Anda di halaman 1dari 8

BIOKIMIA II

KHASIAT DAUN SIRSAK UNTUK OBAT DIABETES

DISUSUN OLEH:

Kelompok 4 :

1. Rika Juwita Saputri (A1F014004)


2. Nurul Zulhulaifah (A1F014016)
3. Oma Sepriani (A1F014020)
4. Andespal (A1F014026)
5. Rofiqa Asri (A1F014036)

Dosen : Dr. Sumpono, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN 2017

KHASIAT DAUN SIRSAK UNTUK OBAT DIABETES


Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus atau disebut juga dengan kencing manis adalah penyakit metabolik
yang ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi. Peningkatan kadar gula darah menyebabkan
tumpahan glukosa ke dalam urin, sehingga muncul istilah kencing manis.
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit progresif yang ditandai oleh defisiensi
insulin dan resistensi insulin atau keduanya. Penyakit DM didiagnosis dengan adanya kondisi
hiperglikemia. Hiperglikemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar glukosa
darah penderita di atas 110 mg/dL serta glukosa darah 2 jam pp (post prandial) di atas 140
mg/dl. Hiperglikemia disebabkan karena kelainan sekresi insulin, atau gangguan kerja dari
insulin.
Gejala umum yang timbul pada penderita diabetes diantaranya sering buang air kecil
(poliuria) dan terdapat gula pada air seninya (glukosuria) yang merupakan efek langsung
kadar glukosa darah yang tinggi (melewati ambang batas ginjal). Poliuria mengakibatkan
penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsia). Poliuria juga
mengakibatkan terjadinya polifagi (sering lapar), kadar glukosa darah yang tinggi pada
penderita diabetes tidak diserap sepenuhnya oleh sel-sel jaringan tubuh. Penderita akan
kekurangan energi, mudah lelah, dan berat badan terus menurun.
Pada kondisi normal, ketika kita memakan makanan yang mengandung karbohidrat,
makan makanan tersebut diuraikan melalui sistem metabolisme. Kita memerlukan glukosa
dari makanan, karena glukosa merupakan sumber energi bagi tubuh kita. Melalui sistem
metabolisme, karbohidrat yang bersumer dari umbu-umbian, makanan manis, susu, serta
buah-buahan akan terurai menjadi glukosa. Glukosa ini kemudian masuk dalam aliran darah.
Lalu tubuh mendeteksi adanya peningkatan kadar glukosa. Sebagai respon komdisi tersebut,
pankreas mulai menghasilkan hormon yang disebut insulin.
Insulin berperan merubah glukosa menjadi sumber energi. Insulin bertugas
mengedarkan glukosa ke seluruh sel tubuh yang memerlukan. Insulin bertindak sebagai kunci
yang membuka pintu agar glukosa dapat masuk ke dalam sel. Dengan cara ini, kadar glukosa
dalam darah mulai turun. Glukosa akan disimpan di dalam hati sebagai cadangan yang dapat
digunakan kapanpun tubuh memerlukan. Pada saat glukosa darah meningkat, maka pankreas
akan kembali memproduksi insulin tambahan. Insulin mengedarkan glukosa ke dalam darah
menuju sel otot, membuka pintu dan memasukkan glukosa ke dalam sel. Maka tubuh dapat
berfungsi dengan baik ketika glukosa darah berada pada tingkat optimum. Apabila kadar
glukosa meningkat, tubuh akan mengendalikannya menjadi normal melalui mekanisme
penyeimbangan kadar glukosa dan insulin yang dikeluarkan oleh pankreas dan liver. Pada
orang normal, mekanisme ini terus berjalan dengan baik setiap kita mengonsumsi makanaan.
Tetapi bagi mereka yang mengalami diabetes, mekanisme ini tidak berjalan dengan
semestinya.
A. Diabetes Tipe 1
DM tipe I didefinisikan sebagai tipe diabetes yang bergantung pada insulin atau
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
Pada diabetes tipe 1, tubuh kekurangan atau tidak menghasilkan insulin sama sekali.
Hal ini terjadi akibat kerusakan pada sel pankreas yang memproduksi insulin. Terjadinya
diabetes melitus tipe 1 sampai saat ini belum diketahui secara pasti.
Penderita DM tipe I mengalami kerusakan sel pankreas yang menghasilkan insulin,
akibatnya sel-sel pankreas tidak dapat mensekresikan insulin atau hanya dapat
mensekresikan insulin dalam jumlah sedikit. Kerusakan pada sel-sel pankreas disebabkan
oleh peradangan pada pankreas. Akibat sel-sel pankreas tidak dapat membentuk insulin atau
insulin hanya ada dalam jumlah sedikit maka penderita diabetes tipe I ini selalu bergantung
pada insulin. Pengobatan DM tipe I dilakukan dengan pemberian insulin kepada penderita.
Ketika penderita diabetes tipe 1 mengonsumsi makanan, karbohidrat yang
terkandung dalam makanan akan diuraikan menjadi glukosa. Glukosa tersebut bergerak ke
aliran darah. Pada tubuh normal, akan dihasilkan insulin untuk memasukkan glukosa tersebut
ke dalam sel. Tetapi pada penderita diabetes tipe 1, tidak ada insulin yang dihasilkan sehingga
glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tubuh. Hal ini akan mengakibatkan kadar glukosa
dalam tubuh semakin meningkat. Itulah sebabnya orang yang mengalami diabetes tipe 1
sering buang air kecil. Seiiring dengan pengeluaran glukosa oleh ginjal, air pun banyak
keluar dari tubuh yang mengakibatkan rasa haus bagi penderita. Karena kadar glukosa pada
meningkat pada darah meningkat, jika terjadi luka, makabakteri akan berkembangbiak di
daerah luka yang dapat mengakibatkan lambatnya penyembuhan luka. Glukosa juga akan
menumpuk pada lensa depan mata yang akan mengakibatkan penglihatan menjadi buram. Hal
ini dapat mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.

