BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ilmu pengetahuan lain, dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik
pemalu itu menjadi malas dalam mengerjakan soal latihan, dan membuat
kepemimpinan mereka.
dilakukan pada salah satu guru matematika di kelas VIII, bahwa masih ada
Oleh karena situasi seperti ini, maka siswa perlu perhatian khusus
agar suasana belajar matematika dalam kelas menjadi aktif, nyaman, dan
Salah satu alternative yang dapat digunakan oleh guru yaitu dengan
mengemukakan bahwa:
teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak
ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan
Sehingga siswa dapat lebih dekat dan saling menghormati serta dapat
meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab dan pada akhirnya
dapat mengikuti pelajaran dengan lancer. Hal ini disebabkan karena materi
B. Rumusan Masalah
sebaya?
5
C. Tujuan Penelitian
Learning berbasis Tutor Sebaya pada siswa Kelas VIII SMPS Semen
Tonasa 1.
2. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa sesudah
Learning berbasis Tutor Sebaya pada siswa Kelas VIII SMPS Semen
Tonasa 1.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, dapat mengurangi rasa cemas dan takut terhadap pelajaran
meningkat.
2. Bagi guru, dengan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
yang relevan.
7
BAB II
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa buku, guru
tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
b. Pengertian Pembelajaran
interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara
yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa
yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang
pembelajaran adalah komunikasi antar guru dengan siswa agar siswa dapat
a. Model Pembelajaran
mendefinisikan bahwa:
Model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
menyatakan bahwa
PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk
memecahkan suatu masalah melalui tahaptahap metode ilmiah sehingga
siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
masalah.
kepercayaan diri.
11
siswa.
Sedangkan Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010:242)
mengemukakan tujuan model PBL secara lebih rinci yaitu: (a) membantu
dalam pengalaman nyata dan; (c) menjadi para siswa yang otonom atau
mandiri.
Dengan demikian, tujuan utama dalam pembelajaran Problem
menebak apa jawaban yang benar yang dikehendaki guru untuk saya
temukan?, (d). Belajar bagaimana belajar (Learning How To Learn) PBL
mengembangkan metakognisi dan pembelajaran diri yang teratur dengan
meminta siswa untuk menghasilkan cara mereka sendiri mendefinisikan
masalah, mencari informasi, menganalisis data dan membuat serta menguji
hipotesis, membandingkan strategi lain,dan membaginya dengan siswa
lain dan strategi dari pembimbing, (e). Otentik (Authenticity) PBL
melibatkan siswa dalam mempelajari informasi dalam cara yang sama
ketika mengingatnya kembali dan menerapkan dalam situasi yang akan
datang dan menilai pembelajaran dengan cara mendemonstrasikan
pemahaman dan bukan kemahiran belaka.
antaranya:
(1). Dapat membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dengan dunia kerja. (2). Dapat membiasakan para
siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, yang
selanjutnya dapat mereka gunakan pada saat menghadapi masalah yang
sesungguhnya di masyarakat kelak. (3). Dapat merangsang pengembangan
kemampuan berpikir secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses
pembelajarannya, para siswa banyak melakukan proses mental dengan
menyoroti permasalahan dari berbagai aspek.
5 fase dan prilaku. Perilaku tersebut merupakan tindakan pola. Berikut ini
3. Tutor Sebaya
Interaksi antar kawan atau teman sebaya dengan gaya bahasa yang
bahwa:
Pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu
belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama Sisi lain yang
menjadikan matematika dianggap siswa pelajaran yang sulit adalah bahasa
yang digunakan oleh guru. Dalam hal tertentu siswa lebih paham dengan
bahasa teman sebayanya daripada bahasa guru. Itulah sebabnya
pembelajaran tutor sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran
matematika.
sebaya adalah seseorang atau beberapa orang yang dipercaya oleh guru
15
dalam kegiatan belajar mengajar ditingkat kelas yang sama. Metode tutor
sebagai berikut:
(1). Langkah perencanaan, guru mempelajari bahan ajar dengan seksama
dan mengedentifikasi bagian-bagian yang sulit dari isi bahan ajar
kemudian menyusun strategi untuk membantu siswa menghadapi kesulitan
agar bisa mempelajari bagian yang sulit. (2). Langkah persiapan, guru
menyiapkan bahan ajar tambahan seperti variasi, contoh-contoh
penyelesaian soal atau LKS. (3).Langkah pelaksanaan, guru
mengidentifikasi siswa yang menghadapi kesulitan dalam memahami
bahan ajar yang diberikan dan sulit dipahami dan melaksanakan tutorial
dengan menggunakan bahan dan langkah-langkah yang telah disiapkan.
