Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bayi berat lahir rendah adalah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang
berat badan lahirnya pada saaat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai
dengan 2.499 gram). Bertahun-tahun lamanya bayi baru lahir berat
badannya kurang dari atau sama dengan 2.500 gram disebut bayi prematur.
Untuk mendapat keseragaman pada kongres European Perinatal Medicine
II (1970), bayi BBLR dibagi menjadi prematuritas murni dan dismaturitas
(KMK).
(Staf Pengajar IKA FKUI, 1985 : 1051)
Adapun penyebab prematuritas murni diantaranya kehamilan
multiple, ketuban pecah dini, perdarahan antepartum, induksi persalinan,
versi luar pada presentasi bokong, factor ibu yang meliputi infeksi,
penyakit jantung, riwayat abortus sebelumnya, malnutrisi yang
berlangsung cukup lama, factor usia, social-ekonomi, trauma fisik, trauma
fisiologis, dan penyebab yang belum diketahui sekitar 25-50%. Di Negara
maju, angka kejadian bayi prematur sekitar 6-7%. Di Negara yang sedang
berkembang angka kematian ini lebih kurang 3 kali lipat. Di Indonesia
kejadian bayi premature belum dapat diungkapkan disini tetapi angka di
RSCM Jakarta berkisar antara 22-24 % dari semua bayi yang dilahirkan
pada 1 tahun.
(Staf Pengajar IKA FKUI, 1985 : 1052)
Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan pada bayi resiko tinggi dengan berat lahir rendah yaitu pada
kasus By.NyN umur 2 hari dengan bayi berat lahir rendah. Dengan
memberikan asuhan pada By.Ny. N diharapakan kondisi bayi membaik
serta bayi dapat bertahan hidup.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada neonatus resiko
tinggi secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa mampu :
- Mengkaji data subyekif neonatus resiko tinggi
- Mengkaji data obyektif neonatus resiko tinggi
- Mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada neonatus resiko
tinggi
- Mengembangkan rencana tindakan pada neonatus resiko tinggi
- Melaksanakan tindakan sesuai rencana
- Mengevaluasi tindakan

1.3 Metode Penulisan


Data dalam penulisan asuhan kebidanan ini, didapatkan dengan cara :
1) Studi kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang
berhubungan dengan masalah yang ditulis. Untuk mendapatkan data
yang bersifat teoritis dan ilmiah.
2) Observasi
Dengan pengamatan secara langsung, meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi.
3) Wawancara
Mengadakan tanya jawab kepada klien maupun keluarga yang
mendampingi.
4) Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan pada klien dengan pemeriksaan secara
menyeluruh dari kepala hingga ujung kaki.

2
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan

BAB II Tinjauan Teori

BAB III Tinjauan Kasus


3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3 Identifikasi Masalah Potensial
3.4 Idenifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV Pembahasan

BAB V Penutup

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Daftar Pustaka

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang
berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dahulu
neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama
dengan 2500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua
bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut
Low Birth Weight Infants ( BBLR). Berdasarkan pengertian di atas maka
bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan:
1) Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa
Kehamilan ( NKBSMK).
2) Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan
post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan - Kecil
untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK). Neonatus Cukup Bulan-Kecil
Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa
Kehamilan (NLB- KMK ).
(Staf Pengajar IKA FKUI, 1985 : 1051)

2.2 Etiologi

2.2.1 Faktor Ibu

- Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan
psikologis. Penyakit lainnya ialah nefritis akut, infeksi saluran kemih,

4
riwayat abortus sebelumnya, infeksi akut, atau tindakan operatif dapat
merupakan faktor etiologi prematuritas.
- Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20
tahun dan pada multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu
dekat. Kejadian terendah ialah pada usia ibu antara 26-35 tahun.
- Keadaan sosial-ekonomi
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas.
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial-ekonomi rendah. Hal
ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan
antenatal yang kurang. Demikian pula dengan kejadian prematuritas
pada bayi yang lahir dengan perkawinan yang tidak sah ternyata lebih
tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang
sah.
(Rudolph, 2006 : 384-385)

2.2.2 Penyebab Obstetrik

- Kehamilan multipel
- Perdarahan antepartum
- Ketuban pecah dini
- Induksi persalinan
- Versi luar pada presentasi bokong
- Hidramion

2.2.3 Penyebab yang tidak diketahui 25-50%

(Staf Pengajar IKA FKUI, 1985 : 1053)

