Anda di halaman 1dari 2

Target ideal dari terapi tekanan darah tergantung dari populasi pasien, tetapi guideline harus

merekomendasikan terhadap populasi secara umum. Sampai saat ini target tekanan darah
adalah < 140/90 mmHg untuk hipertensi uncomplicated dan target yang lebih rendah <130/80
mmHg untuk mereka yang berisiko tinggi yaitu pasien dengan diabetes, penyakit
kardiovaskuler atau serebrovaskuler dan penyakit ginjal kronik. Khusus untuk guideline JNC
VIII, usia <60 tahun target kendali TD adalah sama yaitu <140/90 mmHg dan usia 60 tahun
adalah <150/90 mmHg.
Tabel berikut ini adalah perbandingan dari berbagai guideline mengenai target tekanan darah
dan pemilihan awal obat hipertensi.

Obat antihipertensi terdiri dari beberapa jenis, sehingga memerlukan strategi terapi untuk
memilih obat sebagai terapi awal, termasuk mengkombinasikan beberapa obat anti hipertensi.
Assesmen awal meliputi identifikasi faktor risiko, komorbid, dan adanya kerusakan organ
target memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan pemilihan obat anti
hipertensi.

Terapi farmakologi hipertensi diawali dengan pemakaian obat tunggal. Tergantung level TD
awal, rata-rata monoterapi menurunkan TD sistole sekitar 7-13 mmHg dan diastole sekitar 4-
8 mmHg. Terdapat beberapa variasi dalam pemilihan terapi awal pada hipertensi primer.
Sebelumnya guideline JNC VII merekomendasikan thiazide dosis rendah, atau CCB untuk
pasien yang bukan ras kulit hitam. Terapi awal untuk ras kulit hitam yang direkomendasikan
adalah diuretic thiazide dosis rendah atau CCB. Di lain pihak guideline Eropa terbaru
merekomendasikan 5 golongan obat sebagai terapi awal yaitu ACE-inhibitor, ARB, diuretic
thiazide dosis rendah, CCB atau golongan -blocker berdasarkan indikasi khusus.

Guideline UK NICE memakai pendekatan berbeda, menenkankan etnik dan ras merupakan
faktor determinan penting dalam menentukan pilihan obat awal pada hipertensi. Hal ini
selanjutnya diadaptasi oleh guideline VIII. Rasionalisasi dari konsep ini adalah RAAS
bersifat lebih aktif pada usia muda jika dibandingkan pada usia lanjut dan ras kulit hitam.
Jadi, guideline UK NICE merekomendasikan ACE-inhibitor atau ARB pada usia <55 tahun
(bukan ras kulit hitam) sedangkan CCB untuk usia >55 tahun (bukan ras kulit hitam). Batasan
untuk rekomendasi ini adalah
1) Diuretics thiazide lebih dipilih dibandingkan CCB untuk kondisi gagal jantung atau
pasien dengan risiko tinggi untuk mengalami gagal jantung
2) ACE-inhibitor atau ARB tidak digunakan pada wanita hamil, dalam kondisi ini -
blocker lebih dipilih.

Guideline UK NICE dan JNC VIII membatasi pemakaian -blocker sebagai terapi awal
dengan pengecualian adanya indikasi spesifik seperti pasien gagal jantung kronik, angina
simtomatik, atau pasca infark miokard. Alasan dibatasinya pemakain -blocker sebagai terapi
awal adalah
1) Kurang efektif dalam menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung iskemik jika
dibandingkan dengan golongan obat lain
2) Meningkatkan risiko diabetes terutama jika dibandingkan dengan terapi diuretik
3) Lebih mahal dari segi pembiayaan jika dipakai sebagai terapi awal.
Pengobatan antihipertensi dengan terapi farmakologis dimulai saat seseorang dengan
hipertensi tingkat 1 tanpa risiko, belum mencapai target TD yang diinginkan dengan
pendekatan nonfarmakologi.
Tabel indikasi spesifik pemilihan obat awal hipertensi

Tabel dosis obat antihipertensi berdasarkan Evidence-Based

Kombinasi Obat Antihipertensi


Tujuan utama pengobatan hipertensi adalah untuk mencapai dan mempertahankan target TD.
Jika target TD tidak tercapai dalam waktu satu bulan pengobatan, maka dapat dilakukan
peningkatan dosis obat awal atau dengan menambahkan obat kedua dari salah satu kelas
( diuretik thiazide, CCB, ACEI, atau ARB )

Gambar algoritma penatalaksanaan hipertensi esensial, terapi awal dan kombinasi (Guideline
UK NICE)

Kombinasi dua obat dosis rendah direkomendasikan untuk kondisi TD >20/10 mmHg di atas
target dan tidak terkontrol dengan monoterapi. Secara fisiologis konsep kombinasi 2 obat
cukup logis, karena respon terhadap obat tunggal sering dibatasi oleh mekanisme counter
aktivasi. Sebagai contoh kehilangan air dan sodium oleh thiazide akan dikompensasi oleh
RAAS sehingga akan membatasi efektivitas thiazide dalam menurunkan TD. Kombinasi 2
golongan obat dosis rendah yang direkomendasikan adalah penghambat RAAS+diuretik dan
penghambat RAAS+CCB. Penting harus diingat jangan menggunakan kombinasi ACEI dan
ARB pada 1 pasien yang sama. Jika target TD tidak bisa dicapai menggunakan 2 macam obat
antihipertensi dalam rekomendasi diatas atau karena kontra indikasi, obat antihipertensi dari
golongan lain bisa digunakan. Guideline JNC VIII merekomendasikan kombinasi ACE-
inibitor atau ARB dengan CCB atau thiazid. Konsep ini sama dengan guideline UK yang
pertama merekomendasikan kombinasi CE-inhibitor atau ARB dengan CCB.

Obat-obat antihipertensi
Ada berbagai golongan obat antihipertensi dengan mekanisme kerja dan efek samping yang
berbeda-beda. Tabel dibawah ini menunjukkan golongan obat antihipertensi, mekanisme
kerja dan efek samping yang bisa terjadi.

Penatalaksanaan hipertensi secara menyeluruh berdsarkan JNC VIII dapat dilihat pada
gambar dibawa ini

Anda mungkin juga menyukai