Anda di halaman 1dari 13

FITOKIMIA

Simplisia : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

Simplisia nabati : adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat
tanaman.

Eksudat tanaman : Adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara
tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.

Simplisia hewani : adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

Simplisia mineral : adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau
dioleh dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

Ekstraksi

1. Pengertiaan

Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari
ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia.

2. Tujuan Ekstraksi

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk
ke dalam pelarut.

Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:

1 Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam
kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang
sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.

2 Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya


alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini
bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang
dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal
ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa
kimia tertentu

3 Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan


biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM)
seringkali membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk
diberikan sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan
melalui kajian ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk
memvalidasi penggunaan obat tradisional.

4 Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun.
Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah
untuk menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada
penggunaan tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi
khusus.

Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat
aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar
sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan
zat aktif di dalam dan di luar sel.

3. Prinsip ekstraksi

Prinsip Maserasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari
cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan
larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar
sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap
hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.

Prinsip Perkolasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi
selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui
simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia
yang dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena
gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan
gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.

Prinsip Soxhletasi

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia


ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan
penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan
oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam
klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai
permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa
kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak
berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali.
Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.

Prinsip Refluks

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke


dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap
cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali
sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan
sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.

Prinsip Destilasi Uap Air

Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu
berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu
sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air
dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan
terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap
akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.

Prinsip Rotavapor

Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang


dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10 C di
bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan.
Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor
dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang
ditampung dalam labu alas bulat penampung.

Prinsip Ekstraksi Cair-Cair

Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di


antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut
pada fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang
mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan
sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke
dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan
konsentrasi yang tetap.

Prinsip Kromatografi Lapis Tipis

Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang


ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen), komponen kimia
bergerak naik mengikuti fase gerak karena daya serap adsorben terhadap komponen-
komponen kimia tidak sama sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan
kecepatan yang berbeda berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang
menyebabkan terjadinya pemisahan.

Prinsip Penampakan Noda

a. Pada UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan
tampak berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalah karena
adanya daya interaksi antara sinar UV dengan indikator fluoresensi yang terdapat
pada lempeng. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang
dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat
energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan
semula sambil melepaskan energi.

b. Pada UV 366 nm

Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap.
Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya interaksi
antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada
pada noda tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya
yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari
tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke
keadaan semula sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada
lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak
berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.

c. Pereaksi Semprot H2SO4 10%

Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H2SO4 10% adalah berdasarkan


kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor
dari zat aktif simplisia sehingga panjang gelombangnya akan bergeser ke arah
yang lebih panjang (UV menjadi VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata.

4. Jenis Ekstraksi

1 Ekstraksi secara dingin

Metode maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara


merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada
temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung
komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung
benzoin, tiraks dan lilin.

Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang


kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel
cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan
untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :

Modifikasi maserasi melingkar

Modifikasi maserasi digesti

Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat

Modifikasi remaserasi

Modifikasi dengan mesin pengaduk

Metode Soxhletasi

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan


penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi
molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam
klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah
melewati pipa sifon

Keuntungan metode ini adalah :

o Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.

o Digunakan pelarut yang lebih sedikit

o Pemanasannya dapat diatur


Kerugian dari metode ini :

o Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi
peruraian oleh panas.

o Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya


dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan
membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.

o Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan
pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena
seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini
untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.

Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,
misalnya heksan :diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau
dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut
cair di dalam wadah.

Metode Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk


simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan
langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak.
Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas
dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses
perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien.

2. Ekstraksi secara panas

Metode refluks

Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-


sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung..

Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan


sejumlah manipulasi dari operator.
Metode destilasi uap

Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak


menguap (esensial) dari sampel tanaman

Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang


mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang
mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.

Keuntungan dari metode MASERASI ini :

1. Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam

2. Beaya operasionalnya relatif rendah

3. Prosesnya relatif hemat penyari

4. Tanpa pemanasan

Kelemahan dari metode ini :

1. Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar
50% saja

2. Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari.

Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain. Bila
cairan penyari digunakan air maka untuk mencegah timbulnya kapang, dapat ditambahkan
bahan pengawet, yang diberikan pada awal penyarian.

Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan sederhana
dan mudah diusahakan.

Kerugian cara maserasi adalah pengerjaanya lama,dan penyariannya kurang sempurna.


Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya :

1 Digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu
400 500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat
aktifnya tahan terhadap pemanasan. Dengan pemanasan diperoleh keuntungan antara
lain:

1 Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya


lapisan-lapisan batas.

2 Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan tersebut


mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.
3 Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding
terbalik dengan kekentalan, sehingga kenaikan suhu akan berpengaruhpada
kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat bila suhu
dinaikkan.

