Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara
lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini
merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat
politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama (teori klasik Aristoteles)

politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara

politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan


kekuasaan di masyarakat

politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan
publik.

Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan
politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga
tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Pengertian Sosiologi dan Politik ?
2. Apa itu Ketertarikan Sosiologi dan Politik ?
3. Apa itu Asal Mula Perkembangan Sosiologi Politik ?
4. Apa itu Titik Pandang Sosiologi Politik ?

1.3 Tujuan

Untuk Mengetahui Arti dab titik pandang Sosiologi politik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sosiologi dan Politik


2.1.1 Sosiologi
Kata sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu Socius dan Logos. Socius berarti kawan,
teman. Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang
masyarakat. Sedangkan masyarakat itu sendiri adalah sekelompok individu yang mempunyai
hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi mempelajari
masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku
kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara
dan berbagai organisasi politik, ekonomi, dan sosial.
Berikut ini adalah pengertian sosiologi menurut beberapa ahli :
Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka
macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial
dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri
umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses
sosial termasuk perubahan sosial.
Menurut pengertian dari berbagai tokoh, dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah
ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola hubungan
masyarakat serta timbal balik antara gejala-gejala sosial dengan gejala nonsosial.
2.1.2 Politik
Secara etimologis, politik berasal dari kata yunani yaitu polis yang berarti kota atau
negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warga negara,
politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti
pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.

2
Aristoteles dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan kata politik
melalui pengamatannya tentang manusia ia sebut zoon politikon. Dengan istilah itu ia ingin
menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang
atau lebih sudah pasti akan melibatkan hubungan politik. Politik adalah suatu proses
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang berwujud proses pembuatan
keputusan, khususnya negara. Menurut Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga
negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Pada umumnya apa yang disebut politik itu berkaitan dengan bermacam-macam
kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara, yang menyangkut proses penentuan dan
pelaksanaan tujuan-tujuan. Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan publik, tujuan-tujuan
masyarakat sebagai keseluruhan, dan bukan tujuan-tujuan pribadi seseorang. Politik adalah
proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain perwujud
proses pembuatan keputusan, khusus y dalam negara. Disamping itu politik juga dapat dilihat
dari sudut pandang yang berbeda, yaitu antara lain :
Politik adalah usaha yang tempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(teori klasik Aristoteles)
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat.
Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan politik.

2.1.3 Keterkaitan Sosiologi dan Politik


Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh seluk beluk yang berhubungan dengan
sosial. Banyak aspek yang dipelajari dalam ilmu sosiologi dimana berkait dengan kehidupan
sosial, hubungan antar sesama, kekeluargaan, kasta, rumpun, bangsa, agama dan asosiasi
kebudayaan, ekonomi dan organisasi politik.
Pada dasarnya ilmu sosiologi sangat berkaitan erat dengan ilmu politik karena pada dasarnya
perlu dipahami mengenai ruang lingkup penelaahan masing-masing ilmu. Misal: ilmu
sosiologi mempelajari proses proses yang terjadi di antara masyarakat. Sedangkan ilmu
politik berhubungan dengan pembentukan kekuasaan dan alokasi kekuatan. Dari situ bisa
didapat gambaran bahwa kedua ilmu tersebut saling berkait. Misal, dalam sosiologi ada
penelaahan tentang profil sosial, nah hal itu digunakan dalam ilmu politik untuk menelaah
misalnya: kelompok sosial yag bersifat apatis terhadap politik, anomie terhadap politik,
kecenderungan suatu kelompok sosial untuk bereaksi terhadap suatu keputusan politik.

3
Karena pelaku Politik merupakan bagian dari masyarakat yang juga harus memiliki rasa
sosial, maka disinilah keterkaitan Sosiologi dan Politik. Dalam berpolitik kita akan
menghadapi berbagai masalah diantaranya pesaing. Maka agar kita dapat bersaing dengan
pesaing. Kita harus memiliki Ilmu Sosiologi yang cukup yang bertujuan untuk mengetahui
titik kelemahan pesaing kita baik dari sikapnya, tingkah lakunya dan lain sebagainya.
Pada intinya, pelaku politik adalah manusia yang merupakan bagian dari masyarakat,
sedangkan Ilmu Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hampir keseluruhan
dari aspek-aspek yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karnanya keterkaitan antara
Sosiologi dan Politik itu sangat erat dan saling menimbulkan ketergantungan antara satu
dengan yang lainnya.

