Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tugas makalah ini membahas
mengenai Fisiologi Sistem Pencernaan dan Nutris Ikan Hiu dan Porifera .
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Fisiologi Hewan dan juga sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang fisiologi
hewan yang bermanfaat bagi mahasiswa maupun bagi masyarakat luas.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Fisiologi
Hewan yang telah membimbing kami, serta kepada seluruh pendukung yang
membantu tersusunnya makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Ikan Hiu..............................................................................................................6
2.2 Fisiologi Ikan Hiu..............................................................................................8
2.3 Porifera ............................................................................................................10
2.4 Fisiologi Porifera..............................................................................................13
BAB III PENUTUP................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................14
3.2 Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti yang telah diketahui, ikan dapat dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu kelas
Chondrichtyes atau ikankartilago/tulang rawan dan kelas Osteichthyes atau ikan
tulang sejati. Kebanyakan ikan tergolong ke dalam kelas Osteichtyes. Sementara
itu, salah satu ikan yang tergolong ke dalam kelas Chondrichtyes adalah ikan hiu,
karena perbedaan kelas inilah yang membuat sifat-sifat biologi, termasuk
fisiologisnya berbeda dengan ikan-ikan lain yang termasuk ke dalam kelas
Osteichtyes. Selain itu Porifera juga memiliki fisiologi yang berbeda dari
organism yang lain. Oleh karena itu, perbedaan fisiologi ikan hiu dengan ikan
lainnya serta perbedaan fisiologi porifera inilah yang menjadi alasan kami
menyusun makalah ini, yang tentunya akan dibahas satu per satu berdasarkan
sistem organ yang berfungsi di dalamnya, seperti sistem pencernaan.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem pencernaan pada ikan hiu ?
2. Bagaimana sistem pencernaan pada porifera ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui Fisiologi Ikan Hiu dan Porifera yang meliputi ciri-ciri ikan
hiu dan porifera serta sistem pencernaan pada Ikan Hiu dan Porifera.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Ikan hiu memiliki ciri khas yang mudah dikenal. Badan hiu biasanya
memanjang berbentuk cerutu atau poros yang memungkinkan dapat bergerak
dengan cepat. Sirip ekornya banyak berujung runcing, dimana cuping ekor atas
sering jauh lebih panjang dari cuping bawahnya Salah satu ciri khas yang menarik
adalah posisi mulutnya yang terletak di bagian bawah. Insangnya terbuka keluar
dengan celah insang 5-7 buah yang terletak pada sisi kepala (Jones & Larson
1974; Pelu 1993; Mansor et.al 1988). Air ditarik masuk melalui mulut dan
dipompa keluar melalui celah insang ini. Gigi hiu mempunyai struktur yang sama
dan berada dalam deretan teratur sepanjang rahangnya. Gigi - gigi di depan rahang
berbentuk segi tiga, digunakan sebagai pemotong atau penggunting. Sedangkan
gigi penghancur terletak di belakang rahang, bentuknya ram-ping mirip alat
penggerek dan ada yang agak pipih semacam trotoar (Anonymous 1992).
6
Ikan hiu tidak memiliki gelembung renang dan badannya lebih berat dari
pada air, maka harus berenang terus menerus agar tidak tenggelam. Dengan
demikian tubuhnya sangat langsing dan sisik-sisik dadanya yang besar itu
berfungsi sebagai hidrofoil hingga memberinya daya angkat yang besar.
Suharsono (1981) mengatakan bahwa pada seluruh permukaan tubuh ikan hiu
tersebar sel syaraf yang dapat menerima 'infills infrasonic' dari jarak jauh
sehingga mampu mendeteksi suara berfrekuensi rendah atau getaran yang tidak
teratur yang menandakan adanya mangsa.
7
2.2 Fisiologi Ikan Hiu
Sistem pencernaan hiu terdiri dari mulut, faring, oesofagus yang pendek,
lambung, usus dan bermuara ke anus.
1 Mulut transversal diperkuat oleh gigi yang sama dengan sisik placoid. Gigi
setiap kali tanggal diganti dengan gigi yang baru. Mulut merupakan tempat
masuknya makanan. Hiu memiliki gigi yang berkembang dengan baik yang
membuatnya ditakuti oleh organisme lain.
2 Faring terdapat celah insang dan spirakel
3 Kerongkongan. Ikan hiu memiliki kerongkongan yang pendek dan lebar
hampir tidak terlihat dari lambung.
4 Lambung. Merupakan tempat pancernaan secara kimia dan mekanik.
5 Usus memiliki klep spiral yang berfungsi memperluas bidang penyerapan dan
memperrpanjang proses digesti.
6 Rectum.dari usus makanan kemudian disalurkan ke rectum dan kloaka. Dari
kloaka sisa sisa makanan nantinya disalurkan keluar tubuh. Selain berfungsi
sebagai tempat pengeluaran sisa makanan kloaka juga berfungsi sebagai
tempat pengeluaran kencing dan sebagai saluran reproduksi.
Salah satu ciri khas pada ikan hiu pada organ pencernaannya yaitu mulut
ventral dilengkapi gigi email. Cekungan hidung satu sampai dua tanpa ada
hubungan dengan rongga mulut, memiliki rahang atas dan bawah.
8
5 Hiu Gergaji. Ia mempunyai badan yang tipis dan moncong yang bergerigi
tajam. Dengan moncongnya ia menaduk-aduk pasir untuk mencari
mangsanya. Makanan favoritnya adalah udang .
6 Hiu Webbegong, ia hidup di dasar laut. Ia mempunyai warna kulit yang
berkamuflase dengan mangsanya. Makanan favoritnya adalah gurita, kepiting
dan udang galah yang melewatinya.
