Simplisia : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia nabati : adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat
tanaman.
Eksudat tanaman : Adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara
tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia hewani : adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia mineral : adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau
dioleh dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Ekstraksi
1. Pengertiaan
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari
ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia.
2. Tujuan Ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk
ke dalam pelarut.
1 Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam
kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang
sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
4 Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun.
Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah
untuk menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada
penggunaan tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi
khusus.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat
aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar
sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan
zat aktif di dalam dan di luar sel.
3. Prinsip ekstraksi
Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari
cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan
larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar
sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap
hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi
selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui
simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia
yang dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena
gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan
gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
Prinsip Soxhletasi
Prinsip Refluks
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu
berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu
sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air
dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan
terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap
akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.
Prinsip Rotavapor
a. Pada UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan
tampak berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalah karena
adanya daya interaksi antara sinar UV dengan indikator fluoresensi yang terdapat
pada lempeng. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang
dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat
energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan
semula sambil melepaskan energi.
b. Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap.
Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya interaksi
antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada
pada noda tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya
yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari
tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke
keadaan semula sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada
lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak
berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.
4. Jenis Ekstraksi
Metode maserasi
Modifikasi remaserasi
Metode Soxhletasi
o Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.
o Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi
peruraian oleh panas.
o Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan
pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena
seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini
untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,
misalnya heksan :diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau
dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut
cair di dalam wadah.
Metode Perkolasi
Metode refluks
4. Tanpa pemanasan
1. Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar
50% saja
Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain. Bila
cairan penyari digunakan air maka untuk mencegah timbulnya kapang, dapat ditambahkan
bahan pengawet, yang diberikan pada awal penyarian.
Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan sederhana
dan mudah diusahakan.
1 Digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu
400 500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat
aktifnya tahan terhadap pemanasan. Dengan pemanasan diperoleh keuntungan antara
lain:
4 Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka perlu
dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan akan menguap kembali ke
dalam bejana.
Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses maserasi dapat
dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.
3 Remaserasi
Cairan penyari dibagi menjadi, Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan penyari
pertama, sesudah diendapkan, tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan
penyari yang kedua.
4 Maserasi Melingkar
Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan
menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan
melalui sebuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna, karena
pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi masalah ini dapat diatasi
dengan maserasi melingkar bertingkat (M.M.B), yang akan didapatkan :
1 Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali, sesuai dengan bejana
penampung. Pada contoh di atas dilakukan 3 kali, jumlah tersebut dapat diperbanyak
sesuai dengan keperluan.
Destilasi
1 Pengertian
Carakerjadestilasi
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang
digunakan untuk memisahkan komponenkomponennya yang terdapat dalam salah satu
larutanataucampurandanbergantungpadadistribusikomponenkomponentersebuantara
fasauapdanfasaair.Syaratutamadalamoperasipemisahankomponenkomponendengan
caradestilasiadalaikomposisiuapharusberbedadengankomposisicairandenganterjadi
keseimbanganlarutanlarutan,dengankomponenkomponennyacukupdapatmenguap.
Tahapdestilasi
1.Evaporasi:memindahkanpelarutsebagaiuapdaricairan
2.Pemisahanuapcairandidalamkolomdanuntukmemisahkankomponendengantitikdidih
lebihrendahyanglebihmudahmenguapkomponenlainyangkurangvolatil.
3.Kondensasidariuap,sertauntukmendapatkanfraksipelarutyanglebihvolatil.
Macammacamdestilasi
1.Destilasisederhana
Teknikpemisahankimiauntukmemisahkanduaataulebihkomponenyangmemiliki
perbedaantitikdidihyangjauh.
2.Destilasibertingkat
Untukmemisahkanduaataulebihkomponenyangmemilikiperbedaantitikdidihyangdekat.
3.Destilasiazeotrop
Memisahkancampuranazeotrop(campuranduaataulebihkomponenyangsulitdipisahkan)
biasanyadalamprosesnyadigunakansenyawalainyangdapatmemecahikatanazeotrop
tersebut,ataudenganmenggunakantekanantinggi.
4.Destilasiuap
Memisahkanzatsenyawacairyangtidaklarutdalamairdantitikdidihnyacukuptinggi
sedangkanzatcairtersebutmencapaititikdidihnya,zatcairsudahterurai,teroksidasiatau
mengalamireaksipengubahan(rearrangement).Destilasiuapadalahistilahumumuntuk
destilasicampuranairdengansenyawayangtidaklarutdalamair.
5.Destilasivakum
Memisahkanduakomponenyangtitikdidihnyasangattinggi,metodeyangdigunakanadalah
denganmenurunkantekananpermukaanlebihrendahdari1atmsehinggatitikdidihnyajuga
menjadirendah,dalamprosesnyasuhuyangdigunakanuntukmendestilasinyatidakterlalu
tinggi.
