PROGRAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
PENGESAHAN USULAN PKM GAGASAN TERTULIS
Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan Dosen Pembimbing
RINGKASAN
Taman Nasional (TN) Laut Takabonerate yang berada di Kabupaten Selayar,
Sulawesi Selatan, sebagai kawasan atol ketiga terbesar ketiga di dunia, seluas 200 ribu
hektar lebih, dikenal memiliki kerang kima terlengkap di Indonesia. Dari tujuh spesies
yang ada di Indonesia, seluruhnya bisa ditemukan di kawasan ini.
Tujuh jenis yang ada di Indonesia antara lain Tridacna gigas, T. derasa, T.
squamosa, T. maxima, T. crocea, T. Crocea, Hippopus hippopus, dan H. Porcellanus.
Kedua spesies lainnya adalah Tridacna tevoroa dan Tridacna rosewateri. Selama ini, T.
tevoroa hanya ditemukan di Kepulauan Fiji dan Tonga di Pasifik, sementara T.
rosewateri hanya ditemukan di Mauritius dan Madagaskar. Meski dikenal memiliki
spesies kerang kima yang lengkap di Taman Nasonal Laut Takabonerate, Sulawesi
Selatan, populasi kerang raksasa ini mulai berkurang seiring dengan meningkatnya
aktivitas pengambilan dari warga untuk keperluan konsumsi dan komersil. Meski
demikian, sejumlah penyelam masih dapat menemukan keberadaan kerang kima ini di
spot-spot tertentu.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di antara kima yang paling langka adalah kima raksasa (Tridacna gigas). Di
Takabonerate sendiri jenis ini masih ditemukan, meski jumlahnya semakin berkurang.
T. gigas yang juga dikenal dengan nama wawat ini dapat mencapai ukuran panjang 137
cm dan berat 230 kg. Bahkan konon ada yang bisa mencapai panjang 2 meter. Kima
dengan ukuran 100 cm diperkirakan telah hidup mencapai 100 tahun. Kima raksasa ini
yang paling rentan untuk diambil nelayan karena bentuknya yang besar sehingga mudah
menarik perhatian nelayan. Paling besar bahkan bisa mencapai 2 meter lebih meter,
tambah Ronald. Larangan pengambilan kerang kima ini sendiri sebenarnya sudah lama
diberlakukan Takabonerate, tepatnya sejak tahun 1999, sejak terbitnya Peraturan
Pemerintah No.7/1999 terkait jenis-jenis biota yang dlindungi, dimana 7 jenis kerang
kima termasuk di dalamnya.
Aturan yang lebih dulu juga sebenarnya ada, yaitu SK Menteri Kehutanan No.
12/Kpts-II/1987 dan Undang-undang No.5/1990 tentang Konsevasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya, yang menyebutkan kima sebagai salah satu biota laut yang
wajib dilindungi.
Secara global kampanye perlindungan kerang kima ini dimulai sejak awal tahun
1990-an, dimana seluruh jenis kima yang ada dimasukkan ke dalam CITES (Convention
on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau Konvensi
Internasional tentang Perdagangan Flora dan Fauna Langka, dan sebagai biota yang
dilindungi oleh Organisasi Perlindungan Satwa Internasional (International Union for
Conservation of Nature and Natural Resources/ IUCN).
Kima raksasa memijah (kiri). Dua orang penyelam sedang mengukur panjang cangkang
Kima Raksasa (kanan). Sumber: http://www.arkive.org
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana merencanakan dan mengawasi eksploitasi kerang kima di taman
nasional Takabonerate?
2. Bagaimana mensosialisasikan pentingnya kerang kima bagi kelangsungan
ekosistem laut di taman national Takabonerate?
