Anda di halaman 1dari 12

Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI


KEGIATAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA
Mezi Anropika1, Irwandi2, Santoso3
FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Email : anropikamezi@gmail.com

Abstract : The Purpose of this research is to know the result student learning and also to
know student activity in Biology learning at Junior High School of Muhammadiyah
Integreted of Bengkulu city with use PBL method through lesson study activity in Biology
learning. This research is a lesson study that do in three open lessons, every lessons study
include three steps, such as : Plan, Do, and See. The technique in collecting data uses
observation sheet to know student activity in learning process who looked by researches,
and work sheet to know the student result. However the summary for this research is to
apply PBL method with using lesson study that will increase student result in Junior High
School of Muhammadiyah of Bengkulu City.

Keywords: Student Activities, The results of learning, Problem Based Learning (PBL),
Lesson Study.

Abstrak : Pembelajaran yang sering dilakukan masih bersifat berpusat pada guru, dan
kurang melibatkan siswa pada proses pembelajaran sehingga menyebabkan hasil belajar
siswa dibawah nilai rata-rata, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa serta aktivitas siswa pada pembelajaran Biologi siswa di SMP
Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) melalui kegiatan Lesson Study pada pembelajaran biologi. Penelitian ini
merupakan penelitian Lesson Study yang dilaksanakan dalam tiga Open Lesson, setiap
Open Lesson terdiri dari tiga tahap yaitu: Plan (Perencanaan), Do (Pelaksanaan), See
(Refleksi). Teknik pengumpulan datanya menggunakan lembar observasi yang berguna
untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung yang diamati
oleh para observer, sedangkan lembar tes bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Kesimpulannya adalah penerapan model Problem Based Learning (PBL) melalui Lesson
Study dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota
Bengkulu.

Kata kunci : Aktivitas Siswa, Hasil Belajar, Problem Based Learning (PBL), Lesson Study.

Pendidikan adalah kesuksesan suatu negara sangat


pengalaman-pengalaman belajar ditentukan oleh tingkat
terprogram dalam bentuk keberhasilan pendidikannya, yang
pendidikan formal, non-formal, dan nantinya akan menghasilkan
informal di sekolah, yang lulusan-lulusan yang berkualitas
berlangsung seumur hidup yang yang dapat memecahkan masalah-
bertujuan optimalisasi masalah yang dihadapi nantinya,
pertimbangan kemampuan- dan dapat menjadikan negara yang
kemampuan individu, agar lebih maju. Mengenai hal tersebut
dikemudian hari dapat memainkan pendidikan di indonesia masih
pranan hidup secara tepat perlu dilakukan upaya-upaya
(Mudyahardjo, 2010). peningkatan pendidikan, karena
Didalam suatu negara masih banyak masalah- masalah
pendidikan menyandang peranan pendidikan yang dihadapi negara
yang sangat penting, kemajuan dan
2

Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study

indonesia, salah satunya adalah Maka dari itu, dalam upaya


lemahnya proses pembelajaran. meningkatkan aktivitas dan hasil
Lesson study perlu belajar siswa dipilihlah kegiatan
dilakukan di Indonesia, karena lesson study dengan model problem
upaya-upaya peningkatan kualitas based learning (pbl) merupakan
pendidikan yang telah dilakukan suatu pendekatan peningkatan
pemerintah melalui berbagai kualitas pembelajaran dengan
program pelatihan guru. Lesson tehnik pembelajaran yang berpusat
study merupakan kolaboratif antara pada siswa guna untuk menggalih
guru dalam menyusun rencana dan membiasakan siswa dalam
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan memecahkan masalah upaya untuk
belajar mengajar dikelas yang meningkatkan proses pembelajaran
disertai observasi dan refleksi. menjadi lebih mandiri dan berfikir
Dengan lesson study para guru lebih luas, tidak hanya menerima
dapat leluasa meningkatkan kinerja dan mendengarkan penjelasan guru
dan keprofesionalannya yang (berpusat pada guru). Pembelajaran
akhirnya dapat meningkatkan mutu berbasis masalah atau problem
pembelajaran (Nur, 2011). based learning adalah suatu
Berdasarkan hasil observasi pengajaran yang menggunakan
dan pengalaman penulis mengajar masalah dunia nyata sebagai suatu
pada saat praktek pengalaman konteks bagi siswa untuk belajar
lapangan (PPL) di SMP cara berfikir kritis dan keterampilan
Muhammadiyah Terpadu Kota pemecahan masalah, serta untuk
Bengkulu dalam Pembelajaran memproleh pengetahuan dan
Biologi, proses pembelajaran yang konsep yang esensial dari materi
umum dilakukan yaitu berpusat pelajaran (Widiastuti, 2010).
pada guru, dimana guru manjadi Maka dari itu peneliti
pusat pembelajaran, sedangkan tertarik melakukan penelitian di
siswa hanya menerima dan SMP Muhammadiyah Terpadu
mendengarkan, siswa juga masih Kota Bengkulu pada Kelas VIII A
banyak yang tidak aktif dalam untuk mengetahui peningkatan
proses pembelajaran berlangsung, hasil belajar dan aktivitas belajar
dimana pada saat pembelajaran siswa dengan menggunakan model
berlangsung masih banyak siswa Problem Based Learning (PBL)
yang tertidur, keluar masuk kelas, melalui kegiatan Lesson Study.
dan masih banyak sekali siswa Berdasarkan latar belakang
yang mengobrol dalam kelas pada diatas yang telah diuraiakan,
saat proses pembelajaran adapun permasalahan dalam
berlangsung. Hal ini berdampak penelitian ini adalah: Pertama,
pada hasil belajar siswa yang masih Apakah penerapan model problem
sangat rendah. Dilihat dari hasil based learning (pbl) melalui
rata-rata ujian MID semester satu kegiatan lesson study dapat
kelas VIII A pada mata pelajaran meningkatkan aktivitas belajar
biologi hanya sekitar 10 orang dari siswa di SMP muhammadiyah
17 orang siswa yang mendapat nilai terpadu kota bengkulu?. Kedua,
tuntas sedangkan KKM (Kriteria Apakah penerapan model problem
Ketuntasan Minimal) 71 dengan based learning (pbl) melalui
persentase ketuntasan siswa kegiatan lesson study dapat
mencapai 85% tanpa remidial. meningkatkan hasil belajar siswa di
SMP Muhammadiyah Terpadu
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study

Kota Bengkulu. Adapun tujuan dikelas yang disertai observasi dan


3
yang akan dicapai dalam penelitian refleksi.
ini adalah: Pertama, untuk Penelitian kegiatan lesson
meningkatkan aktivitas belajar study dengan model problem based
siswa melalui kegiatan lesson study learning (PBL) ini dilakukan
dengan model problem based sebanyak tiga Open Lesson.
learning (pbl) di SMP Dimana tiap Open Lesson terdiri
Muhammadiyah Terpadu Kota dari tiga tahapan: 1) Plan
Bengkulu. Kedua, untuk (Perencanaan), 2) Do
meningkatkan hasil belajar siswa (Pelaksanaan), 3) See (Refleksi).
melaui kegiatan lesson study Tehnik pengumpulan pada
dengan model problem based penelitian ini menggunakan: 1.
learning (pbl) di SMP Lembar Observasi, 2. Lembar Tes,
Muhammadiyah Terpadu Kota 3. Dokumentasi fhoto dan video.
Bengkulu. Selain itu dapat Dimana pada lembar observasi
meningkatkan kemampuan siswa yang digunakan untuk melihat
dalam penguasaan konsep biologi aktivitas siswa yang dilakukan oleh
sehingga hasil belajar biologi para observer pada saat
menjadi lebih baik. Bagi guru pembelajaran berlangsung, dengan
sebagai salah satu alternatif model pedoman lembar observasi yang
dalam upaya meningkatkan telah disediakan. Dan pada lembar
pemahaman siswa. Dan bagi tes digunakan untuk mengukur
peneliti, Sebagai langkah awal hasil belajar siswa, tes ini
membangun pengalaman dalam dilakukan diakhir pembelajaran
memilih model pembelajaran dan setelah menyimpulkan, lembar tes
cara mengajar yang tepat untuk ini dalam bentuk pilihan ganda
membantu meningkatkan kualitas berjumlah 10 butir soal dalam
pembelajaran. setiap Open Lessonnya. Sedangkan
untuk dokumantasi fhoto dan video
METODE diambil pada saat kegiatan
penelitian berlangsung.
Penelitian ini dilakukan di Dokumentasi foto dan video
SMP Muhammadiyah Terpadu digunakan untuk mendukung
Kota Bengkulu, khususnya seluruh kelengkapan data tentang kejadian
siswa kelas VIII A, dan waktu yang terjadi dilapangan.
pelaksanaan bulan Februari 2015 Tehnik analisis data pada
Maret 2015, adapun jenis penelitian penelitian ini adalah dengan
ini adalah penelitian Quasi metode deskriptif yaitu dengan
Eksperimen (eksperimen semu) membandingkan hasil belajar siswa
yaitu penelitian eksperimen yang sebelum kegiatan lesson studi
dilaksanakan di bidang pendidikan diterapkan dengan hasil belajar
berbasis lesson study menggunakan setelah kegiatan lesson study
penerapan model problem based dengan model problem based
learning (pbl). Dalam penelitian ini learning. Data yang diproleh
melibatkan guru model, beberapa melalui data-data berikut:
pengamat (observer), dan siswa. Analisa Lembar Tes:
Penelitian lesson study ini Digunakan untuk mengukur
merupakan kolaboratif antara guru hasil belajar siswa selama kegiatan
dalam menyusun rencana pembelajaran berlangsung dengan
pembelajran, pelaksanaan KBM cara menghitung nilai rata-rata atau
4

Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study

persentase hasil belajar siswa pada 1. Nilai siswa secara individual


Open Lesson I, Open Lesson II, meningkat dari Open Lesson 1,
dan Open Lesson III. Nilai rata-rata Open Lesson II, sampai Open
siswa ditentukan dengan Lesson III.
menggunakan rumus sebagai 2. Siswa dikatakan aktif dalam
berikut : mata pelajaran yang diberikan
Rata-rata nilai dengan melalui kegiatan lesson
x study dengan model problem
X
N based learning (pbl) jika hasil
observasi keaktifan siswa
(1) melalui refleksi para observer
Keterangan: dan guru model mengalami
X : Nilai rata-rata siswa peningkatan dan kriteria baik
dan tuntas.
x : jumlah nilai siswa
N : Jumlah siswa HASIL

Analisis Data Hasil Observasi Open Lesson I-III


Aktivitas Siswa: Dari penelitian yang telah dilakukan di
Dengan cara membandingkan total kelas VIII A SMP Muhammadiyah
skor item pengamatan pertama Terpadu Kota Bengkulu dengan
(P1), pengamatan kedua (P2), dan menggunakan model Problem Based
pengamatan ketiga (P3) oleh Learning (PBL) melalui Lesson Study
observer. didapat hasil sebagai berikut:

Mengukur Ketuntasan Belajar a. Hasil diskusi Plan (Perencanaan)


Klasikal Siswa:
Ketuntasan belajar klasikal
siswa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus persentase
sebagai berikut:
Rumus:
NS
KB= N x 100%

(2)
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar
N = jumlah siswa
NS = jumlah siswa yang
tuntas

Kritria keberhasilan lesson


study diterapkan oleh sekolah dan
berdasarkan ketuntasan belajar
siswa yang diterapkan oleh sekolah
dan berdasarkan perhitungan
peneliti.
Indikator keberhasilan dalam
penelitian ini, antara lain:
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning5 (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study

