Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

VARIASI SIFAT PADA TANAMAN SEMANGKA


(Citrullus lunatus)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
DANIAR AROF ADIBA

4401414010

SITI AMINAH

4401414013

DESTY RATNA PUSPITASARI

4401414032

Pendidikan Biologi / Rombel 2


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

A. JUDUL
VARIASI SIFAT PADA TANAMAN SEMANGKA (Citrullus lunatus)
B. TUJUAN
1. Mengetahui adanya variasi sifat pada buah semangka
2. Mengetahui penyebab danya variasi pada buah semangka.
C. LANDASAN TEORI
Di dalam kehidupan di bumi ini terdapat banyak kehidupan.
Kehidupan ini ada karena di dalamnya terdapat banyak suatu kelompok
yang beraneka ragam yang dinamakan makhluk hidup. Makhluk hidup
adalah suatu kelompok yang saling berorganisasi dan saling memiliki
ketergantungan satu sama lain baik yang sejenis maupun berbeda jenis
sehingga saling membutuhkan satu sama lain. Namun, setiap makhluk
hidup memiliki keanekaragaman walaupun dalam kelompok yang sejenis.
Contohnya, bila anda memperhatikan teman-teman sekelas anda, dapat
dipastikan tidak ada seorangpun yang persis sama dengan anda, baik dari
penampilan wajah maupun sifat lainnya. (Sudjadi, 2005)
Contoh yang lain juga dapat kita temui di alam sekitar kita. Di dalam
satu jenis tumbuhan tumbuhan yang sama, misalnya tanaman mangga,
kita akan menjumpai bentuk buah yang berbeda-beda, demikian juga rasa
dan aromanya.
Semua contoh diatas menunjukkan bahwa dalam organisme hidup
dijumpai

berbagai

macam

tipe

keragaman.

Dengan

adanya

keanekaragaman inilah yang selanjutnya dikenal dengan istilah variasi.


Genetika adalah ilmu yang mempelajari apakah keragaman jenis suatu
organisme diwariskan atau tidak dan mempelajari apa yang menyebabkan
timbulnya keanekaragaman atau variasi (Syamsuri, 2004)
Setiap makhluk hidup memiliki ciri khas. Ciri khas tersebut ada yang
sama dan ada yang berbeda degan makhluk hidup lain. Berdasarkan
persamaan dan perbedaan yang dimiliki, beberapa jenis makhluk hidup
dapat dikelompokkan menjadi satu kelompok. Perbedaan atau variasi dan

persamaan yang tampak di antara makhluk hidup dalam kelompok itulah


yang dijadikan dasar untuk pembagiannya menjadi beberapa kelompok
yang lebih kecil. (Henny, 2009)
Variabilitas adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau
populasi.

Dengan adanya

sifat beda

akan terjadi

variasi

atau

keanekaragaman organisme dalam satu spesies. Keanekaragaman dapat


terjadi dalam tingkat gen, populasi, atau komunitas. (Widianti, 2015)
Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu
jenis mahluk hidup. Setiap organisme dikendalikan oleh sepasang faktor
keturunan (gen). Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukan dengan
adanya variasi dalam satu jenis. Variasi mahluk hidup dapat terjadi akibat
perkawinan sehingga susunan gen keturunannya berbeda dari susunan gen
induknya . selain itu, variasi mahluk hidup dapat pula terjadi karena
interaksi gen dengan lingkungan. Misalnya: keanekaragaman warna pada
bunga tanaman mawar. Tanaman ini memiliki warna bunga yang ber
macam-macam, misalnya berwarna merah, putih, kuning dan sebagainya.
Begitupun keanekaragaman pada ayam, terdapat perbedaan bentuk dan
ukuran tubuk, warna bulu dan bentuk pial (jengger) antara ayam kampong,
ayam cemani, ayam hutan, ayam leghorn, ayam bangkok, dan ayam kate
(Sridianti, 2014).
Semangka berasal dari daerah tropik dan subtropik Afrika. Tumbuh
liar di tepi jalan, padang belukar, pantai laut, atau ditanam di kebun dan
pekarangan sebagai tanaman buah. Semangka dapat ditemukan dari
dataran rendah sampai 1.000 m dpl. Terna semusim ini tumbuh menjalar
di atas tanah atau memanjat dengan sulur-sulur atau alat pembelit. Batang
lunak, bersegi dan berambut, panjangnya 1,5-5 m. Sulur tumbuh dari
ketiak daun, bercabang 2-3. Daun letak berseling, bertangkai, helaian daun
lebar dan berbulu, berbagi menjari, dengan ujung runcing, panjang 3-25
cm, lebar 1,5-15 cm, tepi bergelombang, kadang bergigi tidak teratur,
permukaan bawah berambut rapat pada tulangnya. Bunga uniseksual,

