Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMIAH

MAKALAH
ILMIAH
PENDAHULUAN penyelidikan ditempati rawa, dan perkebunan
Sulawesi merupakan pulau yang terletak penduduk serta lahan-lahan kosong berupa
dibagian tengah Indonesia dan mempunyai ilalang yang dianggap memiliki endapan kromit.
bentuk unik menyerupai huruf ''K'' akibat adanya Setempat teramati bekas-bekas penggalian
tumbukan tiga lempeng (Pacifik, Eruasia, Hindia kromit yang dilakukan baik oleh perusahaan
Australia). Kegiatan tektonik ini menyebabkan terdahulu maupun masyarakat setempat untuk
struktur yang sangat rumit dan menghasilkan dijual.
produk batuan yang bervariasi dan campur
aduk (melange). Jika dilihat dari perbedaan METODE PENYELIDIKAN
stratigrafi, struktur maupun perkembangan
geologinya Pulau Sulawesi dibagi menjadi tiga Penyelidikan yang dilakukan dengan
mandala geologi yakni Mandala Sulawesi Barat, metode pemboran sebanyak 31 titik bor untuk
Mandala Banggai-Sula dan Mandala Sulawesi mengetahui kedalaman sedimen dalam hal ini
Timur (Hamilton, 1979; Sukamto 1975a; 1975b; pasir sampai menembus batuan dasar dengan
Smith, menggunakan jenis alat bor doormer dan
1983). ivan dengan casing 2.5 inchi.
Jalur Sulawesi Timur merupakan jalur Pemetaan di permukaan untuk mengetahui
ofiolit dan sedimen terimbrikasi serta molasse. sebaran endapan kromit didaerah ini. Titik bor
Pada Lengan Tenggara Sulawesi (segmen ditentukan dengan cara mengukur koordinat
selatan) dido minasi o leh b atu an ultram menggunakan GPS (Global Positioning
afik (va n Bemmelen, 1970; Hamilton, 1979; System), tali dan kompas. Pemboran
Smith, 1983), hasburgit dan serpentin dilakukan pada daerah pantai
hasburgit (Silver dkk, mengandung kromit dengan interval panjang
1983). Sedangkan pada Lengan Timur Sulawesi (baseline)500 meter dan lebar (crossline)250
(segmen utara)merupakan sekuen ofiolit meter. .
lengkap, berupa hasburgit, gabro, sekuen dike Ada dua metoda laboratorium yang
diabas dan basalt, yang merupakan hasil dari diterapkan dalam penyelidikan ini yaitu analisis
tumbukan antara platform Sula dan Sulawesi mineralogi butir menggunakan mikroskop
pada Kala Miosen Tengah sampai Miosen Akhir binokuler dan timbangan analitis serta analisis
(Hamilton, 1979; Smith, 1983), serta batuan kimia metoda XRF. Prinsip kerja analisis
sedimen pelagos dan klastik yang berhubungan mineralogi butir adalah, setiap mineral yang ada
dengan batuan ultramafik (Silver dkk, 1983). dalam conto konsentrat diidentifikasi dibawah
Kondisi geologi ini menarik perhatian para ahli mikroskop lalu dihitung dan kemudian
geologi melakukan berbagai penyelidikan untuk ditimbang.
mengetahui potensi mineralisasi yang prospek. Sehingga diperoleh prosentase setiap mineral
Namun pembentukan mineralis penting. Yang dideteksi pada analisis mineralogi
a s i d a n penafsiran umur pada komplek butir adalah Fe2Cr2O4, sedangkan yang
ofiolit ini masih menjadi perbedaan pendapat dianalisis kimia adalah Cr2O3.
dari para ahli geologi. Struktur utama yang Sedangkan metoda XRF ad
berkembang adalah Sesar Sungkup dan a l a h menggunakan prinsip panjang
Sesar Jurus Mendatar Balantak.Sesar Batui gelombang cahaya yang dilewatkan melalui
mencirikan lajur tumbukan antara sedimen larutan yang dibuat dari conto termaksud,
pinggiran benua Mintakat Banggai-Sula dan semua conto yang dianalisis laboratorium
Jalur Ofiolit Sulawesi Timur. Sesar sungkup ini adalah dalam bentuk konsentrat dulang. Untuk
membusur dan cembung ke arah baratlaut mengetahui nilai MD
dan utara. Ujung (M a g n e t i c D e g r e e )d i l a k u k a n d e
selatannya terdapat di Teluk Tomori dan n g a n membandingkan berat konsentrat dan
diperkirakan berakhir di Sesar Matano Sula berat asal dengan menggunakan rumus:
yang menyambung dan bersatu dengan Sesar
Matano ke arah barat dan ke Sesar Sorong di Berat Konsentrat
timur. Ujung utaranya bersambung dengan MD = ------------------------- x 100
Sesar Sangihe Timur di bagian utara Laut % Berat Asal
Maluku. Sesar Batui ini terbentuk sepanjang
100 km (Gambar 1). Keterdapatan endapan Dengan memanfaatkan data hasil analisis
kromit di daerah Morowali diperkirakan sangat laboratorium dan ketebalan endapan pasir
erat kaitannya dengan keberadaan ofiolit di berkerikil mengandung kromit, kandungan
bagian baratdaya- baratlaut kromit rata-rata (K)untuk tiap penampang bor
Wilayah penyelidikan merupakan dataran dapat dihitung dengan menggunakan rumus
pantai dari wilayah pantai Maburu, Desa berikut:
Topogaro dan Desa Umpanga Kecamatan
- I...n = (k1 x t1)+ (k2 x t2)+ (k3 x t3)+
Bungku Barat Kabupaten Bungku Provinsi ........ (kn x t1...tn
tn)
Sulawesi Tengah. Sebagian besar daerah

