BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mampu
mengamanatkan.
kedewasaan seorang anak, untuk menolong anak yang kelak dapat dan sanggup
1
2
negara dan agama; menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuwan dan
pelajaran yang sesuai dengan tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional.
yang ada dalam agama, negara, kebudayaan dari negara-negara lain. Siswa
proses pembelajaran sebagai mata pelajaran lunak dan gampang, sebagai mata
kebut semalam, keadaan buku pelajaran yang kurang menantang siswa berpikir
kritis dan analitik, sikap dan keterampilan siswa tidak digarap secara seimbang.
afektif dan psikomotorik jarang dibuat sebagai parameter secara lebih tegas.
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berada pada jenjang strategis dan
kritis bagi perkembangan dan masa depannya. Pada usia ini siswa berada pada
pintu gerbang untuk memasuki dunia perguruan tinggi yang merupakan wahana
juga berada pada persiapan untuk memasuki dunia kerja yang penuh dengan
berada pada masa pematangan diri. Salah satu aspek pematangan diri adalah
pekerjaan dan profesi. Mereka mulai mengidentifikasi jenis pekerjaan dan profesi
yang akan digeluti di masa mendatang yang sesuai dengan bakat, minat dan
bahwa profesi merupakan masalah penting dan utama bagi kelangsungan hidup,
harkat dan martabat individu. Hal tersebut karena berkaitan dengan pekerjaan,
dapat memiliki makna yang berarti hanya dengan profesi yang digelutinya.
usia remaja meningkat seiring dengan usia, dan menjadi dinamika penting pada
masa Sekolah Menengah Atas (Aryaputra, 2008). Apabila pilihan telah dijatuhkan,
maka berbagai konsekuensi telah menanti. Ada yang gagal atau tidak sesuai yang
diharapkan dan ada juga yang berhasil atau sesuai dengan yang diharapkan.
Berhubungan dengan bidang studi adalah menyangkut tentang masa depan peserta
5
didasari oleh kesesuaian antara bakat dan minat dengan pilihan tersebut. Pilihan
ini juga didasari oleh berbagai faktor antara lain faktor-faktor yang terdapat dalam
diri individu seperti bagaimana individu memandang tentang apa yang akan
menjadi pilihannya (persepsi), dalam hal ini terdapat aspek positif dan negatif,
pilihannya tersebut (sikap), juga menyangkut aspek yang positif dan negatif.
diperlukan berbagai persiapan yang matang. Sebab keputusan yang baik akan
akan membawa individu ke tingkat performansi yang lebih tinggi (Zuhdi, A.,
2007).
oleh pendapat orang tua, teman atau figur-figur yang diidolakan. Dengan hanya
siswa bisa membuat keputusan yang sangat bertolak belakang dengan minat dan
serta prestasi akademik karena siswa salah dalam memilih jurusan (Pujiati, S.A.
dan Astuti, A.M., 2008). Cara lain yang pada umumnya dipakai untuk memilih
jurusan yang sesuai adalah dengan melihat kecenderungan nilai di tiap mata
pelajaran selama siswa berada di kelas sebelum penjurusan. Siswa cenderung akan
6
memilih mata pelajaran yang dirasakan disukai dan cenderung menghasilkan nilai
(berdasar pengetahuan dan pengalamannya) yaitu terhadap suatu bidang studi dan
bagaimana individu memaknai bidang studi ini akan menuntun individu kepada
pilihannya, apabila aspek positif yang ada, maka pilihan sudah berada di depan
mata, tetapi sebaliknya apabila negatif, maka individu akan menjauhi apa yang
akan menjadi pilihan tersebut. Bagaimana peserta didik memandang jurusan ilmu
Walaupun tidak dipungkiri berbagai faktor lain ikut berpengaruh, seperti faktor
orang tua, masyarakat dan atau lingkungan sekitar, demikian juga dunia kerja.
sepanjang hidup manusia (Santrock, 2007). Dalam proses yang panjang inilah
nilai-nilai hidup didapatkan oleh manusia, yang kemungkinan besar akan dapat
pertumbuhan seseorang terjadi pada usia 12 tahun sampai 30 tahun. Jika pendapat
ini dianut, maka pertumbuhan sikap yang paling tepat ketika usia Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), sampai dengan Perguruan Tinggi (PT), setelah
itu sikap akan tumbuh melalui belajar dan pengalaman pribadi masing-masing.
Perlu dipahami, bahwa dalam hidup belajar lebih banyak ditentukan oleh diri
sendiri dari pada di bangku sekolah. Namun demikian, sudah menjadi kewajiban
7
bagi sekolah untuk menumbuhkan sikap dasar yang bermanfaat bagi hidup
Lebih lanjut setelah usia 30 tahun sikap relatif permanen sehingga sulit
berubah. Dari sini terlihat betapa pentingnya peletakan sikap dasar di sekolah,
mengingat bahwa usia pembentukan sikap dasar ketika siswa ada pada SLTP
sampai dengan Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, jika kita sadar akan tanggung
jawab sebagai pendidik, dan menyadari usia yang memungkinkan sikap dapat
untuk menumbuhkan sikap dasar siswa yang benar-benar ada manfaatnya bagi
Pangsa pasar seperti dunia kerja dan dunia industri, menganggap anak-
anak dari studi ilmu pengetahuan sosial kurang kreatif, kurang mampu
orang tua dan masyarakat, bahwa studi Ilmu Pengetahuan Sosial kurang
menjanjikan masa depan anaknya, sering memaksa anak untuk memilih sesuai
bakatnya, tetapi berdasar mana yang disukai oleh pasar. Kesemuanya diyakini
memberi kontribusi dalam pemilihan jurusan bidang studi di SMA. Apakah semua
B. Identifikasi Masalah
muncul :
6. Apakah persepsi dan sikap siswa terhadap bidang studi ilmu pengetahuan
C. Pembatasan Masalah
tidak melebar dari pokok bahasan, maka penelitian ini memilih : apakah ada
pengaruh persepsi dan sikap siswa SMA pada bidang studi Ilmu Pengetahuan
Sosial ?
