Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Domba

Domba lokal merupakan domba asli Indonesia yang mempunyai daya adaptasi
yang baik terhadap iklim tropis, makanan yang kualitasnya rendah, penyakit
dan gangguan caplak, sumber gen yang khas, produktif dipelihara dengan
biaya rendah serta dapat beranak sepanjang tahun. Domba lokal mempunyai
posisi yang sangat strategis di masyarakat karena mempunyai fungsi sosial,
ekonomis, dan budaya serta merupakan sumber gen yang khas untuk
digunakan dalam perbaikan bangsa domba di Indonesia melalui persilangan antar
bangsa domba lokal dengan domba impor. Selain itu, domba juga termasuk ternak
penghasil daging yang sangat potensial serta mampu mengkonversikan bahan
pakan berkualitas rendah menjadi produk bergizi tinggi, memiliki kemampuan
reproduksi yang relatif tinggi, produk sampingan berupa kulit, bulu, tulang,
kotoran ternak bisa digunakan sebagai bahan baku industri (Abidin dan Sodiq,
2002).
Klasifikasi Domba
Domba adalah ternak ruminansia yang memiliki perut majemuk dan secara
fisiologis sangat berbeda dengan ternak non ruminansia yang memiliki perut
tunggal seperti unggas dan babi (Tomaszewska et al., 1993). Domba merupakan
hewan ruminansia kecil yang masih tergolong kerabat kambing, sapi dan
kerbau.Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan atas hal-hal
tertentu diantaranya berdasarkan perbandingan banyaknya daging atau wol, ada
tidaknya tanduk atau berdasarkan asal ternak (Ikhsan 2009). Menurut Blakely
(1991) Domba diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Family : Bovidae
Genus : Ovis
Spesies : Ovis aries
Domba yang ada di Indonesia untuk saat ini diperkirakan asal-usulnya
adalah berasal dari pedagang-pedagang yang melakukan aktivitas membeli
rempah-rempah di Indonesia pada zaman dahulu. Pedagang tersebut pada
umumnya berasal dari Asia Barat Daya. Di Indonesia domba dipelihara untuk
menghasilkan daging, disamping wool dan kulit, sementara kotorannya digunakan
sebagai pupuk. Domba asli Indonesia sering disebut domba lokal. Domba lokal ini
mempunyai ciri-ciri yang spesifik diantaranya mudah dibudidayakan dan banyak
berkembang di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Populasi ternak domba di
Indonesia pada tahun 2011 berjumlah 11,79 juta ekor atau setara dengan 25,9
persen dari total populasi ternak ruminansia dan populasi domba di pulau Jawa
terbesar yakni 73,5 persen dari total populasi domba Indonesia.
Domba dapat dipelihara untuk berbagai tujuan produksi antara lain sebagai
penghasil daging, kulit, susu dan wool. Disamping itu domba dapat juga
digunakan sebagai materi penelitian atau sebagai bahan dasar untuk bibit ternak
untuk menciptakan breed-breed yang baru. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan
rumusan kebijakan dan program yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dalam pembangunan peternakan baik secara langsung maupun
tidak langsung

Anda mungkin juga menyukai