(4). Langkah evaluasi, guru melakukan tanya jawab untuk meyakinkan
bahwa siswa tersebut telah mengatasi kesulitan belajarnya dan memahami
materi yang sedang dipelajari dan memberikan tugas mandiri.
4. Kemampuan Awal
satu syarat yang harus di miliki oleh siswa agar proses pembelajaran dapat
siswa.
Kemampuan awal digunakan tidak hanya untuk keselarasan dalam
Adinawan.
5. Hasil Belajar
dan sikap atau nilai yang dimiliki oleh orang itu dalam pembelajaran.
diperoleh dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang
ajar atau materi dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir proses
karakteristik kelas antara lain: besarnya kelas, suasana belajar, dan fasilitas
dan sumber belajar yang tersedia. Faktor lain yang mempengaruhi kualitas
dalam arti sekolah memberikan rasa nyaman dan kepuasan belajar, bersih,
prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu: (1). Faktor internal
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu, seperti kesehatan,
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu meliputi
dengan rata-rata 74,39. (2). Hasil belajar afektif peserta didik kelas VII
70,42.
2. Nuraeni Bardin (2015), dari penelitiannya yang berjudul Penerapan
belajar matematika pada peserta didik kelas VIII MTS DDI TABO-
(2). Hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII MTS DDI Tabo-
belajar matematika pada peserta didik kelas VIII MTS DDI Tabo-Tabo
Learning.
20
C. Kerangka Pikir
matematika dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Kemampuan awal siswa
yang berbeda-beda satu sama dengan yang lain mengharuskan guru bisa
dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pada umunya model
memuaskan.
Dengan mengetahui kemampuan awal (tes) setiap siswa sebagai
berfikir kritis mereka dan pada akhirnya hasil belajar siswa bisa lebih baik.
Evaluasi dengan
posttest
Hasil belajar matematika
seseudah diterapkan Model
PBL berbasis
2.1.tutor sebaya
Gambar bagan Kerangka Pikir
D. Hipotesis
pertanyaan.
Berdasarkan kajian teoritis diatas maka hipotesis penelitian ini
1 2
H0 :
1 > 2
H1 :
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
responden penelitian adalah siswa kelas VIII pada semester genap tahun
ajaran 2016/2017.
1. Pendekatan Penelitian
2. Jenis Penelitian
Problem Based Learning berbasis tutor sebaya pada hasil belajar siswa.
23
a. Variable Penelitian
Sebaya.
sebelum dan setelah diberi perlakuan, hasil belajar peserta didik yang
a. Desain Penelitian
D. Definisi Operasional
tutor.
3. Tutor sebaya ialah seorang atau beberapa orang siswa yang memiliki
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
sampel. Hal ini dapat dilakukan bila jumlah populasi relative kecil atau
terbatas.
25
adalah:
a. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
buku Matematika untuk SMP Kelas VIII oleh M.Cholik yang memuat
berikut:
1. Tahap Perencanaan
sampel penelitian.
b. Melakukan konsultasi pada pihak guru kelas VIII mengenai
2. Tahap Pelaksanaan
Sebaya.
3. Tahap Evaluasi
1. Statistik Deskriptif
yaitu:
Nilai Kategori
0-54 Sangat Rendah
55-64 Rendah
65-79 Sedang
80-89 Tinggi
90-100 Sangat Tinggi
2. Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas
Kriteria pengujian:
28
x1 x2
t=
S gab
1 1
+
n1 n2
Keterangan:
x 1 = Rata-Rata Skor Hitungan Hasil belajar (Posttest)
x 2 = Rata-Rata Skor Hitungan Kemampuan Awal (Pretest)
n1 = Banyaknya Data Hasil Belajar (Posttest)
n2 = Banyaknya Data Kemampuan Awal (Pretest)
S gab = Standar Gabungan
c. Uji Gain
S post S pre
G=
S maksS pre
Keterangan :
S post = Skor Tes Akhir
S pre = Skor Tes Awal
S maks = Skor Maksimum yang mungkin dicapai
Nilai g yang diperoleh dapat dikategorikan dalam 3 tingkatan,
yaitu:
Tinggi = g 0,7
Sedang = 0,3 g 0,7
Rendah = g 0,3
29
kategori tinggi
2. Jika 0,7 g 0,3, maka N-gain yang dihasilkan
kategori rendah.