9
D. Perumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa SMA pada bidang studi Ilmu
2. Apakah ada pengaruh sikap siswa SMA pada bidang studi ilmu pengetahuan
pengetahuan sosial ?
3. Apakah ada pengaruh persepsi dan sikap siswa SMA pada bidang studi Ilmu
E. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh sikap siswa Sekolah Menengah Atas
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi dan sikap siswa Sekolah
F. Manfaat Penelitian
tersebut.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritik
1. Pengambilan Keputusan Dalam Memilih Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial
alternatives.
Memilih berarti menentukan satu hal dari beberapa hal yang ada
lainnya yang berkaitan. Keputusan yang kita ambil beraneka ragam, tetapi
hasilnya akan diterapkan sesuai tujuan yang ingin dicapai, dan dengan
14
terdiri dari serangkaian aktivitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap
tersedia untuk membuat suatu kesimpulan sesuai dengan tujuan yang ingin
panjang dan reputasi akademis yang signifikan dalam bidang ini. Konsep
sementara pada jenjang SMA Pendidikan IPS, yang dalam penelitian ini
dipakai istilah bidang studi IPS di SMA yang meliputi mata pelajaran
yang dapat dimaknai untuk masa kini dan diantisipasi untuk masa yang
akan datang.
dan bekerja sama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala
ubah. Di kurikulum 2004 dan 2006 KTSP penjurusan dilakukan setelah siswa
atau peserta didik naik ke kelas XI (sebutan untuk kelas 2 SMA) dilakukan
Sosial
memilih jurusan IPS yaitu pengambilan keputusan yang diambil oleh individu
siswa SMA pada saat akan memilih bidang studi yang akan dijalaninya. Yang
yang diperlukan oleh dunia kerja dari tempat di mana individu telah
pemahaman atas konsep dasar dan tujuan Pembelajaran IPS, terhadap Guru
pengajar, buku pegangan atau buku ajar dan tugas-tugas yang diberikan oleh
a) Mengidentifikasi masalah
telah ditetapkan.
b) Mengidentifikasi/memformulasi masalah
c) Mengembangkan alternatif
d) Mengevaluasi alternatif
e) Memilih alternatif
f) Melaksanakan keputusan
g) Evaluasi
1) Faktor personal yaitu faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri,
kebutuhannya.
19
seperti teman, orang tua dan masyarakat. Harapan orang tua akan masa
keputusan, teman dekat atau teman sebaya oleh karena pergaulan dan
pilihannya
kesejahteraan pribadi).
20
a. Pengertian Persepsi
individual. Terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya,
lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung
oleh persepsinya.
whereby sensory cues and relevant past experience are organized to give us the
kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada situasi tertentu.
tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi dapat terjadi kapan saja
apabila ada stimulus yang menggerakkan indera. Dalam hal ini persepsi
bahwa perception is the process whereby the brain interprets the sensation it
receives, giving them order and meaning. Pengertian yang lebih luas
dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri. Karena
merupakan aktivitas yang terorganisasi, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang
ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu.
yang telah dimiliki (yang disimpan dalam ingatan) untuk mendeteksi atau
sistem alat indera manusia, yang mencakup dua proses yang berlangsung
obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan
obyek yang dapat bersifat positif atau negatif, senang atau tidak senang dan
sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu suatu
23
dalam situasi yang tertentu pula. Dengan demikian persepsi merupakan suatu
Melalui persepsi kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia
Dengan persepsi pula kita dapat berinteraksi dengan dunia sekeliling kita,
proses yang kompleks dimana individu menerima dan menyadap informasi dari
Persepsi siswa pada bidang studi IPS adalah sebagai evaluasi personal
siswa SMA atau gambaran yang ada dalam pikiran siswa SMA yang
IPS (pemahaman tentang bidang studi IPS), yang didasari oleh pengetahuan
dan pengalamannya. Dalam hal ini adanya citra dan kesan siswa terhadap
buku ajar materi IPS, kesan terhadap tugas-tugas yang diberikan (Sewang,
kebutuhan, harapan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. Sehingga siswa
Persepsi siswa SMA terhadap bidang studi IPS akan membentuk kesan
atau citra dalam dirinya karena adanya proses evaluasi yang akan
masa lalu dan lain-lain dalam faktor personal) dan struktural (yaitu faktor
(yaitu faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri) dan eksternal (yaitu
faktor di luar diri individu berupa lingkungan : dalam hal ini orang tua,
masyarakat, teman karib, pengajar, pangsa pasar, dll. dan faktor stimulus,
yaitu: 1) orang yang membentuk persepsi itu sendiri, khususnya kondisi intern
waktu, suasana (sedih, gembira dan lain-lain). Senada dengan prinsip tersebut,
obyek yang dipersepsikan. Dalam proses penelitian ini yang termasuk dalam
faktor yang di persepsi adalah bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, serta faktor di
berlangsung.