2.2 Sosiologi Politik


a. Sosiologi politikcabang ilmu sosiologi yang memperhatikan sebab dan akibat sosial dari
distribusi kekuatan di dalam masyarakat, dan dengan konflik-konflik sosial dan politik yang
berakibat pada perubahan terhadap alokasi kekuatan tersebut. Fokus utama dari sosiologi
politik adalah deskripsi, analisis, dan penjelasan tentang suatu negara, suatu lembaga yang
mengklaim monopoli terhadap legitimasi pengunaan kekuatan terhadap suatu wilayah di
masyarakat. Sementara ilmu politik terutama berurusan dengan mesin pemerintahan,
mekanisme administrasi publik, dan bidang politik formal pada pemilihan umum, opini
publik, dan perilaku politik. Analisis sosiologi terhadap gejala politik lebih menitikberatkan
pada hubungan antara politik, struktur sosial, ideology, dan budaya (Gordon Marshall, 1998).
b. Sosiologi politik adalah upaya untuk memahami dan campur tangan ke dalam hubungan
yang selalu berubah antara sosial dan politik. Intinya, ketidakmungkinan dalam sosiologi
politik membuat sosiologi politik itu penting.
Keberaadaan suatu kata tidak mengindikasikan keberadaan suatu konsep. Demikian
juga, ketiadaan suatu kata tidak mengindikasikan ketiadaan suatu konsep. Karenanya kata
social mungkin ada tanpa konsep dan sebaliknya. Ini diterapkan ke semua hubungan
konsep kata bahwa seseorang yang melakukan sosiologi politik akan menggunakan kata ras,
gender, kelas, bangsa, orang, kekuasaan, negara, tekanan, kekerasan, kekuatan, hukum, dan
lain-lain.
Hubungan ketergantungan antara kata dan konsep memunculkan masalah definisi.
hanya yang tidak memiliki sejarah yang dapat diuraikan. Karenanya konsep inti dari
sosiologi politik tidak dapat diuraikan.

4
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sosiologi politik adalah ilmu tentang
kekuasaan, pemerintahan, otoritas, komando di dalam semua masyarakat manusia, tidak
hanya di dalam masyarakat nasional. Pengertian tersebut pada dasarnya membedakan antara
pemerintah dengan yang diperintah. Di dalam suatu kelompok manusia terdapat orang yang
memerintah dan orang yang mematuhinya, terdapat mereka yang membuat keputusan dan
orang-orang yang menaati keputusan tersebut. Dapat dikatakan bahwa ilmu ini adalah
gabungan antara ilmu sosial dan politik yang berfokus pada hubungan antara masyarakat dan
pemerintah, dimana pemerintah lebih berperan untuk mengatur masyarakat melalui lembaga
kepemerintahannya.
Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh soerjono soekanto, Sosiologi Politik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat
spekulasi (menduga-duga).
2. Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkrit
dilapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara
logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
3. Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki,
diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
4. Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah
tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
2.2.1 Asal Mula Perkembangan Sosiologi Politik
Teori-teori yang dicetuskan oleh pemikir-pemikir terkemuka berpengaruh besar terhadap
studi-studi politik. Maka tidak mengherankan muncul studi-studi yang dapat digolongkan
dalam bidang sosiologi politik asal mula sosiologi politik sebaga bidang suatu studi sulit
ditetapkan secara pasti. Namun hal ini bisa ditelusuri dari karya-karya sosiologi atau ilmuan
politik mengenai tema-tema sosiologi politik. Dua tokoh besar yang bisa dianggap sebagai
bapak pendiri sosiologi politik karena karyanya yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan sosiologi politik, baik dalam hal teori atau konsep dan metodologi ialah Karl
Marx dan Max Weber
Sumbangan Mark sangat bervariasi, yang digolongkan dalam tiga bidang, yaitu teori umum,
teori khusus, dan teori metodologi. Teori umum Mark berbicara tentang determinisme
ekonomi dan dialektika materialisme. Teori khusus berbicara tentang perjuangan kelas dan
alienasi. Sumbangan metodologisnya tampak dari upaya untuk mengembangkan sosialisme
ilmiah.
5
Sumbangan Weber
Menurut Weber, faktor-faktor non ekonomis, dan ide-ide merupakan faktor sosiologis yang
penting. Begitu juga status sosial dan posisi individual dalam struktur kekuasaan menentukan
strata masyarakat. Politik adalah sarana perjuangan untuk bersama-sama melaksanakan
politik, atau perjuangan untuk mempengaruhi pendistribusian kekuasaan, baik di antara
negara-negara maupun diantara kelompok-kelompok di dalam suatu negara. Ada tipe
legitimasi yaitu tradisional, karisnatik, legal-rasional. Menurut Weber sosiologi harus bebas
nilai. Sumbangan metodelogis yang diterapkan nya pada sosiologi adalah pemahaman yang
disebut Verstehen.

