saat kebocoran gas
terjadi sehingga orang yang berada di area tersebut mendapatkan peringatan untuk segera
menyelamatkan diri.

Gas detector sangatlah penting karena banyak gas kimia beracun yang mungkin menyatu
dengan udara dan membahayakan keselamatan manusia, terlebih di tempat yang terekspos
bahan-bahan kimia. Gas detector dapat digunakan untuk mendeteksi sekurang-kurangnya tiga
hal: gas yang mudah menyulut api, gas beracun, dan penipisan oksigen.

Alat ini mendapatkan daya dari listrik dan ada pula yang menggunakan batere. Cara kerjanya
sederhana. Pertama, ketika detector mengukur konsentrasi gas di sebuah area, sensornya
bereaksi terhadap gas kalibrasi yang akhirnya menunjuk pada skala tertentu. Tanda
peringatan akan otomatis muncul ketika konsentrasi gas telah melewati batasan skala aman.

Cara menjaga ketahanan gas detector tidak terlalu sulit. Alat ini perlu dikalibrasi secara
berkala untuk memastikan skalanya tetap akurat. Kalibrasi umumnya dilakukan per enam
bulan atau per tahun.

2.Tambang bawah tanah (Batu Bara) yang mengandung silika

Tambang bawah tanah adalah suatu sistem penambangan dimana seluruh aktifitas
kerjanya tidak berhubungan dengan langsung terhadap atmosfer atau udara luar,seluruh
aktivitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi.
Penambangan bawah tanah dapat dibagi menjadi beberapa metode.Berdasarkan dengan cara
penyanggaannya, tambang bawah tanah dapat dibagi menjadi beberapa metode,baik itu untuk
penambangan batubara ataupun untuk penambangan endapan bijih

Untuk penambangan batubara terdiri dari dua metode: yaitu long wall methods dan room and
pillar methods

1. Metode Penambangan Batubara Sistem Ruang dan Pilar (Room and Pillar Method)

Ini adalah metode penambangan batubara yang menetapkan suatu panel atau blok
penambangan tertentu, kemudian menggali maju dua sistem (jalur) terowongan, masing-
masing melintang dan memanjang, untuk melakukan penambangan batubara dengan
pembagian pilar batubara.

Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan batubara yang hanya melalui
penggalian maju terowongan, dan metode penambangan secara berurutan terhadap pilar
batubara yang diblok tadi, mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan yang digali
tersebut telah mencapai batas maksimum blok penambangan.

2. Metode Penambangan Batubara Sistem Lorong Panjang (Long Wall Stoping)


Metode penambangan ini adalah metode penambangan batubara yang digunakan secara luas
pada penambangan bawah tanah.
Ciri-ciri metode penambangan batubara sistem lorong panjang :
1. Recoverynya tinggi
2. Lokasi kerja dapat dipusatkan
3. Pada umumnya, apabila kemiringan landai, mekanisasi penambangan, transportasi
dan penyanggaan menjadi mudah
4. Karena dapat memusatkan lokasi kerja, panjang terowongan yang dirawat terhadap
jumlah produksi batubara menjadi pendek.
5. Menguntungkan dari segi keamanan
6. Karena dapat memanfaatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi mudah.
7. Apabila terjadi hal-hal seperti keruntuhan lokasi kerja dan kerusakan mesin,
penurunan produksi batubaranya besar.

Lapisan Batubara dan Kondisi yang Sesuai untuk Penambangan Pick

1. Banyak gas yang timbul, apalagi bila terjadi peledakan.

2. Tidak dapat menggunakan mesin pemotong karena penambangan batubara di tempat


curam.

3. Apabila tidak memerlukan peledakan atau pemotongan dengan mesin, karena


batubaranya lunak.
4. Apabila atap langsung lapisan batubara bersifat rapuh, sehingga dikhawatirkan atap
akan ambruk kalau digunakan peledakan atau metode penambangan mesin.

a. Pemboran lubang ledak


Pemboran lubang ledak pada permuka kerja penambangan batubara, biasanya
dilakukan pasda ketinggian nol koma delapan meter dari lantai, dengan jarak satu meter,
sudut empat puluh lima sampai lima puluh lima derajat, kedalaman satu koma sampai satu
koma delapan meter, dengan membuat lubang menjadi satu baris.