4 Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka perlu
dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan akan menguap kembali ke
dalam bejana.

2 Maserasi dengan Mesin Pengaduk

Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses maserasi dapat
dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.

3 Remaserasi

Cairan penyari dibagi menjadi, Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan penyari
pertama, sesudah diendapkan, tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan
penyari yang kedua.

4 Maserasi Melingkar

Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan
menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan
melalui sebuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.

5 Maserasi Melingkar Bertingkat

Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna, karena
pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi masalah ini dapat diatasi
dengan maserasi melingkar bertingkat (M.M.B), yang akan didapatkan :

1 Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali, sesuai dengan bejana
penampung. Pada contoh di atas dilakukan 3 kali, jumlah tersebut dapat diperbanyak
sesuai dengan keperluan.

2 Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari, dilakukan


penyarian.dengan cairan penyari baru. Dengan ini diharapkan agar memberikan hasil
penyarian yang maksimal

Destilasi
1 Pengertian

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia


berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan
atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik
didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap
ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk
unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan
pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap
pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan
Hukum Dalton

Carakerjadestilasi

Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang
digunakan untuk memisahkan komponenkomponennya yang terdapat dalam salah satu
larutanataucampurandanbergantungpadadistribusikomponenkomponentersebuantara
fasauapdanfasaair.Syaratutamadalamoperasipemisahankomponenkomponendengan
caradestilasiadalaikomposisiuapharusberbedadengankomposisicairandenganterjadi
keseimbanganlarutanlarutan,dengankomponenkomponennyacukupdapatmenguap.

Tahapdestilasi

1.Evaporasi:memindahkanpelarutsebagaiuapdaricairan
2.Pemisahanuapcairandidalamkolomdanuntukmemisahkankomponendengantitikdidih
lebihrendahyanglebihmudahmenguapkomponenlainyangkurangvolatil.
3.Kondensasidariuap,sertauntukmendapatkanfraksipelarutyanglebihvolatil.

Macammacamdestilasi

1.Destilasisederhana
Teknikpemisahankimiauntukmemisahkanduaataulebihkomponenyangmemiliki
perbedaantitikdidihyangjauh.

2.Destilasibertingkat
Untukmemisahkanduaataulebihkomponenyangmemilikiperbedaantitikdidihyangdekat.

3.Destilasiazeotrop
Memisahkancampuranazeotrop(campuranduaataulebihkomponenyangsulitdipisahkan)
biasanyadalamprosesnyadigunakansenyawalainyangdapatmemecahikatanazeotrop
tersebut,ataudenganmenggunakantekanantinggi.

4.Destilasiuap
Memisahkanzatsenyawacairyangtidaklarutdalamairdantitikdidihnyacukuptinggi
sedangkanzatcairtersebutmencapaititikdidihnya,zatcairsudahterurai,teroksidasiatau
mengalamireaksipengubahan(rearrangement).Destilasiuapadalahistilahumumuntuk
destilasicampuranairdengansenyawayangtidaklarutdalamair.

5.Destilasivakum
Memisahkanduakomponenyangtitikdidihnyasangattinggi,metodeyangdigunakanadalah
denganmenurunkantekananpermukaanlebihrendahdari1atmsehinggatitikdidihnyajuga
menjadirendah,dalamprosesnyasuhuyangdigunakanuntukmendestilasinyatidakterlalu
tinggi.

ABSTRAK
Keanekaragaman tumbuhan yang dimiliki Indonesia merupakan salah satu
nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita, sehingga kita patut bersyukur dan
memanfaatkanya dengan baik. Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn)
mempunyai kandungan senyawa aktif baik pada batang, buah dan daun yang
berpotensi sebagai antibakteri. Pada batang mengandung senyawa saponin,
pada buah mengandung senyawa flavonoid, triterpenoid dan daun mengandung
senyawa aktif tannin, flavonoid, terpenoid. Senyawa-senyawa tersebut yang
diduga sebagai senyawa antibakteri.
Pengujian secara in vitro pada bakteri Escherichia coli (E. coli), Staphylococcus
aureus (S. aureus), Micrococcus luteus (M. luteus) dan Pseudomonas fluorescens
(P. fluorescens) menunjukkan potensi yang aktif sebagai antibakteri. Adanya
potensi antibakteri yang terdapat dalam tanaman belimbing wuluh, menjadikan
peluang untuk dikembangkan penelitian-penelitian lebih lanjut sebagai obat
diare atau pengawet alami pengganti formalin.