26
a. Pengertian Sikap
individu untuk merespons dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada
yaitu : Pertama : sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
dikemukakan oleh Thurstone (Walgito, 1991 :108; Azwar, 1998:5) bahwa sikap
sebagai derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu obyek psikologis.
pada suatu objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah
(Azwar, 1999:5) bahwa sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan
mengemukakan sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang
terhadap respons individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan
bertingkah laku atau untuk mereaksi dengan satu cara tertentu terhadap pribadi
positif atau negatif terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi,
pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya, sehingga dikatakan bahwa sikap
atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara
serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses
sesuatu.
Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap pada bidang studi
IPS. Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan. Sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran IPS, harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti
membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.
yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut dan melaksanakan atau
untuk menilai suatu objek atau persoalan dan bertindak sesuai dengan
suatu objek.
Bermacam definisi sikap di atas, yang satu dan lainnya agak berlainan,
akan tetapi keragaman pengertian tersebut disebabkan oleh sudut pandang dari
penulis yang berbeda. Namun demikian, jika dicermati hampir semua batasan
internal atau keadaan yang masih ada dalam diri manusia. Keadaan internal
tersebut berupa keyakinan yang diperoleh dari proses akomodasi dan asimilasi
sosialnya. Jika peserta didik yakin bahwa jurusan Ilmu pengetahuan sosial
adalah sangat baik untuk masa depannya, maka ada kecenderungan dalam
dirinya untuk memilihnya. Peserta didik meyakini bahwa jurusan tersebut baik,
segera memilihnya.
keadaan atau suatu objek, yang dipelajari untuk merespon secara positif atau
siswa pada bidang studi IPS, yang disertai adanya perasaan tertentu dan
Sikap siswa yang terbentuk sebagai respons pada bidang studi IPS
beberapa pengetahuan, arti dan kepercayaan tentang bidang studi IPS untuk
sesuatu yang diaktifkan pada suatu saat pada konteks tertentu, dan didapatkan
konsep dasar dan tujuan pembelajaran studi IPS, penilaiannya terhadap guru
pengajar, kesan terhadap buku ajar IPS, evaluasi terhadap tugas-tugas yang
diberikan.
c. Karakteristik Sikap
bahwa siswa yang telah terikat, sudah memiliki pengalaman, pemahaman arti dan
kepercayaan terhadap obyek dalam hal ini bidang studi IPS, maka akan memiliki
31
sikap positif atau negatif dan sikap tersebut akan mempunyai hubungan dengan
Hatane, 2007:45) memiliki 5 (lima) dimensi, yaitu : (a). Valence atau arah :
dimensi ini berkaitan dengan kecenderungan sikap, apakah positif, netral atau
negatif terhadap bidang studi IPS. (b). Ekstremitas (extremity) intensitas ke arah
positif atau negatif terhadap bidang studi IPS. Dimensi ini didasari oleh asumsi
bahwa perasaan suka atau tidak suka memiliki tingkatan-tingkatan. (c). Resistensi
(resistance) yaitu tingkat kekuatan sikap untuk tidak berubah. Sikap memiliki
perbedaan konsistensi, ada yang mudah berubah (tidak konsisten), ada yang sulit
perubahan sikap secara gradual yang disebabkan oleh waktu. Seiring dengan
dimensi ini berkaitan dengan seberapa yakin seseorang akan kebenaran sikapnya.
d. Komponen Sikap
kecenderungan tindakan/konatif (Wibowo, dkk., 1996 :4.5; Azwar, S.. 1998 : 24-
28).
1) Komponen Kognitif
tentang objek yaitu bidang studi IPS. Bagaimana siswa mempersepsikan bidang
studi IPS ? Komponen kognitif merupakan aspek sikap yang berkenaan dengan
32
dalam otak manusia, melalui proses analisis, sintesis, dan evaluasi akan
pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai - nilai baru yang
diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya. Peserta didik memahami dan
2) Komponen Afektif
terhadap sikap. Perasaan tersebut dapat berupa rasa senang atau tidak senang
terhadap objek, rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini
3) Komponen Konatif
guru, senang terhadap tugas-tugas, dan senang terhadap metode yang diberikan
mengerjakan tugas dan memiliki semangat yang besar untuk menyelesaikan tugas
tersebut.
keyakinan tertentu terhadap suatu objek yang dapat berarti atau tidak berarti.
Dalam setiap individu akan berkembang komponen afektif yang kemudian akan
apakah individu ada kecenderungan bertindak dalam bertingkah laku, baik hanya
secara lisan maupun bertingkah laku secara nyata. Sikap seseorang seharusnya
mungkin ada faktor dari luar diri manusia yang membuat sikap dan perilaku tidak
diantaranya norma, politik, budaya, dan sebagainya. Dari penjelasan tersebut jelas
lembaga pendidikan. Tetapi berbagai komponen dalam diri peserta didik perlu
e. Fungsi Sikap
Katz, D. Dan Kahn, R.L. (dalam Walgito, 1991:110; Azwar, S., 2000 : 53-
Fungsi ini berkaitan dengan sarana tujuan. Di sini sikap merupakan sarana
untuk mencapai tujuan. Orang memandang sampai sejauh mana objek sikap
dapat digunakan sebagai sarana dalam mencapai tujuan. Bila objek sikap dapat
positif terhadap objek sikap tersebut. Demikian sebaliknya bila objek sikap
terhadap objek sikap tersebut. Fungsi ini juga disebut fungsi manfaat, yang
artinya sampai sejauh mana manfaat objek sikap dalam mencapai tujuan.
Fungsi ini juga disebut sebagai fungsi penyesuaian, artinya sikap yang diambil
2) Fungsi pertahanan ego Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang
demi untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap diambil seseorang pada
waktu orang yang bersangkutan terancam dalam keadaan dirinya atau egonya,
pertahanan ego.