Dari hasil diskusi plan proses pernapasan agar siswa lebih


(perencanaan) dapat disimpulkan mudah memahami dan tertarik untuk
bahwa pada Open Lesson I masih mengikuti proses pembelajaran.
banyak perbaikan-perbaikan yang Menurut Yudhi (2010), siswa yang
harus dilakukan, dimulai dari Chapter belajar melalui media pembelajaran
Design, Lesson Design dan Lembar akan memproleh dan menggunakan
Diskusi Siswa, pada Chapter Design bentuk-bentuk refresentasi yang
masih perlu dilakukan perbaikan mewakili objek-objek yang dihadapi,
mengenai isu masalah yang akan baik objek itu berupa orang, benda,
dibahas, Lesson Design perbaikan atau kejadian/peristiwa. Sedangan pada
tentang urutan-urutan Open Lesson ke III perbaikan Lembar
pembelajarannya, dan Lembar Diskusi Diskusi Siswa yang harus diubah
Siswa perbaikan pada gambar-gambar kedalam bentuk kolom, dan juga
yang harus dilengkapi dan harus penambahan gambar-gambar pada
diperjelas keterangannya agar lebih LDS. Pada tahap Plan (perencanaan)
memudahkan siswa pada saat diskusi ini para observer dan guru model
kelompok, dan juga masih banyak berkolaborasi mendiskusikan
masukan-masukan tentang pelaksanaan rancangan pembelajaran agar pada saat
pembelajaran yang akan dilakukan pelaksaanaan dapat membuat siswa
sebaiknya menggunakan torso. Dan menjadi lebih aktif.
pada Open Lesson II perbaikan tentang Menurut Sanusi (2011),
LKS yang diberikan harus disesuaikan tahapan Plan (perencanaan) bertujuan
dengan isu permasalahan yaitu dengan untuk merancanag pembelajaran yang
melakukan percobaan harus dapat membelajarkan siswa
menggunakan model cara kerja paru- berpartisipasi aktif dalam proses
paru yang dianggap sebagai proses pembelajaran.
pernapasan, dan juga memberikan
masukan tentang penambahan media b. Aktivitas belajar siswa
pembelajaran yaitu video tentang

Tabel I.I Data Observasi Hasil Aktivitas Siswa Open Lesson I, II, III

AKTIVITAS OPEN LESSON


BELAJAR I II III
SB B KB TB SB B KB TB SB B KB TB
Visual activities 2 13 2 0 9 8 0 0 13 4 0 0
Oral activities 1 12 4 0 7 10 0 0 11 6 0 0
Listening activities 1 11 5 0 3 10 3 1 9 8 0 0
Drawing activities 0 8 9 0 6 11 0 0 5 10 2 0
Motor activities 1 7 8 1 10 5 2 0 3 14 0 0
Mental activities 2 8 7 0 7 7 3 0 12 4 1 0
Emosional 1 8 7 1 4 12 1 0 10 7 0 0
activities
Total 8 67 42 2 46 63 9 1 63 53 3 0

Dilihat dari tabel diatas Open Lessonnya, dengan setiap


hasil pengamatan yang telah item-item yang diamati meliputi
dilakukan oleh 4 orang observer item Sangat Baik (SB), Baik (B),
pada Open lesson I, II, dan III Kurang Baik (KB) dan Tidak Baik
terjadi peningkatan pada setiap (TB). Pada Open Lesson I
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study

diketahui bahwa aktivitas siswa memakai sejauh mana siswa


selama proses pembelajaran yang terlibat belajar serta bagaimana
diamati item yang diproleh yaitu memperbaiki strategi maupun
pada katagori kurang baik yaitu materi pembelajaran selanjutnya.
berjumlah 42 item, katagori tidak
baik berjumlah 2 item, katagori
baik berjumlah 67 item, katagori
sangat baik hanya diproleh 8 item,
sedangkan item yang paling
dominan diamati para observer
yaitu pada visual activities 13 item
dan oral activities 12 item termasuk
dalam katagori baik. Dan Open
lesson II sudah mulai ada
peningkatan, hal ini terlihat pada
tabel diketahui bahwa aktivitas
siswa selama proses pembelajaran
telah mengalami peningkatan,
terlihat pada total skor item yang
diproleh dalam katagori sangat
bagus meningkat menjadi 46 item,
dalam katagori baik 63 item, dalam
katagori kurang baik berkurang
menjadi 9 item, dan katagori tidak
baik menjadi 1 item . Sedangkan
pada open lesson ke III diketahui
bahwa aktivitas siswa selama
proses pembelajaran telah
mengalami peningkatan dan lebih
baik dari open lesson II, terlihat
pada skor yang diperoleh yang
dalam katagori sangat bagus
meningkat menjadi 63 item, dalam
katagori baik menjadi 53 item,
sedangkan dalam katagori kurang
baik berkurang lagi menjadi 3 item,
dalam katagori tidak baik yaitu 0
item, item yang paling dominan
terlihat pada motor activities 14
item dalam katagori baik, dan
visual activities 13 item dalam
katagori sangat baik.

