Kurikulum Sebelumnya
Dia mengungkapkan, mulai Juli, penilaian ganda tidak diberlakukan lagi. Sebagai contoh penilaian
spiritual, yang sebelumnya juga diwajibkan bagi guru Matematika dan Bahasa, kini tidak lagi.
Penilaian spiritual diserahkan kepada guru Agama dan PPKN. Itupun penilaiannya secara deskreptif
dan tidak berupa angka.
“Guru Matematika bisa memberikan penilaian spiritual misalnya ketika melihat siswanya nyontek.
Guru berhak memberikan pengetahuan spiritual dan menilai. Penilaian itu kemudian diserahkan
kepada guru Agama dan PPKN," terangnya.
Cara ini menurut Totok, akan mengurangi beban guru Matematika dan Bahasa karena tidak harus
memperhatikan detik anak didiknya. “Penilaian spiritual kami kembalikan ke titahnya. K-13 juga
mengedepankan pembelajaran aktif, jadi tidak hanya pemaparan slide saja. Antara guru dan murid
saling interaktif,” katanya.
Poin utama adalah meningkatkan hubungan atau keterkaitan antara kompetensi inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD). Berikut poin-poin penting revisi Kurikulum 2013.
Pertama, penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru. Pada K13 versi lawas, seluruh guru
wajib menilai aspek sosial dan spiritual (keagamaan) siswa. Sistem ini yang lantas dikeluhkan banyak
guru.
Dalam skema yang baru, penilaian sosial dan keagamaan siswa cukup dilakukan oleh guru PPKn
dan guru pendidikan agama-budi pekerti. Sementara guru fisika dan mata pelajaran lainnya hanya
menilai aspek akademik sesuai bidang yang diajarkan saja.
Totok menambahkan, guru mata pelajaran lain boleh menilai aspek sosial sewajarnya. Seperti terkait
kenakalan atau misalnya saat siswa ketahuan mencontek.
Kedua, proses berpikir siswa tidak dibatasi. Pada kurikulum yang lama, berlaku sistem pembatasan.
Yaitu, anak SD sampai memahami, SMP menganalisis, dan SMA mencipta. Pada kurikulum hasil
revisi ini, anak SD boleh berpikir sampai tahap penciptaan. Tentunya dengan kadar penciptaan yang
sesuai dengan usia.
Ketiga, teori 5M (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mencipta) tidak sebatas
menjadi teori saja. Tetapi, guru dituntut untuk benar-benar menerapkan dalam pembelajaran.
Keempat, struktur mata pelajaran dan lama belajar di sekolah tidak diubah.
Terpisah, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, pihaknya
kecewa dengan agenda revisi K13. Sebab, Kemendikbud tidak membuka ruang dialog dengan publik.
"Kami di FSGI waktu awal revisi K13 menyampaikan banyak masukan," katanya.
Namun tanpa dia ketahui wujud revisi K13, tiba-tiba sudah jadi materi pelatihan. Menurutnya urusan
bahan atau
konten pelajaran di K13 banyak yang harus diperbaiki. Dia mencontohkan banyak materi pelajaran yang
tumpang tindih di mata pelajaran sejarah. "Buku matematika sekarang tebalnya dua kali lipat dibanding
Kurikulum 2006," tuturnya. Sumber artikel : jpnn.com
Berikut daftar perubahan kurikulum 2013 revisi tahun 2016 daripada kurikulum sebelumnya:
1. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional tapi tetap *Kurikulum 2013 Edisi R evisi*
yang berlaku secara Nasional.
2. Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan di setiap mata pelajaran hanya agama dan ppkn
namun *KI tetap dicantumkankan dalam penulisan RPP*.
3. Jika ada 2 *nilai praktik* dalam 1 KD , maka yang diambil adalah nilai yang tertinggi. Penghitungan
*nilai ketrampilan* dalam 1 KD ditotal (praktek, produk, portofolio) dan diambil nilai rata2. untuk
pengetahuan, bobot penilaian harian, dan penilaian akhir semester itu sama.
4. pendekatan scientific 5M bukanlah satu2 nya metode saat mengajar dan apabila digunakan maka
susunannya tidak harus berurutan.
