Askep Anak Dengan Arj PDF
Askep Anak Dengan Arj PDF
Di susun oleh :
Nur Kholifah 0520011712
Sampul.........................................1
DaftarIsi......................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...3
B. Tujuan Penulisan..3
C. Sistematika Penulisan...4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian.5
B. Etiologi.5
C. Klasifikasi5
D. Patofisiologi.6
E. Pathways Keperawatan8
F. Manifestasi Klinik9
G. Pengkajian9
H. Diagnosa Keperawatan...11
I. Intervensi dan Rasional..12
BAB III PENUTUP
A. Simpulan23
B. Saran...23
C. Resume jurnal.24
DAFTAR PUSTAKA26
LAMPIRAN...27
A. Latar Belakang
Rheumatoid Arthritis Juvenil (RAJ) bukan merupakan penyakit yang jarang
pada anak-anak dan jauh melebihi perkiraan prevalensi ketika kriteria objektif
yang digunakan dan pemeriksaan dilakukan oleh anak-anak yang berpengalaman
rheumatologis. Dari 34 studi epidemiologi menunjukkan bahwa 0,07-4,01 per
1.000 anak di seluruh dunia yang mengenaskan. Substansial geografis dan etnis,
perbedaan yang hadir berkaitan dengan usia saat onset, frekuensi relative, jenis
onset dan imunologi. Juvenile Rheumatoid Arthritis (JRA) biasanya muncul
sebelum usia 16 tahun. Namun onset penyakit juga dapat terjadi lebih awal,
dengan frekuensi tertinggi antara usia 1-3 tahun. Perempuan lebih sering terkena
dari pada laki-laki (Naz Samia dkk, 2013).
Insiden JRA adalah sekitar 13,9/100.0000 anak/tahun diantara anak-anak 15
tahun atau lebih muda, dengan prevalensi keseluruhan sekitar 113/100.000 anak-
anak. Ada kebutuhan untuk peningkatan identifikasi dan rujukan anak-anak
dengan arthritis untuk anak pusat pengobatan reumatologi. Berbagai ras dan
kelompok etnis tampaknya memiliki berbagai frekuensi dari subtype JRA. Satu
studi melaporkan bahwa anak-anak Amerika dengan JRA lebih tinggi pada
presentasi dan kurang cenderung memiliki antibodi antinuclear tinggi (ANA)
titer atau uveitis (Naz Samia dkk, 2013).
Angka kematian pada penderita JRA sedikit lebih tinggi dari pada anak
normal.Angka kematian tertinggi terjadi pada JRA sistemik. Juvenile
Rheumatoid Arthritis (JRA) juga dapat berkembang menjadi penyakit lain,
seperti Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau skleroderma, yang memiliki
angka kematian yang lebih tinggi daripada JRA pausiartikular atau
poliartikular.Kejadian yang tepat dan prevalensi penyakit ini pada anak-anak
tidak tersedia dari Pakistan. Di Asia dalam literature Barat, yang sering
dilaporkan usia onset 1-3 tahun dan lebih sering terjadi pada wanita dibanding
dengan laki-laki (Naz Samia dkk, 2013).
C. Sistematika Penulisan
Sampul
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Klasifikasi
D. Patofisiologi
E. Pathways Keperawatan
F. Manifestasi Klinik
G. Pengkajian
H. Diagnosa Keperawata
I. Intervensi dan Rasional
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Pengertian
Arthritis Rheumatoid Juvenile (ARJ) adalah penyakit rematik yang paling
umum dari anak-anak dan salah satu penyakit kronis yang paling umum dari
masa kanak-kanak (Cassidy & Petty, 1995; Lovell & Walco, 1989).
Arthritis Rheumatoid Juvenile (ARJ) tidaklah merujuk pada satu penyakit,
karena kelainan ini merupakan sindrom dengan berbagai etiologi, dengan
serangkaian respon imun tubuh yang saling berkaitan, dan secara karakteristik
terlihat sebagai arthritis perifer idiopatik. Patogenesisnya ditandai oleh
imunoinflamasi yang diduga diaktifkan oleh antigen eksternal. Selain itu ARJ
juga mempunyai predisposisi imunogenetik (Pediatri Sari, 2003).