c. Hasil Diskusi See (Refleksi)


Diskusi see (refleksi)
dilakukan guna untuk memperbaiki
pembelajaran selanjutnya. Menurut
Hendayana (2014), setelah
pembelajaran, introspeksi
pembelajaran dilakukan untuk
6

Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study

Pada Open Lesson I yaitu perbaikan dan peningkatan proses


pada kelompok III dan IV masih pembelajaran. Berbagai temuan dan
belum terlihat aktif aktivitas masukan berharga yang
belajarnya, Lembar Diskusi siswa disampaikan pada saat diskusi
yang diberikan Sebaiknya dalam tahapan refleksi tentunya
ditambah, pengondisian kelas menjadi modal bagi para guru, baik
masih kurang, pengaturan tempat yang bertindak sebagai pengajar
duduk siswa masih belum rapi, maupun observer untuk
memberikan masukan tentang mengembangkan proses
penambahan video pada pertemuan pembelajaran ke arah yang lebih
berikutnya agar siswa lebih mudah baik.
dalam memahami. Dan pada Open
Lesson II Kelompok III dan IV d. Hasil belajar
sudah mulai aktif meskipun masih
ada beberapa siswa yang masih Tabel I.2 Data Observasi Hasil Tes
ribut pada saat diskusi, Masih perlu Siswa
ditingkatkan lagi pengondisian
kelas agar pembelajaran menjadi Open Nilai Jumlah Ketuntas Kritreria
Lesson Rata Siswa an Ketuntas
lebih aktif, Sudah ada penambahan
- yang Belajar an
video tentang proses pernapasan
Rata Menda Klasikal Belajar
membuat siswa lebih tertarik untuk
pat Klasikal
mengikuti proses pembelajaan, Nilai
sedangkan pada Open Lesson III Tuntas
Secara umum sudah ada 1 70,58 11 64,70 % Tidak
peningkatan, penyampaian tanpa Tuntas
teks book, namun masih perlu II 75,29 12 70,58 % Tidak
diperhatikan tentang pengondisian Tuntas
waktu Siswa sudah mulai antusias III 85,29 15 88,23 % Tuntas
dalam berdiskusi, Siswa sudah
mulai mulai aktif mengikuti proses
pembelajaran. Refleksi (see) Open Hasil belajar pada Open Lesson I,
Lesson I, II, III yang telah II, dan III, dilihat dari hasil tes tertuis
dilaksanakan cukup memiliki yang dilakukan pada akhir proses
perubahan-perubahan ke arah yang pembelajaran berupa tes objektif
lebih baik meskipun masih ada sebanyak 10 butir soal.
beberapa yang masih kurang,
namun sudah ada peningkatan,
siswanya yang tadinya masih
banyak ribut dan main-main pada
pertemuan berikutnya sudah mulai
aktif dan juga pada proses
pembelajarannya setiap minggunya
mengalami perubahan ke arah yang
lebih baik. Perubahan ini terjadi
karena adanya pengkoreksian pada
setiap Open Lessonnya.
Menurut Kurniawan (2011),
dari hasil refleksi dapat diproleh
sejumlah pengetahuan baru atau
keputusan-keputusan penting guna
7

Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study

Berdasarkan rat-rata nilai pada tes Pernapasan Pada Manusia yang terdiri
Open Lesson 1 adalah 70,58 dari data dari III open lesson melalui tahapan
hasil tes menunjukkan bahwa siswa plan (perencanaan), do (pelaksanaan),
yang mendapat nilai 71 ke atas 11 see (refleksi), terdapat peningkatan
orang siswa dari 17 orang siswa. aktivitas dan hasil antara open lesson I,
Setelah dianalisis dengan kriteria open lesson II dan open lesson III
ketuntasan belajar klasikal maka karena pada open lesson I
didapat persentase ketuntasan belajar pembelajaran yang masih kurang
sebesar 64,70%, ini menunjukkan setelah proses pembelajaran langsung
bahwa pembelajaran yang telah diadakan refleksi guna untuk
dilaksanakan pada Open Lesson 1 memberikan masukan-masukan untuk
belum mencapai ketuntasan belajar perbaikan pada open lesson II, begitu
secara klasikal. Dan nilai rata-rata juga pada open lessson III. Peningkatan
siswa pada Open Lesson II adalah yang terjadi dilihat pada setiap
75,29 dan dilihat dari data hasil yang pembelajaran yang berlangsung
menunjukkan bahwa siswa yang berpedoman pada lembar observasi
mendapat nilai 71 keatas berjumlah 12 yang diberikan dan juga melihat dari
orang dari 17 orang siswa. setelah hasil tes tertulis yang dilakukan pada
dianalisis dengan keriteria ketuntasan akhir pembelajaran, dan jika masih ada
belajar klasikal maka didapat yang kurang akan diperbaiki pada
persentase ketuntasan belajar yaitu pembelajaran selanjutnya.
70,58 % ini menunjukkan bahwa 1. Peningkatan aktivitas
pembelajaran yang dilaksanakan pada Dalam proses pembelajaran
Open Lesson II telah mengalami aktivitas siswa sangat berperan penting
peningkatan, namun belum mencapai dalam upaya meningkatkan hasil
tuntas. Sedangkan nilai rata-rata siswa belajar siswa, hal ini terlihat dari hasil
pada tes Open Lesson III adalah 85,29 pengamatan yang dilakukan oleh 4
dan dari data hasil tes menunjukkan orang observer selama proses
bahwa siswa yang mendapat nilai 71 pembelajaran dimana pada Open
keatas berjumlah 15 orang dari 17 Lesson I berdasarkan tabel diatas
orang siswa. Setelah dianalisis dengan diketahui bahwa aktivitas siswa selama
kriteria ketuntasan belajar klasikal proses pembelajaran yang diamati yaitu
maka di dapat persentase ketuntasan pada katagori tidak baik berjumlah 2
belajar sebesar 88,23% ini berarti item, katagori kurang baik yaitu
bahwa pembelajaran yang telah berjumlah 42 item, katagori baik
dilaksanakan pada open lesson III telah berjumlah 67 item, katagori sangat baik
mencapai ketuntasan belajar klasikal. hanya diproleh 8 item, sedangkan item
Menurut KKM SMP Muhammadiyah yang paling dominan diamati para
Terpadu Kota Bengkulu, Ketuntasan observer yaitu pada visual activities 13
Belajar Klasikal dicapai apabila 85 % item dan oral activities 12 item
siswa mendapat nilai 71 tanpa remidial. termasuk dalam katagori baik. Dan
Open lesson II sudah mulai ada
PEMBAHASAN peningkatan, hal ini terlihat bahwa
Berdasarkan hasil penelitian aktivitas siswa selama proses
yang telah dilaksanakan selama satu pembelajaran telah mengalami
bulan di SMP Muhammadiyah Terpadu peningkatan, terlihat pada total skor
Kota Bengkulu pada kelas VIII A item yang diproleh dalam katagori
dengan menerapkan model problem sangat baik meningkat menjadi 46
based learning (pbl) melaui lesson item, dalam katagori baik 63 item, dan
study pada pokok bahasan Sistem dalam katagori kurang baik berkurang
8

Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study

menjadi 9 item, dan katagori tidak baik untuk mencapai tujuan dan hasil belajar
menjadi 1 item. Sedangkan pada open yang lebih memadai.
lesson ke III diketahui bahwa aktivitas 2. Peningkatan hasil
siswa selama proses pembelajaran telah Dilihat dari peningkatan
mengalami peningkatan dan lebih baik aktivitas belajar siswa maka hasil
dari open lesson II, terlihat pada skor belajar juga meningkat, peningkatan
yang diperoleh yang dalam katagori hasil belajar siswa dapat dilihat dari
sangat baik meningkat menjadi 63 hasil tes pada open lesson I diproleh
item, dalam katagori baik menjadi 53 nilai rata-rata siswa 70,58 dengan
item, sedangkan dalam katagori kurang persentase ketuntasan 64,70% dengan
baik berkurang lagi menjadi 3 item, kriteria belum tuntas, dan pada open
dalam katagori tidak baik hanya 0 item, lesson II diproleh nilai rata-rata siswa
item yang paling dominan terlihat pada meningkat menjadi 75,29 dengan
motor activities 14 item dalam katagori persentase ketuntasan 70,58% ,
baik, dan visual activities 13 item meskipun pada open lesson II
dalam katagori sangat baik. meningkat tetapi masih dalam kriteria
Peningkatan terjadi karena aspek-aspek tidak tuntas karena ketuntasan belajar
yang kurang pada open lesson I klasikal belum mencapai 85%. Dan
diperbaiki pada open lesson II, dan pada open lesson III hasil tes
kekurangan yang ada pada open lesson meningkat menjadi 85,29 dengan
ke II akan diperbaiki pada open lesson persentase ketuntasan 88,23% maka
ke III, pada open lesson ke III ini sudak dikatagorikan tuntas karena jumlah
terlihat keseriusan dan keaktifan siswa. siswa yang mendapat nilai melebihi
Keseriusan dan keaktifan siswa ini KKM (71) mempunyai persentase lebih
dikarenakan siswa dilibatkan dalam dari 85% atau siswa yang nilainya
proses pemecahan masalah. Karena tuntas sebanyak 15 orang dari 17 orang
model problem based learning (pbl) siswa. Nilai rata-rata siswa didapat dari
adalah model pembelajaran yang lembar tes yang diberikan pada setiap
melibatkan siswa dalam proses open lesson, kemudian dianalisis
pembelajarannya dan masalah yang datanya, adapun soal yang diberikan
diberikan berkaitan dengan masalah adalah soal pilihan ganda yang
dunia nyata sehingga siswa tidak berjumlah 10 butir soal. Dari data yang
merasa jenuh selama proses diproleh menunjukkan bahwa hasil
pembelajaran karena dalam prosesnya belajar biologi dengan menggunakan
dilakukan secara berkelompok, selain model problem based learning (pbl)
itu juga siswa juga lama dalam melalui kegiatan lesson study
mengingat konsep yang dipelajarinya. menigkat. . Menurut Rahayu (2012),
Menurut Hamalik (2010), peningkatan hasil tes merupakan bukti
pengajaran yang efektif adalah bahwa penerapan model problem based
pengajaran yang menyediakan learning (pbl) pada pembelajaran
kesempatan belajar sendiri, anak biologi yang dikembangkan melalui
(siswa) belajar sambil berkerja, dengan kegiatan lesson study dapat
berkerja mereka memproleh dilaksanakan secara efektif.
pengetahuan pemahaman dan aspek- penggunaan model problem based
aspek tingkah laku lainnya. Dalam learning(pbl) pada pembelajaran
kemajuan metodelogi dewasa ini asas biologi dapat menciptakan kondisi
aktivitas lebih ditonjolkan melalui belajar yang berpusat pada keaktifan
suatu program unit activity, sehingga siswa sehingga siswa dapat
kegiatan belajar siswa menjadi dasar mengkonstruksi pengetahuannya serta
dapat mengintegrasikan pelajaran yang
9
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study

