Anda di halaman 1dari 20

TENTANG

ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMAE

DISUSUS OLEH :

KELOMPOK IV

NAMA
SARMA HAUPEA
RISKA BAKAY
RISKY ALWAN HATAUL
RISKY ALIANDO LOUPATY
RINA AMULI
ROSNI PAULAIN
RISWAN LATUPONO
SISIE TOMASOA
SITI SURYANI ELY

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON

2017
A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen
yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara
(Karsono, 2006).
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun
jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)
2. Etiologi
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetpi ada beberapa faktor
yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor
lingkungan , faktor hormonl dan familial
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)
2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara
perempuan
4. Riwayat meastrual:
Early menarche (sebelum 12 thun)
Late menopouse (setelah 50 th)
5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita otipical
hiperplasia atau benign proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca.
endometrial.
6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
7. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 35 tahun.
8. Tidak menyusui
9. Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy
estrogen
10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara
11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12. Obesitas
Stadium
Tahap 0 Tis N0 M0
Tahap I T1 N0 M0
Tahap IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Tahap IIB T2 N1 M0
T3 N1 M0
Tahap IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
Tahap IIIB T4 Sembarang N M0
Semabarang T N3 M0
Tahap IV Semabarang T Sembarang N M1
Ket:
Tumor Primer (T)
a) T0: Tidak ada bukti tumor primer
b) Tis: Karsinoma insitu: karsinoma intraduktal, karsinoma lobular insitu,
atau penyakit paget puting susu dengan atau tanpa tumor
c) T1: Tumor 2 cm dalam dimensi terbesarnya
d) T2: Tumor > 2 cm tetapi tidak > 5 cm dalam dimensi terbesarnya
e) T3: Tumor > 5 cm dalam dimensi terbesarnya
f) T4: Tumor sembarang ukuran dengan arah perluasan ke dinding dada atau
kulit.
Nodus Limfe Regional (N)
a) N0: Tidak ada metastasis nodus limfe regional
b) N1: Metastasis ke nodus limfe aksillaris ipsilateral (s) yang dapat
ditegakkan
c) N2: Metastasis ke nodus limfe aksillaris ipsilateral (s) terfiksasi pada satu
sama lain atau pada struktur lainnya
d) N3: Metastasis ke nodus limfe mamaria internal ipsilateral
Metastasis Jauh
a) M0: Tidak ada metastasis yang jauh
b) M1: Metastasis jauh (termasuk metastasis ke nodus limfe supraklavikular
ipsilateral)
3. Stadium

1. Stadium 0 : kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya


didalam payudara yang normal
2. Stadium I : tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum
menyebar keluar payudara
3. Stadium IIa : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak.
4. Stadium IIb : tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
5. Stadium IIIa : tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan menyebar
ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlekatan satu sama lain
6. Stadium IIIb : tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit
payudara atau dinding dada
7. Stadium IV : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding
dada.

4. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan
oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus,
radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan
yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan
lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh
promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
5. Manifestasi klinis
1. Adanya massa atau benjolan pada buah dada
2. Perubahan simetri pada buah dada
3. Perubahan kulit pada buah dada, penebalan, cekungan, kulit pucat sekitr
puting susu, adanya mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus.
4. Perubahan temperatur kulit (hangat, panas, kemerahan)
5. Adanya cairan yang keluar dari puting susu
6. Perubahan pada puting susu, seperti gatal, terbakar, adanya erosi dan terjadi
retraksi.
7. Rasa sakit
8. Penyebaran kanker ke tulang sehingga tulang mudah rapuh dan terjadi
peningkatan kalsium di dalam darah
9. Pembengkakan di daerah lengan.

6. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan mammografi
2. Pemeriksaan dengan sinar X pada payudara.
3. Pemeriksaan biopsi
4. Mengangkat jaringan kelenjar susu sedikit.
5. Ultra sonound
6. Untuk membedakan antara kista dan tumor.
7. Scan tulang, CT Scan, menghitung ubtausi alkali fos ftase fungsi hati, biopsi
hati dapat digunakan sebagai deteksi penyebar kanker buah dada.
8. Tes hurmanal receptor assay
9. Dipergunakan untuk mengetahui apakah tumor tergantung pada estrogen atau
progesteron.

7. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor.
Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi
diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis
mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak
diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat.
Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di
sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis
mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek
samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan
therapi endokrin lainnya.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


a) Pengkajian
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak dan nyeri.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.

