Anda di halaman 1dari 8

Pemecahan Masalah

1. Penimbangan Balita

Penimbangan balita di posyandu dilaksanakan setiap bulan di posyandu

yang ada di wilayah kerja UPT. Puskesmas Karang Mekar memiliki 14 Posyandu.

Dari hasil pemantauan pertumbuhan balita akan didapat informasi tentang jumlah

anak yang ada di wilayah kerja puskesmas (S), jumlah balita yang memiliki KMS

(K), jumloah balita yang ditimbang (D) dan jumlah balita ytang naik berat

badannya (N). Keberhasilan kegiatan penimbangan ditentukan oleh tinggi

rendahnya peran serta masyarakat, terutama ibu yang mempunyai balita.

Jenis penimbangan yang dilakukan di posyandu pada dasarnya sama

dengan kegiatan di dalam gedung puskesmas, namun dalam kegiatan posyandu ini

dilaksanakan oleh kader posyandu dengan bimbingan oleh petugas puskesmas

(ahli gizi dan bidan desa).

Kegiatan posyandu melibatkan semua anggota masyarakat di wilayah

kerja RT/RW yang tergabung dalam kelompok penimbangan (posyandu) ikut

berpartisipasi dalam kegiatan posyandu karena dalam hakikatnya posyandu

dilakukan oleh, dari dan untuk masyarakat.

Penimbangan balita sangat penting karena pada periode usia 0-5 tahun

merupakan masa keemasan bagi pertubuhan seorang anak. Oleh sebab itu

penimbangan secara teratur perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan

status gizi menurut berat badan dan umurnya.

2. Penyuluhan Gizi Diabetes Melitus dan Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada

arteri. Hipertensi merupakan penyakit kronik degeneratif yang banmyak dijumpai


dalam praktek klinik sehari-hari. Hipertensi menjadi penyebab utama stroke yang

membawa kematian. Selain stroke, ada juga penyakit lain yang disebabkan oleh

hipertensi seperti jantung koroner dan gaggal ginjal. Normalnya tekanann darah

yaitu 120/80 mmHg.

Menurut data sekunder dari Puskesmas Karang Mekar, hipertensi

merupakan penyakit dengan jumlah kunjungan tertinggi di puskesmas yaitu

sebesar 3.245 kunjungan.

Penyuluhan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan Posbindu pada hari

Sabtu, 25 Februari 2017 yang dilakukan dengan tujuan memberikan pengetahuan

dan motivasi kepada para lansia mengenai makanan yang berkaitan dengan

penyakit degeneratif yaitu diabetes melitus dan hipertensi. Dalam mengevaluasi

sasaran yaitu dengan memberikan pertanyaan kembali mengenai materi yang telah

disampaikan.

a. PMT Penyuluhan
PMT penyuluhan balita diberikan sebagai alat penyuluhan gizi dan

memperbaiki status gizi balita yang menderita gizi kurang/gizi buruk.

Kegiatan PMT penyuluhan ini dilaksanakan bersama-sama kegiatan

penimbanagan diposyandu. PMT yang diberikan berupa makanan yang

bergizi seperti: bubur kacang hijau, bubur ayam, kue tradisional dan

sebagainya.
kegiatan PMT penyuluahan ini dilakukan oleh kader posyandu dan

anggota PKK di Wilayah Posyandu. Sedangkan untuk dana PMT

penyuluhan berasal dari pemerintah daerah dan swadaya masyarakat.


b. PMT Pemulihan
Petugas gizi puskesmas mengirimkan data balita gizi buruk setelah

dilakukan validitas terlebih dahulu ke dinas kesehatan. Data balita gizi


buruk yang masuk kedinas kesehatan kesehatan di validitas ulang. Jika

ada data balita gizi buruk sudah valid dan benar maka diusulkan untuk

mendapatkan PMT pmeulihan. Dilakukan crosscek antara data balita

gizi buruk dan ketersediaan PMT pemulihan yang ada, kemudian

dilakukan prioritas bagi balita penerima PMT. untuk balita gizi buruk

KEP ringan diberikan PMT penyuluhan gizi kurang untuk 30 HMA,

sedangkan balita gizi buruk KEP berat mendapatkan paket PMT

pemulihan untuk 90 HMA.Puskesmas Karang Mekar Tahun 2015 yang

mendapatkan PMT gizi buruk ada 4 orang balita dan gizi kurang ada 7

orang balita.
c. PMT Bumil KEK

KEK (kurang energi kronis) terutama yang kemungkinan

disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan zat gizi,

sehingga zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak tercukupi.

Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari pengukuran LILA,

adapun batas LILA WUS (ibu hamil) dengan Resiko KEK adalah 23,5

cm. Tahun 2015 Puskesmas Karang Mekar mendapatkan sandwich

untuk PMT bumil KEK. PMT bumil KEK menggunakan dana APBD

Dinas Kesehatan Banjarmasin untuk penderita ibu hamil yang berada

di wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar dan yang mendapatkan

PMT Bumil KEK sebanyak 3 orang.

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan ibu hamil dan

WUS (Wanita Usia Subur) yang kurang gizi diakibatkan oleh

kekurangan asupan energy dan protein yang berlangsung terus


menerus yang dapat mengakibatkan timbulnya gangguan penyakit

tertentu. Penderita KEK mempunyai resiko untuk melahirkan Bayi

Berat Badan Rendah (BBLR) lebih tinggi dibandingkan dengan WUS

normal, dan (50,9%) ibu hamil KEK menderita anemia gizi sebagai

salah satu faktor penyebab tingginya kematian ibu (Depkes, 2002).

Faktor-faktor yang menyebabkan KEK Gizi dipengaruhi oleh

factor langsung dan factor tidak langsung. Faktor langsung meliputi

infeksi dan asupan makanan. Sedangkan factor tidak langsung meliputi

persediaan pangan keluarga, pendidikan, dan pengetahuan ibu,

pendapatan, sanitasi lingkungan dan pelayanan kesehatan (Seokirman,

2000)

1) Faktor langsung
o Infeksi
o Asupan Makanan
2) Faktor tidak langsung
o Ketersediaan Pangan Keluarga
o Pendidikan
o Pengetahuan
o Pendapatan Keluarga
o Sanitasi Lingkungan dan Sarana Kesehatan

Selama pemantauan status gizi ibu hamil di ruang Gizi di

Puskesmas Karang Mekar, terdapat 1 orang ibu hamil yang mengalami

KEK dengan pengukuran LILA ibu sebesar 23 cm, dengan berat badan

43 kg.

Dari permasalahan, seharusnya dilakukan rujuan pasien keahli gizi

puskesmas untuk memberikan konseling gizi tentang kesehatan ibu

hamil. Konseling ibu hamil diharapkan dapat merubah pola makan dan
kebiasaan makan ibu menjadi lebih baik, contohnya dengan

ditambahkannya sayuran dan makan buah-buahan. Rasa mual, muntah

dan tidak nafsu makan yang dialami ibu selama hamil merupakan salah

satu penyebab terbesar yang mempengaruhi konsumsi makanan ibu,

sehingga secara tidak langsung keadaan tersebut berdampak pada

status gizi ibu yang kurang.

a. Gizi Buruk
Definisi gizi buruk atau malnutrisi adalah suatu bentuk terparah

akibat kurang gizi menahun. Selain akibat kurang konsumsi jenis

makanan bernutrisi seimbang, gizi buruk pada anak juga bisa

disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan

gangguan pencernaan atau gangguan penyerapan zat makanan yang

penting untuk tubuh.


Faktor-faktor yang menyebabkan Gizi buruk dipengaruhi faktor

langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung meliputi infeksi

dan asupan makanan, sedangkan faktor tidak langsung meliputi

persediaan pangan keluarga, pendidikan, pengetahuan ibu, kemiskinan

dan peperangan yang menyebabkan kelaparan di sebuah negara

contohnya di afrika.
Selama pemantauan status gizi buruk di ruang Gizi Puskesmas

Karang Mekar, terdapat 1 anak yang mengalami gizi buruk dengan

umur 14 bulan dan berat badan 6,2 kg. Dari permasalahannya, hal

pertama yang seharusnya dilakukan adalah merujuk ibu pasien ke ahli

gizi untuk diberikan konseling gizi tentang kesehatan anak balita.