Detonator yang digunakan adalah milli second delay electric blasting cap, dan
biasanya dinyalakan setiap lima sampai enam buah. Menurut metode ini, karena peledakan
berjalan berurutan, maka oleh peledakan yang terjadi duluan, selalu tercipta permukaan bebas
yang baru bagi peledakan yang berikutnya. Ditambah lagi, semua peledaka terjadi di bawah
pengaruh tekanan batuan yang berasal dari atap dan lantai, sehingga menambah efek
peledakan.Ada pun dampak peledakan adalah abu silika

1. Abu Silika

Pengaruh abu terhadap lingkungan umumnya bersifat lokal sampai regional, diantaranya
adalah terhadap pertanian, yakni tertutupnya daun oleh endapan abu sehingga respirasi
tanaman terganggu dan akibatnya produksi (pertanian) menurun. Apabila abu batubara
terhisap oleh manusia maka pernapasan dapat terganggu. Malahan abu yang mengandung
kadar silika tinggi dapat menyebabkan silikosis.

Kebanyakan unsur-unsur yang ada dalam kerak bumi dapat dideteksi dalam batubara. Banyak
dari unsur-unsur tersebut terdapat dalam kadar yang runut tetapi bersifat toksik terhadap
tanaman, binatang dan juga manusia apabila dalam dosis yang tinggi. Unsur-unsur tersebut
dikenal sebagai unsur-runutan (trace element) yang umumnya logam berat. Beberapa unsur-
runutan yang sering terdapat dalam batubara diantaranya adalah As, B, Cd, Pb, Hg, Mo, Se
dll. Unsur-unsur runutan tersebut dapat terbawa gas buang dan menempel ke abu terbang.
Sebagian unsur runutan dalam abu terbang akan tertangkap oleh penangkap debu kemudian
dibuang ke tempat penimbunan abu (ash disposal). Dalam penimbunan ini perlu diwaspadai
adanya pelindihan (leaching) unsur runutan oleh air hujan kemudian masuk ke air tanah
sehingga menyebabkan pencemaran. Sebagian unsur runutan terbawa oleh gas buang ke
udara bersama abu terbang yang tidak tertangkap.
Emisi abu batubara berupa fly ash melalui cerobong ketel uap (boiler) dikenal dengan emisi
partikulat. Berdasarkan Kepmen 13/MENLH/3/1995 yang berlaku efektif sejak tahun 2000
baku mutu emisi partikulat untuk boiler pembangkit listrik tenaga uap adalah sebesar 150
mg/Nm3. Baku mutu emisi tersebut umumnya dapat dipenuhi oleh boiler-boiler pembangkit
listrik karena dilengkapi electrostatic precipitator untuk menangkap fly ash.

Dampak penyakit dari abu silika adalah silikosis:

SILIKOSIS
Seorang yang bekerja dengan debu silika dapat terserang penyakit yang disebut silikosis.
Silikosis dapat dicegah namun apabila telah terserang penyakit tersebut tidak dapat
disembuhkan.

Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan
atau pengendapan partikel tersebut sesuai dengan ukuran sebagai berikut :
a. Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran nafas bagian atas,.
b. Partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian
tengah.
c. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam kantung
udara paru-paru, menempel pada alveoli.
d. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas
dihembuskan

Pekerja yang beresiko terpapar debu silika adalah untuk aktifitas sebegai berikut :
Manufaktur :
Metal casting
Glass products
Keramik, tanah liat, dan tembikar
Material Aspal / paving
Cut stone and stone products
Produksi cat dan karet

Konstruksi
Pengeboran, Pemecahan, pemotongan Batu Alam
Sand blasting
Demolisi concrete
Silikosis terjadi ketika bernafas, debu silika dengan ukuran partikel yang sangat kecil masuk
kedalam dan terperangkap kedalam paru-paru yang mengakibatkan rusaknya jaringan tubuh,
yang mengakibatkan jaringan paru paru luka dari ukuran kecil menjadi bulat yang dikenal
dengan nodule, semaikn lama nodule akan tumbuh semakin besar dan banyak yang
mengakibatkan kita sulit bernafas.

Gejala Silikosis:
Sesak nafas
Demam
Kadang kadang disertai kebiru-biruan pada telinga atau bibir
Mudah lelah
Kehilangan nafsu makan
Nyeri dada

Berdasarkan lama dan jumlah paparan debu silika, ada 3 jenis silikosis
Kronik:
Gejala silikosis terlihat dalam jangka waktu > 10 tahun
Pekerja terpapar debu silika dalam jumlah sedikit namun frekuensinya cukup sering
Akselerasi:
Gejala silikosis terlihat dalam jangka waktu 5 ~ 10 tahun
Pekerja terpapar debu silika dalam jumlah sedang

Gejala silikosis terlihat dalam jangka waktu < 5 tahun


Pekerja terpapar debu silika dalam jumlah yang cukup banyak

Anda mungkin juga menyukai