TUJUAN PENULISAN
Seperti telah disinggung di atas bahwa kima adalah hewan laut yang dilindungi
oleh pemerintah sehingga masyarkat dilarang untuk mengambilnya di alam. Penegakkan
hukum ini menjadi sangat penting, sehingga masyarakat akan mengetahui secara pasti
bahwa hukum yang ada akan ditegakkan dan diterapkan kepada mereka yang
melanggarnya. Adanya suatu ketidakpastian hukum akan memberikan suatu anggapan
kepada masyarakat bahwa pelanggaran hukum, termasuk pengambilan kima di alam,
merupakan suatu yang tidak akan terkena sangsi hukum. Oleh karena itu faktor
penegakkan hukum dan peraturan ini juga menjadi suatu faktor penting dalam suatu
jaringan pengelolaan populasi kima di alam secara terpadu.
c. Restocking
Salah satu tujuan awal dari usaha membudidayakan kima adalah untuk
melakukan kegiatan pengembalian kondisi populasi kima di alam melalui restocking.
Sehingga restocking merupakan salah satu metoda untuk memperbaiki kondisi populasi
alam suatu organisme yang rusak (menurun).
d. Kearifan tradisional
e. Usaha budidaya
Menurunnya kondisi populasi alam kima menggugah para ahli untuk mencoba
mengembangkan teknik budidaya kima. Usaha tersebut diawali dengan penelitian-
penelitian mengenai pembenihan buatan (induce spawning) skala laboratorium yang
dilanjutkan dengan percobaan skala hatchery. Usaha-usaha tersebut akhirnya berhasil
memproduksi benih kima. Beberapa negara yang berhasil membenihkan kima antara
lain Australia, Fiji, Palau, Philippina dan sebagainya (Heslinga dkk. 1984; Lucas dkk.
1989; Ambariyanto 1995).
Seperti telah disinggung di atas bahwa permintaan pasar terhadap kima cukup
tinggi baik sebagai salah satu produk makanan khas laut, hewan akuarium maupun
sebagai suvenir. Tahapan ini sangat penting dilakukan sehingga perilaku pengambilan
kima di alam sebagai komoditi eksport tidak akan terjadi lagi. Diharapkan dengan
kegiatan budidaya ini, kebiasaan untuk mengambil kima alam akan berkurang dan
akhirnya akan hilang sama sekali. Hal ini juga merupakan aspek penting dalam
konservasi populasi kima, dimana usaha menekan pengambilan di alam harus dilakukan
melalui berbagai cara. Disamping itu mengingat bahwa budidaya kima merupakan
kegiatan yang memiliki prospek yang cukup baik karena harga yang tinggi dan biaya
operasional yang rendah, maka masyarakat dapat dilibatkan dalam usaha ini secara
komersial. Masyarakat secara aktif bisa melakukan kegiatan ini dalam rangka usaha
peningkatan pendapatan keluarga. Teknik budidaya, khususnya pembesaran kima bisa
diberikan kepada mereka mengingat penumbuhan kima di laut cukup mudah dilakukan.
Dari pelatihan yang pernah dilakukan, ternyata masyarakat sangat antusias dan dengan
mudah mampu menerima materi yang diberikan (Ambariyanto dan Suryono, 2001).
2. Konservasi
Salah satu kegiatan konservasi yakni restocking populasi alam hanya dapat
dilakukan jika kegiatan budidaya kima berjalan. Juvenil-juvenil kima hasil produksi
budidaya ini dapat dimanfaatkan dalam usaha mengembalikan dan meningkatkan
populasi kima di alam. Salah satu akibat yang signifikan dan berpengaruh positip
terhadap konservasi kima dengan kegiatan budidaya adalah berkurangnya kegiatan
pengambilan populasi alam untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat
lainnya.
Untuk itu diperlukan dukungan dari pemerintah melalui kebijakan-kebijakan
yang mengarah kepada usaha budidaya berbasis konservasi, antara lain:
1. Pengaturan mengenai hasil budidaya yang dapat diperdagangkan.
2. Sertifikasi hasil produk budidaya
3. Kebijakan mengenai usaha pengembalian populasi alam dari berbagai hewan yang
masuk dalam golongan endangered species
4. Kebijakan mengenai dukungan pendanaan terhadap usaha-usaha konservasi kima
KESIMPULAN