2 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010


MAKALAH ILMIAH

dua conto yang peruntukannya satu untuk


Dimana: k1...n = kandungan kromit pada keperluan analisis laboratorium dan yang
lapisan 1 hingga n, t1...n = ketebalan lapisan 1 satunya untuk didulang langsung di lapangan
hingga n. guna mendapatkan konsentrat (Gambar 7a).
Semua conto harus memiliki duplikat yang akan
- K = KI ...n / n disimpan untuk dokumentasi.
Proses pengeringan cont
Dimana K adalah kandungan rata-rata o h a s i l pemboran dilakukan di base camp
kromit di seluruh lubang bor. dengan cara dijemur panas matahari, atau
Untuk menghitung tebal rata-rata (t)untuk jika cuaca m e n d u n g m is a ln y a p a d
seluruh endapan digunakan rumus : a m u si m h u j a n , pengeringan conto
dilakukan di atas tungku /
- t = t1...n / n diatas api (Gambar 7b). Agar conto siap dikirim
ke laboratorium, maka masih dilakukan tahapan
Preparasi Conto preparasi dengan cara menger
i n g k a n , mereduksi, menimbang dan
Untuk mendapatkan conto yang memenuhi memisahkan mineral menggunakan hand
syarat namun homogen dan representatif magnet. Proses preparasi conto selanjutnya
(mewakili lubang bor), conto-conto yang adalah dengan menimbang / mengemas conto
didapatkan dari sendok ivan harus dibersihkan sekitar 400-500 gram setiap contonya. Proses
dari lumpur serta ditampung dalam ember- penyiapan conto mulai dari pemboran hingga
ember untuk setiap kemajuan kedalaman siap dikirim ke laboratorium ditunjukkan pada
(run)satu meter dan diaduk rata. Kemudian Gambar 2.
dibagi empat (q u a r t e r i n g )d i m a n a b a
g i a n - b a g i a n i n i digabungkan dengan
cara silang; bagian 1 digabung dengan
bagian 3 sedangkan bagian 2 digabung dengan
bagian 4 sehingga diperoleh

Gambar 2. Bagan alir penyiapan conto untuk analisa laboratorium.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010 3


