Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Berdirinya NKRI

PROKLAMASI DAN TERBENTUKNYA NKRI

I. Berita Kekalahan Jepang Terhadap Sekutu Dan Perbedaan Pendapat Antara Golongan Tua Dan
Muda Yang Melahirkan Peristiwa Rengasdengklok,

Suasana ketika Jepang menyerah terhadap Sekutu tanggal 14 Agustus 1945


Sumber : Encarta Ensiklopedia 2006
Setelah mengetahui bahwa Jepang telah menyerah terhadap sekutu, maka golongan pemuda segera
menemui Bung Karno dan Bung Hatta di Jln.Pegangsaan Timur 56 Jakarta.Dengan juru bicara Sutan
Syahrir, para pemuda meminta agar Bung Karno dan Bung Hatta segera memperoklamasikan
kemerdekaan saat itu juga, lepas dari campur tanganJepang.Bung Karno tidak menyetujui usul para
pemuda karena Proklamasi Kemerdekaan itu perlu dibicarakan terlebih dahulu dalam rapat PPKI,
sebab badan inilah yang ditugasi untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.
Para pemuda menolak pendapat Bung Karno sebab PPKI itu buatan Jepang, menyatakan
kemerdekaan lewat PPKI tentu Akan dicap oleh Sekutu bahwa kemerdekaan itu hanyalah pemberian
Jepang,para pemuda tidak ingin kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai hadiah
dari Jepang.Bung Karno berpendapat lain, bahwa soal kemerdekasan Indonesia datangnya dari
pemerintah Jepang atau dari hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri,tidaklah menjadi soal, karena
Jepang toh sudah kalah.
Masalah yang lebih penting adalah menghadapi sekutu yang berusaha mengambalikan kekuasaan
Belanda di Indonesia. Karena itu memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia diperlukan suatu
revolusi yang terorganisasi, atas dasar itulah Bung Karno menolak usul para pemuda
Letak Rengasdengklok (tempat diamankannya Soekarno Hatta)
Sumber : Atlas Sejarah
Akibat perbedaan pendapat tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul 04.00 dini
hari, Ir. Sukarno dan Drs Moh Hatta dibawa ke Rengasdengklok,sebuah kota kawedanan di pantai
utara Kabuoaten Krawang Jawa Barat, dengan tujuan untuk mengamankan kedua tokoh pimpinan
tersebut agar tidak mendapat tekanan atau pengaruh dari Jepang, inilah yang dimaksud dengan
peristiwa Rengasdengklok.Keberangkatan Sukarno Hatta ke Rengasdengklok dikawal oleh Sukarni,
Yusuf Kunto,dan Syodanco Singgih. Rengasdengklok dipilih karena dianggap aman dan daerah
tersebut telah dikuasai oleh tentara PETA dibawah pimpinan Codanco Subeno.
Sementara itu di Jakarta terjadi perundingan antara para pemuda dengan Mr. Ahmad Subardjo selaku
wakil golongan tua yang menjabat sebagai penasehat dalam tubuh PPKI. Dalam perundingan
tersebut dicapai kata sepakat bahwa proklamasi akan dilaksanakan di Jakarta. Pada sore harinya,
tanggal 16 Agustus 1945 Mr.Ahmad Subardjo datang ke Rengasdengklok dan mendesak para
pemuda agar membawa kembali Sukarno Hatta ke Jakarta. Setelah ada jaminan
dari Mr.Ahmad Subardjo bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan esok hari selambat
lambatnya jam 12, maka para pemuda bersedia membawa kembali kedua tokoh tersebut kembali ke
Jakarta.
II. Perumusan Teks Proklamasi,
Setelah sampai di Jakarta, malam itu juga Sukarno Hatta mengumpulkan para anggota PPKI dan
golongan pemuda. Meraka berkumpul di Jln. Imam Bonjol no.1, dirumah Laksamana Muda maeda,
kepala perwakilan angkatan laut Jepang di Jakarta.
Rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda di Jl Imam Bonjol No 1 (Tempat perumusan naskah
Proklamasi)
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka
Dalam pertemuan di rumah Maeda, disepakati agar Sukarno Hatta menemui Mayjen Nisyimura yang
menjabat sebagai kepala pemerintahan Umum Angkatan Darat Jepang untuk menjajagi sikap resmi
Jepang terhadap rencana proklamasi kemerekaan Indonesia. Ternyata Nisyimura tetap memegang
teguh tugasnya menjaga status Quo di Indonesia, dengan pengertian bahwa tidak boleh ada
perubahan apapun di Indonesia sampai pasukan sekutu datang, dan jepang hanya akan
menyerahkan kekuasaan kepada Sekutu. Akhirnya Sukarno Hatta kembali kerumah Maeda dan
mengadakan pertemuan dengan hasil keputusan Proklamasi kemerdekaan akan tetap dilaksanakan
dengan atau tanpa persetujuan Jepang.
Melalui berbagai pembicaraan dengan pemimpin pemimpin Indonesia, diputuskan dua hal sebagai
berikut :
Pertama : diputuskan untuk segera merumuskan teks/naskah proklamasi ,adapun yang merumuskan
adalah Sukarno, Hatta dan Ahmad Subardjo,setelah naskah selesai dirumuskan dan disetujui isinya,
terjadilah perdebatan tentang siapa yang akan menandatangani naskah proklamasi, yang akhirnya
atas usul pemuda Sukarni, teks proklamasi ditandatangani oleh Sukarno Hatta atas nama bangsa
Indonesia, naskah kemudian diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan dari hasil tulisan
tangan Sukarno sebagai konsep, yaitu :
1. Kata tempoh diubah menjadi tempo
2. Djakarta 17-8-05 diubah menjadi Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen 05
3. Wakil wakil bangsa Indonesia diubah menjadi atas nama bangsa Indonesia.
Naskah yang diketik oleh Sayuti Melik inilah yang dianggap naskah yang otentik.
Perhatikan naskah proklamasi konsep tangan Sukarno dengan hasil ketikan Sayuti Melik dibawah ini.
Kedua: diputuskan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dibacakan oleh Ir. Sukarno di
kediamannya Jln. Pegangsaan Timur no 56 Jakarta.