2.3 Titik Pandang Sosiologi Politik


Terdapat perbedaan pandangan di kalangan para pakar sosiologi politik, yang sulit disatukan.
Setidaknya ada dua pandangan tentang sosiologi politik yang cukup menonjol. Pandangan
yang satu melihat sosiologi politik sebagai studi tentang negara. Sedangkan pandangan yang
lain menjelaskan sosiologi politik sebagai studi tentang kekuasaan.

1. Sosiologi Politik sebagai studi tentang negara


Di sini kata politik dipakai dalam konotasinya yang biasa, yaitu yang berhubungan
dengan negara. Kata negara mengacu pada kategori khusus dari kelompok-kelompok
manusia atau masyarakat. Terdapat dua arti negara yang patut diperhatikan. Pertama, negara
bangsa (nation-state), yang mengacu pada masyarakat nasional. Yang dimaksud adalah
komunitas yang muncul pada akhir abad pertengahan, yang dewasa ini kuat terorganisir
sekaligus paling utuh berintegrasi. Kedua, negara pemerintah (government-state), yang
mengacu pada penguasa dan pemimpin dari masyarakat nasional tersebut.

2. Sosiologi Politik sebagai studi tentang kekuasaan


Menurut pengertian yang lebih modern, sosiologi politik adalah ilmu tentang
kekuasaan, pemerintahan, otoritas, komando, di dalam semua masyarakat manusia, tidak
hanya di dalam masyarakat nasional. Konsep ini pada dasarnya, memfokuskan pada
perbedaaan antara pemerintah dan yang diperintah. Dalam setiap kelompok manusia, mulai
dari yang terkecil hingga yang terbesar, mulai dari yang rapuh hingga yang paling stabil
terdapat orang yang memerintah dan mereka yang mematuhinya, terdapat mereka yang
membuat keputusan dan orang-orang yang menaati keputusan yang bersangkutan.

