Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pembangunan perekonomian di Propinsi Kalimantan Timur khususnya di Kabupaten Kutai
Kartanegara di bidang pertambangan saat ini tumbuh dengan pesat. Kegiatan
pertambangan merupakan kegiatan yang sangat erat dengan pemanfaatan sumberdaya alam
(SDA) yang bersifat tidak dapat diperbaharui (Unrenewable resources). Berbagai upaya
untuk memanfaatkan sumberdaya alam telah dilakukan baik oleh perorangan, pemerintah
maupun swasta dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian dan memperbaiki
struktur ekonomi regional yang akan memberikan sumbangan yang cukup berarti terhadap
pemasukan devisa, baik daerah maupun negara.
Konsekuensi dari suatu kegiatan pertambangan dapat menimbulkan berbagai dampak
terhadap lingkungan baik dampak positif maupun dampak negatif. Oleh karena itu agar
pembangunan yang berkelanjutan tersebut terealisasi, maka perlu dilakukan suatu sistem
pertambangan yang setiap kegiatannya harus direncanakan dengan baik, agar dampak
negatif yang ditimbulkannya dapat dikelola dengan baik, sehingga fungsi dan daya dukung
lingkungan setelah berakhirnya masa pertambangan dapat tetap berdaya guna atau
difungsikan bagi peruntukkan lainnya.
Pembangunan sektor pertambangan khususnya tambang batubara merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional, dimana tambang batubara memiliki banyak peluang
untuk mendukung peningkatan ekspor non migas yang sedang digalakkan, sehingga
berperan aktif dan dapat meningkatkan kontribusinya dalam memecahkan berbagai
masalah nasional, baik masalah ekonomi. Dalam hal ini peningkatan pertumbuhan
ekonomi maupun masalah sosial yakni ketenagakerjaan. Usaha pertambangan batubara
mempunyai prospek sebagai sektor andalan pengganti migas dalam membangun
perekonomian Kalimantan Timur dimasa mendatang. Hal ini didasarkan pada sumberdaya
dan potensi batubara yang tersedia, prospek pemasaran, serta dukungan kebijakan
pemerintah daerah. Sejalan dengan semakin menipisnya cadangan bahan-bakar minyak
(BBM) dan semakin tingginya harga BBM maka keberadaan batubara semakin penting
sebagai sumber energi alternatif dalam memenuhi kebutuhan energi dunia.
Wilayah Kutai Kartanegara merupakan daerah yang berpotensi memiliki tambang batubara
yang cukup besar dengan nilai jual tinggi yang dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat khususnya di Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan Samboja, maka
peluang inilah yang telah dilaksanakan oleh Koptam Rukun Sentosa yang merupakan salah
satu perusahaan swasta nasional yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor :
456.K/24.03/MPE/1998 Tentang Pemberian Kuasa Pertambangan Eksploitasi (KW
96AGP096) dan Kuasa Pertambangan (KP) Pengangkutan dan Penjualan Batubara
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 540/20/KP-AJ/DPE-
V/IV/2008 Tentang Pemberian Kuasa Pertambangan Pengangkutan dan Penjualan
Batubara di wilayah Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Peraturan Menteri Negara

PENDAHULUAN I-1
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13
Tahun 2010 Tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup. Rencana usaha/kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun
Sentosa tidak termasuk kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL dan hanya dengan
UKL dan UPL, karena luas ijin lokasi untuk kegiatan pertambangan batubara ini seluas 85
Ha.
Dengan adanya dokumen tersebut diharapkan dalam pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup dapat lebih terencana dan terarah sehingga lebih mudah dalam
pengaplikasiannya. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilakukan diharapkan
dapat mengendalikan, mencegah, serta meminimalisir dampak negatif yang akan terjadi
meski hanya dengan teknologi sederhana. Di sisi lain dampak positif dapat
ditumbuhkembangkan dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan serta kesejahteraan
masyarakat yang berada di daerah sekitarnya.

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dan manfaat dilaksanakannya rencana kegiatan penambangan batubara Koptam
Rukun Sentosa yang terletak di wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara Provinsi
Kalimantan Timur adalah :
Tujuan
1. Penyediaan alternatif pengganti bahan bakar selain minyak dan gas.
2. Meningkatkan devisa negara dan pendapatan daerah, khusus Kabupaten Kutai
Kartanegara.
3. Turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah
4. Memperluas kesempatan kerja sesuai dengan kebijakan Program Pemerintah di
Kabupaten Kutai kartanegara.

