Anda di halaman 1dari 8

Percobaan I

Pada percobaan pertama , dilakukan tes iodium. Dari percobaan ini


didapat hasil bahwa pada tabung satu dan lima larutan berwarna ungu. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pada tabung tersebut masih mengandung amilum.
Tabung 1 berada pada suhu sangat rendah dan tabung 5 pada suhu sangat tinggi.
Dalam suatu teori, enzim akan menjadi tidak aktif pada suhu sangat rendah dan
akan mengalami denaturasi pada suhu sangat tinggi. Oleh karena itu enzim yang
terdapat pada tabung 1 dan 5 tidak dapat melakukan reaksi untuk mengubah
amilum. Sedangkan untuk tabung nomor 2,3 dan 4 menghasilkan warna kuning
yang berarti pada tabung ini enzim amylase dapat melakukan reaksi untuk
memecah amilum menjadi monosakarida. Enzim disini akan bekerja optimal
pada suhu kamar atau sekitar 37-40 derajat celcius.

Kemudian dilakukan tes benedict, dari hasil percobaan didapatkan hasil


pada tabung 1 dan 5 berwarna biru untuk warna larutan dan tidak terdapat
endapan merah bata. Hal ini disebabkan karena enzim pada tabung 1 dan 5 tidak
bekerja sehingga tidak dapat melakukan reaksi. Hal ini juga dipengaruhi oleh
suhu yang sangat rendah maupun suhu yang sangat tinggi. Sedangkan untuk
tabung 2, 3, dan 4 didapatkan warna larutan biru kehijauan dan terdapat
endapan merah bata setelah dipanaskan. Hal ini menunjukkan bahwa pada
tabung 2,3, dan 4 tidak terkandung amilum karena enzim amylase telah
mereaksikan amilum menjadi monosakarida.

Tetapi pada saat percobaan terjadi kesalahan, pada tes iodium ditabung
nomor 4 yang berada pada suhu 75-80 derajat celcius yang seharusnya enzim
rusak, tetapi dalam praktikumnya enzim tersebut dapat melakukan reaksi.
Sehingga pada tes benedict hasil dari tabung nomor 4 juga salah, seharusnya
menghasilkan warna larutan biru dan tidak ada endapan merah bata. Hal ini
disebabkan karena enzim akan rusak pada suhu diatas 40 derajat celcius.
Kesimpulan :

Aktifitas enzim sangat tergantung pada suhu. Seperti pada praktikum ini, enzim
akan tidak aktif pada suhu rendah dan akan rusak pada suhu tinggi.

Percobaan II

Percobaan kedua, ketika tes iodium didapatkan hasil pada tabung 1


berwarna ungu, itu berati pada tabung 1 terdapat amilum. Hal tersebut
dikarenakan enzim tidak dapat bereaksi pada keadaan asam sehingga tidak
dapat mengubah polisakarida menjadi monosakarida. Untuk tabung nomor 2
didapatkan larutan berwarna coklat muda yang menunjukkan tidak terdapat
amilum dalam larutan tersebut, sehingga dapat disimpulkan enzim telah berhasil
bereaksi dengan amilum dan mengubahnya menjadi monosakarida pada pH
netral. Untuk tabung nomor 3 dengan pH basa larutan berwarna bening yang
menunjukkan tidak adanya amilum dalam larutan tersebut. Hal ini berbeda
dengan teori, dimana enzim tidak dapat melakukan reaksi dalam keadaan basa.
Sehingga percobaan pada tabung 3 tidak berhasil.

Pada test benedict tabung nomor 1 menghasilkan larutan berwarna biru


tanpa endapan. Yang berarti tidak ditemukan adanya monosakarida dalam
larutan tersebut. Untuk tabung nomor 2 dan 3 dihasilkan larutan berwarna hijau
kebiruan dan juga terdapat endapan berwarna merah bata. Hal ini berarti larutan
tersebut mengandung monosakarida. Tetapi terjadi kesalahan pada tabung 3,
seharusnya pada tabung 3 yang dalam keadaan basa tidak dihasilkan larutan
berwarna hijau kebiruan dan tidak terdapat endapan merah bata.
Kesalahan ini dapat dikarenakan oleh pemberian Na2CO3 yang terlalu
sedikit sehingga larutan masih dalam keadaan normal.

Kesimpulan :

Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi kerja enzim. Hal ini dapat dilihat
dari percobaan yang dilakukan, pada keadaan asam dan basa enzim tidak dapat
melakukan reaksi. Tetapi pada pH netral enzim akan bekerja dengan baik.

Percobaan III :

Percobaan ketiga, pada percobaan tabung 1 dihasilkan warna pink. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat basa dalam larutan tersebut. Dalam suspense
kedelai terdapat enzim urase, hal ini dibuktikkan saat mencampur suspense
kedelai dengan urea, dimana enzim urease akan mereaksikan urea menjadi NH3
dan CO2. NH3 ini yang menyebabkan warna pink pada larutan dan bersifat
basa.

Sedangkan pada tabung 2, digunakan suspense kedelai yang dipanaskan


sehingga enzim yang terkandung dalam suspense kedelai tersebut telah rusak
dan tidak dapat bereaksi dengan urea. Untuk tabung ketiga, ditambahkan HgCl2
yang berfungsi sebagai inhibitor. Inhibitir disini akan menghalangi urea untuk
berikata dengan enzim sehingga tidak daihasilkan NH3 dan CO2.