6
Perbedaaan tersebut merupakan fenomena politik yang fundamental yang dijelaskan melalui
studi perbandingan pada setiap masyarakat dan pada setiap tingkatan sosial.
Kedua konsep di atas tidak dengan sendirinya memperjel as pengertian sosiologi
politik. Terdapat dua tafsiran umum tentang politik. Di satu pihak, politik secara hakiki
dipandang sebagai pergolakan, pertempuran. Kekuasaan memungkinkan kelompok-kelompok
dan individu yang berkuasa mempertahankan dominasi terhadap masyarakat dan
mengeksploitasinya. Sedangkan kelompok dan individu yag lain menentang dominasi dan
tidak eksploitatif tersebut. Di sini politik merupakan sarana untuk mempertahankan hak-hak
istimewa kelompok minoritas dari dominasi kelompok mayoritas.
Di lain pihak, politik dipandang sebagian suatu usaha untuk mengakkan ketertiban dan
keadilan. Disini kekuasaan dipakai untuk mewujudkan kemakmuran bersama dan melindungi
kepentingan umum dari tekanan kelompok-kelompok tertentu. Politik merupakan sarana
untuk mengintegrasikan setiap orang ke dalam komunitas dan menciptakan keadilan seperti
yang dicta-citakan oleh Aristoteles.
Di dalam kenyataan, apa yang disebut politik itu senantiasa ambivalen. Di satu sisi,
kekuasaaan dijadikan alat untuk mendominasi orang atau pihak lain. Di sisi yang lain,
kekuasaan dijadikan sarana untuk menjamin ketertiban sosial tertentu atau sebagai alat
pemersatu. Kedua paham ini merupakan dasar teoritis bagi pembicaraan tentang sosiologi
politik. Namun perlu dicatat, bahwa tidak ada suatu teori umum tentang sosiologi politik
yang dapat diterima oleh semua sarjana terkait. Oleh karena itu merumuskan teori umum
tentang sosiologi politik merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sarjana sosiologi
politik kontemporer.
Titik pandang yang dimaksudkan di sini adalah sudut pandang atau pendekatan, metode yang
dipakai oleh para ahli sosiologi politik untuk mempelajari masalah-masalah yang menjadi
objek perhatian mereka. Umumnya para ahli sosiologi politik mempelajari masalah-masalah
seperti berikut :
1. Kondisi kondisi apakah yang menimbulkan tertib politik atau kekacauan politik dalam
masyarakat?
2. Mengapa sistem-sistem politik tertentu dianggap sah atau tidak sah oleh warga negara?
3. Mengapa sistem-sistem politik tertentu stabil, sedangkan yang lainnya tidak ?
4. Mengapa ada pemerintahan yang demokratis, dan mengapa ada yang totaliter? Mengapa
pula ada pemerintahan yang merupakan kombinasi antara keduanya.
5. Faktor faktor apakah yang menyebabkan variasi pada sistem kepartaian, taraf partisipasi
politik, dan angka rata-rata pemilihan suara?
7
Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, dipergunakan berbagai cara pendekatan
histeris, pendekatan komparatif, institusional, dan pendekatan histories, pendekatan
komparatif, instituusional, dan pendekatan behavioral. Melalui pendekatan histories kita
berusaha mencari karya para ahli sosiologi politik klasik untuk menemukan konsern-konsern
dan minat-minat tradisional dari sosiologi politik sebagai suatu dsiplin intelektual. Dengan
cara ini kita bisa menemukan bagaimana jawaban-jawaban mereka atas permasalahan-
permasalahan yang kita hadapi. Dengan kata lain, pendekatan ini memberikan suatu
perspektif yang diperlukan bagi studi-studi yang sama, baik dalam pengertian kontekstual
maupun temporal. (Maran, 2001)
Melalui pendekatan komparatif kita mempelajari gejala-gejala sosial politik dari suatu
masyarakat tertentu untuk menyoroti fenomena yang kita hadapi. Pendekatan semacam ini
dipergunakan antara lain oleh Ostogorski dan Michel dalam studi mereka tentang partai-
partai politik, dan diterapkan pada studi lingkungan oleh Almond dan kawan-kawan beserta
Lipset. (Rush dan Althoff, 2002)