keluar dari ketiak daun, tunggal, biasanya bunga jantan lebih banyak,
berbentuk lonceng lebar, warnanya kuning, mekar pada pagi hari. Buah
berbentuk bola sampai bulat memanjang, besar bervariasi dengan panjang
20-30 cm, diameter 15-20 cm, dengan berat mulai dari 4 kg sampai 20 kg.
Kulit buahnya tebal dan berdaging, licin, warnanya bermacam-macam
seperti hijau tua, kuning agak putih, atau hijau muda bergaris-garis putih.
Kulit buah dan daging buah rasanya manis, sifatnya dingin, afinitas ke
meridian jantung, lambung, dan kandung kemih. Semangka berkhasiat
sebagai penyejuk tubuh selagi cuaca panas, peluruh kencing (diuretik),
anti radang, melumas usus, dan menghilangkan haus. Pada pengobatan
tradisional Cina, semangka digunakan untuk melawan bentuk "summer
heat" yaitu gejala penyakit yang ditandai dengan banyak berkeringat, rasa
haus, suhu tubuh meningkat, warna urine jernih, diare, dan mudah marah.
Buah atau jus buahnya meringankan gejala-gejala di atas, meningkatkan
keluarnya urin, dan membersihkan ginjal. Biji rasanya manis, sifatnya
netral. Berkhasiat peluruh kencing (diuretik), menyehatkan ginjal,
menyejukkan pada radang kandung kemih, dan melembabkan usus. (Wels,
1991)
Kandungan Nilai Gizi Semangka per 100 g (3.5 oz):
Energi 127 kJ (30 kcal)
karbohidrat 7.55 g
Gula 6,2 g
Serat makanan 0,4 g
Lemak 0,15 g
protein 0.61 g
Kandungan Vitamin Buah Semangka:
Vitamin A equiv. (4%) 28 ug

beta karoten (3%) 303 ug


Tiamin (B1) (3%) 0,033 mg
Riboflavin (B2) (2%) 0,021 mg
Niacin (B3) (1%) 0,178 mg
Asam pantotenat (B5) (4%) 0,221 mg
Vitamin B6 (3%) 0,045 mg
Kolin (1%) 4,1 mg
Vitamin C (10%) 8.1 mg
Kandungan Mineral Buah Semangka:
Kalsium (1%) 7 mg
Besi (2%) 0,24 mg
Magnesium (3%) 10 mg
Mangan (2%) 0,038 mg
Fosfor (2%) 11 mg
Kalium (2%) 112 mg
Sodium (0%) 1 mg
Zinc (1%) 0,1 mg
Kulit buah semangka digunakan untuk pengobatan, antara lain :
1. bengkak karena timbunan cairan pada penyakit ginjal,
2. kencing manis (diabetes melitus),
3. gatal karena tanaman berracun,
4. sakit sewaktu bangun tidur pagi akibat alkohol (hangover),
5. migren,

6. mencegah kerontokan rambut,


7. menghaluskan kulit dan menghilangkan flek hitam di wajah,
8. kulit kasar, luka bakar, dan terbakar matahari.
Daging buah digunakan untuk pengobatan, antara lain:
1. pingsan karena udara panas (heatstroke),
2. rasa letih,
3. demam, haus disertai mulut kering, napas berbau,
4. air kemih warnanya gelap dan kuning tua, nyeri sewaktu kencing,
5. perut kembung karena banyak gas,
6. susah buang air besar (sembelit),
7. sakit tenggorok, sariawan,
8. hepatitis,
9. tekanan darah tinggi (hipertensi),
10. disfungsi ereksi (impoten),
11. meningkatkan kesuburan pria,
12. keracunan alkohol (alkoholism),
13. asam urat tinggi, dan

14. menghilangkan kerutan di wajah.


Biji digunakan untuk:
1. susah buang air besar selama hamil atau usia tua,
2. radang hati, radang selaput lendir usus,
3. infeksi kandung kemih,
4. kurang darah (anemia),
5. membasmi cacing usus, dan
6. busung lapar.