B. Diabetes Tpe 2
DM tipe II didefinisikan sebagai diabetes yang tidak bergantung pada insulin atau
Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Penderita DM tipe II tidak mengalami
kerusakan sel-sel pankreas tetapi insulin yang disekresikan jumlahnya menurun. Penurunan
tersebut disertai defisiensi insulin hingga resistensi insulin. DM tipe II umumnya disebabkan
oleh obesitas atau kelebihan berat badan.
Diabtetes tipe 2 terjadi karena tubuh tidak menghasilkan cukup insulin atau insulin
yang dihasilkan tidak bekerja dengan baik. Salah satu penyebabnya adalah kelebihan berat
badan. Orang yang memiliki kelebihan berat badan umumnya memiliki kadar lemak tinggi,
kondisi ini dapat menghambat fungsi insulin. Tetapi dapat juga terjadi pada orang dengan
berat badan yang normal.
Pada diabetes tipe 2, karbohidrat yang terkandung dalam makanan diuraikan
menjadi glukosa dalam sistem pencernaan sebagaimana mestinya. Glukosa tersebut bergerak
ke dalam aliran darah. Pankreas mulai menghasilkan insulin yang bergerak bersama glukosa
melalui aliran darah untuk dialirkan ke seluruh sel tubuh yang memerlukan glukosa untuk
energi. Tetapi glukosa tidak selalu dapat masuk ke dalam sel karena lubang kunci pada pintu
sel telah dipenuhi dengan lapisan lemak. Insulin tidak dapat melakukan fungsinya untuk
membuka pintu sel dengan baik yang mengakibatkan meningkatkan kadar glukosa dalam
darah. Sebagai respon dri kejadian ini, pankreas akan menghasilkan lebih banyak insulin
mengakibatkan meningkatnya kadar glukosa dan juga meningkatnya kadar insulin dalam
tubuh. Pada akhirnya pankreas tidak dapat mengimbangi kadar glukosa dalam tubuh yang
mengakibatkan rusaknya sel pada pankreas. Sehingga terjadilah diabetes dengan gejala:
pandangan kabur, haus, cepat letih, berat badan menurun, sering buang air kecil, luka sembuh
lama, gatal dan jamur pada bagian genital.