didapatkan disekolah dengan persentase ketuntasan 64,70%, dan


kehidupan sehari-hari. pada open lesson ke II mengalami
Sedangkan menurut Irwandi peningkatan dengan nilai rata-rata
(2010), pengajaran berbasis masalah 75,29 dengan ketuntasan belajar
dirancanag untuk membantu guru 70,58% tetapi masih dalam katagori
memberikan informasih sebanyak- belum tuntas, sedangkan pada open
banyaknya kepada siswa, membantu lesson III mengalami peningkatan lagi
siswa mengembangkan kemampuan nilai rata-rata siswa yaitu 85,29 dan
berfikir, memecahkan masalah, dan ketuntasan belajar 88,23% dengan
keterampilan intelektual belajar tentang katagori tuntas.
peran orang dewasa melalui Berdasarkan hasil penelitian
keterlibatan mereka dalam pengalaman yang telah dilaksanakan diproleh
nyata atau stimulasi dan menjadi bahwa penerapan model problem
pembelajaran yang otonom dan based learning(pbl) melalui lesson
mandiri. study dapat meningkatan aktivitas dan
Berdasarkan pencapaian hasil belajar siswa maka dari itu
diatas maka dapat dikatakan bahwa peneliti menyarankan untuk penelitian
proses pembelajaran dengan lebih lanjut dengan materi yang
menerapkan model pembelajaran berbeda dan yang sesuai pada sekolah
problem based learning (pbl) melalui atau institusi yang berbeda melalui
lesson study dapat meningkatkan lesson study sehingga dapat diketahui
aktivitas dan hasil belajar siswa. sejauh mana dengan model dan
kegiatan lesson study ini dapat
KESIMPULAN DAN SARAN meningkatkan mutu pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilasanakan di SMP DAFTAR RUJUKAN
Muhammadiyah Terpadu Kota
Bengkulu maka ditarik kesimpulan Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar
sebagai berikut: Mengajar. Jakarta. PT Bumi
Pertama penerapan model problem Aksara.
based learning (pbl) melalui kegiatan
lesson study pada pembelajaran biologi Hendayana, Sumar. 2014. Lesson Study
dalam pokok bahasan Sistem (Guru Belajar dari Siswa). Jakarta.
Pernapasan pada Manusia dapat Universitas Pendidikan Indonesia.
meningkatkan aktivitas belajar siswa,
peningkatan ini dapat dilihat pada Irwandi. 2010. Strategi Pembelajaran
proses pembelajaran berlangsung siswa Biologi Berbasis Kontekstual.
lebih aktif dalam setiap Open Bengkulu. UMB Press.
Lessonnya serta tanggap dalam Kurniawan, arif didik. 2011. Implementasi
merespon pertanyaan-pertanyaan yang Metode Eksperimen dan Diskusi
diberikan oleh guru. Kedua penerapan Untuk Meningkatkan Pemahaman
model problem based learning (pbl) Konsep Mahasiswa Pada Mata
melalui kegiatan lesson study pada Kuliah Struktur Hewan. Program
pokok bahasan Sistem Pernapasan pada Studi Pendidikan Biologi FPMIPA
Manusia dapat meningkatkan hasil IKIP PGRI. Jurnal pendidikan.
belajar siswa yang ditunjukkan dari Madiun.
jumlah siswa yang mendapat nilai lebih
dari KKM (71) sebanyak 15 orang dari Mudyahardjo, Redja. 2010. Pengantar
17 orang siswa dengan nilai rata-rata Pendidikan. Jakarta. PT Raja
pada Open Lesson I 70,58 dengan Grafindo Persada.
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study

Yudhi. Munadi, 2010. Media Sanusi. 2011. Perbaikan Kualitas


Pembelajaran. Jakarta. Gaung Pembelajaran Kalkukus Melalui
Persada Press. Lesson study. Madiun. Pendidikan
IPA IKIP PGRI. Jurnal Pendidikan.
Nur, Muhammad.2011. Upaya
Peningkatan Kualitas Widiastuti Retno. 2010. Penerapan Model
Pembelajaran Melalui Lesson Pembelajaran Problem Based
study. Madiun. Pendidikan IPA Learning (PBL) Disertai Media
IKIP PGRI. Jurnal Pendidikan. Gambar Untuk Meningkatkan
Rahayu. 2012. Pengembangan Kemandirian Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Pembelajaran Biologi DI SMAN 3
Menggunakan Model Surakarta Tahun Ajaran
Pembelajaran Problem Based 2009/2010. Surakarta. UNS. Jurnal
Learning Melalui Lesson Study. pendidikan.
Semarang. Universitas Negeri 10
Semarang. Jurnal Pendidikan.
.
Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai