Tugas k3 - Putu Adetya P - 141910301030

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

No.5 tahun 2014


BAB III
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3) - PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG
PEKERJAAN UMUM
Bagian Kesatu-Umum

Pasal 4
(1) Setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum
wajib menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU.
(2) SMK3 Konstruksi Bidang PU meliputi:
a. Kebijakan K3;
b. Perencanaan K3;
c. Pengendalian Operasional;
d. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3; dan
e. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
(3) SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)
diterapkan pada tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Pra Konstruksi:
1. Rancangan Konseptual, meliputi Studi Kelayakan/Feasibility
Study, Survei dan Investigasi;
2. Detailed Enginering Design (DED);
3. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
b. Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Procurement);
c. Tahap Pelaksanaan Konstruksi; dan
d. Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan.

TUGAS RANGKUMAN PERATURAN K3 (KONSTRUKSI)


PUTU ADETYA PARIARTHA /NIM 141910301030
Pasal 5
(1) Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU ditetapkan berdasarkan potensi
bahaya.
(2) Potensi bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan menjadi:
a. Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau
mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai
kontrak diatas Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah);
b. Potensi bahaya rendah, apabila pekerjaan bersifat tidak berbahaya
dan/atau mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang
dan/atau nilai kontrak dibawah Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar
rupiah).

Pasal 6
(1) Pelaksanaan Konstruksi dengan potensi bahaya tinggi wajib melibatkan
Ahli K3 konstruksi.
(2) Pelaksanaan konstruksi dengan potensi bahaya rendah wajib melibatkan
Petugas K3 konstruksi.

Pasal 9
Penerapan SMK3 Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi
(1) RK3K dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi/Pre Construction Meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk
disahkan dan ditanda tangani oleh PPK dengan menggunakan Format
pada Lampiran 2.
(2) RK3K yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen kontrak pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan penerapan
SMK3 pada pelaksanaan konstruksi.
(3) Dalam hal pekerjaan konstruksi dilaksanakan oleh beberapa Penyedia
Jasa dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO), Pemimpin KSO harus

TUGAS RANGKUMAN PERATURAN K3 (KONSTRUKSI)


PUTU ADETYA PARIARTHA /NIM 141910301030
menetapkan Kebijakan K3 Konstruksi yang berlaku untuk seluruh
Penyedia Jasa.
(4) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuaian dalam
penerapan RK3K dan/atau perubahan dan/atau pekerjaan
tambah/kurang, maka RK3K harus ditinjau ulang dan disetujui oleh PPK.
(5) Dokumentasi hasil pelaksanaan RK3K dibuat oleh penyedia jasa dan
dilaporkan kepada PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan dan
triwulan), yang menjadi bagian dari laporan pelaksanaan pekerjaan.
(6) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan
kecelakaan kerja kepada PPK, Dinas Tenaga Kerja setempat, paling
lambat 2 x 24 jam.

BAB IV
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
Bagian Kesatu - Kementerian Pekerjaan Umum

Pasal 11
Kepala Badan Pembinaan Konstruksi
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Kepala Badan Pembinaan Konstruksi
meliputi:
a. merumuskan Kebijakan tentang SMK3 Konstruksi Bidang PU di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum;
b. menyusun Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja
Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU;
c. melaksanakan pemantauan dan evaluasi secara acak terhadap penerapan
SMK3 Konstruksi Bidang PU pada pekerjaan konstruksi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum;
d. apabila ditemukan hal-hal yang sangat berbahaya, maka dapat memberi
peringatan atau meminta PPK untuk memberhentikan pekerjaan

TUGAS RANGKUMAN PERATURAN K3 (KONSTRUKSI)


PUTU ADETYA PARIARTHA /NIM 141910301030
sementara sampai dengan adanya tindakan perbaikan;
e. melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kinerja SMK3 Konstruksi
Bidang PU kepada Menteri;
f. bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas pembinaan penyelenggaraan
SMK3 Konstruksi Bidang PU di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum;
g. memberikan rekomendasi perbaikan untuk peningkatan kinerja penerapan
SMK3 Konstruksi Bidang PU kepada Menteri dan Unit Kerja Eselon I.

