Anda di halaman 1dari 5

Manajemen Asuransi

Sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengelolahan keuangan, semacam asuransi,


akan berjalan dengan baik dan mempunyai kinerja yang sehat jika dikelola dengan manajemen
yang baik dan sesuai dengan norma peraturan yang berlaku. Manajemen asuransi adalah sebuah
cara dalam mengelola perusahaan asuransi supaya operasionalnya berjalan dengan baik dan
dapat diharapkan menghasilkan return positif bagi prusahaan beserta para staf yang bekerja di
dalamnya.
Karena asuransi adalah bisnis berkaitan erat dengan risiko (risk) maka sebuah
manajemen asuransi juga tidak dapat dilepaskan dari bagaimana cara mengelola risiko itu
sendiri.
Penerapan manajemen risiko oleh sebuah perusahaan menurut TB.M.Najmudin
Sutawinangun bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko perusahaan, mengukurnya, dan
mengatasinya pada tingkat toleransi tertentu. Dalam interprise wide risk manajemen (manajemen
risiko yang luas dan terpadu), risiko perusahaan bukan hanya finansial risk (risiko keuangan),
seperti risiko gagal dalam bayar dalam suatu transaksi keuangan, risiko kesalahan dalam
accounting sistem perusahaan, atau pun risiko perusahaan nilai mata uang. Selain risiko
keuangan ada yang disebut risiko teknis, risiko operasional, dan risiko pasar, yang ini lazim
disebut market risk atau commercial risk. Risiko teknik adalah kemungkinan risiko yang terjadi
terhadap aset-aset fisik perusahaan, seperti kerusakan peralatan dan inpra struktur. Dalam risiko
operasional, risiko terletak pada human faktor, diantaranya human eror, keselamatan dan
kesehatan pekerja, proses seleksi, dan skill. Sedangkan dalam risiko jalan pasar, risiko terletak
pada perubahan-perubahan yang terjadi terhadap pasar produk dan jasa perusahaan. Perang irak,
naiknya harga minyak mentah dunia, menurutnya export, dan rentetan akibat lainnya. Termasuk
katagori market risk.
Lebih spesifik, manajemen risiko dalam perusahaan asuransi lebih diarahkan untuk
mengidentifikasikan risiko, menghilangkan dan megurangi kemungkinan kerugian yang
ditimbulkan oleh risiko. Risiko bagi Herman Darmawi merupakan suatu konsepsi dengan
berbagai makna tergantung atas konteks disiplin ilmu yang menggunakannya. Bagi orang awam,
risiko berarti menghadapi kesulitan atau bahaya, yang mungkin menimbulkan musibah cedera,
atau hal-hal semacam itu yang sifatnya akan merugikan.
Orang matematika melihat risiko dari sudut tingkah laku daripada fenomenanya, risiko
adalah tingkat penyebaran nilai dalam suatu distribusi di sekitar nilai rata-ratanya. Ini berarti,
makin besar tingkat penyebarannya, akan makin besar risikonya.
Ada empat model dalam melakukan kegiatan manajeman risiko, (a) menghindari risiko,
(b) mengontrol risiko, (c) menerima riskio, dan (d) mentransfer risiko.
A. Menghindari Risiko
Cara yang paling jelas dan mudah adalah menghindari risiko. Kita dapat kemungkinan
risiko luka atau kematian akibat kecelakaan pesawat terbang dengan cara menghindari naik
pesawat terbang, atau kita dapat menghindari risiko rugi pada bursa saham dengan tidak membeli
saham. Sering kali menghindari risiko bukan cara yang efektif.

B. Mengontrol Risiko
Kita dapat mengontrol risiko dengan cara pencegahan. Untuk mencegah kemungkinan
kehilangan mobil kita dapat menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti pemasangan kunci
ekstra, alarm mobil.