2.3 Patofisiologi

SecaraumumbayiBBLRiniberhubungandenganusiakehamilan
yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas.Artinyabayilahircukupbulan(usiakehamilan38minggu),
tapiberatbadan(BB)lahirnyalebihkecilketimbangmasakehamilannya,
yaitutidakmencapai2.500gram.Biasanyahaliniterjadikarenaadanya
gangguanpertumbuhanbayisewaktudalamkandunganyangdisebabkan
olehpenyakitibusepertiadanyakelainanplasenta,infeksi,hipertensidan

5
keadaankeadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang.
Giziyangbaikdiperlukan seorangibuhamilagarpertumbuhan
janintidakmengalamihambatan,danselanjutnyaakanmelahirkanbayi
dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system
reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi
padamasaprahamilmaupunsaathamil,ibuakanmelahirkanbayilebih
besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya.Ibudengankondisikuranggizikronispadamasahamilsering
melahirkanbayiBBLR,vitalitasyangrendahdankematianyangtinggi,
terlebihlagibilaibumenderitaanemia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb
berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu
gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil
umumnyamengalamideplesibesisehinggahanyamemberisedikitbesi
kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.
Selanjutnyamerekaakanmenjadianemiapadasaatkadarhemoglobinibu
turunsampaidibawah11gr/dlselamatrimesterIII.
(Wong, 1997 :235)
Kekuranganzatbesidapatmenimbulkangangguanatauhambatan
padapertumbuhanjaninbaikseltubuhmaupunselotak. Anemiagizi
dapatmengakibatkankematianjanin didalamkandungan,abortus,cacat
bawaan,BBLR,anemiapadabayiyangdilahirkan,halinimenyebabkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna
lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat
meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi,
kemungkinanmelahirkanbayiBBLRdanprematurjugalebihbesar.

(Ennis,2003:523)

2.4 Manifestasi Klinis

6
2.4.1 Fisik.
bayikecil
pergerakankurangdanmasihlemah
kepalalebihbesardaripadabadan
beratbadan<2500gram
2.4.2 Kulitdankelamin
kulittipisdantransparan
lanugobanyak
rambuthalusdantipis
genitaliabelumsempurna
2.4.3 Sistemsyaraf
refleksmoro
refleksmenghisap,menelan,batukbelumsempurna.
2.4.4 Sistemmuskuloskeletal
axifikasitengkoraksedikit
ubunubundansaturalebar
tulangrawanelastiskurang
ototototmasihhipotonik
tungkaiabduksi
sendilututdankakifleksi
2.4.5 Sistempernafasan
pernafasanbelumteraturseringapnoe
frekwensinafasbervariasi
(Bobak,2004:156)

2.5 Komplikasi

2.5.1 Sindromadistressrespiratoriidiopatik
Terjadi pada 10% bayi kurang bulan. Nampak konsolidasi paru
progresif akibat kurangnya surfaktan yang menurunkan tegangan
permukaan di alveoli dan mencegah kolaps. Pada waktu atau segera
setelahlahirbayiakanmengalami:
1) rintihanwaktuinspirasi
2) napascupinghidung
3) kecepatanrespirasileihdari70/menit
4) tarikanwaktuinspirasipadasternum(tulangdada)
Nampak gambaran sinar X dada yang khas bronkogrm udara dan
pemeriksaangasdarahmenunjukkan:

7
1) kadaroksigenarterimenurun
2) konsentrasiCO2meningkat
3) asidosismetabolic
Pengobatandenganoksigenyangdilembabkan,antibiotika,bikarbonas
intravena dan makanan intravena. Mungkin diperlukan tekanan jalan
positifberkelanjutanmenggunakanpipaendotrakea.Akhirnyadibutuhkan
pernapasan buatan bila timbul gagal napas dengan pernapasan tekanan
positifberkelanjutan.
2.5.2 Takipneaselintaspadabayibarulahir
Paru sebagian bayi kurang bulan dan bahkan bayi cukup bulan
tetep edematous untuk beberapa jam setelah lahir dan menyebabkan
takipnea.Keadaaninitidakberbahaya,biasanyatidakakanmenyebabkan
tandatandadistressrespirasilaindanmembaikkembali1224jamsetelah
lahir. Perdarahan intraventrikular terjadi pada bayi kurang bulan yang
biasanya lahir normal. Perdarahan intraventrikular dihubungkan dengan
sindroma distress respiratori idiopatik dan nampaknya berhubungan
denganhipoksiapadasindromadistressrespirasiidiopatik.Bayilemasdan
mengalamiseranganapnea.
2.5.3 Fibroplasiasretrolental
Oksigen konsentrasi tinggi pada daerah arteri berakibat
pertumbuhanjaringanseratataufibrosadibelakanglensadanpelepasan
retina yang menyebabkan kebutaan.hal ini dapat dihindari dengan
menggunakan konsentrasi oksigen di bawah 40% ( kecuali bayi yang
membutuhkan lebih dari 40% ).Sebagian besarincubator mempunyai
control untuk mencegah konsentrasi oksigen naik melebihi 40% tetapi
lebihbaikmenggunakanpemantauoksiganperkutanyangsaatinimudah
didapatuntukmemantautekananoksigenarteribayi.
2.5.4 Seranganapnea
Serangan apnea disebabkan ketidakmampuan fungsional pusat
pernapasanatauadahubungannyadenganhipoglikemiaatauperdarahan
intracranial.Iramapernapasanbayitakteraturdandiselingiperiodeapnea.
Denganmenggunakanpemantauapneadanmemberikanoksigenpadabayi