Pengobatan Diabetes Mellitus


Pengobatan penyakit DM dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pengendalian
berat badan, olah raga, dan diet, dan pemberian obat antidiabetik.
Pengobatan DM tipe 1 dilakukan dengan terapi insulin. Insulin merupakan obat utama
DM tipe 1. Insulin diperlukan dalam penyerapan glukosa dari darah ke dalam sel. Penderita
DM tipe 1 mengalami kerusakan pada sel-sel pankreasnya, sehingga tidak mampu lagi
memproduksi insulin atau hanya mampu memproduksi dalam jumlah sedikit. Insulin menjadi
mutlak diperlukan oleh penderita DM tipe 1. Dosis insulin yang diberikan bersifat individual.
Pemberian insulin pada umumnya disuntikkan secara subkutan pada lemak abdomen, lengan
atas posterior, atau paha sebelah luar.
Pengobatan DM tipe 2 harus memperhatikan terapi untuk kondisi yang berkaitan
dengan DM tipe 2, seperti obesitas, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular. Penderita DM
tipe 2 dengan obesitas dapat melakukan latihan secara teratur untuk mengendalikan berat
badannya. Sebagian penderita DM merasa kesulitan menurunkan berat badan dan melakukan
olah raga yang teratur. Pengobatan biasanya dilakukan melalui pemberian obat hipoglikemik
(penurun kadar gula darah) per oral. Akan tetapi pemberian obat-obat antidiabetik oral dapat
menimbulkan efek samping.
Dari penjelasan diatas ternyata ada obat tradisional yang dapat menurunkan kadar
gula darah seseorang yaitu daun sirsak. Berikut penjelasannya:

Sirsak (Annona muricata L.)

Gambar Daun Sirsak


Sirsak (Annona muricata L.) merupakan tanaman yang berasal dari negara Amerika
Selatan, yaitu Meksiko. Keberadaan tanaman tersebut diduga dibawa oleh orang Belanda
semasa zaman penjajahan. Tanaman ini telah menyebar di seluruh pelosok Indonesia,
walaupun masih ditanam di pekarangan rumah. Penyebaran tanaman sirsak di Indonesia
dapat dijumpai di daerah Jawa Barat, terutama Rajamandala dan Bandung Selatan serta Jawa
Tengah di daerah Karanganyar.
Tanaman sirsak diklasifikasikan berasal dari kingdom Plantae, dari superdivisi
Spermatophyta, divisi Magnoliophyta. Kelas dari tanaman ini adalah Magnoliopsida dengan
subkelas Magnoliidae. Sirsak berasal dari ordo Magnoliales, dari famili Annonaceae. Genus
dari tanaman ini adalah Annona dan spesiesnya adalah Annona muricata.
Sirsak dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis. Buah sirsak memiliki bentuk
hati yang dikelilingi oleh sesuatu yang berbentuk seperti duri yang tumpul, kulit buah sirsak
berwarna hijau tua. Sirsak dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan derajat keasaman
(pH) antara 5-7. Tanah yang sesuai adalah tanah agak asam sampai agak alkalis, namun yang
memiliki bahan organik yang tinggi. Tumbuh subur di ketinggian antara 100-300 mdpl (di
atas permukaan laut). Suhu udara yang sesuai antara 22-32oC dengan curah hujan antara
1.500-3.000 mm/tahun. Lokasi yang disenangi tanaman sirsak diantaranya lahan yang
terbuka, tidak ada naungan, dan tidak ada kabut. Tanaman sirsak memerlukan sinar matahari
antara 50-70%.
Seluruh bagian tanaman sirsak dapat digunakan sebagai obat tradisional, termasuk
kulit kayu, daun, akar, buah, dan biji. Buah sirsak umumnya digunakan untuk mengobati
penyakit yang disebabkan oleh cacing dan parasit, mengobati demam, meningkatkan
produksi ASI pada ibu menyusui, dan untuk diare dan disentri. Biji yang dihancurkan dapat
digunakan sebagai vermifug dan antelmintik terhadap internal dan eksternal parasit dan
cacing.
Bagian lain pada tanaman sirsak yang terkenal dapat digunakan sebagai obat-obatan
adalah daun. Daun sirsak banyak dimanfaatkan sebagai obat herbal seperti untuk penyakit
kulit, rematik, batuk dan flu, antidiabetes, serta antikanker dan hipertensi. Khasiat lain dari
daun sirsak adalah sebagai antispasmodik dan memberi efek menenangkan. Daun sirsak biasa
dikonsumsi dalam bentuk teh. Teh daun sirsak digunakan sebagai obat radang selaput lendir
hidung. Rebusan daun sirsak juga efektif digunakan untuk kutu rambut dan kutu busuk. Daun
segar yang dihaluskan mampu membantu penyembuhan luka pada kulit. Penduduk di
beberapa negara seperti Brazil dan Peru diketahui menggunakan daun sirsak sebagai obat
diabetes.
Daun sirsak mengandung flavonoid, alkaloid, asam lemak, fitosterol, mirisil alkohol
dan anonol. Senyawa pada daun sirsak yang diduga memiliki khasiat antidiabetes adalah
senyawa alkaloid dan flavonoid. Senyawa flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian
tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji. Kebanyakan
flavonoid berada di dalam tumbuh-tumbuhan kecuali alga. Penyebaran jenis flavonoid pada
golongan tumbuhan yaitu pada Angiospermae, klorofita, fungi, briofita.
Daun sirsak dimanfaatkan sebagai antidiabetik, karena secara tradisional telah
digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti : kencing manis, peradangan
(inflamasi). Berdasarkan analisis uji fitokimia dan analisis GC-MS menunjukkan bahwa daun
sirsak diketahui mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya; seskuiterpenoid, asam
fenolat dan satu senyawa baru dengan berat molekul (m/z) 302 yaitu senyawa 2,3-
dihidrobenzofuran termasuk dalam golongan 2,3-dihidrobenzofuran yaitu suatu senyawa
yang diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan berfungsi untuk memproduksi
hormon insulin yang berperan menurunkan kadar glukosa darah. Ekstrak daun sirsak
(Annona muricata) memiliki efek antioksidan yang cukup baik dengan persentase peredaman
di atas 50% yaitu 82,90%. Hasil ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak berpotensi
meningkatkan kapasitas antioksidan.