Manfaat

Adapun manfaat yang nantinya diharapkan dapat diperoleh dari usaha penambangan
batubara ini pada dasarnya adalah :
1. Untuk mendapatkan keuntungan dari usaha penambangan batubara.
2. Pendayagunaan sumber daya alam secara efisien, produktif dan berwawasan
lingkungan.
3. Pemerataan pembangunan wilayah khususnya di Kabupaten Kutai Kartanegara.
4. Perluasan peluang berusaha bagi masyarakat sekitar lokasi tambang.
5. Peningkatan pendapatan masyarakat sekitar yang ikut serta dalam kegiatan proyek.
6. Sebagai salah satu usaha dalam peningkatan hasil devisa non migas di bidang
pertambangan.
7. Mendorong peningkatan PAD Kabupaten Kutai Kartanegara dari sektor
pertambangan.

PENDAHULUAN I-2
1.3. Peraturan
Peraturan perundangan dan aturan pelaksanaannya telah dibuat oleh pemerintah sebagai
dasar dalam pengelolaan lingkungan dan penyusunan studi UKL dan UPL. Peraturan
perundangan ini juga merupakan acuan pemrakarsa proyek untuk melaksanakan studi UKL
dan UPL terhadap rencana usaha pertambangan Koptam Rukun Sentosa .
Selanjutnya dalam kaitannya dengan studi UKL dan UPL ini bahwa dasar dari penggunaan
peraturan perundang-undangan sebagai acuan dalam penyusunan dokumen UKL dan UPL
adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1. Peraturan Yang Terkait Dengan Rencana Kegiatan Pertambangan Batubara
Koptam Rukun Sentosa Beserta Alasan Singkat Mengapa Peraturan Tersebut
Digunakan Sebagai Acuan
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
A. UNDANG-UNDANG
1. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1960 Kegiatan pertambangan batu-bara berkaitan
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok dengan aspek agraria (lahan dan tanah)
Agraria
2. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1970 Kegiatan pertambangan harus
tentang Keselamatan Kerja memperhatikan aspek keselamatan tenaga
kerja
3. Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1981 Adanya kewajiban melaporkan tenaga kerja
tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di kepada instansi berwenang
Perusahaan
4. Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 1983 Sebagai acuan dalam pelaksanaan
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara kewajiban perpajakan kepada negara
Perpajakan, beberapa kali telah diubah dan
terakhir dengan Undang-Undang RI
Nomor 28 Tahun 2007
5. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1984 Kegiatan pertambangan batubara ini
tentang Wabah Penyakit diperkirakan akan berdampak terhadap
kesehatan masyarakat (khususnya
penyebaran wabah penyakit)
6. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 Sebagai acuan dalam memperhatikan upaya
tentang Konversi Sumberdaya Alam konservasi sumberdaya alam hayati dan
Hayati dan Ekosistem ekosistemnya
7. Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 1992 Sebagai acuan dalam pelaksanaan
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja perlindungan tenaga kerja, khususnya
jaminan sosial tenaga kerja
8. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1992 Upaya pelestarian apabila di sekitar
tentang Benda Cagar Budaya kegiatan terdapat benda cagar budaya
9. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 Sebagai acuan dalam pengelolaan dampak
tentang Kesehatan terhadap kesehatan masyarakat dan
pekerja/buruh
10. Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun Pedoman dalam pelaksanaan pembangunan
1992 tentang Pemukiman dan Perumahan pemukiman bagi pekerja/buruh

11. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1994 Sebagai acuan dalam memperhatikan aspek

PENDAHULUAN I-3
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
tentang Pengesahan Konservasi oleh PBB keanekaragaman hayati
Mengenai Keanekaragaman Hayati
12. Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 1996 Kaitan dengan transportasi untuk mobilisasi
tentang Perairan Indonesia peralatan, material, dan hasil tambang
batubara, khususnya yang melalui wilayah
perairan
13. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun Sebagai acuan dalam pelaksanaan
1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi pembayaran pajak dan retribusi daerah
Daerah, beberapa kali telah diubah dan
terakhir dengan Undang-Undang RI
Nomor 34 Tahun 2000
14. Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun Pengelolaan rencana kegiatan terkait
1999 tentang Hak Asasi Manusia dengan kepentingan para pihak, sehingga
perlu memperhatikan aspek hak asasi
manusia
15. Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun Keterkaitan lahan rencana kegiatan dengan
1999 tentang Kehutanan, sebagaimana masalah kehutanan
telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2004
16. Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun Adanya kewajiban untuk memberikan
2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat perlindungan sosial dalam mendorong
Buruh terciptanya hubungan industrial yang
harmonis
17. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun Sebagai acuan dalam penanganan teknis
2002 tentang Ketenagalistrikan ketenagalistrikan
18. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun Sebagai acuan dalam mengelola tenaga
2003 tentang Ketenagakerjaan kerja
19. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2004 Sebagai acuan dalam menyelesaikan
tentang Penyelesaian Perselisihan perselisihan hubungan industrial
Hubungan Industrial
20. Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2004 Sebagai acuan dalam pengelolaan dan
tentang Sumber Daya Air pemanfaatan sumberdaya air
21. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun Sebagai acuan dalam memperhatikan aspek
2004 tentang Perikanan ekologi, terutama ekosistem habitat biota
perairan/sungai (ikan, plankton, dan
benthos)
22. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun Adanya keterkaitan kewenangan daerah
2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kabupaten Kutai Kartanegara dalam hal
sebagai-mana telah diubah dengan kegiatan usaha pertambangan batubara
Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun
2008
23. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun Adanya keterkaitan perimbangan keuangan
2004 tentang Perimbangan Keuangan dalam penyelesaian administrasi dan
antara Pusat dan Daerah perijinan
24. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun Sebagai acuan dalam pengaturan sarana
2004 tentang Jalan transportasi batubara
25. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun Kaitan dengan penyelesaian administrasi
2007 tentang Penanaman Modal dan perijinan penanaman modal
26. Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun Sebagai acuan kesesuaian lokasi rencana
2007 tentang Penataan Ruang kegiatan dengan tata ruang