3) Fungsi ekspresi nilai Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan
bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya. Dengan
35
dapat menggambarkan sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan.
konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu, akan disusun kembali atau
diubah sedemikian rupa sehingga menjadi konsisten. Ini berarti bila seseorang
B. Kerangka Berpikir
merupakan tindakan yang paling tepat. Yang dipengaruhi oleh adanya faktor-
obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, tergantung pada stimulus fisik dan
36
dari pengambil keputusan akan ikut menentukan hal tersebut dan akan
diri individu untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan apa yang
dipersepsikan.
tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Sikap terhadap
37
tidak secara mudah dapat diidentifikasi, namun fungsi sikap dapat masuk dan
keputusan). Dengan kata lain sikap dapat mengatur apakah seseorang dapat
menerima atau menolak terhadap rangsangan suatu obyek (perasaan suka atau
tersebut, dan oleh karena itu dapat menentukan arah yang akan diambil oleh
3. Pengaruh Persepsi dan Sikap Siswa SMA pada Bidang Studi IPS
secara Bersama-sama(simultan) terhadap Pengambilan Keputusan
dalam Memilih Jurusan IPS.
dari berbagai pilihan atau alternatif yang tersedia, individu yang bersangkutan
lebih besar, demikian juga cara pandang tersebut akan melahirkan sikap
dalam diri individu untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan apa yang
yang selanjutkan sikap individu akan menumbuhkan minat dan motivasi agar
C. Hipotesis
1. Terdapat pengaruh persepsi siswa SMA pada bidang studi IPS terhadap
2. Terdapat pengaruh sikap siswa SMA pada bidang studi IPS terhadap
3. Terdapat pengaruh persepsi dan sikap siswa SMA pada bidang studi IPS secara
BAB III
METODE PENELITIAN
Jagakarsa terdiri dari SMA Avicenna, SMA Kartika VIII-1, dan SMA
yaitu jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan Jurusan IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial).
Penelitian ini mengambil populasi siswa Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial kelas XI yang terdiri atas 3 kelas masing-masing kelas terdiri atas
Maret 2012, yang dapat dirinci dalam Tabel 3.1 di bawah ini.
40
41
B Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survai dengan analisis korelasional.
Metode Survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
pengambilan keputusan dalam memilih jurusan IPS (Y) dan dua variabel bebas
(independent variable) yaitu persepsi siswa pada bidang studi IPS (X 1) dan sikap
siswa pada bidang studi IPS (X2), model konstelasi hubungan antar variabel dalam
untuk membuat suatu kesimpulan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
yaitu dalam memilih jurusan IPS, yang diukur dengan menggunakan skala
2 Persepsi siswa SMA pada bidang stusi IPS adalah suatu proses yang
siswa mampu memahami terhadap obyek (bidang studi IPS) yang ada
dihadapannya , yang diukur dengan skala persepsi siswa pada bidang studi
IPS.
3 Sikap siswa SMA pada bidang studi IPS siswa SMA pada bidang studi IPS
terhadap suatu keadaan atau suatu objek, yang dipelajari untuk merespons
secara positif atau negatif terhadap suatu objek (yaitu bidang studi IPS),
yang diukur dengan skala sikap siswa pada bidang studi IPS.
Kecamatan Jagakarsa jurusan IPS kelas XI yang berjumlah 120 siswa, dipilih
informasi dan penjelasan yang cukup memadai tentang jurusan yang akan
dipilihnya saat berada di kelas X, dan telah merasakan berada di posisi kelas
IPS, dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang
menentukan proporsi sampel dari tiap kelas dan random sampling untuk
menentukan sampel dalam tiap kelas. sehingga Jumlah sampel yang diambil
Jumlah Sampel
No. SMA Proporsi
Siswa dibulatkan
F Instrumen Penelitian
44
1. Skala Pengukuran
Skala yang digunakan adalah skala likert, yang terdiri dari sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Skala ini
yang akan menjadi pilihan lain responden. Jika ada jawaban di tengah-tengah
informasi yang dibutuhkan tidak terjawab dengan baik. Skala tersebut diberi
bidang studi IPS, dimensi atau faktor persepsi mengikuti pendapat Solso dan
persepsi terhadap konsep IPS, guru pengajar, buku pegangan/bahan ajar dan
45
dinyatakan dalam bentuk skor sikap pada bidang studi IPS. Komponen sikap
mengikuti pendapat Secord dan Backman yang dikutip Azwar (1998:4) bahwa
Indikatornya adalah keyakinan, perasaan dan respons terhadap konsep dan tujuan
IPS, terhadap guru pengajar, sikap terhadap bahan ajar, sikap terhadap tugas-
tugas yang diberikan. Yang dinyatakan dalam bentuk skor sikap siswa pada
materi IPS
Kemauan untuk menerapkan 4, 5, 6
konsep IPS
Senang mempelajari buku dan 7, 8, 9, 10
tugas IPS
memilih jurusan IPS. Variabel ini dinyatakan dalam bentuk skor pengambilan
Indikator-indikator didasarkan pada Konsep dasar dan tujuan bidang studi IPS,
yang diambil
Memilih satu dari berbagai 9, 10
alternatif
Memantapkan pilihan 11, 12
4 Uji Instrumen
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket atau kuesioner,
yaitu keharusan sebuah angket atau kuesioner untuk valid dan reliabel. Pengujian
validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada
dalam sebuah angket atau kuesioner, apakah isi dari butir pertanyaan tersebut
Dalam pengujian butir angket atau kuesioner tersebut, bisa saja ada butir-
butir pertanyaan yang ternyata tidak valid dan reliabel, sehingga harus dibuang
atau diganti dengan pertanyaan yang lain. Sebagai contoh, untuk mengukur faktor
1 dipakai 14 butir pertanyaan. Setelah lewat pengujian, ternyata ada 5 butir yang
gugur, maka yang valid dan reliabel tinggal 9 butir pertanyaan. Analisis dimulai
dengan menguji validitas terlebih dahulu, baru diikuti oleh uji reliabilitas. Jadi
jika sebuah butir tidak valid, maka otomatis ia dibuang. Butir-butir yang sudah
a. Uji Validitas
diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar
atau tidaknya suatu data, sangat menentukan mutu atau tidaknya data tersebut.
instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
positif dengan skor total serta korelasinya tinggi menunjukkan bahwa item
untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r hitung = r tabel (pada jumlah
sampel dan tingkat alpha yang ditetapkan). Jadi kalau korelasi antara butir
pernyataan dengan skor total pernyataan ( r ) < r tabel pada jumlah sampel dan
tingkat alpha yang ditetapkan maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan
tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Suatu alat pengukur reliabel jika kita selalu mendapatkan hasil yang
tetap sama dari gejala pengukuran yang tidak berubah yang dilakukan pada
dilakukan pengukuran ulang terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang
49
sama pula. Reliabilitas mengacu pada homogenitas dari alat ukur, di mana
mempunyai kaitan erat satu dengan yang lainnya. Untuk menguji reliabilitas
reliabel.
Analisa data merupakan tujuan pokok dari kegiatan penelitian, agar analisa
data mudah dibaca, dimengerti dan membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
a = Konstanta (Intercept)
evaluasi ekonometrik. Evaluasi ini menurut Santosa dan Ashari (2005) untuk
1) Uji Linearitas
variabel bebas dan variabel terikat yang saling membentuk kurva linear.
Kurva linear dapat terbentuk apabila setiap kenaikan skor variabel bebas
diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat. Linearitas ini bisa diuji dengan
garis regresi. Apabila garis regresi mengarah ke kanan atas maka ada
2) Uji Normalitas
Tujuan uji asumsi ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model
dengan menggunakan uji F dan atau Uji t menuntut suatu asumsi yang
harus diuji, yaitu populasi harus berdistribusi normal. Uji Normalitas ini
normal. Cara yang dipakai dalam penelitian ini untuk menguji normalitas
adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
normalitas.
3) Uji Multikolinearitas
Uji asumsi ini bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi,
terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Heteroskedastisitas timbul pada saat asumsi bahwa varian dari faktor
simpangan (galat) adalah konstan untuk semua nilai dari variabel bebas
yang tidak terpenuhi (Salvator, 2001). Apabila asumsi tidak terjadinya
heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka penafsiran dari regresi linear
berganda yang didapat tidak lagi efisien dan estimasi dapat dikatakan
menjadi kurang akurat. Cara yang dipakai dalam penelitian ini untuk
menguji heteroskedastisitas adalah dengan Diagram Scatter Plot. Adapun
dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada
b) Jika tida ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
5) Uji Autokorelasi
R2 / (k - 1)
F hitung =
( 1 R2) / (N k)
Di mana :
R2 = Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel
N = Jumlah sampel
Bila hasi F hitung lebih besar dari F tabel dengan derajat kesalahan
5%, df1 = k dan df2 = n k 1, maka artinya variabel-variabel bebas
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat atau dapat dilihat
dari signifikasi (sig). Yang lebih kecil dari taraf signifikasi () 0,05 pada
uji F. Kondisi ini (F hitung > F tabel) menunjukkan bahwa seluruh variabel
bebas secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan terhadap
variasi pada variabel terikatnya.
7) Uji t (Parsial)
54
Di mana :
i = Koefisien regresi
Se(i) = Standar deviasi
Apabila nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima pada
tingkat keyakinan 95% dengan demikian ada dua pengaruh yang signifikan
apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Deskriptif data hasil penelitian didasarkan pada skor dari alat instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh persepsi dan sikap siswa
pada bidang studi IPS terhadap pengambilan keputusan dalam memilih jurusan
Siswa dan sikap siswa terhadap Pengambilan Keputusan pada siswa kelas XI
gambaran atau karakteristik dari responden yang menjadi sampel dalam penelitian
ini :
Total 65 100
Dari tabel 4.1. di atas terlihat bahwa kaum perempuan masih menjadi
responden yang paling dominan di Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Hal ini
dapat dilihat dengan persentase yang sebesar 53,85% dari sampel responden
yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebesar 46,15% dari sampel responden.
56
Dari data yang dijelaskan di atas maka dapat dikatakan bahwa karakteristik
responden dari segi jenis kelamin, mereka semua layak untuk menjawab
kuesioner.
SPSS versi 17.0 diperoleh distribusi jawaban atau ouput dari para responden
sebagai berikut :
setuju dan sangat setuju) bahwa setiap siswa harus memahami konsep tentang
IPS dan memiliki persepsi tentang konsep IPS. Hal ini menunjukkan juga
hasil kuesioner tersebut juga dapat jelaskan bahwa 74,86% persepsi siswa
guru yang disajikan kepada siswa menarik, bemokratis dan penuh perhatian.
setuju (jumlah persentase sangat setuju + setuju) bahwa Buku Pegangan Belajar
merupakan hal yang penting dalam dalam menunjang prose belajar. Hal ini
Jakarta Selatan, merasa untuk memahami konsep IPS perlu ditunjang oleh buku
masalah.
d. Tugas Pembelajaran
60
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa 82,66% siswa merasa setiap tugas
komputer SPSS versi 17.0 diperoleh distribusi jawaban atau ouput dari
pernyataan di atas.
dan menguji solusi yang diambil siswa merupakan salah satu yang
68
Keputusan.