Kedua pendekatan tersebut tidak dipersoalkan. Yang sering dipersoalkan adalah pendekatan
institusional. Pendekatan ini diangap tidak memadai dan realistis, sebab studi ini
mengabaikan realitas tingkah laku politik. Masalahnya ialah, bahwa pendekatan ini
mengkonsentrasikan diri pada faktor-faktor konstitusional dan legalistik. Dengan kata lain,
institusi-institusi sosial atau lembaga-lembaga sosial merupakan unit dasar analisis. Dengan
demikian orang memberikan tekanan yang berlebihan pada pandangan bahwa tingkah laku
politik itu selalu berlangsung dalam kerangka institusional. ( Alex Inkeles dalam Maran,
2001). Pakar sosiologi politik berusaha menyingkirkan kekeliruan-kekeliruan yang terdapat
pada pendekatan pendekatan lainnya. Pendekatan behavioral menggunakan individu
sebagai dasar dari analisis. Di sini fakta dan nilai dipisahkan, dan orang membuat generalisasi
berdasarkan prinsip verifikasi.
Pendekatan ini dikritik berdasarkan dua alasan, pertama, para pengguna pendekatan ini
dianggap terlalu kaku dalam melakukan analisis politik dan sosial. Sikap kaku dipertahankan
demi standar-standar yang tinggi yang dipentingkan dalam pendekatan ini. Kedua,
pendekatan ini mengabaikan segi-segi yang merupakan kelebihan dari pendekatan-
pendekatan lain. Padahal tidak ada satu pendekatan yang paling baik sempurna.
Bagaimanapun setiap pendekatan adalah parsial. Karena itu berbagai pendekatan itu bisa
saling melengkapi. Dengan demikian dapat diperoleh suatu pengetahuan yang lebih utuh,
misalnya tentang suatu fenomena sosial politik.
8
Dalam bidang sosiologi politik terkenal teori sistem, yang beranggapan bahwa gejala sosial
merupakan bagian dari pola tingkah laku yang konsisten, internal, dan reguler, dapat dilihat
dan dibedakan. Inilah yang disebut sistem sosial yang terdiri dari subsistem-subsistem yang
paling saling bergantung, seperti halnya kaitan antara ekonomi dan politik. Salah satu tokoh
terkemuka dalam teori sistem adalah Talcott Parsons yang menulis buku The Social System
(1951). Parsons dan kawan-kawan, khususnya Marion Levy dan Robert K. Merton
mengembangkan pendekatan fungsional, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan
fungsionalisme-struktural. Menurut pandangan ini struktur-struktur sosial yang menentukan
peranan-peranan dengan pola-pola perilaku yang tetap, yang oleh masyarakat diharapkan dari
seorang dokter, politisi, petani, ibu rumah tangga, orang beragama, warga negara, dan
sebagainya.( Veeger, 1985).
Namun fungsionalisme struktural pun tidak luput dari kritik serta kecaman, karena dianggap
tidak mampu secara tepat memperhitungkan perubahan yang sistematik; dan secara idiologis
jadi bias, karena menjurus pada arah yang statis atau pada konservatisme. Alternatif bagi
fungsionalisme struktural ditawarkan oleh David Easton yang menulis buku The Political
System. A. Framework for Political Analistical and A Sistem Analysis of Political Life
(1965). Alternatif yang dimaksud berupa analisis input-output. Secara khusus Easton
memperhatikan masalah bagaimana caranya suatu sistem politik bisa bertahan hidup dan
faktor-faktor apakah yang menyebabkan perubahannya.
Metode yang sering diandalkan dalam studi sosiologi politik adalah metode kuantitatif.
Termasuk di sini penggunaan survei-survei statistik dan pengumpulan-pengumpulan data,
seperti yang digunakan pada studi-studi tentang ekologi politik. Para ahli sosiologi politik
berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkan wawasan melalui survei-survei dan
wawancara intensif.
Penggunaan teori-teori dan model-model tentu saja sangat diperlukan untuk memperoleh
garis-garis pedoman bagi penelitian dan untuk menghasilkan penjelasan-penjelasan yang
memadai tentang gejala-gejala atau masalah masalah yang sedang dipelajari. Di sini teori
dipakai sebagai suatu perlengkapan heuristik untuk mengorganisir segala sesuatu yang kita
ketahui, atau segala sesuatu yang kita duga kita ketahui, pada suatu waktu tertentu, kurang
lebih mengenai suatu pertanyaan atau isu yang diajukan secara eksplisit. (Veeger, 1985).
Dengan model tersebut maka dapat diketahui tentang konsepsi umum tentang alam, dunia
dimana seorang ilmuwan bekerja, suatu gambar mental tentang bagaimana dunia itu
disatukan dan bagaimana dunia itu bekerja. Di sini istilah model mengacu pada suatu