MAKALAH
ILMIAH

satu meter pemboran dilakukan deskripsi atau


KEGIATAN PENYELIDIKAN pengamatan langsung litologi dari conto yang
diambil. Pengamatan meliputi: jenis litologi,
Untuk melihat penyebaran endapan kromit ukuran butir, warna, jenis mineral, komposisi,
di permukaan maka dilakukan pemetaan kedalaman, keterangan dan volume conto atau
dengan c a r a m e n g a m a t i b u t i r a n prosentase butiran berukuran lempung/tanah,
m i n e r a l h a s i l pengendapan pasir, kerikil dan kerakal. Disamping itu juga
menggunakan kaca pembesar (loupe). diamati lingkungan sekitar endapan khususnya
Pengamatan pertama-tama dilakukan lokasi bor, apakah merupakan rawa, hutan dan
disepanjang pantai untuk mengetahui masih lainnya. Hasil diskripsi dibuat dalam tabel
berlangsung tidaknya pengendapan aktif kromit seperti ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2 .
(Foto 8). Kemudian dilanjutkan ke wilayah
morfologi dataran alluvial kearah darat. Karena GEOLOGI DAERAH
masih cukup tebal endapan tanah penutup PENYELIDIKAN
alluvial, maka dilakukan sedikit penggalian
untuk bisa memperoleh butiran mineral yang Secara regional daerah ini tersusun dari
akan diamati. Dari hasil pemetaan di batuan tua ke muda seperti batugamping
permukaan, seca ra kasa r d ip ero leh g Tokala berumur Jura-Trias dan batuan
am b ara n ara h pengendapan kromit ultrabasa yang berumur Perm seperti batuan
cenderung masih sejajar dengan garis pantai harzburgit, dunit, dolerite, gabro dan serpentinit
sekarang yaitu tenggara- barat laut dan arah dan batuan sedimen Formasi Tomata dan
transportasi material tegak lurus dengan arah Matano. Batuan ini ditutupi oleh batugamping
aliran sungai sekarang yaitu barat daya timur yang berumur Miosen serta batuan Sedimen
laut. Tersier yang mengalami tektonik, berupa
Untuk keperluan interpretasi pola patahan dan perlipatan.
pengendapan material mengandung kromit, Secara umum, stratigrafi d
setiap conto yang diambil untuk tiap kemajuan a e r a h penyelidikan ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Stratigrafi Regional Daerah Penyelidikan


KALA FORMASI KETERANGAN
K
HOLOSEN Lumpur, lempung, pasir, kerikil, kerakal dan gravel
U
A
R
Aluvium
T PLISTOSEN
E
R
T
PLIOSEN Tomata Perselingan batupasir, konglomerat, bat u lempung, tuff
E
R
S
I
E
R

KAPUR Matano Napal, serpih sisipan rijang


PERM Ultrabasic Complex Harzburgit, dunit, dolerite, gabro, dan serpentinit.
JURA Tokala Perselingan batugamping klastika, batupasir sela wake

sedimen laut-dalam berumur Mesozoikum di


Dibandingkan dengan daerah sekitarnya, mandala ini mengalami metamorfosis lemah.
secara geologi dan geografi, wilayah Strukturnya sangat rumit; sesar satuan-satuan
penyelidikan termasuk kedalam Mandala ofiolit, batuan metamorfosis dan batuan
Sulawesi Timur tercirikan oleh gabungan ofiolit Mesozoikum (Gambar 3)
dan batuan metamorfosis. Ofiolit tersebut cukup Bagian atas formasi ini ditutupi oleh endapan
luas dan terletak bagian timurnya, sedangkan sedimen Kuarter yang memanjang sepanjang
batuan metamorfosis di bagian baratnya, yang pantai Timur Sulawesi Tengah, terputus oleh
terakhir mengandung glaukofan yang makin ke aliran-aliran sungai baru atau
arah barat bertambah jumlahnya, hingga d a e r a h sedimentasi aktif pada daerah rawa.
berbatasan dengan Mandala Sulawesi Pada pengamatan lapangan, batugamping
Barat. Batuan terdapat

