MAKAlah biologi
“KEANEKARAGAMAN HAYATI”
Di susun oleh :
1. Jumroh atunnisa
2. M. Adri asabikh
3. Piki ikmalul amri
4. Siti rifaiyah
5. Via afifah
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Keanekaragaman Hayati“. Dalam penulisan makalah ini kami pun mendapat
banyak ilmu yang berguna, bagi diri sendiri dan pembaca untuk kedepannya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang
Keanekaragaman Hayati, selain itu juga dengan adanya makalah ini diharapkan bagi pembaca
agar dapat mengembangkannya lagi. Makalah yang kami buat ini, kami ambil dari beberapa
sumber. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut ambil alih sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan khususnya
pada diri saya sendiri serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua.
Penulis menyadari makalah yang kami buat ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kami mohon untuk saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keanekaragaman hayati adalah perbedaan diantara makhluk hidup yang berbeda jenis,
spesiesnya, dan perbedaan ekosistemnya. Bagaimana keanekaragaman hayati terjadi ?
keanekaragaman hayatiterjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti ukuran, bentuk, warna,
fungsi organ, tempat hidup (ekosistem) dan lain – lain.
Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk
hidup. Keanekaragaman dapat terjadi akibat proses evolusi dan adaptasi. Evolusi adalah
perubahan yang terjadi dalam waktu lama yang akan membentuk makhluk hidup yang
berbeda dengan asalnya sehingga akan menimbulkan spesies baru. Sedangkan adaptasi
adalah proses penyesuaian diri terhadap linkungan yang berbeda akan menghasilkan
makhluk hidup yang berbeda pula. Misalnya burug galatik yang hidup di kepulauan
Galapagos, pada mulanya burung galatik berasal dari tempat yang sama di amerika selatan.
Oleh karena hidupnya berpindah-pindah dan menghuni tempat yang berbeda, lama kelamaan
paruh burung galatik mengalami perubahan sesuai dengan kondisi lingkungan baru.
B . Perumusan Masalah
1. Mengetahui macam-macam keanekaragaman hayati ?
2. Apa tingkat keanekaragaman hayati ?
3. Tipe-TipeEkosistem ?
4. Apasaja Manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati ?
5. Apa keanekaragaman hayati indonesia ?
C . Tujuan
1. Agar dapat mengetahui macam-macam keanekaragaman haryati
2. Agar dapat mengetahui tingkat keanekaragaman hayati
3. Agar dapat mengetahui tipe-tipe ekosistem
4. Agar dapat mengetahui manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati
5. Agar dapat mengetahui keanekaragaman hayati indonesia
D. Manfaat
Dengan penulisan makalah ini, kita dapat mengetahui lebih banyak tentang Keaneragaman
Hayati.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEANEKARAGAMAN HAYATI
Apabila Anda mendengar kata “Keanekaragaman”, dalam pikiran anda mungkin akan
terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan
sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk
menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya
perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah.
Sedangkan kata “Hayati” menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman
hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer.
Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman
dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk,
jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.
Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya
persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk memahami konsep keseragaman dan
keberagaman makhluk hidup pergilah Anda ke halaman sekolah. Amati lingkungan
sekitarnya! Anda akan menjumpai bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Jika Anda
perhatikan tumbuhan-tumbuhan itu, maka Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang
berbatang tinggi, misalnya: palem, mangga, beringin, kelapa. Dan yang berbatang rendah,
misalnya: cabe, tomat, melati, mawar dan lain-lainnya. Ada tumbuhan yang berbatang keras,
dan berbatang lunak. Ada yang berdaun lebar, tetapi ada pula yang berdaun kecil, serta bunga
yang berwarna-warni. Begitu pula Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang
memiliki kesamaan ciri seperti: tulang daun menyirip atau sejajar, sistem perakaran tunggang
atau serabut, berbiji tertutup atau terbuka, mahkota bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lain-lain.
Begitu pula pada hewan-hewan yang Anda temukan, terdapat hewan-hewan yang bertubuh
besar seperti kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil seperti semut serta kupu-kupu.
Ada hewan berkaki empat, seperti kucing. Berkaki dua seperti ayam. Berkaki banyak seperti
lipan dan luwing. Juga akan tampak burung yang memiliki bulu dan bersayap.