9
gambaran yang lebih umum tentang kerangka utama dari suatu fenomena utama, yang
mencakup ide-ide utama tentang hakikat dari unit-unit yang mencakup dan pola relasi-relasi.
2.4Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosiologi Politik
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan Sosiologi Politik antara lain :
1. Keluarga
Aspek-aspek kehidupan keluarga yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi partisipasi Politik seorang anak, diantaranya karena :
a. Tingkat daya tarik keluarga bagi seorang anak
b. Tingkat kesamaan pilihan (preferensi) Politik orang tua
c. Tingkat keutuhan (cohesiveness) keluarga
d. Tingkat minat orang tua terhadap Politik
e. Proses sosialisasi Politik keluarga
2. Agama dan Ekonomi
Selain keluarga faktor yang mempengaruhi perilaku Politik individu adalah agama
yang dianutnya. Dalam kenyataan pendidikan anak dalam keluarga antara lain mengajarkan
tentang otoritas, yaitu otoritas orang tua. Otoritas ini merupakan perpaduan antara otoritas
politik dan agama. Sementara organisasi keagamaan diluar rumah pada kenyataannya juga
mensosialisasikan ajaran yang mengandung pendidikan politik. Dengan demikian agama
yang memuat nilai-nilai dan ajaran-ajaran juga dapat mendorong individu untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik.
3. Stratifikasi serta Sistem Nilai dan Kepercayaan
Perbedaan kelas sosial dalam suatu masyarakat akan berpengaruh pada perbedaan
keyakinan dan pola perilaku individu diberbagai bidang kehidupan, termasuk kehidupan
politik. Perbedaan kelas akan tercermin pada praktik sosialisasi, aktivitas budaya, dan
pengalaman sosialnya. Tingkat partisipasi individu dalan voting dilukiskan dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, pendapatan, ras, jenis kelamin, situasi, dan status individu tersebut.
Dampak dari Sosiologi Politik
Sosiologi politik membawa dampak pada lahirnya dimensi-dimensi baru dalam konsep
pembangunan. Menurut Webster (1984), terdapat lima dimensi yang perlu untuk diungkap,
antara lain :
1. Posisi negara miskin dalam hubungan sosial dan ekonominya dengan negara-negara lain.
2. Ciri khas atau karakter dari suatu masyarakat yang mempengaruhi pembangunan.
3. Hubungan antara proses budaya dan ekonomi yang mempengaruhi pembangunan.
4. Aspek sejarah dalam proses pembangunan atau perubahan sosial yang terjadi.

10
5. Penerapan berbagai teori perubahan sosial yang mempengaruhi kebijakan pembangunan
nasional pada negara-negara berkembang.

BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Politik adalah suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang
berwujud proses pembuatan kekuasaan, khususnya Negara. Sedangkan, Sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari seluruh seluk beluk yang berhubungan dengan sosial. Banyak aspek yang
dipelajari dalam ilmu sosiologi dimana berkait dengan kehidupan sosial, hubungan antar
sesama, kekeluargaan, kasta, rumpun, bangsa, agama dan asosiasi kebudayaan, ekonomi dan
organisasi politik.
sosiologi politik adalah ilmu tentang kekuasaan, pemerintahan, otoritas, komando di dalam
semua masyarakat manusia, tidak hanya di dalam masyarakat nasional. Pengertian tersebut
pada dasarnya membedakan antara pemerintah dengan yang diperintah.

3.2 Saran
Tidak ada yang sempurna di Dunia ini begitu pula makalah yang saya buat, saya
menyadari makalah ini masih mempunyai kekurangan dan demi penyempurnaan makalah
ini.maka Saya membutuhkan kritik dan saran yang bersifat positif/membangun dari pembaca.
dan semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca khususnya bagi saya selaku penyusun.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://selarosalinda.blogspot.co.id/2015/03/sosiologi-politik.html
http://marlinadesi92.blogspot.co.id/2012/01/makalah-sosiologi-politik-bab-i-arti.html

12
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

13
DAFTAR ISI i

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Sosiologi dan Politik................................................................................. 2
2.2 Sosiologi Politik.......................................................................................................... 4
2.3 Titik Pandang Sosiologi Politik................................................................................... 6
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosiologi Politik............................... 9
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 11
3.2 Saran............................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

14
MAKALAH
ii
ARTI DAN PANDANG SOSIOLOGI POLITIK

Oleh :

KELOMPOK 5

Anggota :

Liya Anggraini
Angel N. N. Haumahu
Rahmi Haris
Jerry Janes Latuni

15
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
FAKULTAS EKONOMI/PEMBANGUNAN
2017

16

Anda mungkin juga menyukai