8
dengan pemompaan segera bila timbul apnea sebagian besar bayi akan
dapatbertahandaiseranganapnea,meskipunapneainimungkinberlanjut
selama beberapa hari atau minggu. Perangsang pernapasan seperti
aminofilinmungkinbermanfaat.
2.5.5 Enterokolitisnekrotik
Keadaan ini timbul terutama pada bayi kurang bulan dengan
riwayat asfiksia. Dapat juga terjadi setelah transfuse tukar. Gejalanya :
kembung,muntah,keluardarahdarirectumdanberakcair,syokususdan
usus mungkin mengalami perforasi. Pengobatan diberikan pengobatan
gentamisinintravena,kanamisinoral.Hentikanminumanoraldanberikan
pemberianmakananintravena.Mungkindiperlukanpembedahan
(Ennis,2003:314)

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

2.6.1 Jumlahseldarahputih:18.000/mm3,netrofilmeningkatsampai23.000
24.000/mm3,haripertamasetelahlahir(menurunbilaadasepsis).
2.6.2 Hematokrit (Ht) : 43% 61% (peningkatan sampai 65 % atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragicprenatal/perinatal).
2.6.3 Hemoglobin(Hb):1520gr/dl(kadarlebihrendahberhubungandengan
anemiaatauhemolisisberlebihan).
2.6.4 Bilirubintotal:6mg/dlpadaharipertamakehidupan,8mg/dl12hari,
dan12mg/dlpada35hari.
2.6.5 Destrosix : tetes glukosa pertama selama 46 jam pertama setelah
kelahiranratarata4050mg/dlmeningkat6070mg/dlpadahariketiga.
2.6.6 Pemantauanelektrolit(Na,K,CI):biasanyadalambatasnormalpada
awalnya.
2.6.7 PemeriksaanAnalisagasdarah.
(Sowden,2002:132)
2.7 Penatalaksanaan

Mengingat belum sempurnanya kerja alatalat tubuh yang perlu

9
untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan
lingkunganhidupdiluaruterusmakaperludiperhatikanpengaturansuhu
lingkungan,pemberianmakanandanbilaperluoksigen,mencegahinfeksi
sertamencegahkekuranganvitamindanzatbesi.
1) Pengaturansuhubadanbayiprematuritas/BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan
menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum
berfungsidenganbaik,metabolismenyarendahdanpermukaanbadan
relatifluasolehkarenaitubayiprematuritasharusdirawatdidalam
inkubatorsehinggapanasbadannyamendekatidalamrahim.Bilabayi
dirawatdalaminkubatormakasuhubayidenganberatbadan,2kg
adalah35derajatcelciusdanuntukbayidenganberatbadan22,5kg
adalah 3334 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat
dibungkusdengankaindandisampingnyaditaruhbotolyangberisiair
panas,sehinggapanasbadannyadapatdipertahankan.
2) Nutrisi
Alatpencernaanbayiprematurmasihbelumsempurna,lambungkecil,
enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 35
gr/kgBBdankalori110kal/kgBBsehinggapertumbuhannyadapat
meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan
didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap
masih lemah,sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi
sedikit,tetapifrekwensiyanglebihsering.ASImerupakanmakanan
yang paling utama,sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan.
Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan
diminumkan dengan sendok perlahanlahan atau dengan memasang
sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 5060
cc/kgBB/haridanterusdinaikkansampaimencapaisekitar200cckg
BB/hari.
3) Menghindariinfeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya

10
preventifsudahdilakukansejakpengawasanantenatalsehinggatidak
terjadipersalinanprematuritas(BBLR).Dengandemikianperawatan
danpengawasanbayiprematuritassecarakhususdanterisolasidengan
baik.
(Fraser,2009:765)

2.8 Cara Perawatan Bayi Dalam Inkubator

Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan


dimasukkan ke dalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu
lingkungan yang cukup dengan suhu yang normal. Dalam pelaksanaan
perawatandidalaminkubatorterdapatduacarayaitudengancaratertutup
danterbuka.