ABSTRAK
Keanekaragaman tumbuhan yang dimiliki Indonesia merupakan salah satu
nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita, sehingga kita patut bersyukur dan
memanfaatkanya dengan baik. Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn)
mempunyai kandungan senyawa aktif baik pada batang, buah dan daun yang
berpotensi sebagai antibakteri. Pada batang mengandung senyawa saponin,
pada buah mengandung senyawa flavonoid, triterpenoid dan daun mengandung
senyawa aktif tannin, flavonoid, terpenoid. Senyawa-senyawa tersebut yang
diduga sebagai senyawa antibakteri.
Pengujian secara in vitro pada bakteri Escherichia coli (E. coli), Staphylococcus
aureus (S. aureus), Micrococcus luteus (M. luteus) dan Pseudomonas fluorescens
(P. fluorescens) menunjukkan potensi yang aktif sebagai antibakteri. Adanya
potensi antibakteri yang terdapat dalam tanaman belimbing wuluh, menjadikan
peluang untuk dikembangkan penelitian-penelitian lebih lanjut sebagai obat
diare atau pengawet alami pengganti formalin.
Salah satu tanaman yang banyak ditanam di pekarangan dan dimanfaatkan oleh manusia
dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai obat, bumbu dapur, pemberi aroma adalah
belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L). Tanaman belimbing wuluh ini baik daun, buah
bahkan batangnya mempunyai manfaat dan khasiat. Kandungan kimia pada A.bilimbi adalah
tanin, saponin, glukosida, sulfur, asam format, peroksida. (http://alatkesetahan.com 2007).
Menurut Tan et al. (2005) meliputi asam amino, asam sitrat, senyawa fenolik, ion kalsium,
cyanidin3OhDglucoside, gula dan vitamin. Identifikasi golongan pada ekstrak etanol
dari buah belimbing wuluh menunjukkan adanya senyawa flavonoid, triterpenoid (Latifah,
2008).
Daun belimbing wuluh mengandung tanin, sulfur, asam format, dan kalium sitrat
(Wijayakusuma, 2006). Daun belimbing mengandung tanin sedangkan batangnya
mengandung alkaloid dan polifenol (Anonymouse, 2008). Penelitian Fahrani (2009)
menunjukkan bahwa ekstrak daun belimbing wuluh mengandung flavonoid, saponin dan
tanin. Dalimartha (2000) menjelaskan bahwa di dalam daun belimbing wuluh selain tanin
juga mengandung sulfur, asam format, kalsium oksalat dan kalium sitrat.
Oleh karena itu melalui tulisan ini, penulis ingin memaparkan bagaimana potensi tanaman
belimbing wuluh ini, dengan kandungan senyawa aktif yang terkandung didalamnya
mempunyai potensi sebagai antibakteri untuk dikembangkan sebagai pengawet alami
sehingga daun belimbing wuluh memiliki nilai ekonomis tinggi.
Selama ini yang sering menggunakan belimbing wuluh adalah masyarakat Aceh.
Pada umumnya mereka mengolah belimbing wuluh menjadi penyedap rasa, yang
disebut asam sunti. Selain itu mereka juga menggunakan air belimbing wuluh
yang diperoleh dari proses pembuatan asam sunti itu untuk mengawetkan ikan
dan daging. Di Indonesia tanaman belimbing wuluh banyak dijumpai, namun
banyak yang belum mengetahui khasiatnya. Selain sebagai bumbu masak,
ternyata belimbing wuluh juga bisa digunakan untuk obat dari berbagai macam
penyakit, dan pembersih barang-barang yang terbuat dari logam, kuningan, atau
tembaga dan pakaian. (Eka, 2005). Belimbing wuluh ini mempunyai banyak
manfaat. Oleh kareni itu penelitian ini dilakuka untuk mengetahui senyawa yang
dikandung belimbing wuluh.
SIFAT KIMIAWI
Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui,
- batang: saponin, tanin, glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase
- daun: Tanin, sulfur, asam format, peroksidase, calsium oksalat, kalium sitrat.
Universal .antara lain sember energi dan Ekologis .antara lain sebagai
Fungsi
pertumbuhan pertahanan hidup
Tujuan lain metabolit sekunder dibentuk untuk suatu bentuk upaaya untuk mempertahankan
diri.metabolit terdapat pada tanaman. Tanaman pada lahan yang tercemar ,kebakaran
,banjir ,dll tanaman ini tidak dapat melarikan diri untuk menghindarinya ,namun dengan
adanya metabolit sekunder agar dapat mempertahankan diri maka tanaman tersebut akan
membentuk metabolit sekunder.
Contoh jenis hasil metabolit primer yaitu Protein,Karbonhidrat,Lemak .
Contoh jenis hasil metabolit sekunder yaitu Terpenoid,Steroid ,Flavonoid, Alkonoid dan
poliketida.