Anda di halaman 1dari 10

HANDOUT PEMBELAJARAN

ALAT-ALAT KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

MATERI PEMBELAJARAN
1.PENGERTIAN UMUM DAN TUJUAN KESELAMATAN KERJA

Penerapan Keselamatan Kerja pada suatu kegiatan merupakan suatu kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh seluruh pelaku kegiatan guna melindungi keamanan para pekerja.

Pengertian Keselamatan Kerja yang dikutip dari beberapa sumber adalah :

Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu
gerbang bagi keamanan tenaga kerja. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses
produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa (Sumamur, 1996).
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya , landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaannya.
Keselamatan Kerja adalah : Segala upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kecelakaan saat melakukan pekerjaan.
Keselamatan Kerja adalah : Tindakan aktif setiap orang untuk menjaga keselamatan
dirinya dari hal-hal yang tidak diiginkan.
Keselamatan kerja adalah : Sistem perlindungan diri terhadap segala kemungkinan yang
dapat menyebabkan kecelakaan
Keselamatan Kerja adalah : tindakan preventif terhadap kecelakaan yang dilakukan
sebagai bentuk tanggungjawab diri saat bekerja

Adapun tujuan dari keselamatan kerja adalah :

Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan


hidup dan meningkatkan produktifitas nasional.
Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
2. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA

UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,


menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses
produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan
semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam
melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional.

UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan


Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang
memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala
macam tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.

Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun
1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup layak
dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14
tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari
pembangunan.

Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi
secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:

Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.


Adanya tenaga kerja, dan
Ada bahaya di tempat kerja.

UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan


kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang membedakan dengan undang-
undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan menjamin
tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi
dapat dipakai dan digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan lancar.

3.SANKSI MELANGGAR KESELAMATAN KERJA

Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) harus bergeser dari
sekadar pembinaan menjadi penegakan hukum, sesuai dengan ketentuan UU No.1/1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Pada pasal 15 UU tersebut menetapkan bagi yang melanggar
ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat diancam pidana dengan hukuman
kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda setinggi-tingginya Rp100.000.Saat ini, dari
4.057 perusahaan yang diperiksa, tercatat ada 3.517 perusahaan mendapat surat peringatan dari
para pengawas agar menjalankan kegiatan perusahaan sesuai dengan peraturan K3. Mantan
Menakertrans Muhaimin Iskandar mengakui selama ini pembinaan K3 lebih didominasi pada
pembinaan ke perusahaan dan pekerja, karena kondisi ekonomi yang belum memungkinkan
penerapan secara utuh tentang SMK3 (sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja).Namun, lanjutnya, setelah melihat perkembangan ekonomi cukup membaik maka polanya
harus bergeser dari sekedar pembinaan pengembangan kepada penindakan hukum sesuai dengan
ketentuan UU K3."Penegakan hukum ini dapat mendidik, menyehatkan, dan mendisiplinkan
seluruh komponen bangsa, khususnya perusahaan serta pekerja secara bersama mendukung K3,"
jelasnya usai pernyataan dimulainya Bulan K3 Tahun 2012 hari ini.Muhaimin menuturkan
Dewan K3 Nasional harus juga dilibatkan dalam menerapkan budaya K3 di perusahaan-
perusahaan sebagai bagian dari komitmen agar keselamatan kerja dilaksanakan di semua
lingkungan usaha.Bahkan, lanjutnya, kalangan akademisi juga harus diikutsertakan sebagai
bagian dari ujung tombak untuk mendorong terlaksananya K3, baik sebagai kekuatan moral
maupun contoh di semua lingkungan kerja.Di Indonesia, sampai kini terdapat 1.468 orang
pengawas ketenagakerjaan di tingkat probvinsi dan kabupaten/kota, dengan tambahan 124 orang
pengawas di tingkat nasional menjadikan jumlah keseluruhan mencapai 1.592 pengawas.Meski
semua wilayah di Indonesia memiliki pengawas, mayoritas terkonsentrasi di Pulau Jawa dengan
jumlah terbesar berada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara serta
direktorat Kemenakertrans. (sut).
4.ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MENGATASI KECELAKAAN KERJA

Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja.

