gigi dan mulut selama kehamilan. Memang masa kehamilan adalah masa yang
membahagiakan bagi setiap pasangan. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menakut-nakuti,
akan tetapi diharapkan pembaca bisa mengetahui lebih dalam kenapa perawatan gigi dan
mulut itu penting serta bagaimana pencegahannya agar ibu hamil & janin tetap terjaga
kesehatannya.
Mungkin pembaca sudah menyadari bahwa selama kehamilan, sang ibu akan mengalami
perubahan fisik, perubahan hormonal, dan perubahan perilaku. Perubahan-perubahan tersebut
tentu berpengaruh juga pada kesehatan gigi dan mulut mereka. Tidak bisa dipungkiri bahwa
selama masa kehamilan calon ibu sering kali mengalami keluhan pada gigi dan mulut.
Bahkan, jika sebelumnya sudah memiliki masalah pada gigi dan mulut, pada saat hamil
kondisi tersebut bisa lebih parah.
Infeksi gusi pada ibu hamil bisa menularkan infeksinya pada janin melalui peredaran
darah plasenta. ( dikutip dari: penelitian yang dimuat Journal Of Obstetrics
Gynecology, Yiping Han peneliti dari Case Western Reserve University tahun 2010).
Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa kuman Fusobacterium nucleatum yang
menginfeksi gusi ibu, juga ditemukan dalam tubuh janin. Bila infeksi pada gusi
tersebut berlangsung dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan resiko keguguran.
Ibu hamil dengan gangguan kesehatan gigi dan mulut beresiko 3-5x lebih besar
melahirkan bayi premature dan bayi dengan berat badan lahir rendah. (dikutip dari:
hasil riset Academy of General Denistry)
Selain berguna untuk menghindari resiko bayi lahir dengan berat badan rendah serta
resiko lahir premature, perawatan gigi dan mulut selama kehamilan juga bermanfaat
resiko terjadinya pre-eklamsia atau keracunan selama kehamilan sebesar 5-8%.
(dikutip dari: hasil riset Journal of Periodontology).
Sakit Gigi, Plak Gigi, dan Gigi Ngilu pada Ibu Hamil
Selama kehamilan ibu membutuhkan asupan zat makanan bergizi bila ibu hamil mengalami
gangguan pada mulut dan gigi maka kebutuhan pemenuhan makanan tersebut akan
terganggu, sehingga ibu tidak dapat mengunyah makanan dengan baik yang berakibat gigi
janin kurang dan bayi mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan. Ibu hamil sering
mengalami sakit gigi dan gigi ngilu. Rasa sakit dan ngilu pada ibu hamil disebabkan karena
adanya peningkatan kerja toksin yang berfungsi membunuh kuman penyebab kerusakan gigi.
Peningkatan kerja toksin tersebut terjadi karena ibu hamil menjadi malas menyikat gigi
karena mual atau hal lainnya. Hal ini akibat adanya prespeksi apabila menyikat gigi akan
memicu rasa mual.
Pembengkakan dan peradangan gusi pada ibu hamil dan gigi lebih sensitif yang disebabkan
oleh adanya plak sisa-sisa makanan yang menempel pada gusi yang menyebabkan
peradangan pada gusi (gingivitis). Peningkatan resiko terjadinya pembengakan gusi maupun
pendarahan pada gusi terjadi karena pelunakan dari jaringan daerah gusi akibat peningkatan
hormone, kadang timbul benjolanbenjolan berwarna bengkak kemerahan pada gusi, dan gusi
mulai berdarah. Namun perbedaannya, peradangan gusi Ibu hamil lebih parah dibandingkan
yang tidak hamil meskipun jumlah plak yang menempel pada gusi sama. Hal ini disebabkan
karena selama kehamilan terjadi peningkatan hormon esterogen dan progesteron yang
memicu pelepasan histamine dan enzim proteolitik. Sehingga terjadi peningkatan respon
peradangan gusi yang berbeda dari peradangan gusi pada kondisi tidak hamil.
Peradangan pada gusi menyebabkan pembengkakan gusi, gigi goyang dan gusi terlepas dari
gigi. Karena pembengkakan tersebut, maka ibu hamil akan sering terganggu kenyamanan dan
kurang istirahat akibat sering sakit gigi dan ngilu. Pada saat hamil kondisi gigi yang
berlubang akan bertambah parah akibat penyerapan kalsium dari tubuh ibu hamil yang
dibutuhan ibu bayi untuk proses pertumbuhan.
Sariawan (apthae), disebabkan karena adanya perubahan hormon selama kehamilan, tergigit
atau akibat penurunan daya tahan tubuh. Ibu hamil mengalami perubahan hormon baik itu
progesteron maupun estrogen. Dampak dari perubahan hormon kehamilan itu bisa
mempengaruhi kesehatan mulut dan gigi. Contoh, ibu hamil trimester pertama sering muntah
dan kelebihan air liur. Bila tidak rajin kumur dan menggosok gigi maka kuman dan bakteri
penyakit mudah tumbuh, menyebabkan bau mulut dan sariawan pada rongga mulut. Bau
mulut (halistosis) disebabkan akibat kerusakan gigi dan peradangan gusi selama kehamilan.
Dampak Buruk dara Lalai Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Lainnya
Ibu hamil dengan keadaan gigi yang rusak cukup parah akan merusak keluarnya hormone
prostaglandin. Hormone bersifat merangsang timbulnya kontraksi pada rahim. Bila terus
menerus rahim berkontraksi maka kelahiran prematur bahkan keguguran dapat terjadi. Selain
itu, infeksi pada gigi ibu hamil dapat menginfeksi janin dalam kandungan. Menurut hasil
penelitian dari Journal Of Obstetrics Gynecology, ibu yang gusinya terinfeksi dapat
menularkan infeksi pada janin melalui peredaran darah plasenta. Sementara itu, di North
Carolina menemukan fakta bahwa Bakteri Streptococcus mutans yang merupakan penyebab
gigi berlubang dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah, dan selanjutnya
dapat mencapai jantung dan mnyebabkan gangguan pada jantung ibu hamil.
Menurut beberapa referensi dan diskusi, dokter gigi memiliki pertimbangan tersendiri ketika
harus melakukan perawatan pada ibu hamil. Trimester kedua adalah waktu yang tepat untuk
dilakukan perawatan. Pada umumnya perawatan gigi dan mulut yang dilakukan pada pasien
hamil dibatasi pada prosedurprosedur operatif yang sederhana, seperti penambalan karies
gigi, dan tindakan yang tidak menimbulkan komplikasi seperti tindakan scalling root
planning.
Selain itu, kadang juga bisa dilakukan prosedur perawatan saluran akar sederhana selama
masa kehamilan dengan teknik yang asepsis dan menghindari keadaan yang menimbulkan
stres bagi pasien. Prosedur yang dapat menimbulkan stres atau yang melelahkan bagi pasien
sebaiknya dihindari atau ditunda dulu (misal, pengambilan gigi terpendam). Selain itu,
penggunakan radiograph sebaiknya dihindari terutama trimester pertama dari kehamilan,
karena pada saat ini perkembangan janin sangat peka terhadap radiasi. Apabila penggunaan
radiograph sangat diperlukan, terutama untuk membantu menegakkan diagnose yang tepat
pada pasien hamil, maka diperlukan keamanan seperti apron atau baju timah untuk
menghindari terjadi pengaruh negatif radiasi pada janin.
Berikut ini 5 tips yang bisa membantu para calon ibu untuk bisa tetap memelihara kesehatan
mulut mereka :
Luangkanlah waktu untuk melakukan pemeriksaan rutin dan pembersihan gigi ke
dokter
Bersabarlah untuk selalu menyikat gigi 2x sehari untuk menghilangkan segala plak
yang menempel
Rajin-rajinlah membersihkan gigi dari sisa makanan pada sela gigi yang sulit
dijangkau dengan dental floss atau sikat gigi dengan ujung yang lancip
Jika perlu, sediakan obat kumur antibakteri untuk mencegah terjadi gingivitis
sekaligus untuk mengurangi bau mulut
Pastikan untuk membersihkan lidah dari bakteri dengan sikat gigi atau alat khusus
pembersih lidah
Berdasarkan uraian di atas, tentu perawatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat
penting bagi ibu hamil. Oleh sebab itu, melakukan perawatan gigi berarti melakukan tindakan
prefentif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan terkait antara kesehatan gigi dan kesehatan
janin. Oleh sebab itu, pasangan yang merencanakan untuk hamil sangat disarankan untuk
melakukan pemeriksaan dan perawatan gigi mulut ke dokter gigi, sehingga dapat
meningkatkan kenyamanan dan kualitas kehamilan bagi calon ibu dan calon bayi Anda.