Naskah Proklamasi yang asli tulisan tangan


Ir Soekarno
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka

Naskah proklamasi yang otentik hasil ketikan Sayuti Melik dan di tanda tangani Soekarno Hatta
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka

III. Pelaksanaan Proklamasi Dan Penyebarluasannya


Semula sukarni mengusulkan agar teks proklamasi kemerdekaan dibacakan di lapangan Ikada
(sekarang Monas), denganmaksud agar seluruh bangsa Indonesia mengetahuinya, akan tetapi
Ir.Sukarno tidak sependapat, karena pembacaan ditempat tsb akan mengundang bentrokan antara
rakyatdengan pemerintah militer Jepang, dengan alas an tsb, maka disepakati proklamasi akan
dilaksanakan di kediaman Ir. Sukarno dan dibacakan oleh Sukarno Hatta.

Soekarno ketika membaca naskah proklamasi didampingi Moh. Hatta di Jl Pegangsaan Timur 56
Jakarta
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka
Tepat hari jumat jam 10.00 WIB, naskah proklamasi dibacakan, ini merupakan peristiwa sangat
penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sesudah naskah proklamasi selesai dibacakan,
acara dilanjutkan dengan pengibaran Sang Saka merah putih oleh Pemuda Suhud dan eks sudanco
Latif Hendraningrat dengan disaksikan segenap yang hadir, upacara diakhiri dengan menyanyikan
lagu Indonesia Raya.Dalam suasana yang sangat sederhana itu telah sampailah bangsa Indonesia ke
ambang pintu kemerdekaannya. Satu persatu hadirin meninggalkan tempat dengan tenang dan
dengan tekat bulat untuk mempertahankan kemerdekaan.
Meskipun hanya berlangsung singkat, namun peristiwa proklamasi kemerdekaan mengandung arti
yang sangat penting dan membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan bangsa
Indonesia, yaitu :
1. Proklamasi merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya
2. Dengan proklamasi berarti bangsa Indonesia mendapat kebebasan untuk menentukan nasibnya
sendiri sebagai bangsa yang berdaulat.
3. Proklamasi merupakan jembatan emass untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Tekas proklamasi yang telah dirumuskan tanggal 16 Agustus 1945 dan dibacakan tanggal 17 Agustus
1945 beberapa saat kemudian berhasil diselundupkan ke kantor pusat pemberitaan pemerintah
jepang yang bernama Domei (sekarang kantor berita antara). Para pejuang di kantor berita Domei
antara lain Adam Malik,Rinto Alwi, Asa Bafaqih dan. P.Lubis. Pada tanggal 17 Agustus 1945, sekitar
pukul 18.30 WIB, wartawan kantor berita Domei yang bernama Syarifudin berhasil masuk ke gedung
siaran radio Hoso Kanzi Kyoku (sekarang RRI), uantuk menyampaikan teks proklamsi dan pada pukul
19.00 berhasil disiarkan.
Pengibaran Bendera Merah Putih (Dijahit oleh Fatamawati)
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka
Berita Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga disebarluaskan melalui media surat kabar atau pers.
Harian Suara Asia di Surabaya adalah Koran pertama yang menyiarkan proklamasi. Kemudian
disusul oleh Harian Cahaya Bandungyang memuat pembukaan UUD. Para pemuda yang berjuang
lewat pers antara lain BM DiAH, Sukarjo Wiryopranoto, Iwa KusumaSumantri, Ki Hajar Dewantoro,
Otto Iskandar Dinata, GSSJ Ratulangi, Adam Malik, Sayuti Melik, Madikin Wonohito, Sumanang SH,
Manai Sopiaan, Ali Hasyim dan lain lainnya.
Usaha usaha lain untuk menyebarkan berita proklamasi adalah melalui penyebaran dan pemasangan
pamflet, plakat, poster, coretan coretan pada tembok dan kereta api. Dengan demikian dalam waktu