Inkubatortertutup:
1) Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka dalam keadaan
tertentusepertiapnea,danapabilamembukaincubatorusahakansuhu
bayitetaphangatdanoksigenharusselaludisediakan.
2) Tindakanperawatandanpengobatandiberikanmelaluihidung.
3) Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk
memudahkanobservasi.
4) Pengaturanpanasdisesuaikandenganberatbadandankondisitubuh.
5) Pengaturanoksigenselaludiobservasi.
6) Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kirakira
dengansuhu27derajatcelcius.
Inkubatorterbuka:
1) Pemberianinkubatordilakukandalamkeadaanterbukasaatpemberian
perawatanpadabayi.
2) Menggunakanlampupemanasuntukmemberikankeseimbangansuhu
normaldankehangatan.
3) Membungkusdenganselimuthangat.
4) Dindingkeranjangditutupdengankainatauyanglainuntukmencegah
aliranudara.
5) Kepalabayiharusditutupkarenabanyakpanasyanghilangmelalui
kepala.

11
6) Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai
denganketentuandibawahini.
Pengaturansuhuinkubator
Beratbadanlahir 024jam 23hari 47hari 8hari
(gram) (C) (C) (C) (C)
1500 3436 3335 3334 3233
15012000 3334 33 3233 32
20012500 33 3233 32 32
>2500 3233 32 3132 32

Keterangan:
Apabilasuhukamar2829derajatcelciushendaknyaditurunkan1derajat
celciussetiapminggudanapabilaberatbadanbayisudahmencapai2000
grambayibolehdirawatdiluarinkubatordengansuhu27derajatcelcius.
(Fraser,2009:767)

2.9 Konsep Asuhan Kebidanan

I. PENGKAJIAN
Tanggal : Jam : ..
Tempat :
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama dikaji untuk membedakan antar pasien supaya tidak terjadi
kekeliruan pasien.
Umur dikaji untuk memperjelas biodata dan pertimbangan dalam
pemberian perawatan.
2. - Biodata orang tua dikaji untuk penanggung jawab
- Pendidikan orang tua dikaji untuk mengetahui tingkat ekonomi
- Alamat dikaji untuk mengetahui tempat tinggal
3. Alasan datang
Dikaji untuk mengetahui alasan ibu membawa bayinya dan bagaimana
kondisi bayi.

12
4. Riwayat Kesehatan lalu
Dikaji untuk mengetahui kondisi bayi yang lalu yang meliputi riwayat
prenatal dan natal sehingga dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam
menentukan penyebab serta perawatan.
5. Riwayat penyakit sekarang
Dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit sekarang
6. Riwayat penyakit keluarga
Dikaji untuk mengetahui apakah anak mempunyai predisposisi
penyakit dari orang tuanya meliputi penyakit menular (TBC, hepatitis,
batuk menahun), penyakit menurun (DM, HT, Asma), penyakit kronis
(penyakit jantung, gagal ginjal, DM, HT)
7. Riwayat Imunisasi Lalu
Dikaji untuk mengetahui imunisasi yang telah diperoleh sebelum
diberikan imunisasi sekarang. Bisa dicantumkan apabila pernah
mendapat imunisasi.
8. Pola Aktifitas Sehari-hari
Untuk mengetahui apakah eliminasi bayi terhitung normal apa tidak,
apakah bayi pernah BAK dan BAB serta frekuensinya normal apa
tidak, jumlah waktu tidur bayi, serta kebersihan bayi.
9. Riwayat Psikososial
Dikaji untuk mengetahui respon psikologis orang tua dan keluarga
lainnya terhadap bayinya.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik, cukup, lemah
Kesadaran : komposmentris, suppor, somnolen, koma
Nadi : 100-120x/menit
RR : 40-60 x /menit
Suhu : 36,5 - 37,5 C
BB : sesuai dengan masa gestasi. Pada bayi aterm BB 2500-
4000 gram