Undang-undang RI No. 25 Tahun 1991 Tentang Ketenagakerjaan


Dalam peraturan ini diatur bahwa setiap pekerja berhakmemperoleh perlindungan
atas :
o Keselamatan dan Kesehatan Kerja
o Moral dan kesusilaan
o Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

Undang-Undang no. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


Dalam UNDANG-UNDANG ini diataur tentang:
Perenacanaan tenaga kerja
Pelatihan kerja
Kompetensi kerja
Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Waktu kerja
Keselamatan dan kesehatan Kerja

TUGAS RANGKUMAN PERATURAN K3 (KONSTRUKSI)


PUTU ADETYA PARIARTHA /NIM 141910301030
PERATURAN PEMERINTAH
Peraturan pemerintah RI No. 11 Tahun 1975 Tentang Keselamatan Kerja
Terhadap Radiasi
Dalam peraturan ini diatur nilai ambang batas yang diizinkan. Selanjutnya ketentuan
nilai ambang batas yang diizinkan, diatur lebih lanjut oleh instansi yang berwenang.
Pengaturan mengenai petugas dan ahli proteksi radiasi, pemeriksaan kesehatan calon
pekerja dan pekerja radiasi, kartu kesehatan, pertukaran tugas pekerjaan, ketentuan-
ketentuan kerja dengan zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya, pembagian
daerah kerja dan pengelolaan limbah radioaktif, kecelakaan dan ketentuan pidana.
Rangkuman isi peraturan sebagai berikut :
Instalasi atom harus mempunyai petugas dan ahli proteksi radiasi dimana
petugas proteksi mempunyai tugas menyusun pedoman dan instruksi kerja,
sedangkan ahli proteksi mempunyai tugas mengawasi ditaatinya peraturan
keselamatan kerja terhadap radiasi.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada pekerja radiasi adalah:
o calon pekerja radiasi
o berkala setiap satu tahun
o pekerja radiasi yang akan putus hubungan kerja.
Pekerja radiasi wajib mempunyai kartu kesehatan dan petugas proteksi radiasi
wajib mencatat dalam kartu khusus banyaknya dosis pajanan radiasi yang
diterimamasing-masing pekerja.
Apabila pekerja menerima dosis radiasi melebihi nilai ambang batas yang
diizinkan, maka pekerja tersebut harus dipindahkan tempat kerjanya ketempat
lain yang tidak terpajan radiasi.
Perlu adanya pembagian daerah kerja sesuai dengan tingkat bahaya radiasi
dan pengelolaan limbah radioaktif.

TUGAS RANGKUMAN PERATURAN K3 (KONSTRUKSI)


PUTU ADETYA PARIARTHA /NIM 141910301030
Perlu ada tindakan dan pengamanan untuk keadan darurat apabila terjadi
kecelakaan radiasi.
Pelanggaran ketentuan ini diancam pidana denda Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah)

Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1975 Tentang Izin pemakaian Zat


Radioaktif atau sumber Radiasi lainnya
Dalam peraturan ini diatur tentang pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi
lainnya, syarat dan cara memperoleh izin, kewajiban dan tanggung jawab pemegang
izin serta pemeriksaan dan ketentuan pidana.

KEPUTUSAN PRESIDEN
Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun1993 Tentang Penyakit Yang Timbul
karena Hubungan Kerja
Dalam peraturan ini diatur hak pekerja kalau menderita penyakit yang timbul karena
hubungan kerja, pekerja tersebut mempunyai hak untuk mendapat jaminan
kecelakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah
hubungan kerja berakhir (paling lama 3 tahun sejak hubungan kerja berakhir)

PERATURAN - PERATURAN YANG DIKELUARKAN OLEH


DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
(PERMENAKERTRANS)
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No.Per.05/Men/1978 Tentang Syarat-syarat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam pemakaian lift listrik untuk pengangkutan orang dan
barang.
Dalam peraturan ini disebutkan bahwa pemasang lift (instalatir) harus mempunyai
izin. Demikian pula untuk pemasangan, pemakaian dan perubahan teknis harus

TUGAS RANGKUMAN PERATURAN K3 (KONSTRUKSI)


PUTU ADETYA PARIARTHA /NIM 141910301030
dengan izin tertulis Depnaker. Selain kewajiban izin, dalam peraturan tersebut juga
diatur mengenal syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja, penggunaan lift dan
perawatan lift.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.01/Men/1980 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
Dalam peraturan ini, diatur tentang tempat kerja dan alat kerja, perancah, tangga dan
rumah tangga, alat-alat angkat, kabel baja, tambang, rantai dan peralatan bantu,
mesin-mesin, peralatan konstruksi bangunan, konstruksi di bawah tanah, penggalian,
pekerjaan memancang, pekerjaan beton, pekerjaan pembongkaran, penggunaan
perlengkapan, penyelamatan dan perlindungan diri. Peraturan ini sangat bermanfaat
bagi rumah sakit yang sedang mengadakan renovasi atau membangun rumah sakit
baru ataupun dalam perawatan bangunan.

TUGAS RANGKUMAN PERATURAN K3 (KONSTRUKSI)


PUTU ADETYA PARIARTHA /NIM 141910301030

Anda mungkin juga menyukai