Salah satu tanaman yang banyak ditanam di pekarangan dan dimanfaatkan oleh manusia
dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai obat, bumbu dapur, pemberi aroma adalah
belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L). Tanaman belimbing wuluh ini baik daun, buah
bahkan batangnya mempunyai manfaat dan khasiat. Kandungan kimia pada A.bilimbi adalah
tanin, saponin, glukosida, sulfur, asam format, peroksida. (http://alatkesetahan.com 2007).
Menurut Tan et al. (2005) meliputi asam amino, asam sitrat, senyawa fenolik, ion kalsium,
cyanidin3OhDglucoside, gula dan vitamin. Identifikasi golongan pada ekstrak etanol
dari buah belimbing wuluh menunjukkan adanya senyawa flavonoid, triterpenoid (Latifah,
2008).

Daun belimbing wuluh mengandung tanin, sulfur, asam format, dan kalium sitrat
(Wijayakusuma, 2006). Daun belimbing mengandung tanin sedangkan batangnya
mengandung alkaloid dan polifenol (Anonymouse, 2008). Penelitian Fahrani (2009)
menunjukkan bahwa ekstrak daun belimbing wuluh mengandung flavonoid, saponin dan
tanin. Dalimartha (2000) menjelaskan bahwa di dalam daun belimbing wuluh selain tanin
juga mengandung sulfur, asam format, kalsium oksalat dan kalium sitrat.
Oleh karena itu melalui tulisan ini, penulis ingin memaparkan bagaimana potensi tanaman
belimbing wuluh ini, dengan kandungan senyawa aktif yang terkandung didalamnya
mempunyai potensi sebagai antibakteri untuk dikembangkan sebagai pengawet alami
sehingga daun belimbing wuluh memiliki nilai ekonomis tinggi.

Selama ini yang sering menggunakan belimbing wuluh adalah masyarakat Aceh.
Pada umumnya mereka mengolah belimbing wuluh menjadi penyedap rasa, yang
disebut asam sunti. Selain itu mereka juga menggunakan air belimbing wuluh
yang diperoleh dari proses pembuatan asam sunti itu untuk mengawetkan ikan
dan daging. Di Indonesia tanaman belimbing wuluh banyak dijumpai, namun
banyak yang belum mengetahui khasiatnya. Selain sebagai bumbu masak,
ternyata belimbing wuluh juga bisa digunakan untuk obat dari berbagai macam
penyakit, dan pembersih barang-barang yang terbuat dari logam, kuningan, atau
tembaga dan pakaian. (Eka, 2005). Belimbing wuluh ini mempunyai banyak
manfaat. Oleh kareni itu penelitian ini dilakuka untuk mengetahui senyawa yang
dikandung belimbing wuluh.

SIFAT KIMIAWI
Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui,
- batang: saponin, tanin, glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase
- daun: Tanin, sulfur, asam format, peroksidase, calsium oksalat, kalium sitrat.

Metabolisme sangat dibutuhkan semua mahluk hidup sebab metabolisme bertugas


menyusun(Anabolisme) senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks dan membongkar
(katabolisme) dari senyawa kompleks menjadi senyawa yang sederhana. Tanpa metabolisme,
mahluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Hasil dari proses metabolisme (produk) yaitu metabolit.
Metabolit dibagi menjadi dua : metabolit primer dan ,metabolit sekunder.
Metabolit primer merupakan senyawa yang menyusun sangat penting bisa dikatakan sebagai
Fundantional building block bagi mahluk hidup.
metabolit sekunder bersifat tidak mempengaruhi akan eksistensi mahluk hidup.
Disini akan dijelaskan perbedaan antara metabolit primer dan metabolit sekunder antara lain
sebagai berikut :

METABOLIT PRIMER METABOLIT SEKUNDER

Distribusi Merata dalam tiap organisme Tidak merata

Universal .antara lain sember energi dan Ekologis .antara lain sebagai
Fungsi
pertumbuhan pertahanan hidup

Struktur kimia Struktur kimia sedikit perbedaan Struktur kimia berbeda

Produk metabolit primer sama untuk Produk metabolisme


Hasil produk
semua organisme tergantung dari spesies.

Tifak berkaitan dengan


Fisiologis Berkaitan dengan struktur kimia
struktur kimia

Tujuan lain metabolit sekunder dibentuk untuk suatu bentuk upaaya untuk mempertahankan
diri.metabolit terdapat pada tanaman. Tanaman pada lahan yang tercemar ,kebakaran
,banjir ,dll tanaman ini tidak dapat melarikan diri untuk menghindarinya ,namun dengan
adanya metabolit sekunder agar dapat mempertahankan diri maka tanaman tersebut akan
membentuk metabolit sekunder.
Contoh jenis hasil metabolit primer yaitu Protein,Karbonhidrat,Lemak .
Contoh jenis hasil metabolit sekunder yaitu Terpenoid,Steroid ,Flavonoid, Alkonoid dan
poliketida.

Anda mungkin juga menyukai