13
LIKA : - Circum ferentia bregmantika : 32,5 35
- Circum ferentia fronto oksipitalis : 34,5 37
- Circum ferentia mento okspitalis : 36,5 37,5
LIDA : 20-38
LILA : 11-13
2. Pemeriksaan Refleks
Moro refleks, suckling reflek, sucking reflek, babinski reflek.
3. Pemeriksaan Fisik
Melihat, meraba, mengetuk dan mendengarkan secara keseluruhan fisik
bayi mulai dari kepala sampai kaki (head to toe).
- Rambut : amati keseluruhan rambut, kulit kepala bersih/tidak,
warna rambut, kelainan kepala seperti chepal
hematome.
- Muka : pucat (+)/(-), oedem (+)/(-)
- Mata : simetris (+)/(-),konjungtiva amati warna dan warna
sclera mata.
- Hidung : simetris (+)/(-), pernapasan cuping hidung (+)/(-),
polip (+)/(-), secret (+)/(-)
- Mulut : warna bibir, kebersihan lidah, warna gusi, gigi sudah
tumbuh apa belum.
- Telinga : simetris (+)/(-), serumen (+)/(-), pendengaran (+)/(-)
- Leher : simetris (+)/(-), benjolan/pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis (+)/(-).
- Ketiak : pembesaran kelenjar limfe (+)/(-)
- Dada : simetris, retraksi dada (+)/(-), wheezing dan rhonkhi
(+)/(-)
- Perut : buncit (+)/(-), tali pusat sudah lepas/belum,
kembung (+)/(-).
- Genetalia : bersih/tidak, kelainan (+)/(-)
- Ekstrimitas : turgor kulit < 1 detik, tidak oedema, gerak aktif (+)/
(-), kelainan polydactil dan syndactile (+)/(-).

14
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : bayi umur . dengan
Ds : Ibu mengatakan bayinya umur .
Ibu mengatakan kondisi anaknya .

Do : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
N : 100-120x/menit
Rr : 40-60x/menit
S : 36,5 - 37,5 C
BB : > 2.500 gram
LILA : 11 13 cm

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


Sesuai dengan masalah dan kemungkinan yang akan terjadi.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Sesuai dengan masalah

V. INTERVENSI
Sesuai dengan masalah

VI. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan masalah

VII.EVALUASI
Sesuai dengan implementasi yang telah dilakukan

15
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

- Tanggal pengkajian : 28 Juli 2011 , Jam 19.00 WIB

Data Subyektif

a. Identitas
Nama anak : By.Ny.N
Tanggal lahir : 28 Juli 2011, jam 18.45 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Nama ibu : Ny.N Nama Ayah : Tn.H


Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Malang Alamat : Malang

b. Alasan Datang
Ibu merasa ia akan melahirkan
c. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan lendir darah pada pukul 15.00
d. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Prenatal
Ibu mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan pertamanya ini
sebanyak 3x di Bidan setempat sejak usia kehamilan 3 bulan. Ibu
mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT dan tidak pernah pijat
oyok. Pada umur kandungan 4 bulan keluar bercak darah. Ibu
merasakan pergerakan janinnya sejak usia kehamilan 4 bulan
setengah. Pada usia kehamilan 6 bulan lebih ibu jatuh terpeleset dan
mengeluarkan darah dan segera diperiksakan ke bidan setempat. Hari
ketiga setelah jatuh ibu dirujuk bidan ke rumah sakit dengan indikasi
keluar darah, pembukaan lima, dan umur kehamilan belum cukup
bulan.
2. Natal
- Usia kehamilan 37-38 minggu
- Ditolong oleh bidan
- Melahirkan dengan spontan/normal dengan letak sungsang

16
- Ketuban jernih
- Lahir pada tanggal 28 juli 2011 pukul 18.45 WIB
- Bayi menangis
- BBL 2200 gram
- PBL 48 cm
- Jenis kelamin perempuan
- Tidak cacat

e. Riwayat Penyakit Sekarang


Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (batuk lama, sakit kuning,
PMS), menurun (tekanan darah tinggi, kencing manis, dan asma) serta
penyakit kronik (jantung, ginjal).
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular (TBC, penyakit kuning), penyakit menurun (tekanan darah
tinggi, kencing manis, alergi, asma), penyakit kronis (jantung,
ginjal,paru), ibu dan keluarga belum pernah melakukan pemeriksaan
HIV/Aids.
g. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
1. Nutrisi. Diberi ASI namun bayi kesulitan untuk menghisap
2. Eliminasi. BAB (+) mekonium, jumlah sedkit warna hitam, lunak.
BAK (+)
3. Aktifitas. Bayi sering tidur dan kadang-kadang bangun sebentar serta
menangs meringis.
4. Istirahat. Bayi sering tidur.
5. Kebersihan. Bayi diseka 1x/hari, ganti popok setiap kali basah.
h. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan ini adalah anak pertama dan cucu pertama dari keluarga
pihak ayahnya. Keluarga sangat mengharapkan agar bayi bisa bertahan
hidup.

Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : apatis
3. Tekanan darah :-
4. Denyut jantung : 116 x / menit
5. Suhu : 36C
6. Pernafasan : 48 x/ menit
7. Berat badan : 2200 gram
8. Panjang badan : 48 cm
9. Lingkar kepala : 33 cm

17
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : kepala bulat, bersih, tidak tampak cacat
congenital dan jejas persalinan. Penyebaran rambut
merata, warna rambut hitam, kulit kepala masih
lembek/belum matur, tidak ada molase, fontanela
anterior dan posterior belum tertutup.
2. Wajah : Tampak lalugo yang sangat sedikit,
sianosis (-)
3. Mata : mata kiri dan kanan tampak simetris,
mata belum membuka.
4. Hidung : lubang hidung simetris, bersih,
tampak pernafasan cuping hidung serta tidak tampak
kelainan congenital.
5. Mulut : tidak tampak kelainan
congenital,tampak mengeluarkan mukosa mulut
berwarna hijau dan bergelembung.
6. Telinga : telinga kiri dan kanan simetris, daun
telinga masih menempel pada kulit belakang telinga,
tidak tampak kelainan congenital.
7. Leher : tidak tampak pembesaran atau
benjolan.
8. Dada : bentuk dada normal, tampak retrasi otot
dada, tampak putting susu, tampak lalugo sedikit,
tampak sianosis.
9. Abdomen : tali pusat belum kering, tidak tampak
perdarahan tali pusat, perut teraba lunak, tidak kembung,
dan tidak ada benjolan abnormal.
10. Punggung : tidak tampak kelainan congenital,
bentuk punggung normal, dan tidak tampak
pembengkakan.
11. Genetalia : genetalia sudah tampak, labia minora
belum tertutup oleh labia mayora, lubang vagina sudah
tampak dan sudah terdapat lubang urethra.
12. Anus : tampak lubang anus.
13. Ekstremitas: ekstremitas atas dan bawah tampak
simetris, tidak tampak poldaktil maupun sindaktil.

18
Auskultasi

Pernafasan tidak teratur, ronchi (+), wheezing (+), denyut nadi terdengar
tidak teratur. HR : 116 x/menit , RR : 48 x/menit.

Reflek-reflek primitive

- Reflek morro : (+)


- Reflek rooting : (-)
- Reflek sucking : tidak dapat dikaji
- Reflek grasping : (+)
c. Pemeriksaan Penunjang (-)

3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Dilakukan pada tanggal 28 Juli 2011, jam 19.20 WIB

DX : By.Ny.N umur 1 hari dengan BBLR.

DS : Ibu mengatakan bayinya lahir prematur dengan berat badan pada


saat lahir sangat rendah. Ibu juga mengatakan bayinya lahir secara
spontan dengan berat badan pada saat lahir 2200 gram dan panjang
badan 33 cm.

DO :

Keadaan umum : lemah

Kesadaran : apatis

HR : 116 x/menit

RR : 48 x/menit

Suhu : 36C

BB : 2200 gram

PB : 48 cm

Lingkar kepala : 33 cm

19
Pernafasan cuping hidung (+), sianosis (+), ronchi (+), wheezing
(+), pernafasan tidak teratur, denyut jantung tidak teratur.

3.3 Identifikasi Masalah Potensial

Hipoglikemia

Dispnue

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

3.5 Intervensi

Tujuan : untuk memenuhi kebutuhan oksigen bayi

Kriteria Hasil :

- pernafasan teratur
- detak jantung teratur
- sianosis (-)
- RR 40-60 x/menit
- HR 100-120 x/menit

Intervensi

1. Bina hubungan saling percaya dengan menciptakan hubungan yang


baik dengan keluarga pasien.
R : Hubungan dan sikap yang baik menciptakan sifat kooperatif
terhadap tindakan perawatan bayi.
2. Informasikan pada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya,.
R : Meningkatkan pengetahuan ibu tentang keadaaan bayinya
sehingga ibu lebih kooperatif.
3. Pertahankan suhu dengan perawatan incubator S : 33C
R : Tubuh bayi dengan BBLR lebih rentan terhadap perubahan suhu
lingkungan.
4. Observasi RR, HR , dan kondisi fisik lainnya.
R : Pemantauan kondisi bayi dan jika terdapat hal yang perlu
ditindaklanjuti dapat diambil tindakan segera.

20
5. Berikan O2 L/menit
R : Membantu pernafasan atau intake O2 pada bayi.
6. Bersihkan jalan nafas dari secret
R : Membantu melancarkan intake O2 dan pengeluaran CO2.
7. Kolaborasi dengan spesialis anak dalam pemberian terapi.
R : Memberikan tindakan aspek medis

3.6 Implementasi

Dilakukan pada tanggal 28 Juli 2011, jam 19.35 WIB.

1. Membina hubungan saling percaya dengan menciptakan hubungan


yang baik dengan keluarga pasien.
2. Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya.
3. Mempertahankan suhu bayi dengan perawatan inkubator S : 33C
4. Melakukan observasi RR, HR, dan pemeriksaan fisik lainnya.
5. Memberikan terapi O2 L/menit.
6. Membersihkan jalan nafas.
7. Melakukan kolaborasi dengan spesialis anak dalam pemberian terapi.

3.7 Evaluasi

Dilakukan pada tanggal 28 Januari 2011, jam 19.40 WIB.

S : -

O : KU : lemah

Kesadaran : apatis

RR : 44x/menit

HR : 100x/menit

Pemeriksaan fisik

- kulit merah/tidak sianosia


- pernafasan tidak teratur
- detak jantung tidak teratur
- Wheezing (+)
- ronchi (+)

21
A : - By.Ny.N umur 1 hari dengan BBLR -
Masalah belum teratasi

P : - Lanjutkan perawatan inkubator

- Lanjutkan terapi O2

- Observasi lebih lanjut

Catatan Perkembangan

Dilakukan pada tanggal 28 Juli 2011, Pukul 23.00 WIB

S : -

O : KU : Lemah

Kesadaran : apatis

HR : 112x/menit

RR : 46x/menit

Sianosis (-)

Dispnue (+)

A : By.Ny.N umur 1 hari dengan BBLR dan gangguan oksigenasi

P : - Perawatan minimal

- Lanjutkan perawatan inkubator Suhu 33C

- Observasi lebih lanjut

Dilakukan pada tanggal 29 Juli 2011, jam 03.00 WIB

S : -

O : KU : apatis

Kesadaran : lemah

22
RR : 24x/menit

HR : 80x/menit

Sianosis (-)

BAB (+)

BAK (+)

A : By.Ny.N umur 1 hari dengan BBLR

Masalah belum taratasi

P : - Lanjutkan perawatan minimal

- Lanjutkan O2 L / menit

- Lanjutkan perawatan inkubator suhu 33C

- Observasi lebih lanjut

Tanggal Jam RR HR
29 Juli 2011 07.00 20 100
07.30 21 90
08.00 20 90
08.30 22 90
09.00 20 90
09.30 20 80
10.00 22 80
10.30 22 65
11.00 RR HR
11.30 RR tidak teraba HR semakin
12.10 RR tidak teraba HR melemah
12.45 RR tidak teraba HR (-)

Dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011, jam 12.55

23
S : RR tidak teraba

HR (-)

Bayi dinyatakan meninggal

A : By.NY.N umur 2 hari dengan BBLR dan gangguan oksigenasi

Masalah belum taratasi

P : - Informasikan keluarga mengenai kondisi bayinya

- Buat surat kematian

- Lepas O2

- Perawatan inkubator dihentikan

- Observasi dihentikan

24
BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian dari studi kasus yang membahas


kesenjangan dan kesamaan yang ditemukan antara tinjauan teori dengan tinjauan
kasus. Untuk mempermudah dalam penyusunan tugas ini dalam pembahasan
maka penulis mengelompokkan permasalahan sesuai dengan langkah manajemen
kebidanan meliputi : pengkajian data, identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi
masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia (1985: 1053) mengatakan bahwa bayi berat badan lahir rendah ( BBLR
) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari
2500 gram. Berdasarkan data subyektif dan obyektif berat badan lahir By.Ny.N
adalah 700 gram dan ini ditegakkan diagnosa BBLR. Pada sumber referensi yang
sama mengatakan bahwa beberapa faktor dari ibu yang menyebabkan bayi lahir
dengan berat badan rendah dan belum cukup bulan adalah penyakit yang
berhubungan dengan kehamilan misalnya toksemia gravidarum, perdarahan
antepartum, trauma fisis, psikologis, dan penyakit lainnya. Berdasarkan
pengkajian data subyektif yang dilakukan penulis, ibu mengatakan bahwa pada
usia kehamilan 4 bulan keluar bercak darah. Hal ini menjelaskan bahwa pernah
tejadi perdarahan antepartum tetapi karena pemeriksaan yang terbatas saat itu
sehingga tidak ditemukan diagnose yang tepat. Selain itu, Ny.N mengatakan
pada usia kehamilan 6 bulan lebih ibu jatuh terpeleset dan mengeluarkan darah.
Jadi, ada faktor trauma fisik yang menjadi penyebab pada kasus ini.