Tabel 4.33 Bila terjadi permasalahan, saya akan selalu membantu mencari
solusi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 3 4.6 4.6 4.6
2 12 18.5 18.5 23.1
3 29 44.6 44.6 67.7
4 21 32.3 32.3 100.0
Total 65 100.0 100.0
6. Memantapkan pilihan
Tetapi masih ada juga yaitu rata-rata 37,75% yang menyatakan tidak
1. Uji Validitas
dengan menggunakan angka hasil korelasi antara skor pernyataan dan skor
17.0. Dari hasil perhitungan didapat item-item yang gugur dari setiap skala
sebagai berikut :
variabel Persepsi Siswa (X1), variabel sikap siswa (X2) dan variabel
korelasinya ( r ) positif dan nilai r tersebut tidak lebih kecil dari nilai r
a. Uji Reliablitas
diulangi dua kali atau lebih. Uji ini dilakukan dengan menggunakan
data pada uji reliabilitas. Dari hasil perhitungan didapat nilai sebagai
berikut :
tingka reliabilitasnya adalah sangat reliabel karena nilai lebih dari 0,6
1 Asumsi Klasik
Agar hasil dari model regresi tidak bias dan dapat digunakan, perlu
yang diambil dapat mendekati keadaan yang sebenarnya. Hasil dari masing-
a. Uji Normalitas
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model
Program for Social Science) versi 17.0, didapat hasil seperti terlihat pada
gambar 3.
74
mengikuti arah garis diagonal. Jadi grafik ini menunjukkan bahwa model
normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Inflation Factor) yang diperoleh. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 atau
nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa
Pada tabel VIF terlihat bahwa variabel Persepsi Siswa dan sikap
Siswamemiliki nilai sama 1.016. Hal ini menunjukkan bahwa nilai VIF-
nya pada masing-masing variabel tidak lebih dari 10. Begitu juga dengan
tidak lebih kecil dari 0,1. Dengan demikian model regresi menunjukkan
c. Pengujian Autokorelasi
angka 0 pada sumbu Y. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
77
tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak
e. Uji Linearitas
variabel bebas dan variabel terikat yang saling membentuk kurva linear.
Kurva linear dapat terbentuk apabila setiap kenaikan skor variabel bebas
mengenai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat. Untuk
Dari model summary diketahui, nilai R adalah 0,561. Hal ini menjelaskan
bahwa Persepsi Siswa dan sikap Siswa mempunyai hubungan yang kuat, positif
Persepsi Siswa dan sikap Siswasedangkan sisanya 68,5% dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain.
Total 1863.138 64
Pada tabel Anova diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 14,236 dengan
Sig. sebesar 0.000. Dengan derajat keyakinan 95% ( = 5%) didapat F tabel
sebesar 2,60. Karena F hitung (14,236) > F tabel (2,60) dan nilai nilai p atau Sig.
< 0,05, maka dapat dikatakan regresi dapat dipakai untuk memprediksi
Pada tabel coefficients didapat nilai B constans 11,525, artinya adalah jika
Persepsi Siswa dan sikap Siswa diabaikan maka nilai dari Pengambilan Keputusan
81
adalah sebesar 11,525. Nilai B Persepsi Siswa sebesar 0.426, artinya adalah jika
tingkat persepsi terhadap Persepsi Siswa dinaikkan satu point, maka akan
0,296 artinya, setiap kenaikan satu point persepsi terhadap sikap siswa akan
Y = a + B1X1 + B2X2
3 Pengujian Hipotesis
dikatakan signifikan atau penting secara statistik, jika nilai uji statistik terletak
dalam daerah kritis. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Pengujian dari
Persepsi Siswa sebesar 4,397 dan Sig. = 0,000. Karena t hitung (4,397) > ttabel (1,645)
dan nilai Sig. (0,000) < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Persepsi
Nilai t hitung sikap siswa sebesar 2,452 dan Sig. = 0,017. Karena t hitung (2,452) >
ttabel (1,645) dan nilai Sig. (0,017) < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
82
Keputusan.
1) Ho, yang menyatakan diduga bahwa variabel Persepsi Siswa dan sikap
Keputusan ditolak.
2) Ha, yang menyatakan diduga bahwa variabel Persepsi Siswa dan sikap
Keputusan diterima.
penelitian ini diduga bahwa variabel Persepsi Siswa dan sikap Siswa secara
Keputusan.
Keputusan.
Dari tabel 52 diketahui bahwa nilai Fhitung didapat 14,236 dan nilai Ftabel (df1 =
2,60. Dengan demikian nilai Fhitung > nilai Ftabel. Begitu juga dengan nilai
1) Ho yang menyatakan diduga variabel Persepsi Siswa olah dan sikap Siswa
Keputusan, ditolak.
diterima.