D. ALAT DAN BAHAN


Bahan dan Alat yang digunakan
1. 3 Buah semangka merah dan semangka kuning (minimal 5 variasi
beda)
2. Alat tulis, penggaris
3. Kamera
E. CARA KERJA

Menentukan 3 buah semangka merah dan 3 buah


semangka kuning yang akan digunakan, dan juga
variasi sifat apa yang akan diamati yaitu warna kulit
buah, corak kulit buah, bentuk buah, tepi pada biji,
ketebalan kulit buah

Jumlah bahan yang diamati sebaiknya cukup banyak


untuk mendapatkan hasil yang memadai (3 buah
semangka merah dan 3 buah semangka kuning)

Mengamati sifat yang telah ditentukan dan mencatat


dalam lembar pengamatan serta mengambil
F. HASIL PENGAMATAN
gambarnya untuk dokumentasi
Variasi sifat pada buah semangka
Hasil dari 3 buah semangka merah dan 3 buah semangka kuning :

No.

1.

Sifat yang

Buah

Variasi sifat

Jumla

diamati

Semangk

yang dijumpai

Warna

a
Merah

kulit Buah
Kuning
2.

Corak kulit Merah


buah

Kuning

-Hijau muda
3
-Hijau muda
-Hijau muda
-Hijau tua
3
-Hijau tua
-Hijau tua
-Corak
garis 3
lurus
-Corak

garis

lurus
-Corak

garis

lurus
- Corak

garis 3

tajam
- Corak

garis

Ket.

tajam
- Corak
3.

Bentuk

Merah

buah
Kuning
4.

Warna

Merah

buah
Kuning
5.

Tepi

pada Merah

tajam
- Bulat
- Bulat
- Bulat
- Lonjong
- Lonjong
- Lonjong
- Merah
- Merah
- Merah
- Kuning
- Kuning
- Kuning
- Berwarna

biji

Kuning

6.

Ketebalan

Merah

kulit buah
Kuning

G. ANALISIS

garis

hitam
Berwarna

hitam
Berwarna

hitam
- Tidak
-

berwarna
Tidak

berwarna
Tidak

berwarna
Tebal
Tebal
Tebal
Tipis
Tipis
Tipis

3
3
3
3
3

3
3

Pada semangka merah dan semangka kuning yang kami amati, maka
ada beberapa variasi sifat yang nampak dan dapat dilihat dengan mata.
Antara lain :

Variasi

Semangka Merah

Semangka Kuning

sifat
Warna
kulit Buah

Semangka merah warna kulit buahnya jauh lebih muda


(hijau muda) dari pada semangka kuning (hijau tua)
Corak
kulit buah

Corak kulit buah semangka merah dan kuning berbeda, yaitu


pada semangka merah coraknya lebih lurus dan corak yang
semangka kuning lebih tajam
Bentuk
buah

Dapat dilihat dengan jelas , bahwa bentuk semangka merah


dan kuning sangat berbeda. Semangka merah berbentuk

bulat dan semangka kuning berbentuk lonjong.


Warna
buah

Warna semangka merah dan semangka kuning


Tepi pada
biji

Tepi pada biji buah semangka merah bercorak berwarna


hitam, sedangkan tepi pada biji semangka kuning tidak
berwarna hitam.
Ketebalan
kulit buah

Ketebalan kulit buah semangka merah lebih tebal daripada


semangka kuning

H. PEMBAHASAN
Praktikum ini kami melakukan kegiatan lapangan Variasi Sifat Pada
Tanaman Semangka . Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya
Dapat menjelaskan tipe-tipe keanekaragaman pada buah semangka,
menyebutkan dan membedakan sedikitnya lima ciri yang berbeda pada
buah semangka, dapat mendeskripsikan hasil pengamatan tentang variasi
pada semangka, dan dapat menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil
pengamatan.
Suatu individu dapat memiliki sifat yang berbeda meskipun berasal
dari parental yang sama. Sifat beda inilah yang menimbulkan adanya
variasi individu. Namun fenotipe suatu individu bisa saja berbeda sama
dengan fenotipe individu dari keturunan lain yang genotipenya sama.
Adanya variasi sifat dalam populasi dapat di terangkan dengan
mengansumsi bahwa yang mengendalikannya adalah beberapa pasangan
gen yang efek-efeknya di gabung bersama.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka didapatkan suatu
ciri yang berbeda pada buah semangka. Adapun variasi sifat yang diamati
adalah sebagai berikut :
- Warna kulit buah
- Corak kulit buah
- Bentuk buah
- Warna buah
- Tepi pada biji
- Ketebalan kulit buah
Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : warna kulit buah
semangka merah dan kuning, berbeda. Warna kulit buah semangka
kuning lebih hijau daripada buah semangka merah. Corak kulit buah pada
semangka merah garis nya lurus, sedangkan pada semangka kuning
coraknya lebih tajam. Bentuk buah semangka merah bulat dan semangka
kuning adalah lonjong.

