Tiga faktor biologis yang berpengaruh dalam skizofrenia antara lain: faktor genetis,
ketidakseimbangan biokimia, dan abnormalitas structural otak.
FAKTOR GENETIK
Kenyataan bahwa terdapat faktor familial dalam kasus skizofrenia menunjukan adanya
dasar genetis. Menurut hipotesis genetik, semakin dekat hubungan darah salah satu
anggota keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami skizofrenia semakin besar
kemungkinan dirinya dapat mengalami gangguan tersebut.
Penelitian pada populasi kembar menunjukan bukti genetik yang kuat. Kembar
monozigot memiliki gambaran genetik yang identik, sedangkan kembar dizigotik tidak
lebih mirip dibandingkan saudara biasa. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa
genetik lebih berpengaruh dibanding pola asuh, terlihat dari perbedaan angka
konkordensi antara monozigot dan dizigotik.
Fakta bahwa tingkat konkordansi tidak 100% berarti bahwa skizofrenia tidak dapat
menjadi gangguan sepenuhnya genetik. Hal ini menunjukan bahwa genetik merupakan
faktor predisposisi bukan yang menyebabkan. Gangguan ini tidak sepenuhnya genetik
mengarah pada kesimpulan bahwa gen tidak sendirian dalam menyebabkan skizofrenia;
sebaliknya mereka mempengaruhi, yaitu menempatkan individu pada risiko yang lebih
besar untuk mengembangkan gangguan tersebut.
Penjelasan genetik adalah deterministik karena menunjukkan bahwa orang-orang dengan
kerentanan genetik memiliki peningkatan risiko skizofrenia, yang mengabaikan kehendak
bebas mereka untuk menciptakan lingkungan yang sehat secara psikologis, misalnya satu
rendah penyimpangan komunikasi (kecenderungan untuk berkomunikasi dengan cara
yang tidak jelas dan membingungkan ). Kritik ini dapat diatasi karena dapat dikatakan
bahwa jika Anda secara genetik cenderung untuk skizofrenia maka Anda tidak memiliki
banyak kontrol atas apakah Anda mengembangkan gangguan tersebut atau tidak.
BIOKIMIA