9
2.3 Porifera
2.3.1 Ciri-Ciri Porifera
Anggota filum ini umumnya dikenal sebagai spons. Mereka sebagian besar
hewan laut, sedikit yang ditemukan di air tawar. Sebagian besar adalah hewan
asimetri, tidak ada bentuk yang pasti bagi tubuh porifera. Poifera adalah hewan
primitif, multisel dengan kelas organisasi seluler. Porifera dewasa hidup menetap,
yaitu mereka perlu substratum untuk menempelkan dirinya ke permukaan dan
tidak bergerak. Porifera memperoleh makanan dengan filter feeder karena bersifat
sessile. Tipe pencernaan adalah pencernaan intraseluler.
Porifera memiliki saluran air yang unik. Air masuk melalui dinding tubuh
yang berpori. Air tersebut kemudian disaring oleh sel-sel koanosit. Pada bagian
dalam sel-sel ini terdapat flagela yang berperan menangkap makanan yang
terangkut dalam air. Setelah itu, makanan dicerna di dalam koanosit.
dicerna, zat makanan diedarkan oleh sel-sel amoebosit ke sel-sel lain. Zat sisanya
dikeluarkan bersama sirkulasi air oleh spongosol melalui oskulum.
Sistem saluran air pada Porifera ada tiga tipe, yaitu asconoid, syconoid, dan
leuconoid /rhagon.
Tipe Asconoid
Tipe ini merupakan tipe yang paling sederhana. Lubang-lubang ostium
pada tipe ini langsung dihubungkan dengan saluran lurus yang menuju
spongosol. Contoh Leucosolenia sp.
Tipe Syconoid
Pada tipe ini lubang-lubang ostium dihubungkan dengan saluran yang
bercabang-cabang ke rongga-rongga yang berhubungan langsung dengan
spongosol. Rongga-rongga ini dilapisi oleh koanosit. Contoh Scypha sp.
Tipe Leuconoid atau Rhagon
Pada tipe ini lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang
bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak berhubungan dengan
spongosol. Contoh Spongia sp.
10
Pada tubuh Porifera terdapat spikula-spikula yang mengandung zat kapur
(kalsium), zat kersik (silikat), atau benang-benang spongin. Bentuk spikula ini
pun bermacam-macam sebagai berikut. Sementara itu, klasifikasi Porifera
berdasarkan bentuk dan kandungan spikula dibedakan menjadi tiga kelas berikut.
1) Kelas Calcarea
Rangka tubuh Calcarea bersifat kalkareus. Hal ini karena spikulanya mengandung
kalsium karbonat (kapur). Sebagian spikulanya berbentuk monaxon dan triaxon
sehingga tampak seperti duri-duri kecil. Anggota kelas ini banyak tersebar di laut
dangkal di seluruh dunia. Contoh Scypha sp., Cerantia sp., Sycon sp., Leucon sp.,
dan Clathrina sp.
2) Kelas Hexactinellida
Spikula pada kelas ini mengandung banyak benang silikat atau kersik (SiO 2).
Sementara itu, spikulanya berbentuk triaxon dengan enam cabang. Bentuk hewan-
hewan pada kelas ini menyerupai gelas, silinder, atau corong. Contoh Euplectella
aspergilium, Pheronema, dan Hyalonema sp.
3) Kelas Demospongia
11
Hewan anggota kelas ini bertulang lunak karena tidak mempunyai rangka. Apabila
ada yang memiliki rangka, rangkanya tersusun dari serabut-serabut spongin
dengan spikula dari zat silikat. Bentuk spikulanya ada yang monaxon atau
tetraxon. Contoh Euspongia sp., Callyspongia sp., Clionia sp., Phyllospongia sp.,
dan Spongia sp.
Beberapa jenis Porifera bermanfaat bagi manusia. Sisa sponsnya dapat digunakan
sebagai alat penggosok badan dan pembersih kaca, misal Spongiasp. Jenis lainnya
berperan penting menyusun biodiversitas di dasar samudra. Selain itu, anggota
Porifera juga mampu bersimbiosis dengan bakteri yang menghasilkan bioaktif.
Bioaktif ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat.
12
2.4. Fisiologi Porifera
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai fisologi ikan hiu diatas dapat disimpulkan
bahwa ikan hiu termasuk ke dalam ikan bertulang rawan (kelas Chondrichtyes)
yang memiliki perbedaan cara kerja pada sistem organnya jika dibandingkan
dengan ikan bertulang keras (kelas Osteichtyes). Sistem pencernaan ikan hiu
terdiri dari mulut, faring, oesofagus yang pendek, lambung, usus dan bermuara ke
anus. Ikan hiu tidak memiliki kemampuan untuk menurunkan tekanan osmotik air
karena hiu memiliki konsentrasi yang tinggi terhadap urea dan trithylamin
(TMAO) dalam cairan tubuhnya. Sistem pencernaan makananan pada porifera
adalah intraseluler, intraseluler merupakan pencernaan makanan yang terjadi di
tingkat sel / didalam sel
3.2 Saran
Perbedaan fungsi dan cara kerja sistem-sistem organ yang ada pada ikan
hiu dan porifera menyebabkan perbedaan proses kehidupannya juga, dan untuk itu
disarankan agar materi dari pembahasan mengenai fisiologi ikan hiu dan porifera
ini dapat dijadikan acuan untuk pembelajaran lebih lanjut mengenai proses yang
dipengaruhinya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anomim.2012.Chondrichtyes.http://natureisalam.blogspot.com/2012/09/chondric
hthyes.html. Diakses pada 6 Maret 2017
15