PENDAHULUAN I-4
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
27. Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun Kaitan dengan pembentukan badan usaha
2007 tentang Perseroan Terbatas
28. Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2008 Kaitan dengan pemerintah dareah dan
tentang Perubahan Kedua UU No. 32 otonominya.
Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
29. Undang-Undang RI Nomor 14 th 2008 Kaitan dengan adanya potensi dampak
tentang Keterbukaan Informasi Publik terhadap masyarakat
30. Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2008 Kaitan dengan pembangunan pelabuhan
tentang Pelayaran
31. Undang-Undang RI Nomor 18 th 2008 Kaitan dengan pengelolaan sampah
tentang Pengelolaan Sampah
32. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2009 Sebagai acuan kegiatan penambangan
tentang Pertambangan Mineral dan batubara
Batubara
33. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun Sebagai acuan dalam kegiatan mobilisasi
2009 tentang Lalulintas dan Angkutan peralatan, material, dan hasil tambang
Jalan batubara
34. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun Rencana usaha harus memperhatikan upaya
2009 tentang Perlindungan dan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
Pengelolaan Lingkungan Hidup hidup
35. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Sebagai acuan dalam pengelolaan dampak
tentang Kesehatan terhadap kesehatan masyarakat dan
pekerja/buruh
B. PERATURAN PEMERINTAH
1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun Sebagai acuan dalam pelaksanaan
1981 tentang Perlindungan Upah perlindungan upah terhadap pekerja/buruh
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun Kegiatan pertambangan batubara harus
2004 tentang Perlindungan Kehutanan memperhatikan aspek
konservasi/perlindungan hutan
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun Sebagai acuan dalam pengelolaan
1991 tentang Rawa lingkungan hidup, khususnya yang terkait
dengan rawa
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 35 Tahun Sebagai acuan dalam pengelolaan
1991 tentang Sungai lingkungan hidup, khususnya yang terkait
dengan sungai
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun Sebagai acuan dalam upaya
1991 tentang Penanggulangan Wabah penanggulangan wabah penyakit terhadap
Penyakit pekerja/buruh, termasuk masyarakat pada
umumnya
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun Sebagai acuan kegiatan pertambangan
1967 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan, sebagai-mana telah
beberapa kali diubah dan terakhir dengan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 75 Tahun

PENDAHULUAN I-5
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
2001
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun Sebagai acuan teknis dalam pelaksanaan
1993 tentang Penyelenggaraan Program program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
sebagaimana telah beberapa kali diubah
dan terakhir dengan Peraturan Pemerintah
RI Nomor 64 Tahun 2006
8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun Sebagai acuan dalam kegiatan mobilisasi
1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas peralatan dan material serta pengangkutan
Jalan batubara
9. Peraturan Pemerintah RI Nomor 47 Tahun Sebagai acuan penyesuaian pemanfaatan
1997 tentang Penataan Ruang Lingkup ruang areal rencana kegiatan dengan tata
Nasional ruang nasional
10. Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun Kegiatan pertambangan berhubungan
1999 tentang Pemanfaatan Jenis dengan pemanfaatan jenis tumbuhan
Tumbuhan dan Satwa Liar
11. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun Rencana usaha/kegiatan haru mengacu pada
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak peraturan AMDAL yang berlaku
Lingkungan
12. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun Sebagai acuan dalam upaya pengendalian
1999 tentang Pengendalian Pencemaran pencemaran udara
Udara
13. Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun Sebagai acuan dalam melakukan
1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan pengelolaan terhadap limbah B3
Berbahaya dan Beracun, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
RI Nomor 85 Tahun 1999
14. Peraturan Pemerintah RI Nomor 150 Penggunaan lahan untuk pertambangan
Tahun 2000 tentang Pengendalian batubara akan memberikan dampak
Kerusakan Tanah untuk Produk Biomassa terhadap tanah
15. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun Digunakan sebagai acuan dalam
2001 tentang Pengendalian Kerusakan mengendalikan kerusakan dan pencemaran
dan/atau Pencemaran Lingkungan Hidup lingkungan khususnya kemungkinan
yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan terjadinya kebakaran hutan dan lahan
dan Lahan
16. Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun Sebagai acuan dalam pelaksanaan
2001 tentang Pajak Daerah pembayaran pajak daerah
17. Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun Sebagai acuan dalam pelaksanaan
2001 tentang Retribusi Daerah pembayaran retribusi daerah
18. Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun Sebagai acuan dalam pengendalian bahan
2001 tentang Pengendalian Bahan berbahaya dan beracun
Berbahaya dan Beracun
19. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun Berkaitan dengan pencemaran air akibat
2001 tentang Pengelolaan Pencemaran Air kegiatan pertambangan batubara
20. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun Karena kegiatan pertambangan ini
2004 tentang Penatagunaan Tanah berhubungan dengan penatagunaan lahan
(tanah)

PENDAHULUAN I-6
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
21. Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan
2007 tentang Pembagian Urusan sangat terkait dengan pembagian
Pemerintahan antara Pemerintah, kewenangan antara pemerintah pusat dan
Pemerintah Daerah Provinsi Provinsi dan daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
22. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun Tergantung status kawasan pertambangan
2008 tentang Tata Ruang Nasional batubara
23. Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun Kaitan dengan pemanfaatan dan
2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air pengelolaan sumberdaya air.
24. Peraturan Pemerintah RI No. 61 tahun Sebagai acuan dalam pembangunan dan
2009 tentang Kepelabuhanan pemanfaatan pelabuhan
C. PERATURAN PRESIDEN ATAU SEJENIS
1. Keputusan Presiden RI Nomor 1 Tahun Kegiatan pertambangan batubara harus
1967 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan sinkron dan tidak tumpang tindih dengan
Tugas Bidang Kehutanan, Pertambangan, sektor/kegiatan lainnya
Transmigrasi, dan Pekerjaan Umum
2. Keputusan Presiden RI No. 43 Tahun 1978 Terkait dengan flora dan fauna yang
Tentang Convention on International dilindungi
Trade In Endangered Species Of Wild
fauna and Flora 1973
3. Keputusan Presiden RI Nomor 4 Tahun Sebagai acuan dalam melaporkan lowongan
1980 tentang Wajib Lapor Lowongan kerja kepada instansi berwenang
Kerja
4. Instruksi Presiden RI Nomor 22 Tahun Digunakan sebagai acuan karena kegiatan
1990 tentang Pengendalian Dampak pertambangan batubara berdampak terhadap
Lingkungan lingkungan hidup
5. Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun Digunakan karena kegiatan pertambangan
1990 tentang Pengelolaan Kawasan batubara ini ada kaitannya dengan kawasan
Lindung hutan lindung
6. Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun Kegiatan pertambangan batubara ini
1993 tentang Penyakit yang Timbul diperkirakan akan berdampak terhadap
Karena Hubungan Kerja kesehatan pekerja
7. Keputusan Presiden RI Nomor 10 Tahun Badan tersebut yang berkaitan langsung
2000 tentang Badan Pengendalian dalam penanganan terhadap dampak
Dampak Lingkungan lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh
kegiatan pertambangan
8. Keputusan Presiden RI No. 34 Tahun 2003 Sebagai referensi bagi perusahaan untuk
tentang Kebijakaan Nasional Dibidang aspek legalitas dibidang pertanahan.
Pertanahan
D. PERATURAN MENTERI ATAU SEJENIS
1. Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Sebagai acuan dalam memberikan
Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, perlindungan kesehatan kepada
Kebersihan serta Penerangan dalam pekerja/buruh
Tempat Kerja
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Sebagai acuan perusahaan dalam
Per-02/Men/1980 tentang Pemeriksaan memberikan pelayanan kesehatan yang