d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda


infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau dorange, dumpling, ulserasi
atau tanda-tanda radang.
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas : biasanya tidak ada
5) Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen: Biasanya klien tidak langsung memeriksakan
benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap
itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi Metabolik: Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan
mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga
ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
c. Eliminasi: Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan
mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan: Anoreksia dan muntah dapat membuat pola
aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi: Biasanya klien akan mengalami pusing pasca
bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik
maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur: Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena
nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri: Payudara merupakan alat vital bagi wanita.
Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya
diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
h. Peran dan Hubungan: Biasanya pada sebagian besar klien akan
mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual: Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien
dan perubahan pada tingkat kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress: Biasanya klien akan mengalami stress yang
berlebihan, denial dan keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan: Diperlukan pendekatan agama supaya klien
menerima kondisinya dengan lapang dada.
b) Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah
jaringan
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan,
mis; anoreksia
c) Perencanaan
No Diagnosa keperawatan Tujuan/KH Intervensi
1 Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh Nutritional Status : Nutrition
berhubungan food and Fluid Management
Intake Kaji adanya
dengan
Kriteria Hasil : alergi
pembedahan, mis;
Adanya makanan
anoreksia peningkatan berat Kolaborasi
badan sesuai dengan ahli
dengan tujuan gizi untuk
Berat badan ideal menentukan
sesuai dengan jumlah kalori
tinggi badan dan nutrisi
Mampu yang
mengidentifikasi dibutuhkan
kebutuhan nutrisi pasien.
Tidak ada tanda Anjurkan
tanda malnutrisi pasien untuk
Tidak terjadi meningkatkan
penurunan berat intake Fe
badan yang berarti Anjurkan
pasien untuk
meningkatkan
protein dan
vitamin C
Berikan
substansi gula
Yakinkan diet
yang dimakan
mengandung
tinggi serat
untuk
mencegah
konstipasi
Berikan
makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasika
n dengan ahli
gizi)
Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat
catatan
makanan
harian.
Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan
kalori
Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi
Kaji
kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition
Monitoring
BB pasien
dalam batas
normal
Monitor
adanya
penurunan
berat badan
Monitor tipe
dan jumlah
aktivitas yang
biasa
dilakukan
Monitor
interaksi anak
atau orangtua
selama makan
Monitor
lingkungan
selama makan
Jadwalkan
pengobatan
dan tindakan
tidak selama
jam makan
Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
Monitor turgor
kulit
Monitor
kekeringan,
rambut
kusam, dan
mudah patah
Monitor mual
dan muntah
Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb,
dan kadar Ht
Monitor
makanan
kesukaan
Monitor
pertumbuhan
dan
perkembanga
n
Monitor pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor kalori
dan intake
nuntrisi
Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
papila lidah
dan cavitas
oral.
Catat jika lidah
berwarna
magenta,
scarlet

2 Gangguan rasa NOC : NIC :


nyaman nyeri Pain Level, Pain
berhubungan Pain control, Management
Comfort level Lakukan
dengan proses
Kriteria Hasil : pengkajian
pembedahan
Mampu mengontrol nyeri secara
nyeri (tahu komprehensif
penyebab nyeri, termasuk
mampu lokasi,
menggunakan karakteristik,
tehnik durasi,
nonfarmakologi frekuensi,
untuk mengurangi kualitas dan
nyeri, mencari faktor
bantuan) presipitasi
Melaporkan bahwa Observasi
nyeri berkurang reaksi
dengan nonverbal dari
menggunakan ketidaknyama
manajemen nyeri nan
Mampu mengenali Gunakan
nyeri (skala, teknik
intensitas, komunikasi
frekuensi dan tanda terapeutik
nyeri) untuk
Menyatakan rasa mengetahui
nyaman setelah pengalaman
nyeri berkurang nyeri pasien
Tanda vital dalam Kaji kultur
rentang normal yang
mempengaruh
i respon nyeri
Evaluasi
pengalaman
nyeri masa
lampau
Evaluasi
bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifa
n kontrol nyeri
masa lampau
Bantu pasien
dan keluarga
untuk mencari
dan
menemukan
dukungan
Kontrol
lingkungan
yang dapat
mempengaruh
i nyeri seperti
suhu ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan
Kurangi faktor
presipitasi
nyeri
Pilih dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi
dan inter
personal)
Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
Ajarkan
tentang teknik
non
farmakologi
Berikan
analgetik
untuk
mengurangi
nyeri
Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan
istirahat
Kolaborasika
n dengan
dokter jika ada
keluhan dan
tindakan nyeri
tidak berhasil
Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen
nyeri

Analgesic
Administration
Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian
obat
Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat,
dosis, dan
frekuensi
Cek riwayat
alergi
Pilih analgesik
yang
diperlukan
atau
kombinasi dari
analgesik
ketika
pemberian
lebih dari satu
Tentukan
pilihan
analgesik
tergantung
tipe dan
beratnya nyeri
Tentukan
analgesik
pilihan, rute
pemberian,
dan dosis
optimal
Pilih rute
pemberian
secara IV, IM
untuk
pengobatan
nyeri secara
teratur
Monitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
Berikan
analgesik
tepat waktu
terutama saat
nyeri hebat
Evaluasi
efektivitas
analgesik,
tanda dan
gejala (efek
samping)

3 Kerusakan NOC : Tissue NIC : Pressure


integritas kulit Integrity : Skin and Management
berhubungan Mucous Membranes Anjurkan
Kriteria Hasil : pasien untuk
dengan
Integritas kulit yang menggunakan
pengangkatan baik bisa pakaian yang
bedah jaringan dipertahankan longgar
(sensasi, Hindari
elastisitas, kerutan padaa
temperatur, tempat tidur
hidrasi, pigmentasi) Jaga
Tidak ada luka/lesi kebersihan
pada kulit kulit agar tetap
Perfusi jaringan bersih dan
baik kering
Menunjukkan Mobilisasi
pemahaman dalam pasien (ubah
proses perbaikan posisi pasien)
kulit dan mencegah setiap dua jam
terjadinya sedera sekali
berulang Monitor kulit
Mampu melindungi akan adanya
kulit dan kemerahan
mempertahankan Oleskan lotion
kelembaban kulit atau
dan perawatan minyak/baby
alami oil pada derah
yang tertekan
Monitor
aktivitas dan
mobilisasi
pasien
Monitor status
nutrisi pasien
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta :


EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman
untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta
: EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions
Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St.
Louis :Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan
edisi 10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi
revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification
2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Anda mungkin juga menyukai