B. Etiologi
Hingga kini penyebab Rheumatoid Artritis Juvenile (RAJ) tidak diketahui,
tetapi beberapa hipotesa menunjukan bahwa RAJ dipengaruhi oleh faktor-
faktor:
C. Klasifikasi
Menurut Buffer (2010) mengklasifikasikan Reumatoid Arthritis Juvenile
menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Reumatoid Arthritis Klasik
Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
2. Reumatoid Arthritis Defisit
Pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
3. Probable Reumatoid Arthritis
pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
4. Possible Reumatoid Arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
D. Patofisiologi
Pada Reumatoid Arthritis Juvenile, reaksi autoimun (yang dijelaskan
sebelumnya) terutama terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis
menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah
kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya
pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan
nyeri
Reaksi peradangan
Kurang informasi
tentang proses Synovial menebal
penyakit
Erosi kartilago
Hilangnya Mudah luksasi
kekuatan otot dan subluksasi
Adhesi pada permukaan sendi
Kekakuan sendi
Deficit self
care
G. Pengkajian
Menurut (Doengoes Marilynn. E, 1999) pengkajian untuk pasien ARJ
adalah:
a. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi synovial:
a. Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
b. Catat bila ada krepitasi
c. Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
a. Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
b. Ukur kekuatan otot
c. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
d. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
H. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Wilkinson dkk, 2011) diagnosa yang muncul pada kasus ARJ
adalah:
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh
akumulasi cairan berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,
penurunan, kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan
dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,
peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
A. Kesimpulan
Arthritis Rheumatoid Juvenile pada anak dapat disebabkan oleh berbagai
penyakit yang mempunyai spectrum sangat luas, yang secara sederhana dapat
dikelompokkan menjadi 1).Penyakit reumatik dan kondisi yang berhubungan,
2).Arthritis infeksi, 3).Gangguan musculoskeletal congenital, 4).Gangguan
musculoskeletal didapat non-reumatik, 5) penyakit keganasan, 6). Penyakit lain
seperti penyakit sickle cell, hemophilia dan koagulopati lainnya, hipotiroidisme,
sarkoidosis (Samia Naz dkk.2013)
B. Saran
Pada kasus yang berat, Artritis Reumatoid Juvenile dapat mengganggu
pertumbuhan.Pembengkakan pada mata bisa menjadi serius dan menyebabkan
gangguan penglihatan.Jika anak memperlihatkan gejala atau tanda arttritis
reumatoid juvenile, pastikan untuk membawa anak ke dokter.
Resume Jurnal
Pengambilan Jurnal ilmiah ini diambil dari Database yaitu Google
(http://.google.co.id) Jurnal dengan judul Juvenile Rheumatoid Arthritis.
Nama peneliti Samia Naz, Asma Mushtaq, Saira Rehman, Attia Bari, Amnah
Maqsud, Muhammad Zeeshan Khan, and Tahir Masood Ahmad.
Penelaah / Reviewer, dengan judul jurnalJuvenile Rheumatoid
Arthritis. Oleh Nur Kholifah (0520011712), Prodi Keperawatan, Universitas
Pekalongan.
Adapun tujuan menelaah jurnal ini adalah untuk menambah pengetahuan
penelaah atau riviewer khususnya mengenai Juvenile Rheumatoid Arthritis.
Peneliti mengemukakan bahwa:
Juvenile Rheumatoid arthritis (JRA) ditandai dengan sinovitis kronis
sendi perifer mewujukan sebagai pembengkakan jaringan lunak dan efusi. Ini
hampir pasti terdiri dari sejumlah entitas ditandai oleh arthritis dari apendiks
sendi, masing-masing yang memiliki mode yang berbeda dari presentasi dan
mungkin memiliki sama atau berbeda penyebabnya. Insiden JRA sekitar
13,9/100.000 anak/tahun diantara anak-anak 15 tahun atau lebih muda, dengan
prevalensi keseluruhan sekitar 113/100.000 anak.
Adapun kebutuhan untuk peningkatan identifikasi dan rujukan anak-anak
dengan arthritis untuk anak pusat pengobatan reumatologi. Berbagai ras dan
kelompok etnis tampaknya memiliki berbagai frekuensi dari subtype JRA. Satu
studi melaporkan bahwa anak-anak hitam Amerika dengan JRA lebih banyak
pada presentasi dan cenderung kurang memiliki antibody antinuclear tinggi
(ANA) titer atau uveitis.
Kejadian yang tepat dan prevalensi penyakit ini pada anak-anak tidak ada
dari Pakistan. Berbagai penelitian dari India dijelaskan profil agak berbeda di
benua ini dibandingkan dengan Barat. Tiga sampai enam penelitian ini
dilakukan untuk mengevaluasi spectrum klinis, parameter laboratorium dan