PENDAHULUAN I-7
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
Tenaga Kerja dalam Penyelengaraan terkait dengan keselamatan kerja
Keselamatan Kerja
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Sebagai acuan perusahaan dalam
Per-01/Men/1981 tentang Kewajiban melaporkan penyakit akibat kerja kepada
Melaporkan Penyakit Akibat Kerja instansi berwenang
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Penggunaan air untuk pekerja/buruh
28/Menkes/PER/XII/1982 tentang
Kualitas Air Tanah yang Berhubungan
dengan Kesehatan
5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Kaitan dengan transportasi batubara
KM.136/07.001/Phb.83 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Pelabuhan Perhubungan
6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Sebagai acuan dalam pembentukan Panitia
Per.04/Men/1987 tentang Panitia Pembina Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan (P2K3) dan penunjukan Ahli K3
Penunjukan Ahli K3
7. Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup Sebagai acuan dalam pencegahan dan
Nomor 23 Tahun 1987 tentang Prosedur penanggulangan pencemaran dan perusakan
Pencegahan dan Penanggulangan Pence- lingkungan hidup
maran dan Perusakan Lingkungan Hidup
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor Penyediaan air untuk karyawan
173/Menkes/PER-VIII/1987 tentang
Pengendalian Pencemaran Air untuk
Berbagai Kegunaan yang Berhubungan
dengan Kesehatan
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Sebagai acuan dalam penanganan dampak
718/MENKES/PER/XI/1987 tentang kebisingan akibat kegiatan pertambangan
Kebisingan yang Berhubungan dengan
Kesehatan
10. Keputusan Menteri Negara Kependudukan Sebagai acuan yang dipakai dalam
dan Lingkungan Hidup Nomor Kep menetapkan status mutu lingkungan
02/MENKLH/1988 tentang Pedoman
Penetapan Baku Mutu Lingkungan
11. Keputusan Bersama Menteri Penggunaan kawasan hutan untuk
Pertambangan dan Energi dengan Menteri pertambangan
Kehutanan Nomor 969.K/05/M.PE/1989
dan Nomor 429/KPTS-II/1989 tentang
Pedoman Pengaturan Bersama Usaha
Pertambangan dan Energi Dalam Kawasan
Hutan
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 416 Sebagai acuan dalam pemanfaatan untuk
Tahun 1990 tentang Syarat-syarat keperluan pekerja/buruh
Pengawasan Kualitas Air
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Idem
492/Menkes/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
14. Keputusan Menteri Kehutanan No. Karena di dalam areal Pertambangan

PENDAHULUAN I-8
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
837/kpts-II Tahun 1990 Tentang Larangan terdapat sungai-sungai.
Penebanagan Pohon di 100 meter Kiri
Kanan Sungai dan 200 meter dari radius
mata air
15. Keputusan Menteri Pertambangan dan Sebagai acuan dalam kegiatan inspeksi
Energi Nomor 255/2011/MPE/1993 tambang
tentang Pelaksanaan Inspeksi Tambang
16. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Sebagai acuan dalam memperoleh ijin
Badan Pertanahan Nasional Nomor 21 lokasi pertambangan
Tahun 1994 tentang Tata Cara Perolehan
Tanah bagi Perusahaan dalam Rangka
Penanaman Modal
17. Keputusan Menteri Pertambangan dan Pengawasan dan penerapan UKL dan UPL
Energi Nomor 103.K/008/-MPE/1994
tentang Pengawasan atas Pelaksanaan
Rencana Penge-lolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan dalam
Bidang Pertambangan dan Energi
18. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai acuan baku mutu emisi tidak
Hidup Nomor Kep 13/MENLH/3/1995 bergerak
tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak
19. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai acuan dalam menetapkan status
Hidup Republik Indonesia Nomor Kep mutu limbah cair yang dihasilkan oleh
51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu kegiatan pertambangan batubara
Limbah Cair bagi Kegiatan Industri
20. Keputusan Menteri Pertambangan dan Sebagai acuan dalam melaksanaan kegiatan
Energi 555.K/26/MPE/1995 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pertambangan Umum
21. Keputusan Menteri Pertambangan dan Sebagai acuan dalam upaya pencegahan dan
Energi Nomor 1211 K/008/ MPE/1995 penanggulangan kerusakan dan tercemarnya
tentang Pencegahan dan Penanggulangan lingkungan
Kerusakan dan Tercemarnya Lingkungan
pada Kegiatan Usaha Pertambangan
Umum
22. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Sebagai acuan dalam pengelolaan kegiatan
05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Kesehatan dan Kesehatan Kerja
23. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai pedoman bagi pemrakarsa agar
Hidup No. 15 Tahun 1996 tentang Baku tingkat kebisingan yang diakibatkan
Mutu Tingkat Kebisingan rangkaian kegiatan pertambangan harus
dalam toleransi tingkat baku mutu yang
telah ditetapkan.
24. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai acuan menetapkan status tingkat
Hidup Nomor Kep 48/MENLH/11/1996 kebisingan yang dihasilkan oleh kegiatan
tentang Baku Tingkat Kebisingan pertambangan batubara

PENDAHULUAN I-9
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
25. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai acuan menetapkan status tingkat
Hidup Nomor Kep 49/MENLH/11/1996 getaran yang dihasilkan oleh kegiatan
tentang Baku Mutu Tingkat Getaran pertambangan batubara
26. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai acuan menetapkan status tingkat
Hidup Nomor Kep 50/MENLH/11/1996 kebauan yang dihasilkan oleh kegiatan
tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan pertambangan batubara
27. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai acuan menetapkan status tingkat
Hidup Nomor 45/MENLH/10/1997 pencemaran udara yang dihasilkan oleh
tentang Indeks Standar Pencemaran Udara kegiatan pertambangan batubara
28. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai acuan dalam upaya pengelolaan
Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang dan pemantauan lingkungan hidup.
Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
29. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 261 Sebagai acuan penerapan kesehatan di
Tahun 1998 tentang Persyaratan lingkungan kerja bagi para pekerja/buruh
Kesehatan Lingkungan Kerja tambang
30. Keputusan Menteri Negara Agaria/Kepala Kaitan dengan ijin usaha kuasa
Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 pertambangan
Tahun 1999 tentang Pelimpahan
Wewenang Pemberian Hak atas Tanah
31. Peraturan Menteri Agaria/Kepala Badan Sebagai acuan dalam penyelesaian masalah
Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999 tanah dan pembebasan lahan masyarakat
tentang Penyelesaian Masalah Hak Ulayat adat
Masyarakat Hukum Adat
32. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai acuan menetapkan status mutu
Hidup Nomor Kep 41/MENLH/8/1999 udara ambien yang dihasilkan oleh kegiatan
tentang Baku Mutu Udara Ambien pertambangan batubara
33. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Sebagai acuan dalam kegiatan keselamatan
Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang dan kesehatan kerja
Batas Faktor Fisik di Tempat Kerja
34. Keputusan Menteri Kehutanan Kehutanan Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan
Nomor 146/Kpts.II/1999 tentang Pedoman reklamasi tambang batubara
Reklamasi Bekas Tambang dalam
Kawasan Hutan
35. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Sebagai acuan pengendalian B3 dalam
187/Men/1999 tentang Pengendalian operasional kegiatan
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
36. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Sebagai acuan dalam melaksanakan
Daya Mineral 1453K/29/MEM/2000 konsultasi dan koordinasi kegiatan usaha
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan pertambangan
Tugas Pemerintah di Bidang
Pertambangan Umum
37. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Sebagai pedoman tentang pelaksanaan
Daya Mineral Nomor 1457 pengelolaan lingkungan
K/28/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis

PENDAHULUAN I - 10
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
Pengelolaan Lingkungan di Bidang
Pertambangan Umum
38. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907/- Sebagai acuan dalam penggunaan air
MENKES/ SK/2002 tentang Syarat-syarat minum yang memenuhi standar kesehatan
dan Pengawasan Kualitas Air Minum untuk keperluan pekerja/buruh
39. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Sebagai acuan dalam menjaga kesehatan
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang lingkungan kerja
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri
40. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Sebagai acuan dalam pengelolaan
1407/Menkes/SK/XI/2002 tentang pencemaran udara di lokasi kegiatan
Pedoman Pengendalian Dampak tambang batubara
Pencemaran Udara
41. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Sebagai acuan pengambilan sampel air
Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode
Analisis Kualitas Air Permukaan dan
Pengambilan Contoh Air Permukaan
42. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Sebagai acuan mengendalikan dampak
Nomor 110 Tahun 2003 tentang Pedoman pencemaran air pada kegiatan
Penetapan Daya Tampung Beban pertambangan
Pencemaran Air pada Sumber Air
43. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kaitan dengan air limbah/air asam tambang
Nomor 113 Tahun 2003 tentang Baku
Mutu Air Limbah Bagian Usaha dan/atau
Kegiatan Pertambangan Batubara
44. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Sebagai acuan untuk mengkaji status baku
Nomor 115 Tahun 2003 tentang mutu air
Pengkajian untuk Status Baku Mutu Air
45. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Sebagai acuan dalam pengendalian dampak
289/-Menkes/III/2003 tentang Prosedur pencemaran udara akibat kebakaran hutan
Pengen-dalian Dampak Pencemaran Udara
Akibat Kebakaran Hutan terhadap
Kesehatan
46. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Sebagai acuan perizinan terhadap kajian
Nomor 142 Tahun 2004 tentang Pedoman pembuangan air limbah ke air atau sumber
Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan air
serta Pedoman Kajian Pembuangan Air
Limbah ke Air atau Sumber Air
47. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Digunakan sebagai acuan penyusunan
Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Dokumen
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL)
48. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Sebagai acuan pelaksanaan penyusunan
Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Dokumen
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup

PENDAHULUAN I - 11
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
49. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Sebagai dasar dalam pemanfaatan limbah
Hidup Nomor 02 Tahun 2008 tentang berbahaya dan beracun pada kegiatan
Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya penambangan batubara
dan Beracun
50. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Adanya keterkaitan koordinasi dalam
Hidup Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata proses pengesahan Dokumen
Kerja Komisi Penilai AMDAL
51. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Acuan dalam persyaratan penyusun
Hidup Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Persyaratan kompetensi dalam
Penyusunan Dokumen AMDAL dan
Persyaratan Lembaga Pelatihan
Kompetensi Penyusunan AMDAL
52. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Untuk mengetahui proses penilaian
Hidup Nomor 24 Tahun 2009 tentang dokumen
Panduan Penilaian Dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
53. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Sebagai acuan dalam pengendalian
Hidup Nomor 1 tahun 2010 tentang Tata pencemaran airs
Laksana Pengendalian Pencemaran Air
54. Keputusan Menteri Kesehatan Sebagai acuan dalam pedoman teknis
No.876/Menkes/SK/VI1/2010 tentang analisis kesehatan
Pedoman Teknis Analisis Dampak
Kesehatan
E. KEPUTUSAN KEPALA BAPEDAL
1. Surat Edaran Menteri Negara Lingkungan Sebagai acuan dalam penanggulangan kasus
Hidup Nomor 03/SE/MENKLH/6/1987 pencemaran dan perusakan lingkungan
tentang Prosedur Penanggulangan Kasus
Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
2. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Pedoman penentuan tingkat kebisingan
Koperasi Nomor SE-01/SE/MENAKER/- akibat kegiatan pertambangan
1988 tentang Baku Mutu Tingkat
Kebisingan di Lingkungan Kerja
3. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Pedoman penentuan kualitas udara akibat
Koperasi Nomor SE- pertambangan
02/SE/MENAKER/1988 tentang Baku
Mutu Bahan Kimia di Udara
4. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Pedoman dalam pengukuran dampak
Dampak Lingkungan Hidup Nomor KEP- penting yang ditimbulkan oleh kegiatan
056 Tahun 1994 tentang Pedoman Umum
Mengenai Ukuran Dampak Penting
5. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Sebagai acuan penanganan limbah B3 dari
Dampak Lingkungan Hidup Nomor kegiatan pertambangan batubara
KEP.01-05/Bapedal/09/1995 tentang Tata
Cara Penyimpanan, Pengumpulan,
Pengolahan dan Penimbunan Limbah B3

PENDAHULUAN I - 12
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
6. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Pedoman pengelolaan limbah B3/oli bekas
Dampak Lingkungan Hidup Nomor yang dihasilkan oleh kegiatan
255/Bapedal/09/1996 tentang Penyerahan pertambangan
Minyak Pelumas Bekas
7. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Pedoman studi sosial ekonomi dalam
Dampak Lingkungan Hidup Nomor Kep penyusunan dokumen
299/11/1996 tentang Pedoman Teknis
Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan
AMDAL
8. Surat Edaran Kepala Badan Pengendalian Pedoman pengelolaan limbah B3/oli bekas
Dampak Lingkungan Hidup Nomor 8/SE/- yang dihasilkan oleh kegiatan
02/1997 tentang Penyerahan Minyak pertambangan
Pelumas Bekas
9. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Pedoman studi kesehatan masyarakat dalam
Dampak Lingkungan Hidup Nomor Kep penyusunan Dokumen dokumen
124/12/1997 tentang Panduan Kajian
Aspek Kesehatan Masyarakat dalam
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
10. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Sebagai acuan mendorong keterlibatan
DampaK Llingkungan Hidup Nomor 08 masyarakat dalam proses penyusunan
Tahun 2000 tentang Keterlibatan Dokumen
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi
dalam Proses Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
F. KEPUTUSAN DIRJEN PERTAMBANGAN UMUM
1. Keputusan Direktur Jenderal Pedoman jaminan reklamasi kegiatan
Pertambangan Umum Nomor pertambangan
336.K/271/DDJP/1996 tentang Jaminan
Reklamasi
2. Keputusan Direktur Jenderal Pedoman pengendalian erosi akibat
Pertambangan Umum Nomor kegiatan pertambangan
693.K/008/DDJP/1996 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Erosi pada Kegiatan
Pertambangan Umum
G. PERATURAN GUBERNUR KALIMATAN TIMUR ATAU SEJENIS
1. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Acuan Penentuan Kualitas Lingkungan
Tingkat I Kalimantan Timur Nomor 339
Tahun 1988 tentang Baku Mutu
Lingkungan di Kalimantan Timur
2. Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Acuan ambang batas limbah kegiatan
Provinsi Kalimantan Timur Nomor 19 pertambangan batubara
Tahun 1997 tentang Baku Mutu Kualitas
Limbah Cair bagi Kegiatan Industri dan
Usaha Lain di Provinsi Kalimantan Timur
3. Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Sebagai acuan dalam menetapkan
Nomor 050/K.443/1999 tentang Penetapan penggunaan tata ruang