0,498 atau sebesar 49,8% sedangkan hubungan antara sikap Siswa dengan
koefisien regresi yang paling tinggi yaitu sebesar 0,498. Dengan demikian
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel dengan nilai Sig. (0,000) < 0,05,
sikap siswa, nilai t hitungnya lebih besar dari t tabel dengan nilai Sig. (0,017)
< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel sikap siswa guru secara
b. Berdasarkan hasil pengujian uji F, diketahui bahwa nilai F hitung lebih besar dari
pada nilai F tabelnya, dan nilai signifikasi (sig.) sebesar 0,000 jauh lebih kecil
dari taraf signifikasi () sebesar 0,05 dengan demikian variabel persepsi siswa
c. Hasil analisis korelasi parsial didapat bahwa persepsi siswa lebih dominan
tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh persepsi dan sikap siswa
pada bidang studi ilmu pengetahuan sosial terhadap pengambilan keputusan dalam
1. Ada pengaruh negatif antara persepsi siswa pada bidang studi ilmu
60) nilai t0 = - 0,820 < ttabel = 1,670 atau nilai Sig. ( = 0,416 > 0,005 ,
(yang menunjukkan setiap kenaikan satu unit persepsi siswa pada bidang studi
2. Ada pengaruh positif antara sikap siswa pada bidang studi ilmu pengetahuan
(lebih besar dari nilai ttabel = 1,670) dengan degree of freedom 58 (N = 60) nilai
t0 = 7,377 < ttabel = 1,670 atau nilai Sig. ( = 0,416 > 0,005 , berarti H0
kenaikan satu unit sikap siswa pada bidang studi IPS akan meningkatkan
jurusan IPS).
3. Ada pengaruh positif antara persepsi dan sikap siswa pada bidang studi ilmu
didapat temuan korelasi R = 0,765 dan R2 = 0,568 dan Fhitung = 40.251 dengan
Sig. ( =0,000 < 0,01 yang berarti sangat signifikan (atau didapat F hitung =
B. Implikasi
yang merupakan hasil berpikir atau usaha intelektual yang melibatkan pilihan dari
berbagai alternatif, dimana keputusan itu selalu melibatkan adanya tindakan nyata,
Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor internal dalam
yaitu mampu memikirkan hal-hal apa yang akan atau mungkin akan terjadi,
sesuatu yang abstrak dan menduga apa yang terjadi. Masa di mana anak mampu
dipilihnya. Hal ini berhubungan dengan kualitas keterlibatan individu dalam studi,
individu menempuh studi yang cenderung dianggap sebagai proses yang berjalan
alami dan otomatis, tanpa diperlukan campur tangan orang tua dan pendidik,
kesempatan bagi para pendidik untuk memberi kesan, landasan yang kuat dan
benar tentang bidang studi IPS dalam hal konsep dasar, tujuan, karakteristiknya.
Para guru harus menjadi teladan dalam aplikasi keilmuan, dalam minimal
sekitar kita. Guru harus mampu memilih buku-buku panduan yang memiliki
kualitas standar bermutu dan menarik serta menantang keingintahuan siswa untuk
menumbuhkan jiwa inovatif dan kreatif siswa untuk terus mencari dan memiliki
tumbuh persepsi yang benar tentang bidang studi IPS yang nantinya akan
Apabila persepsi siswa terhadap bidang studi IPS sudah benar, kuat dan
mendalam. Maka proses kognitifnya dalam hal ini keyakinan dan kepercayaannya
akan tumbuh, rasa menyukai akan timbul dan tumbuh minat dan motivasi diri
untuk mengenal lebih dalam. Dengan demikian diharapkan perilaku siswa akan
Sehingga dapat dipahami apabila persepsi siswa dan sikap siswa pada
bidang studi IPS tidak hanya harus dikenalkan, tetapi dilandasi oleh pemahaman
yang benar tentang obyek tersebut, sehingga akan menumbuhkan sikap yang
konsisten dalam diri siswa. Selanjutnya keputusan yang diambil bukan karena
terpaksa atau pengaruh orang lain, tetapi karena keyakinan, kesukaan, kesesuaian,
C. Saran
maupun metodologis. Beberapa saran yang dapat diberikan untuk instansi sekolah
mengeksplorasi topik serupa. Ada beberapa hal yang disarankan antara lain :
1. Pihak sekolah kiranya dapat melakukan evaluasi tentang persepsi dan sikap
penjurusan.
yang ada pada SMA Swasta Kecamatan Jagakarsa, sehingga kesimpulan yang
90
sampel yang lebih luas, misal dari beberapa sekolah yang ada di suatu
sama, kiranya dapat membuat alat ukur yang lebih spesifik dan bahasa yang
kiranya dapat dibuat atau didesain alat ukur untuk masing-masing variabel
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S., Sikap manusia : teori dan pengukurannya, edisi kedua cet. 3,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998
Chaplin, C.P., Kamus Lengkap Psikologi, edisi Indonesia oleh Kartini Kartono,
cet kelima, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1999
Davidoff, L.L., Psikologi suatu pengantar jilid 1, edisi Indonesia oleh Mari
Juniati, Jakarta : Erlangga, 1998
Dewi Urip Wahyuni, 2008, Pengaruh motivasi, persepsi dan sikap konsumen
terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek honda di kawasan
Surabaya Barat, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10. No. 1.
2008 :30-37
Foedjiawati dan Hatane Semuel, 2007, Pengaruh sikap, persepsi nilai dan persepsi
peluang keberhasilan terhadap niat menyampaikan keluhan (studi kasus pada
perusahaan asuransi AIG Lippo Surabaya), Jurnal Manajemen Pemasaran,
Vol. 2. No. 1. 2007 :43-58
87
Gigih Trisayekti HD, Hubungan antara normative belief dan antisipasi rasa
bersalah dalam proses pengambilan keputusan, Skripsi , Depok : Fak.