Dari pengkajian data obyektif HR 116 x/menit, RR 48 x/menit, suhu


35,3C, pernafasan cuping hidung (+), sianosis (+), ronchi (+), wheezing (+),
pernafasan tidak teratur, denyut jantung tidak teratur maka ditegakkan diagnose
By.Ny.N umur 1 hari dengan BBLR dan gangguan oksigenasi sehubungan
dengan belum matangnya fungsi organ vital.

25
Fraser (2009: 765) mengatakan perawatan pada bayi baru lahir yaitu
pengaturansuhubadan. Bayiprematuritasdengancepatakankehilanganpanas
badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum
berfungsidenganbaik,metabolismenyarendahdanpermukaanbadanrelatifluas
olehkarenaitubayiprematuritasharusdirawatdidalaminkubatorsehinggapanas
badannyamendekati dalam rahim. Selain itujugaperawatannyaadalahterkait
nutrisi.TetapipadakasusBy.Ny.N umur 1 hari dengan BBLR tidak diberikan
asupan nutrisi apapun karena belum matangnya fungsi organ vital khususnya
pencernaan dalam mengolah makanan atau cairan yang diberikan sehingga apabila
diberikan justru memperburuk kondisi bayi.

Intervensi pada kasus ini meliputi : pertahankan suhu dengan perawatan


inkubator S 33 C, observasi RR dan HR, berikan O2 L/menit, bersihkan jalan
nafas dari secret, dan kolaborasi dengan spesialis anak dalam pemberian terapi,
kemudian dilakukan implementasi sesuai dengan intervensi. Berdasarkan
penjelasan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa tidak ada kesenjangan
antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus.

26
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka penulis mengambil kesimpulan
yaitu :
5.1.1 Bayi berat lahir rendah adalah (BBLR) adalah bayi baru lahir
yang berat badan lahirnya pada saaat kelahiran kurang dari 2.500
gram (sampai dengan 2.499 gram)
5.1.2 Pada kasus By.Ny.N umur 1 hari dengan BBLR penyebabnya
adalah faktor ibu yaitu perdarahan antepartum dan trauma fisis.
5.1.3 Diagnosa dan masalah pada kasus ini adalah By.Ny.N umur 1
hari dengan BBLR dan gangguan oksigenasi sehubungan dengan
belum matangnya fungsi organ vital.
5.1.4 Intervensi yang diberikan adalah pertahankan suhu dengan
perawatan inkubator S 33 C, observasi RR dan HR, berikan O2
L/menit, bersihkan jalan nafas dari secret, dan kolaborasi
dengan spesialis anak dalam pemberian terapi.
5.1.5 Implementasi sesuai dengan intervensi.
5.1.6 Setelah dilakukan evaluasi pada kasus ini masalah tidak teratasi
karena kondisi fisik bayi yang sangat lemah dan ketidaksediaan
alat yang memadai.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk lebih kompten
dalam memberikan asuhan dan melakukan asuhan kebidanan
secara menyeluruh agar tidak terjadi komplikasi.
5.2.2 Bagi Klien Dan Keluarga
Diharapakan lebih kooperatif dalam tiap asuhan yang diberikan.
5.2.3 Bagi Mahasiswa
Diharapkan pada seluruh mahasiswa kebidanan Stikes Maharani
Malang untuk meningkatkan etika dan sopan santun saat
menghadapi pasien dan keluarga selain itu juga untuk
memperbanyak literature serta menggunakan literature yang up
to date.
5.2.4 Bagi Dinas Kesehatan

27
Diharapakn kepada pemerintah khususnya dinas kesehatan untuk
menyediakan fasilitas yang lengkap dan lebih canggih untuk
penanganan bayi dengan berat badan pada saat lahir sangat
rendah, seperti halnya di negara-negara maju.
5.2.5 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk meningkatkan
konsling kepada mahasiswanya dan menyediakan berbagai
sumber pustaka yang up to date.

28
DAFTAR PUSTAKA

Bobak.2004.BukuAjarKeperawatanMaternitas.Jakarta:EGC.
Ennis, Sharon Axton. 2003. Pediatric Nursing Care Plans. 2nd Edition. New
Jersey:PearsonEducation.
Fraser,DianeM.MylesTextbookForMidwives14/e.UnitedKingdom:Elsevier
LimitedOxford.
StafPengajarIlmuKesehatanAnakFakultasKedokteranUniversitasIndonesia.
1985.BukuKuliah3IlmuKesehatanAnak.Jakarta:Infomedika.
Sowden,BetzCicilia.2002.KeperawatanPediatrik.Jakarta:EGC.
Wong, Donna L.1997. Pediatric Nursing. St Louis Missouri : Mosby Company.

29

Anda mungkin juga menyukai