yang tidak lama berita proklamasi kemerdekaan Indonesia segera tersebar ke seluruh Indonesia dan
ke dunia luar.
IV. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Setelah pelaksanaan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, maka para pejuang bangsa
Indonesia mulai menata kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menyusun alat kelengkapan
Negara. Usaha menyusun alat kelengkapan Negara antara lain dilakukan melalui :
a. Sidang PPKI yang I, tanggal 18 Agustus 1945, keesokan harinya setelah proklamasi dengan
keputusan :
1. Mengesahkan UUD 1945
2. Memilih presiden dan wakil presiden
3. Untuk sementara waktu tugas presiden akan dibantu oleh Komite Nasional
b. Sidang PPKI yang kedua, tanggal 19 Agustus 1945 ,dengan keputusan :
1. menetapkan 12 kementrian
2. membagi wilayah RI menjadi 8 propinsi yang dikepalai oleh Gubernur
c. Sidang PPKI yang ketiga, tanggal 22 Agustus 1945, dengan keputusan :
1. membentuk Komite Nasional Indonesia yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat
yang berkedudukan di Jakarta, dengan ketuanya Mr. Kasman Singodimejo.
2. Membentuk Partai Nasional Indonesia, yang ditetapkan sebagai satu satunya partai di Indonesia,
namun hal ini menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan yang menghendaki agar masyarakat
diberi kebebasan untuk mendirikan partai politik, hal ini mendorong keluarnya maklumat pemerintah
tanggal 3 Nopember 1945 no X yang berisi tentang pembentukan partai partai politik.
3. Membentuk Badan Keamanan Rakyat, yang beranggotakan para pemuda bekas HEIHO, PETA
dan KNIL, dan anggota anggota badan semi militer lainnya.
Pada tanggal 5 oktober 1945 pemerintah membentuk Tentara keamanan Rakyat (TKR), sebagai
panglimanya diangkat Supriyadi, namun karena tidak pernah muncul, maka posisinya digantikan oleh
Sudirman, sedangkan sebagai kepala staf umum diangkatlah Oerip Sumoharjo. Nama TKR kemudian
diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), sesuai dengan maklumat pemerintah 26 Januari
1946, dan pada tanggal 7 Juni 1947 nama TRI diubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
V. Dukungan Spontan Terhadap Proklamasi dan Tindakan Tindakan Heroik
1. Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Pada tanggal 5 September 1945, di Yogyakarta Sri Sultan HB IX Sultan Yogyakarta menyatakan
dukungan terhadap Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Adapun isi dari pernyataannya adalah :
1. Bahwa negeri Ngayogyakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah Istimewa dari
Negara RI
2. Bahwa Sultan Ngayogyakarta sebagai kepala daerah memegang kekuasaan dalam negeri
Ngayogyakarta Hadiningrat, oleh karena itu segala urusan pemerintahan dalam negeri Yogyakarta
ditangan Sultan
3. Bahwa perhubungan antara negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dengan pemerintah pusat RI
bersifat langsung , dan sultan bertanggung Jawab atas negeri Yogyakarta langsung kepada Presiden
RI.
2. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada,
Pada tanggal 19 September 1945 di lapangan Ikada diselenggarakan rapat untuk menyambut
proklamasi kemerdekaan. Tapi karena penjagaan tentara Jepang sangat ketat, maka rapat hanya
berlangsung singkat.Presiden Sukarno berpidato dengan singkat dan berpesan supaya rakyat
kembali dengan tenang dan mempercayakan pada pemimpin. Rapat Raksasa di lapangan ikada
menunjukkan tekad bangsa Indonesia untuk merdeka. Arti penting rapat raksasa di Lapangan Ikada
adalah menjadi bukti pertama kewibawaan pemerintah RI terhadap rakyatnya