C. Menerima Risiko
Menerima risiko berarti menerima semua tanggung jawab finansial pada risiko tersebut.

D. Mentransfer Risiko
Ketika seseorang mentransfer atau mengalihkan risiko ke pihak lain, orang itu
mengalihkan tanggung jawab finansialnya untuk suatu risiko kepada pihak lain dengan
membayar jasa tersebut. Cara paling umum untuk individual, keluarga, dan bisnis untuk metode
ini biasanya dengan melalui asuransi.
Dalam organisasi perusahaan asuransi, menurut Huggins, dapat berjalan secara efektif
jika didukung oleh lima faktor, yakni: Responsibility, Authority,Accountability, Delegation, Dan
Coordination.
a. Responsibility
Adalah tanggung jawab pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan. Suatu
perusahaan perlu diorganisasikan dengan cara sedemikian rupa sehingga tanggung jawab
masing-masing pegawai menjadi sangat jelas. Semua pekerja harus mengerti apa pekerjaan
mereka dan apa yang harus dikerjakan.
b. Authority
Adalah hak seorang pegawai untuk mengambil keputusan, mengambil langkah dan
mengendalikan pegawai lain guna menyepurnakan tugasnya.
c. Accountability
Berariti bahwa para pekerja dapat dimintai pertanggungjawaban atas bagaimana mereka
menggunakan wewenang dan menangani tanggung jawab dalam mencapai sasaran.
d. Delegation
Berarti menyerahkan wewenang kapada seorang pegawai untuk membuat keputusan dan
tindakan terhadap pegawai lainnya.
e. Koordination
Adalah keserasian yang terwujud berkat kerja sama antara segenap devinisi yang ada dalam
organisasi perusahaan.
Huggins dalam bukunya Inperation Of Life And Health Insurance
Companies membagi 8 devisi dalam sebuah perusahaan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan,
yakni: marketing, atuaria, customer service, administrasi klaim, investasi , akuntansi, hukum
dan sumber daya manusia.
1. Marketing
Organisasi perusahaan akan menempatkan aspek pemasaran sebagai sesuatu yang penting
dalam mendukung kelancaran jalannya operasional perusahan. Apalagi perusahaan tersebut
adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanggung semacam asuransi akan selalu
menempatkan bidang pemasaran sebagai tulang punggung penopang kinerja perusahaan. Selama
ini pemasaran dalam struktur perusahaan asuransi merupakan satu divisi tersendiri di samping
divisi-divisi yang lain.
Fungsi pemasaran dalam perusahaan asuransi konvensional dituntut untuk
memperkenalkan dan mejualkan produk-produk asuransi kepada calon nasahab (prospecting).
Hal ini terjadi dikarenakan proses interaksi antara calon nasabah dengan perusahaan asuransi
konvensional melalui transaksi dan kontrak jual beli. Perusahaan asuransi melalui staf pemasaran
menawarkan produknya untuk dibeli oleh calon nasabah dengan imbalan sebuah polis dari
perusahaan, sedang calon nasabah mempunyai kewajiban membayar dalam bentuk premi.
Lain halnya dengan perusahaan asuransi syariah yang akalnya tidak memakai prinsip jual
beli (tabaddul) maka proses marketing seharusnya tidak hanya bertumpu pada penjualan
terhadap produk-produk yang dikeluarkan tetapi lebih berorintasi pada penawaran keikut sertaan
untuk saling menanggung (takaful) pada suatu epristiwa yang belum terjadi dalam jangka waktu
tertentu. Sehingga uang yang disetor oleh nasabah asuransi syariah merupakan uang
dana tabarru yang sengaja diniatkan untuk melindungi dia dan nasabah lainnya dalam
mengahdapai peril (peristiwa asuransi).
2. Aktuaria
Dalam divisi aktuaria kegaiatan utama yang dilakukan adalah melakukan studi statistik
dan finansial jangka panjang melalui prinsip yang diterapkan dalam hukum bilangan besar, yaitu
dalam bentuk pengalaman masa lalu untuk dijadikan perkiraan-perkiraan di masa datang.
Seorang aktuaria secara implisit mengatakan, jika segala sesuatu yang kontiu akan
terjadi di masa yang akan datang seperti yang terjadi di masa lampau, itulah yang akan terjadi di
masa yang akan datang persis seperti dengan masa yang lalu.

3. Customer Service
Customer service mengarahkan pada lingkup kegiatan yang luas dari perusahaan dan para
petugas yang menangani hal tersebut agar menjaga pelanggan tetap puas sehingga mereka tetap
terus menerus melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut dan bersikap positif tentang
perusahaan itu kepada pelanggan potensial lainnya.