Berikut jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang biasanya digunakan :

1. Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung. Alat ini sering digunakan didaerah kerja seperti di kilang minyak, pabrik pupuk,
petro kimia, proyek pembangunan gedung dan lainnya biasanya menetapkan safety helmet
sebagai alat pelindung diri yang wajib. Karena potensi bahaya yang berasal dari atas kepala
manusia banyak terdapat di lingkungan kerja seperti itu.

Dalam menggunakan safety helmet, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya,

Sebelum digunakan, yakinkan bahwa helmet tersebut dapat digunakan, pas dan nyaman
di kepala anda (tidak longgar dan tidak terlalu sempit), tidak rusak dan cacat.
Pasang dikepala dengan benar (tidak miring, terlalu mendongak, menunduk sehingga
menutupi pandangan, atau terbalik.
Jika berada pada tempat yang tinggi dan kondisi ber-angin, chain strip harus digunakan
untuk menghindari safety helmet yang dikenakan terbang karena tiupan angin kencang.
2. Safety Belt

Sabuk keselamatan atau Safety Belt adalah salah satu alat pelindung jatuh yang kerap
dipakai oleh pekerja yang bekerja di ketinggian. Alat ini mempunyai fungsi yang sama dengan
alat Full Body Harness, akan tetapi Safety Belt hanya dikaitkan ke bagian pinggang pekerja saja
serta bagian lanyard dikaitkan ke anchor.

Sebelum Safety Belt dipakai wajib untuk diperiksa kelayakannya, mulai dari pengecekan
secara fisik yang meliputi pemeriksaan webbing, buckle, ring serta informasi yang lainnya sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat. Jangan sesekali memakai Safety Belt apabila keadaannya rusak
atau webbing sudah berserabut.

Buckle

Periksalah buckle apakah terdapat tanda-tanda adanya kerusakan semisal retak, bengkok atau
bisa bergerak bebas atau tidak. Periksa pula pin penguncinya apakah berfungsi baik, tidak
bengkok serta bisa bergerak dengan bebas. Jangan sesekali menggunakan jika pin penguncinya
bisa melewati besi buckle.

Webbing

Janganlah memakai Safety Belt jika terdapatkan tanda-tanda kerusakan semisal robek,
berserabut, teriris ataupun kondisi yang tak layak pakai lainnya.

Ring
Fungsi dari ring yaitu sebagai pengait lanyard pada belt, pastikanlah keadaan ring tak retak,
berkarat, bengkok ataupun tanda kerusakan yang lainnya. Jangan sesekali menggunakan ring
yang mengalami kerusakan.

Label Informasi

Informasi yang diberikan oleh pabrik pembuatnya sangatlah pening untuk dipahami supaya
pemakaian Safety Belt sesuai serta aman dipakai. Informasi tersebut antara lain ukuran Safety
Belt, cara pemakaian, tanggal pembuatan serta kadaluwarsa, berat beban yang di haruskan serta
informasi yang lainnya. Semua informasi tersebut bisa dilihat di buku pendam atau di label yang
tertera di Safety Belt.

3. Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam menggunakan Safety Shoes yang
benar, yaitu sepatu yang dipakai harus sesuai dengan ukuran kaki penggunanya, jangan terlalu
kecil dan jangan pula terlalu besar sebab akan menjadikan kaki cidera. Apabila sepatu Safety
shoes yang Anda miliki menggunakan tali, maka mesti diikat dengan baik serta kuat supaya tali
tak terinjak ketika menjalankan pekerjaan.
4. Sepatu Karet
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang berada di area
basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi dengan metal untuk melindungi
kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

5. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi
masing-masing pekerjaan.
6. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara
buruk (misal ditempat kerja yang berdebu, beracun, dsb).

7.Jas Hujan (Rain Coat)


Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang
mencuci alat).
8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya bekerja dalam mengelas).

9. Penutup Telinga (Ear Plug)


Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.(misalnya di tempat
kerja industri yg penuh dengan suara-suara mesin)

10. Pelindung Wajah (Face Shield)


Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan
menggerinda).
11. Pelampung
Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air atau dipermukaan air agar
terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur keterapungan (buoyancy) pengguna agar
dapat berada pada posisi tenggelam (negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di
dalam air.

Anda mungkin juga menyukai