Dalam rapat Ikada 19 September 1945 Presiden soekarno hanya berpidato selama 5 menit
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka
3. Tindakan Tindakan Heroik
Tindakan heroik diambil oleh bangsa Indonesia sesuai dengan perintah proklamasi, secara spontan
rakyat Indonesia mengadakan tindakan mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang, baik secara
damai maupun kontak senjata.. Dengan tekad bulat bangsa Indonesia mempertahankan
kemerdekaan.Tujuan Bangsa Indonesia melucuti tentara Jepang adalah sebagai Berikut
1. untuk mendapatkan senjata sebagai modal perjuangan selanjutnya:
2. untuk mencegah agar senjata Jepang tidak jatuh ketangan Sekutu
3. untuk mencegah agar senjata Jepang tidak digunakan Jepang untuk membunuh rakyat
Beberapa tindakan heroik itu antara lain adalah :
a. Perebutan pangkalan udara bugis (sekarang abdul Rahman Saleh di Malang) pada tanggal 18
september 1945
b. Penurunan Bendera Belanda dari puncak hotel Yamato di Surabaya,tanggal 19 September 1945.
c.Rapat Raksasa di lapangan Ikada
d. Peristiwa Merah Putih di Menado
Perobekan bendera Belanda Merah Putih Biru di atas Hotel Yamato Surabaya tanggal 19 September
1945
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka
d. Pengumuman Proklamasi Kemerdekaan di lapangan Fukureido (sekarang lapangan merdeka)
tanggal 6 oktober 1945
e. Pertempuran lima hari di Semarang (14-19 oktober 1945)
f. Pertempuran Krueng Panjo Aceh tanggal 24 November 1945
g. Pertempuran Bogor, tanggal 8 Desember 1945
h. Pertempuran Cibadak, tanggal 9 Desember 1945
i. Perlawanan rakyat Irian tanggal 14 Maret 1948.

Anda mungkin juga menyukai