Konseling ini diharapkan dapat merubah pola makan dan kebiasan


konsumsi makanan anak tersebut menjadi beraneka garam. Tidak

berputar pada nasi dan ikan saja , tetapi dilengkapi dengan sayuran dan

buah. Pengetahuan ibu merupakan salah satu penyebab terbesar yang

mempengaruhi konsumsi anak balita tersebut, sehingga secara tidak

langsung keadaan tersebut berdampak pada status gizi buruk pada anak

balita.
b. Gizi kurang
Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau

kertidakseimbangan zat gizi yang diperlikan untuk pertumbuhan,

aktivitas, berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan.

Kekurangan zat gizi adaptif bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi

kurang banyak terjadi pada usia kurang dari 5 tahun (Afriyanto, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi kurang pada pada balita

terdapat dua faktor utama yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor

eksternal diantaranya adalah ketersediaan pangan, pola asuh keluarga,

kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, budaya keluarga, social

ekonomi, pendidikan, geografi dan iklim. Faktor internal yang

mempengaruhi adalah seperti usia, kondisi fisik, dan penyakit infeksi

(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2009).


Selama pemantauan diruang gizi terdapat salah satunya balita gizi

kurang dengan berat badan 8.6 kg, tinggi badan 88 cm, dan umur 2

tahun.
Dari permasalahan diatas, hal yang dilakukan adalah merujuk

pasien keahli gizi untuk diberikan konseling gizi tentang gizi kurang.

Konseling ini diharapkan dapat merubah pola makan dan kebiasaan

makan anak balita menjadi beraneka ragam dengan dilengkapi sayuran

dan buah-buah.
Penyebab terbesar balita mengalami gizi kurang adalah

pengetahuan ibu tentang pola konsumsi makan, sehingga secara tidak

langsung keadaan tersebut berdampak pada status gizi anak balita yang

kurang.
d. Pemantauan Garam Beryodium
Gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY) pada anak sekolah

akan terjadi menurunnya kecerdasan yang dapat menghambat

kelancaran belajar anak. sedangkan pada orang dewasa akan

menurunkan produktivitas kerja dan pada ibu hamil akan melahirkan

anak yang kretin (Kerdil). Penanggulangan Gaky yang paling tepat

adalah dengan suplemen tasi yodium baik secara langsung melalui

kapsul minyak yodium maupun tidak langsung melalui konsumsi

garam beryodium.
Tujuan dari pemantauan dari garam beryodium adalah untuk

memperoleh gambaran secara berkala tentang cakupan konsumsi

garam beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat pada tahun

2017, Puskesmas Karang Mekar mendapat sasaran untuk pemantauan

garam beryodium di masyarakat dan di sekolah dasar yaitu kelurahan

Karang Mekar dan SDN Karang Mekar 6 dilaksanakan pada bulan

februari dan agustus 2017.


Cara pemantauan garam beryodium disekolah ini dengan

menggunakan larutan iodium test dimana sebanyak 26 siswa di SDN

tersebut dianjurkan untuk membawa garam yang digunakan dirumah,

kemudian garam tersebut ditetesi iodium test untuk mengetahui kadar

yodium yang ada pada garam. Bila garam yang ditetesi iodium test

berwarna ungu, maka garam tersebut mengandung iodium, sebaliknya


bila garam ditetesi tidak berubah warna berarti garam tersebut tidak

mengandung iodium.
Setelah uji test garam iodium dilakukan petugas gizi memberikan

penyuluhan tentang gangguan akibat garam beryodium (GAKY). Dari

hasil test garam dilaksanakan Puskesmas Karang Mekar pada SDN

Karang Mekar 6 terdapat 25 orang garamnya beryodium dan 1 orang

garamnya tidak ada yodium.

Anda mungkin juga menyukai