PENDAHULUAN I - 13
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
Hasil Paduan Serasi antara Rencana Tata
Ruang Wilayah Dengan Tata Guna Hutan
Kesepakatan Provinsi Kalimantan Timur
yang Merupakan Revisi dari Peraturan
Daerah Nomor 12 Tahun 1993 tentang
Rencana Tata Ruang Provinsi Daerah
Tingkat I KalimantanTimur
4. Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Acuan ambang batas limbah kegiatan
Nomor 26 Tahun 2002 tentang Baku Mutu pertambangan batubara
Limbah Cair bagi Kegiatan Industri dan
Usaha lainya dalam Provinsi Kalimantan
Timur sebagai Ganti Keputusan Gubernur
Nomor 19 Tahun 1997
H. PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
1. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Peraturan tersebut digunakan karena
Kartanegara No. 14 Tahun 2000 Tentang kegiatan pertambangan akan menghasilkan
Pengawasan Kualitas Air. limbah yang yang dapat mencemari sumber
air.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai No. 27 Peraturan tersebut digunakan karena
Tahun 2000 Tentang Kewenangan kegiatan pertambangan berada pada
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. wilayah administratif Kutai Kartanegara.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Nomor Peraturan tersebut digunakan karena
32 Tahun 2000 Tentang Izin Lokasi. kegiatan pertambangan harus dilengkapi
dengan ijin
4. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Peraturan Daerah tersebut digunakan karena
Kartanegara Nomor 2 Tahun 2001 usaha/kegiatan penambangan harus
Tentang Izin Pertambangan Umum. dilengkapi dengan ijin
5. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Peraturan tersebut digunakan karena setiap
Kartanegara No. 11 Tahun 2004 Tentang jenis usaha dan atau kegiatan yang wajib
Perubahan Pertama Peraturan Daerah dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Kutai No. No. 5 Tahun 2001 tentang Dampak Lingkungan Hidup
AMDAL Kabupaten Kutai Kartanegara.
6. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Peraturan Daerah tersebut digunakan karena
Kartanegara Nomor 2 Tahun 2001 usaha/kegiatan penambangan harus
Tentang Izin Pertambangan Umum. dilengkapi dengan ijin
7. Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Surat keputusan tersebut digunakan karena
No. 180-188/HK-251/2001 Tentang setiap ijin yang akan diberikan harus
Pelaksanaan dan Tata Cara Pemberian Ijin mengikuti ketentuan yang berlaku
Usaha Pertambangan Umum (IUP) di
Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.
8. Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Surat keputusan tersebut digunakan karena
No. 180-188/HK-402/2001 Tentang merupakan acuan dalam pelaksanaan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengawasan pengawasan di bidang pertambangan.
Usaha Pertambangan Umum dan Usaha
Ketenagalistrikan oleh Pelaksana Inspeksi
Tambang Daerah (PITDA) dalam Wilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara.

PENDAHULUAN I - 14
Alasan Digunakannya Dasar Hukum
No. Dasar Hukum
Tersebut
9. Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Surat keputusan tersebut digunakan karena
No. 180-188/HK-316/2003 Tentang merupakan pedoman pencegahan dan
Pedoman Pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan
Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
pada Kegiatan Umum di Kabupaten Kutai
Kartanegara.
10. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Peraturan tersebut digunakan karena setiap
Kartanegara No. 16 Tahun 2003 Tentang pihak yang akan melaksanakan kegiatan
PMDN (Penanaman Modal Daerah investasi harus memiliki surat persetujuan
Negeri) Dan PMA (Penanaman Modal (SP) yang diterbitkan oleh pemerintah
Asing). daerah setempat melalui instansi
penanaman modal setempat
11. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Peraturan tersebut digunakan karena setiap
Kartanegara Nomor 8 Tahun 2003 usaha/kegiatan yang menghasilkan limbah
Tentang Retribusi Ijin Pengelolaan dan harus memiliki surat ijin pengelolaan dan
Pembuangan Air Limbah. pembuangan limbah yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah setempat.
12. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Peraturan tersebut digunakan karena
Kartanegara Nomor 9 Tahun 2003 kegiatan perkebunan kelapa sawit akan
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan menghasilkan limbah yang yang dapat
Pengendalian Pencemaran Air. mencemari badan perairan.
13. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Peraturan tersebut digunakan karena
Kartanegara Nomor 14 Tahun 2000 kegiatan pertambangan akan menghasilkan
Tentang Pengawasan Kualitas Air. limbah yang yang dapat mencemari sumber
air.
14. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Peraturan tersebut digunakan karena
Kartanegara Nomor 2 Tahun 2006 kegiatan pertambangan batubara akan
Tentang Izin Pembuangan Air Limbah menghasilkan limbah yang yang dapat
Untuk Kegiatan Pertambangan Batubara. mencemari badan perairan.

PENDAHULUAN I - 15

Anda mungkin juga menyukai