Psikologi UI (tidak diterbitkan), 1993
Gunarsa, D.S., Dasar dan teori Perkembangan anak, Ed. Revisi cet. Ke 6,
Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1997
Holtzman, W.H., Introduction to Psychology, 2 ed. New York : Harper and Row,
Publishers, 1978
Ruch. F.L., Psychology and Life, 7th ed. Glenview, Illinois : Scott, Foresman and
Company, 1967
93
Sears, D.O., Freedman, J.L. dan Peplau, L.A., Psikologi sosial jilid 1,(edisi
Indonesia terjemahan Michael Adryanto dan Savitri Soekisno), Jakarta :
Erlangga, 1999
Serly Wijaya, 2005, Studi eksploratif perilaku mahasiswa UK. Petra dalam
memilih fast food restaurant dan non fast food restaurant di Surabaya, Jurnal
Manajemen Perhotelan, Vol. 1, No. 2, september 2005 :80-86
Walgito, B., Psikologi Sosial (suatu Pengantar), ed. Revisi, Yogyakarta : Andi
Offset, 1991
94
Wortman, C.B., Loftus, E.F. dan Marshall, M.E., Psychology, 2nd ed. New York :
Alfred A. Knopf, Inc., 1995
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 4 : Surat-surat
96
Lampiran 1:
Instrumen/Kuesioner Penelitian
PETUNJUK :
STS : apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan keadaan yang teman-
teman rasakan dan alami
2. Apapun pilihan yang teman-teman berikan tidak ada yang salah atau benar,
karena itu pilihlah jawaban yang tepat menggambarkan keadaan diri teman-
teman sendiri.
3. Bidang studi IPS dimaksudkan pelajaran Ekonomi, sosiologi, geografi
dan sejarah.
4. Usahakan semua nomor terjawab dan jangan sampai ada yang terlewatkan
5. SELAMAT MENGERJAKAN !
Hormat saya,
YESHA MERTINA
98
Jawaban
No
Pernyataan SS S N TS ST
.
S
1. Bidang studi IPS memiliki posisi
sejajar dengan bidang-bidang studi
yang lainnya
2. Mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial
berarti ingin mengetahui realitas
sosial dan mampu menjawab
permasalahan di masyarakat
3. Guru pengajar studi IPS harus
menguasai dengan baik materi yang
diajarkan
4. Guru pengajar studi IPS harus
berperilaku yang menarik dan
menyenangkan
5. Buku-buku pegangan studi IPS selalu
mengikuti kurikulum yang baru
6. Buku pegangan studi IPS disusun
mengikuti perkembangan yang terjadi
di masyarakat
7. Setiap materi pembahasan dalam
pembelajaran seharusnya diikuti oleh
tugas-tugas yang berkaitan
8. Tugas-tugas yang diberikan
seharusnya sebagai upaya bagi siswa
untuk melatih keterampilan dalam
pemecahan masalah kehidupan
masyarakat sehari-hari
9. Studi IPS memperluas cakrawala saya
tentang ilmu kemanusiaan dan
kemasyarakatan
10. Mempelajari IPS berarti melatih kita
untuk terampil memecahkan masalah
yang timbul di masyarakat sehari-hari
11. Guru pengajar studi IPS terkesan
sebagai seorang teladan yang
humanis
12. Guru pengajar studi IPS seorang yang
rendah hati, berperilaku dan bertutur
kata sopan dan santun
Jawanban
No
Pernyataan SS S N TS ST
.
S
1. Saya suka bidang studi IPS karena
memiliki pemahaman yang baik dan
mendalam tentang tujuan
pembelajaran IPS
2. IPS sebagai bidang studi yang
menarik karena berhubungan dengan
permasalahan kemanusiaan dan
masyarakat
3. Saya tertarik dengan bidang studi IPS
karena buku pegangan/panduan
disusun mengikuti perkembangan
masyarakat yang dinamis
4. Saya menyukai bidang studi IPS
karena disajikan sangat menarik oleh
guru pengajar
5. Tugas yang diberikan oleh guru
berkaitan permasalahan sehari-hari
siswa, sehingga sangat menarik untuk
saya
6. Tugas-tugas yang diberikan tampak
menarik karena tidak pernah lepas
dari pokok bahasan dalam buku
pelajaran
7. Saya senang mempelajari bidang
studi IPS
8, Bidang studi IPS bermanfaat untuk
peserta didik
9. Saya memiliki hubungan yang baik
dengan guru pengajar bidang studi
IPS
10. Saya selalu hadir setiap guru pengajar
IPS memberi pelajaran
Jawaban
No
Pernyataan SS S N TS ST
.
S
1. Saya memahami dengan baik tujuan
dan konsep dasar mata pelajaran
dalam bidang studi IPS
2. Studi IPS membantu saya dalam
memahami permasalahan dalam diri
100
Jawaban
No
Pernyataan SS S N TS ST
.
S
saya dan masyarakat
3. Menurut saya menyukai dan
menghormati guru pengajar sangat
penting dalam belajar
4. Seorang guru memiliki peran penting
dalam mengarahkan dan
membimbing siswa ke masa depan
5. Prestasi saya bagus dalam studi IPS
6. Buku yang bermutu dan mudah
dipahami sangat diperlukan dalam
memahami studi IPS
7. Memahami konsep dasar dengan baik
diperlukan dalam memilih bidang
studi, termasuk jurusan IPS yang saya
pilih
8. Guru dan suasana pembelajaran
memiliki andil yang besar bagi saya
dalam memilih jurusan IPS
9. Guru memiliki peran penting dalam
membimbing saya dalam memilih
bidang studi yang diinginkan
10. Buku-buku yang baik dan sesuai
dengan tuntutan perkembangan
masyarakat sebagai daya tarik bagi
saya dalam menentukan pilihan
jurusan studi
11. Tugas yang diberikan oleh guru dan
pokok bahasan dalam buku pegangan
belajar menjadi pertimbangan bagi
saya dalam memilih jurusan studi
12. Pemahaman dan rasa suka atau tidak
suka memberi pengaruh bagi saya
dalam memilih jurusan