4. Admisnitrasi Klaim
Bidang klaim dari suatu perusahaan asuransi bertanggung jawab untuk memenuhi
pembayaran uang sebagaimana yang dijanjikan oleh perusahan dalam polis asuransi. Dalam
penetuan apakah harus membayar atau menolak suatu klaim, penilai mengikuti prosedur
penyelesaian dengan empat langkah pokok sebagai berikut, yaitu: (a) pemberitahuan kerugian,
(b) penyelidikan kerugian, (c) bukti kerugian, (d) pembayaran atau menolak tuntutan itu.

5. Investasi
Sebagai hasil operasi perusahaan asuransi maka terkumpul sejumlah besar uang untuk
pembayaran klaim di masa datang. Apabila ditambahkan terhadap dana perusahaan itu sendiri
maka jumlahnya menjadi sangat besar untuk dibiarkan mengangur tanpa diinvestasikan. Ini
adalah tanggung jawab dari bagian keuangan perusahaan untuk menginvestasikannya. Karena
porsi dana yang diinvestasikan itu nantinya akan disalurkan melalui klaim mendatang maka
tujuan investasi perusahaan asuransi itu harus aman.
6. Akuntansi
Fungsi akuntasi adalah memberi informasi yang paling penting dalam pengelolaan bisnis.
Akuntansi adalah suatu sistim pengumpulan, penganalisaan dan meringkaskan data keuangan.
Sistem ini memberi informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan bisnis dan untuk
melengkapi persyaratan-persyaratan laporan keuangan.
Laporan keuangan yang akurat dapat membantu menunjukkan apakah kondisi keuangan
perusahaan cukup baik atau tidak dan apakah perusahaan memperoleh keuntungan. Dengan
menganalisa laporan ini, manajemen perusahaan dapat mengetahui kecendrungan-kecendrungan
(tren) dan problem-problem pada kegiatan perusahaan serta dapat mengembangkan strategi yang
tepat untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

7. Hukum
Perusahaan asuransi dipandu oleh undang-undang yang berpengaruh terhadap hubungan
perusahaan dengan pemegang polis, ahli waris, pemegang saham, nasabah, karyawan, agen,
perusahaan lain dan pejabat pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan asuransi memiliki divisi
hukum yang berfungsi mengamati kegiatan-kegiatan perusahaan dan mengeavaluasi apakah
perusahaan telah memenuhi tangug jawab hukum kepada semua pihak. Devisi hukum juga
membantu perusahaan melindungi hak-haknya. Departemen ini dapat disebut juga departemen
undang-undang (law department) atau departemen pelayanan hukum (legal service department).

8. Sumber Daya Manusia


Tanpa memandang bentuk organisasi atau tenmpatnya dalam perusahaan maka setiap staf
devisi sumber daya manusia melaksanakan fungsi-fungsi seluruh bagian perusahaan asuransi.
Adapun tugas dari staf divisi sumber saya manusia adalah: (a) menghimpun proyeksi dan
memperkirakan kebutuhan pegawai, (b) merekrut pegawai-pegawai potensial, (c) membantu para
kepala divisi mnyeleksi pegawai untuk posisi yang diperlukan, (d) membantu dalam hal orientasi
dan pelatihan anggota staf dan membantu mereka mengembangkan keterampilan profesi dan
membantu mereka mengembangkan keterampilan profesi dan manajerial, menggunakan sistem
evaluasi unjuk kerja para anggota staf, (f) merencakana dan menjaga sistem kompesansi, (g)
membuat dan melaksanakan rencana kesejahteraan karyawan, (h) memberikan bimbingan dan
pembinaan pribadi dan profesinya.

2.3 Resiko Yang Ditanggung

Resiko Yang Ditanggung/Dialihkan


Resiko yang dialihkan meliputi: kemungkinan kerugian material yang dapat dinilai
dengan uang yang dialami nasabah, sebagai akibat terjadinya suatu peristiwa yang
mungkin/belum pasti akan terjadi (Uncertainty of Occurrence & Uncertainty of Loss). Misalnya :
1) Resiko terbakarnya bangunan dan/atau Harta Benda di dalamnya sebagai akibat sambaran petir,
kelalaian manusia, arus pendek.
2) Resiko kerusakan mobil karena kecelakaan lalu lintas, kehilangan karena pencurian.
3) Meninggal atau cedera akibat kecelakaan, sakit.
4) Banjir, Angin topan, badai, Gempa bumi, Tsunami.

Anda mungkin juga menyukai