Kesimpulan :

Dalam suspense kedelai terdapat enzim urase. Hal ini terbukti dengan terurainya
urea menjadi NH3 dan CO2.
Percobaan IV

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa fungsi hati
ialah sebagai detoksifikasi racun karena terdapat enzim katalase, sehingga
ketika dicampur dengan larutan H2O2 yang bersifat racun, maka enzim katalase
akan menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. H2O inilah yang menyebabkan
terbentuk banyak gelembung dalam tabung. Sedangkan oksigen menyebabkan
terbentuk nyala api yang terang saat bara api didekatkan dengan tabung
tersebut. Nyala api yang terang dan banyaknya gelembung membuktikan bahwa
dalam hati terdapat banyak enzim peroxsidase.

Kemudian untuk percobaan dengan ekstrak daun papaya gelembung yang


dihasilkan tidak terlalu banyak dan nyala api juga tidak terlalu terang. Begitu
pula dengan ekstrak kunyit, gelembung yang dihasilkan lebih sedikit daripada
pada ekstrak daun papaya dan nyala api yang dihasilkan redup.

Kesimpulan :

Enzim katalase terdapat dalam hati ayam, daun papaya maupun kunyit.
Hanya saja kadarnya berbeda, sehingga hasil yang didapat juga berbeda. Enzim
katalase terbanyak terdapat dalam hati ayam, kemudian daun papaya dan yang
paling sedikit pada kunyit.
Experiment I

In the first experiment, conducted tests iodine. From this experimental


result that the tube one and five purple solution. It shows that the tubes were
still contain starch. Tube 1 is at a very low temperature and the tube 5 at very
high temperatures. In theory, the enzyme will become active at very low
temperatures and will undergo denaturation at very high
temperatures. Therefore, the enzyme contained in the tube 1 and 5 can not
change the reaction to starch. As for the tube numbers 2,3 and 4 produces a
yellow color which means in this tube amylase enzyme can perform reactions to
break down starch into monosaccharides. Enzymes here will work optimally at
room temperature or around 37-40 degrees Celsius.

Then do the test benedict, from the results of the experiment showed the
tubes 1 and 5 blue for the color of the solution and there is no brick red
precipitate. This is because the enzyme in tubes 1 and 5 did not work so it can
not perform the reaction. It is also influenced by the extremely low temperatures
and extremely high temperatures. As for the tube 2, 3, and 4 blue-green color of
the solution obtained and there are brick red precipitate after heating. This
shows that the tubes 2,3, and 4 are not contained starch for amylase enzyme has
been reacting starch into monosaccharides.

But at the time of trial an error occurs, the iodine test number 4 which
was deposited at a temperature of 75-80 degrees Celsius, which is supposed
defective enzyme, but in praktikumnya the enzyme can perform reactions. So at
benedict test results of tube number 4 is also wrong, should produce the blue
color of the solution and there is no brick red precipitate. This is because the
enzyme will break down at temperatures above 40 degrees Celsius.

Conclusion:
Enzyme activity is highly dependent on temperature. As in this lab, the enzyme
will not be active at low temperatures and will break down at high temperatures.

Experiment II

The second experiment, when the iodine test results obtained in a purple
tube 1, it means the first tube contained starch. That is because the enzyme can
not react to acidic conditions and therefore can not convert polysaccharides into
monosaccharides. For tube number 2 light brown solution is obtained which
showed no starch in the solution, so it can be concluded enzyme has been
successfully react with starch and convert it into monosaccharides at neutral
pH. For tube number 3 with an alkaline pH solution translucent color that
indicates the absence of starch in the solution. This is in contrast to the theory,
in which the enzyme can not perform in an alkaline reaction. So experiment on
tube 3 unsuccessful.

At benedict test tube number 1 produces blue solution without


sediment. Which means there were no monosaccharides in the solution. For
tube number 2 and 3 produced bluish-green solution and there is also a brick red
precipitate. This means that the solution containing monosaccharides. But
something goes wrong on the tube 3, should the tube 3 are in a state of bases
produced no bluish-green solution and there is no brick red precipitate.

This error can be caused by the administration of Na2CO3 is too little, so


the solution is still in the normal state.

Conclusion:

The degree of acidity (pH) greatly affect the action of the enzyme. It can be
seen from the experiments conducted, the state of the acid and alkaline enzymes
can not perform the reaction. But at neutral pH enzyme will work fine.

Experiment III:
The third experiment, the experiment produced a pink tube 1. This shows that
there is a base in the solution. There are enzymes in soybean suspension urase,
This dibuktikkan suspense when mixing soy with urea, which will urease
enzyme reaction of urea into NH3 and CO2. This NH3 which cause the pink
color to the solution and alkaline.

While on the tube 2, is used so that the heated soybean suspension


enzymes contained in soybean suspension has been damaged and can not react
with urea. For the third tube, added HgCl2 which functions as an
inhibitor. Inhibitir herein shall preclude urea to berikata with enzymes that do
not daihasilkan NH3 and CO2.

Conclusion:

In soybean suspension contained urase enzyme. This is evidenced by the


unraveling of urea into NH3 and CO2.

Experiment IV

From the experiments that have been done can be seen that the function
of the liver is a detoxification of toxins because there are enzymes catalase, so
that when mixed with toxic H2O2 solution, the enzyme catalase will decompose
H2O2 into H2O and O2. H2O is what causes many bubbles formed in the
tube. While oxygen causes a bright flame is formed when the coals brought
closer to the tube. Bright flame and many bubbles proves that there are many
enzymes in the liver peroxsidase.

Then to experiment with papaya leaf extract bubbles generated is not too
much and the flame is not too bright. Similarly, turmeric extract, bubbles
produced less than the papaya leaf extract and the resulting flame dimmed.

Conclusion:
Catalase enzyme found in the liver of chicken, papaya leaves and
turmeric. It's just different levels, so that the results are also different. Most
catalase enzyme found in the liver of chicken, then papaya leaves, and the least
in turmeric.

Anda mungkin juga menyukai