Seperti namanya semangka merah berwarna

merah dan semangka kuning buahnya berwarna kuning, Tepi pada biji
semangka merah bercorak warna hitam ditepi atas, sedangkan semangka

warna kuning tidak ada coraknya. Dan, ketebalan kulit buah semangka
warna merah lebih tebal dibandingkan semangka warna kuning.
Keanekaragaman pada suatu tanaman (semangka) akan memunculkan
variasi, Warna kulit buah, corak kulit buah, bentuk buah, warna buah, tepi
pada biji, ketebalan kulit buah. Sifat individu yang berbeda beda tersebut
ditentukan oleh gen. Faktor genotip yang berinteraksi dengan faktor
lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotip. Lingkungan
yang berbeda mengakibatkan sifat yang muncul pada tanaman dapat
berbeda meskipun genotipnya sama. Jadi, gen yang sama menampakkan
sifat yang berbeda karena lingkungannya yang berbeda. Keanekaragaman
gen dapat memunculkan varietas. Seperti yang diamati pada sampel
kacang merah maupun pada cangkok kerang.
Suatu organisme dengan sepasang alel yang identik untuk sifat tertentu
dinamakan homozigot terhadap alelnya, sebaliknya jika alelnya berbeda
satu sama lain, disebut heterozigot. Pada heterozigot, satu alel dapat
dinyatakan dengan meniadakan yang lainnya (dominasi) atau kedua-dua
alel tersebut dapat berpengaruh terhadap pengaruhnya (dominasi tidak
lengkap) (Campbell 2002:229).
Gen adalah unitunit kromosom yang membawa kode untuk
pembuatan protein spesifik. Setelah dibentuk dan diberi kode oleh gen,
proteinprotein ini selanjutnya menentukan perkembangan serta tampilan,
bentuk, dan fungsi dari jaringan dan organ terkait. Alternatif atau bentuk
yang berbedabeda dari suatu gen dikenal sebagai alel (Indrawan dkk.
2007). Genotipe suatu individu menentukan fenotipe yang beragam,
sebagian diantaranya akan memberi kontribusi pada kelestarian individu
tersebut. Seleksi alam akan bekerja dengan cara memilih individu
individu dengan kelestarian tertinggi dalam populasi. Dengan demikian,
kombinasikombinasi gen yang sesuai cenderung diteruskan atau
diturunkan, sedangkan yang kalah adaptif cenderung dihilangkan dari
populasi (Elrod dan Stansfield, 2007).

Keanekaragaman genetik dapat terjadi karena adanya perubahan


nukleotida penyusun deoxyribonucleic acid (DNA) (Suryanto, 2003).
Mutasi merupakan perubahan yang terjadi dalam DNA yang menyusun
kromosom. Variasi alel dari gen dapat mempengaruhi perkembangan dan
fisiologi individu organisme. Keragaman genetik bertambah ketika
keturunan menerima kombinasi unik gen dan kromosom dari induknya
melalui rekombinasi gen yang terjadi melalui reproduksi seksual. Gen
gen dipertukarkan antar kromosom. Kombinasi baru terbentuk ketika
kromosom dari kedua induk itu menyatu untuk membentuk keturunan
dengan genetik yang unik. Susunan keseluruhan dari gen dan alela dalam
populasi disebut gene pool (lungkang gen atau kumpulan gen) (Indrawan
dkk. 2007).
Informasi hubungan genetik antara individu di dalam dan di antara
spesies mempunyai kegunaan penting bagi perbaikan tanaman. Dalam
pemuliaan tanaman pendugaan hubungan genetik sangat berguna untuk
mengelola plasma nutfah, identifikasi kultivar, membantu seleksi tetua
persilangan serta mengurangi jumlah individu yang dibutuhkan untuk
mengambil sampel dengan kisaran keragaman yang luas (Julisaniah dkk.,
2008).
Semua tingkat keragaman genetik ini berkontribusi pada kemampuan
populasi untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Spesies
langka seringkali memiliki keragaman genetik yang lebih sedikit sehingga
menjadi lebih mudah punah jika kondisi lingkungan berubah (Indrawan
dkk. 2007). Lebih lanjut Elrod dan Stansfield (2007) menyatakan
besarnya keragaman di dalam suatu spesies tergantung pada jumlah
individu, kisaran penyebaran geografinya, tingkat isolasi dari populasi
dan sistem genetiknya.