Di samping itu, Anda juga akan menemukan hewan yang hidupnya di air seperti: ikan
mas, lele, ikan gurame. Dan hewan-hewan yang hidup di darat seperti kucing, burung dan
lain-lain. Ada hewan yang tubuhnya ditutupi bulu seperti burung, ayam. Ada yang bersisik
seperti ikan gurame, ikan mas, dan ada pula yang berambut seperti kucing, kelinci dan lain-
lain.
Gambar 2. Keanek ragaman jenis pada hewan (a) harimau, (b) singan, (c) kucing dan (d)
citah.
Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi
diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan
warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya.
Cobalah Anda perhatikan perbedaan sifat dari hewan berikut ini :
No. Ciri-ciri Kucing Harimau Singa Citah
Demikian pula pada kelompok tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah
akan memperlihatkan perbedaan-perbedaan sifat pada tinggi batang, daun dan bunga.
Contohnya kelapa, aren, pinang, dan lontar, seperti tampak pada tabel pengamatan berikut
ini.
No Ciri-ciri Kelapa Aren Pinang Lontar
Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra (c) gurun pasir
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan
terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya
penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna
(hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya
jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah
beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini
adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan)
dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora
dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka
terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.
Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk,
penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan
keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman
tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu
dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan
varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan
terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan.
Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan
perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem
dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh
gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan secara liar dan perburuan
hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan tersebut secara
perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi keanekaragaman tingkat
ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan
ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. Demikian
halnya dengan bencana tsunami.
C. TIPE-TIPE EKOSISTEM
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosistem darat, dan ekosistem
buatan, yaitu:
a. ekosistem air atau Akuatik (air)
1) Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
2) Ekosistem Air Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
3) Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.[5] Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki
produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi
4) Ekosistem Pantai
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang
hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
5) Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air.
6) Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat
tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa
organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan
ganggang.
7) Ekosistem Laut Dalam
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
8) Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup
di lingkungan laut. Tumbuh tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
b. ekosistem darat atau Terestrial (darat)
1) Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan
200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu
dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
2) Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun,
tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.
3) Padang Rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri
padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur,
porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.
4) Gurun
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem
gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antarasiang dan
malam sangat besar.
5) Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya
adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu
rapat.
6) Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya
adalah suhu di musim dingin rendah.
7) Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di
puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
8) Karst (batu gamping/gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur
untukpertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi
yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.
Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak
dijumpai di ekosistem lain.
C. EKOSISTEM BUATAN
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan
didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem
buatan adalah:
1) Bendungan,
2) Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus,
3) Agroekosistem berupa sawah tadah hujan,
4) Sawah irigasi,
5) Perkebunan sawit,
6) Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa,
7) Ekosistem ruang angkasa.
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan
materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti
polusi dan panas.
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi
sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu
bergantung pada bumi.
D. Manfaat dan nilai keanekaragaman hayati
Manfaat-manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati, ialah
sebagai berikut:
Kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan yang bersifat mutlak , seperti:
A . KESIMPULAN
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu
istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat
dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen,
spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-
proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan
sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu.
Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi;
wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah
keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun
proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga
sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa,
dan organisme uniselulerlainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan
ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga
terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
Jenis keanekaragaman hayati
Keanekaragaman genetik (genetic diversity); Jumlah total informasi genetik yang
terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan dan mikroorganisme yang mendiami bumi.
Pengertiannya keanekaragaman gen adalah faktor pengatur sifat yang terdapat dalam sel
makhluk hidup.gen diwariskan orang tua (induk) pada keturunannya.
Keanekaragaman jenis(spesies) (species diversity); Keaneraragaman organisme hidup di
bumi (diperkirakan berjumlah 5 - 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari.
Pengertian keanekaragaman jenis(spesies) adalah Keanekaragaman hayati yang dapat
ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk
kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.
Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity); Keanekaragaman habitat, komunitas
biotik dan proses ekologi di biosfer atau dunia laut.
Pengertian keanekaragaman ekosistem adalah Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan
dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir.
Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain. Ketiganya dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai
keanekaragaman hayati.
B. SARAN – SARAN
Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman hayati, yaitu
terdiri dari manusia, hewan, dan tumbuhan yang beranekaragam., Adapun beberapa usaha
yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki dan melestarikan keanekaragaman hayati
tersebut seperti penghijauan(reboisasi), pemuliaan, pelestarian in situ maupun ex situ serta
penegakan hukum dan kebijakan nasional dan internasional.