Enzim -Glukosidase
Salah satu cara mengendalikan kadar gula dalam darah penderita DM adalah
menghambat aktivitas enzim -glukosidase. Enzim ini berperan sebagai kunci pada akhir
pemecahan karbohidrat. Enzim -glukosidase merupakan jenis enzim hidrolase yang
mengatalisis reaksi hidrolisis terminal non pereduksi dari substrat menghasilkan -glukosa.
Enzim -glukosidase berperan dalam metabolisme pati dan glikogen pada jaringan tumbuhan
dan hewan yang dicirikan oleh berbagai substrat yang mengenalinya yaitu maltosa,
glukosamilosa, sukrosa, dan sebagainya.
Inhibisi terhadap enzim -glukosidase menyebabkan penghambatan absorpsi glukosa.
Senyawa yang dapat menghambat enzim -glukosidase disebut inhibitor - glukosidase
(IAG). Senyawa IAG banyak digunakan untuk pengobatan pada pasien diabetes tipe 2. Obat
ini bekerja secara kompetitif di dalam saluran pencernaan yang dapat memperlambat
penyerapan glukosa sehingga dapat menurunkan hiperglikemia setelah makan. Terdapat
banyak inhibitor enzim - glukosidase yang efektif, seperti akarbosa dan voglibosa yang
dihasilkan mikrob. Suatu penelitian menyebutkan bahwa konsumsi 100 mg akarbosa
sebanyak tiga kali sehari mampu mengurangi 26% progresi pasien diabetes pada masa
Impaired Glucose Tolerance, yaitu kondisi metabolisme antara keadaan darah normal dan
diabetes.

Cara Mengolah Daun Sirsak Untuk Obat Diabetes


Daun sirsak 10-15 lembar
Ditambahkan air sebanyak 400 ml (setara 2 gelas)
Direbus dan gunakan api kecil sampai sirnya tersis 200 ml (tinggal 1 gelas)
Setelah dingin saring air rebusan daun sirsak
Diminum air hasil saringan 2 kali sehari
DAFTAR PUSTAKA

Purwatresna, Eka. 2012. Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Air Dan Etanol Daun Sirsak Secara
In Vitro Melalui Inhibisi Enzim -Glukosidase. Bogor. http://repository.ipb.
ac.id/bitstream/ handle/123456789/58641/ G12epu.pdf? sequence=1&isAllowed=y
Wendarningtyas, Astari. 2011. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Aktif Buah Sirsak Ratu (Annona
Muricata) Dan Sirsak Hutan (Annona Glabra) Sebagai Potensi Antikanker. Bogor.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54154

Suastuti, Dwi Adhi, dkk. 2015. Pemberian Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricuta) Untuk
Memperbaiki Kerusakan Sel Beta Pankreas Melalui Penurunan Kadar Glukosa
Darah, Advanced Glycation And Product Dan 8-Hidroksi-2-Dioksiguanosin Pada
Tikus Wistar Hiperglikemia. Bali. http://ojs.unud.ac.id/ index.php/ jchem/
article/view/16357/10673

Anda mungkin juga menyukai