Peran penting juga dilakukan oleh proses-proses

seleksi alami serta faktor-faktor yang berpengaruh pada perubahan spasial


dan temporal pada komposisi genetik dari spesies atau populasi. Menurut

Indrawan dkk. (2007) keragaman genetik penting bagi kemampuan


spesies dan populasi beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan
dan karena itu merupakan persyaratan bagi kelangsungan hidupnya. Pada
populasi seksual, gen direkombinasi pada setiap generasi, menghasilkan
genotipe baru. Kebanyakan keturunan spesies seksual mewarisi separuh
gennya dari induk betina dan separuhnya lagi dari induk jantan, susunan
genetiknya dengan demikian berbeda dengan kedua induknya atau dengan
individu yang lain di dalam populasi.
Tiga mekanisme yang memberi kontribusi pada variasi genetik yang
timbul akibat reproduksi seksual :
1) Pemilahan Kromosom secara Independen
Pada metafase I, pasangan homolog kromosom masing-masing
terdiri atas satu kromosom maternal dan satu kromosom
paternal, diletakkan pada pelat metafase. Orientasi pasangan
homolog relatif terhadap kutub-kutub sel bersifat random, ada
dua kemungkinan alternatif untuk setiap pasangan.
Karena

masing-masing

pasangan

kromosom

homolog

ditempatkan secara independen terhadap pasangan lainnya


dalam metafase I-orientasi ini sama randomnya dengan
pelemparan

koin

maka

pembelahan

meiotik

pertama

menghasilkan pemilahan kromososm maternala dan paternal


secar independen

ke dlam sel anak. Masing-masing gamet

mewakili satu hasil dari semua kemungkinan kombinasi antara


kromosom

maternal

dan

kromosom

paternal.

Jumlah

kemungkinan kombinasi untuk gamet yang terbentuk melalui


meiosis yang dimulai dengan dua pasanagn kromosom
homolog adalah empat.
2) Pindah Silang

Pindah silang terjadi selama fase miosis I. Ketika


kromosom

homolog pertama kali muncul bersama sebagai

pasangan selama profase I, suatu perlengkapan protein yang


dinamakan kompleks sinaptomenal (Synaptomenal complex)
menggabungkan kromosom sehingga terikat kuat satu dengan
yang lainnya, fungsinya mirip sebuha risleting. Pemasangan
berlangsung secara cermat, penataan yang homolog satu sama
lain gen demi gen. Pindah silang terjadi ketika porsi homolog
dua kromatid bukan saudara bertukar tempat.
Lokasi pertukaran genetik ini tampak pada mikroskop
cahaya sebagai kiasmata. Yang penting dipahami sekarang
adalah bahwa indah silang dengan mengkombinasikan DNA
yang diwarisi dari kedua orangtua menjadi sebuah kromosom
tunggal, merupakan sumber variasi genetik yang penting dalam
siklus hidup seksual (Campbell et al, 2002).
3) Fertilisasi Random
Sifat random fertilisasi menambah variasi genetik yang
ditimbulkan dari meiosis.
I. SIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam suatu populasi semangka terdapat beberapa variasi sifat (Warna
kulit buah, Corak kulit buah, Bentuk buah, Warna buah, Tepi pada biji,
dan Ketebalan kulit buah) dimana yang mengendalikan munculnya
suatu sifat beda ialah sepasang gen.
2. Dalam suatu populasi semangka terdapat banyak variasi sifat , hal ini
disebabkan interaksi antara genotip dengan lingkungannya.
J. SARAN
- Sebaiknya praktikan memahami teori serta langkah kerja bab yang
akan dipraktikumkan

Sebaiknya pengambilan data yang baik dilakukan jauh jauh hari

K. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A et al. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Elrod, Susan dan William Stanfield. 2007. Genetika Edisi Keempat.
Jakarta: Erlangga.
Henny, S et al.2009. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab.
Agronomi Universitas Bengkulu.
Indrawan, M., R. B. Primack dan J. Supriatna. 2007. Biologi Konservasi.
Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.
Julisaniah, N. I., L. Sulistyowati, dan A. N. Sugiharto. 2008. Analisis
kekerabatan Mentimun (Cucumis sativus L.) Menggunakan
Metode RAPD-PCR dan Isozim. Biodiversitas. 9 (2): 99-102.
Sridianti, A. 2014. Dasar-dasar Genetika. Jakarta : Erlangga.
Sudjadi, Bagod. 2005. BIOLOGI. Surabaya: Yudhistira.
Suryanto, D. 2003. Melihat Keanekaragaman Organisme Melalui
BeberapaTeknik Genetika Molekuler: USU digital library.
Syamsuri, Istamar, et al. 2004. BIOLOGI jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Widiati, Tuti. 2015. Penuntun Pratikum Genetika. Bengkulu: Lab.
Agronomi Universitas Bengkulu.
Welsh, James R.1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan
Tanaman.Jakarta:Erlangga.

L. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai