LP Abdominal Plain
LP Abdominal Plain
ABDOMINAL PAIN
Disusun Oleh :
Lia Amalia Rizka
125070200111012
Kelompok VI
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016
1. Definisi
Abdominal pain (nyeri abdomen) merupakan sensasi subjektif tidak menyenangkan yang
terasa di setiap regio abdomen.Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk
menggambarkan nyeri dengan onset mendadak, dan atau durasi pendek.Nyeri abdomen kronis
biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri berlanjut, baik yang berjalan dalam waktu
lama atau berulang/ hilang timbul.Nyeri kronis dapat berhubungan dengan eksaserbasi akut
(Pierce A. Grace & Neil R. Borley, 2007).
gbr.2. Nyeri dari organ viseral abdomen Gbr.3.Penyebab tersering nyeri abdomen
Gbr.4.Nyeri menyeluruh abdomen Gbr.5.Nyeri abdomen regio
Epigastrium,Umbilikus dan Hypogastrium
6. Posisi Pasien
Posisi pasien dalam usaha mengurangi nyeri tertentu dapat menjadi petunjuk. Pada
pankreatitis akut, pasien akan berbaring pada sisi sebelah kiri dengan fleksi pada tulang
belakang, panggul, dan lutut. Kadang penderita akan duduk bungkuk dengan fleksi sendi
panggul dan lutut. Penderita abses hati biasanya berjalan sedikit membungkuk dengan
menekan daerah perut bagian atas seakan-akan menggendong absesnya.Pasien apendisitis
akut yang letaknya retrosekum cenderung berbaring dengan fleksi pada sendi panggul sebagai
usaha melemaskan otot psoas yang teriritasi.Gawat abdomen akibat iritasi pada diafragma
akan menyebabkan pasien lebih merasa nyaman dalam posisi setengah duduk yang
memudahkan bernapas. Pasien peritonitis local atau umum tidak dapat bergerak karena nyeri,
sedangkan penderita kolik terpaksa bergerak-gerak karena nyerinya (Sjamsuhidajat dkk, 2010)
.
7. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan umum, wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu
badan dan sikap berbaring. Gejala dan tanda dehidrasi, perdarahan, syok dan infeksi atau sepsis
juga perlu diperhatikan.
Inspeksi
Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya letak rendah, dan bila orangnya
kurus kadang-kadang terlihat peristalik usus (Darm-steifung). Tanda-tanda khusus pada trauma
daerah abdomen. Keadaan nutrisi penderita. Cullens sign (daerah kebiruan pada periumbilical)
dan grey turners sign (daerah kebiruan pada bagian flank) merupakan tanda pancreatitis
Bekas-bekas trauma pada dinding abdomen, memar, luka, prolaps omentum atau usus. Kadang-
kadang pada trauma tumpul abdomen sukar ditemukan tanda-tanda khusus, maka harus
dilakukan pemeriksaan berulang oleh dokter yang sama untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya perubahan pada pemeriksaan fisik. Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila
obstruksinya letak rendah, dan bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat peristalsis usus
(Darm-steifung).
Tabel 2.3. Tanda pemeriksaan fisik pada berbagai gambaran gawat abdomen
Keadaan Tanda klinis penting
Awal perforasi saluran Perut tampak cekung (awal), tegang, bunyi usus kurang aktif
cerna atau saluran lain (lanjut), pekak hati hilang, nyeri tekan, defans muskuler
Peritonitis Penderita tidak bergerak, bunyi usus hilang (lanjut), nyeri batuk,
nyeri gerak, nyeri lepas, defans muskuler, tanda infeksi umum,
keadaan umum merosot
Massa, infeksi atau Massa nyeri (abdomen, pelvis, rektal), nyeri tinju, uji lokal
abses (psoas), tanda umum radang
Obstruksi usus Distensi perut;peristalsis hebat (kolik usus) yang tampak di
dinding perut, terdengar (borborigmi), dan terasa (oleh penderita
yang bergerak); tidak ada rangsangan peritoneum
Ileus paralitik Distensi, bunyi peristalsis kurang atau hilang, tidak ada nyeri
tekan lokal. Pada iskemia/ strangulasi, distensi tidak jelas (lama),
bunyi usus mungkin ada, nyeri hebat sekali, nyeri tekan kurang
jelas, jika kena usus mungkin keluar darah dari rectum, tanda
toksis
Perdarahan Pucat, syok, mungkin distensi, berdenyut jika aneurisma aorta,
nyeri tekan lokal pada kehamilan ektopik, cairan bebas (pekak
geser), anemia
(Sjamsuhidajat dkk, 2010)
Palpasi
Palpasi akan menunjukkan 2 gejala yaitu nyeri dan muscular rigidity/ defense
musculaire. Nyeri yang memang sudah dan akan bertambah saat palpasi sehingga dikenal gejala
nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada peitonitis lokal akan timbul rasa nyeri di daerah peradangan
dan daerah penekanan dinding abdomen. defense musculaire/ muscular rigidity ditimbulkan
karena rasa nyeri peritonitis diffusa dan rangsangan palpasi bertambah sehingga terjadi defense
musculaire.
Kebanyakan kasus nyeri epigastrik atau nyeri perut atas akan didapatkan nyeri tekan. Ada
beberapa teknik palpasi khusus murphy sign (palpasi dalam di perut bagian kanan atas
menyebabkan nyeri hebat dan berhentinya nafas sesaat) untuk cholecystitis, rovsing sign (nyeri
di perut kanan bawah saat palpasi di daerah kiri bawah/samping kiri) pada appendicitis. Nyeri
lepas di perut kanan bawah pada appendicitis dan nyeri lepas di hampir seluruh bagian perut
pada kasus peritonitis. Palpasi pada kasus akut abdomen memberikan rangsangan peritoneum
melalui peradangan atau iritasi peritoneum secara lokal atau umum tergantung dari luasnya
daerah yang terkena iritasi.
Hepatomegali menandakan hepatitis dan abses hepar jika hebar teraba lunak, atau ca liver
jika teraba keras dan berbenjol-benjol. Benjolan di daerah epigastrik dapat berupa kanker
lambung atau pancreas.
Perkusi
Perkusi pada akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal yaitu perasaan nyeri oleh ketokan
jari yang disebut sebagai nyeri ketok dan bunyi timpani karena meteorismus disebabkan distensi
usus yang berisikan gas karena ileus obstruksi letak rendah. Pekak hati yang menghilang
merupakan tanda khas terjadinya perforasi (tanda pneumoperitoneum, udara menutupi pekak
hati).
Auskultasi
Auskultasi dapat memberikan informasi yang berguna tentang saluran pencernaan dan sistem
vaskular. Suara usus biasanya dievaluasi kuantitas dan kualitasnya.
Data ini kemudian dapat dibandingkan dengan temuan selama palpasi dan dievaluasi untuk
konsistensi. Meskipun beberapa pasien sengaja mencoba untuk menipu dokter mereka, beberapa
mungkin melebih-lebihkan keluhan rasa sakit mereka sehingga tidak dapat diabaikan atau
dianggap enteng.
Cruveilhier-Baumgarten sign, adanya murmur pada auskultasi caput medusa pasien dengan
hipertensi portal, akibat rekanalisasi dari vena umbilical dengan aliran balik dari vena porta.
Rectal Toucher
Pemeriksaan rectal toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga merupakan
pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya trauma rektum atau keadaan ampulla recti apakah
berisi faeces atau teraba tumor.
Colok dubur dapat membedakan antara obstruksi usus dengan paralisis usus karena pada
paralisis dijumpai ampula rekti yang melebar, sedangkan pada obstruksi usus ampulanya kolaps.
Pemeriksaan vagina menambah informasi kemungkinan kelainan di organ ginekologis
(Sjamsuhidajat, dkk., 2004).
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk memantau kemungkinan terjadinya perdarahan terus
menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang
melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup
banyak terutama pada kemungkinan ruptura lienalis.
Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau
perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada
hepar.
2) Pemeriksaan urine rutin
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine yang jernih
belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital.
b. Pemeriksaan radiologi
1) Foto thoraks
Selalu harus diusahakan pembuatan foto thoraks dalam posisi tegak untuk menyingkirkan
adanya kelainan pada thoraks atau trauma pada thoraks.
Harus juga diperhatikan adanya udara bebas di bawah diafragma atau adanya gambaran usus
dalam rongga thoraks pada hernia diafragmatika.
2) Plain abdomen foto tegak
Akan memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas retroperitoneal
dekat duodenum, corpus alienum, perubahan gambaran usus.
3) IVP (Intravenous Pyelogram)
Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.
4) Pemeriksaan Ultrasonografi dan CT-scan
Berguna sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan
disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.
Pencitraan yang di rekomendasi menurut lokasi nyeri akut abdomen (Cartwright, 2008).
9. PENATALAKSANAAN
Tujuan dari penatalaksanaan Akut abdomen antara lain, adalah :
1) Penyelamatan jiwa penderita
2) Meminimalisasi kemungkinan terjadinya cacat dalam fungsi fisiologis alat pencemaan
penderita.
Biasanya langkah-langkah itu terdiri dari :
1) Tindakan penanggulangan darurat
a) Berupa tindakan resusitasi untuk memperbaiki sistim pernafasan dan kardiovaskuler
yang merupakan tindakan penyelamatan jiwa penderita. Bila sistim vital penderita
sudah stabil dilakukan tindakan lanjutan.
b) Restorasi keseimbangan cairan dan elektrolit.
c) Pencegahan infeksi dengan pemberian antibiotika.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arief Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W.I., dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran
Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
2. CordellWH, KeeneKK, GilesBK, etal: TheHighPrevalenceofPain in Emergency
Medicalcare. Am J Emerg Med 20:165-169, 2002.
3. Fauci, Antoni, dkk. 2008. Harrisons Principles of Internal Medicine. Edisi 17. New York.
Mcgrawhill companies.
4. Graff LG, Robinson D: Abdominal Pain and Emergency Department Evaluation. Emerg
MedClin North Am 19:123-136, 2001.
5. Pierce A. Grace & Neil R. Borley, 2007. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EMS
6. R,Sjamsuhidajat, Wim de jong.2010.Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC.
7. Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V.Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.