5. *Silabus kurtilas* edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom. Yaitu *KD, materi pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran*.
6. Perubahan *terminologi* ulangan harian menjadi *penilaian harian*, uas menjadi *penilaian akhir
semester* untuk semester 1 dan *penilaian akhir tahun* untuk semester 2. Dan sudah tidak ada lagi
uts, langsung ke penilaian akhir semester.
7. *Dalam RPP*, tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang digunakan dan *materi dibuat
dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik penilaian* (jika ada).
8. *Skala penilaian* menjadi *1-100*. *Penilaian sikap* diberikan dalam bentuk *predikat dan deskripsi*.
9. Remedial diberikan untuk yang kurang namun sebelumnya siswa diberikan pembelajaran ulang. Nilai
Remedial adalah nilai yang dicantumkan dalam hasil.
Cakupan Penilaian:
a. Pengetahuan Faktual: istilah, pengetahuan khusus dan elemen-elemennya berkenaan
dengan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan
sebagainya.
b. Pengetahuan Konseptual: prinsip (kaidah), hukum, teorema, atau rumus yang saling
berkaitan dan terstruktur dengan baik; meliputi pengetahuan klasifikasi dan kategori,
pengetahuan dasar dan umum, pengetahuan teori, model, dan struktur
c. Pengetahuan Prosedural: urutan langkah-langkah dalam melakukan sesuatu,
pengetahuan dari umum ke khusus dan algoritma, pengetahuan metode dan teknik khusus,
dan pengetahuan kriteria untuk menentukan penggunaan prosedur yang tepat.
Pelaksanaan Penilaian
1. Rincian Pelaksanaan Penilaian:
a. Ulangan Harian (Penilaian Proses)
Cakupan Penilaian: Seluruh indikator dari satu atau lebih kompetensi dasar (KD).
Teknik yang memungkinkan: Tes tulis, Tes lisan, Penugasan.
Bentuk instrumen: Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian. Daftar pertanyaan. Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
2. Pengolahan Penilaian
a. Nilai Harian (Penilaian Proses)
- Dilakukan dengan teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan yang diberikan selama proses
pembelajaran berlangsung.
- Penyekoran tes uraian (Lisan dan tulis) dan penugasan agar objektif, dilakukan
berdasarkan kunci jawaban dan bobot jawaban tertentu untuk tiap soal yang disusun dalam
bentuk rubrik.
- Skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu perangkat tes uraian dan penugasan
dihitung dengan rumus:
b. Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Akhir Semester
- Dilakukan dengan teknik penilaian tertulis, dapat berbentuk pilihan ganda, benar salah,
menjodohkan, uraian, maupun jawaban singkat.
- Dilakukan penilaian dengan cara yang relevan untuk tiap teknik yang dipilih (seperti pada
penilaian harian).
Pelaporan Penilaian
Dilaporkan melalui “Laporan Penilaian Pencapaian Kompetensi Pengetahuan Peserta
Didik”
Diolah berdasarkan:
1) Nilai Ulangan Harian (NUH) = Rerata nilai ulangan dan/atau penugasan
2) Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS)
3) Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS)
Dalam kurikulum 2013, nilai setiap mata pelajaran terdiri atas nilai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Pada akhirnya menetapkan apakah seorang siswa dapat naik kelas atau
tidak.
Teknik Penilaian:
2. Proyek
Kegiatan penyelidikan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil
proyek dalam periode atau waktu tertentu.
3. Portofolio
Rekaman hasil pembelajaran dan penilaian yang memperkuat kemajuan dan kualitas
pekerjaan peserta didik.
4. Produk
Penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk, teknologi, dan seni.
Contoh Deskripsi:
Sudah terampil dalam menysun teks cerita fabel, biografi, dan prosedur, tetapi perlu
meningkatkan penggunaan ungkapan-ungkapan yang bervariasi dan kepaduan dalam
sebuah paragraf.
Nilai Kompetensi Keterampilan ini direkap dengan nilai Kompetensi Sikap dan Kompetensi
Pengetahuan sehingga menjadi nilai rapor (LHPKPD).
Sumber: Kemendikbud
Update: 21 Mei 2016 (hasil dari Pelatihan Instruktur Kabupaten, tanggal 16-21 Mei 2016)