4 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010


MAKALAH ILMIAH

terutama di bagian selatan. Sedangkan jenis bahan galian yang akan


endapan alluvial lebih luas menyebar di bagian diambil/ditambang. Dengan tipe endapan
utara dan tenggara baratlaut. sekunder atau plaser, maka jenis komoditas
Pembentukan endapan kromit yang akan diambil adalah butiran mineral kromit
m e m i l i k i perbedaan genesa itu sendiri, bukan ektraksi logam dari Cr2O3
dibandingkan dengan mineralisasi logam misalnya. Oleh karena itu, bila melihat unit
lainnya. Endapan kromit sekunder terbentuk pengolahan umum yang diterapkan terhadap
pada lingkungan permukaan bumi yang penambangan plaser, sebagai kadar acuan
melibatkan kegiatan erosi dan pelapukan, yang digunakan adalah hasil analisis mineralogi
dimana proses fisika dan kimiawi dari batuan butir.
yang menengah-basa atau batuan yang b e Dari hasil analisis laboratorium,
rsifa t a n de sit ic h in g ga ba sa lt ic ya kandungan kromit dalam konsentrat daerah
ng penyelidikan
berlangsung secara bersamaan pada saat berkisar dari 12,1 % hingga 30,0 %, sedangkan
pelapukan. Kegiatan erosi memisahkan bahan- mineral penting lainnya yang dideteksi adalah
bahan lapuk dan menciptakan bahan baru yang magnetit (Fe3O4)dan hematit (Fe2O3). Atau jika
tahan pelapukan untuk membentuk kumpulan dikonversi kedalam volume asal contoh maka
mineral bijih pada cekungan-cekungan di didapatkan kandungan rata-rata kromit dalam
permukaan bumi. Proses pelapukan kimiawi lubang bor berkisar dari 1,05 kg/m3 hingga
merupakan hal penting karena memisahkan 292,05 kg/m3 atau kadar rata-rata total 30,42
mineral-mineral non-resistan dari sumbernya kg/m3. Ini berarti, untuk mendapatkan 30 kg
dan mengumpulkan mineral-mineral lain kromit, maka harus dibuang sekitar satu kubik
dengan susunan kimia tertentu, untuk menjadi endapan pengotor atau sekitar 0,8 kubik
formasi mineral baru yang berasosiasi material pasir-kerikil.
dengan unsur- Secara geologi dan hubungannya dengan
unsur dari zona oksidasi. Kondisi iklim, topografi variasi kadar kromit dalam endapan, ketebalan
dan pH menjadi faktor-faktor penentu dalam lapisan pasir mengandung kromit cenderung
pelapukan kimiawi, dengan keterlibatan atmosfir menebal kearah barat laut dan mendekati pantai
(oksigen, nitrogen, CO2), hidrosfir (air, uap air, yang diiringi peningkatan kadar kromit. Dari
es)dan biosfir (tumbuhan dan mikro-o fakta ini masih ada peluang memperoleh kadar
rganisma); terutama erat hubungannya dengan kromit bahkan lebih besar dari 50 kg/m3 di
proses pencucian (leached)dan pembentukan bagian tengah wilayah penyelidikan hingga
endapan mineral sekunder pada lingkungan kearah barat laut, dengan perkiraan luas sekitar
dekat permukaan pantai yang dapat 100 ha.
diendapkan pada lingkungan-lingkungan air Dari hasil pengamatan mineralogi butir
tawar, danau, tanah terhadap sejumlah contoh konsentrat dulang,
berlumpur (bogs), rawa-rawa, lagun dan air laut; secara umum mineral kromit dapat dipisahkan
dimana kondisi pengendapannya menentukan dari mineral pengotor sehingga meningkatkan
susunan mineralogi, ukuran butir, kemurnian, kadar kromit. Dalam hal ini, kandungan kromit
luas penyebaran dan stratigrafinya. Dalam tertinggi hasil pendulangan berada pada daerah
lingkungan danau dan tanah berlumpur akan Barat Laut.
diendapkan mineral Cr-hidroksida atau Untuk mengetahui gambaran penyebaran
karbonat, dan tanpa adanya bahan endapan pasir mengandung kromit, dibuat
organik akan m e m b e n t u k m i n e r a l korelasi antara penampang lubang bor searah
C r - o k s i d a ; y a n g kemungkinan dapat memanjang (base line)dan melintang (cross
berasosiasi dengan Fe. Pengendapan kromit line). Kearah melintang yang diwakili
oleh arus gelombang laut penampang tegak korelasi antara penampang
masih jelas teramati berlangsung hingga bor mulai BH-
sekarang di bagian tertentu dataran pantai 04 hingga BH-25 memperlihatkan penyebaran
seperti di Kecamatan Bungku Barat yaitu di tegak endapan pasir berkeriki
D a e ra h To p o g a r o d a n U m p a n g a l y a n g mengandung kromit lebih menipis
. H a s il pengendapan ini sebagian kearah daratan dan lebih tebal kearah pantai
ditambang oleh masyarakat setempat di Daerah (timur laut). Kondisi ini diperkirakan sesuai
Umpanga. dengan prinsip pengendapan alluvial secara
umum di wilayah ini yang lebih tebal kearah
HASIL pantai (Gambar 5). Kearah memanjang
PENYELIDIKAN tenggara-barat laut yang mengkorelasikan
penampang bor A/BH-02
Dari penyelidikan lapangan yang dilakukan hingga BH-07, penyebaran endapan tampak
dengan pemboran sebanyak 31 titik dengan menipis kearah tenggara yang ditandai dengan
kedalaman sampai 4,5 meter dengan conto endapan pasir berkerikil (Gambar 5). Dan
terambil sebanyak 127 conto. Untuk kearah ini endapan kerikil (gravel bed)lebih
mengetahui keprospekan daerah penyelidikan tipis dan tanah lempung sebagai endapan
dapat mengacu kepada kadar rata-rata, potensi paling atas semakin meneba (Gambar 6).
atau sumber daya, kondisi geologi dan rona Bila melihat spasi titik bor yang masih cukup
lingkungan awal (Gambar 4). Kadar rata-rata jauh,
yang ditinjau tentu harus disesuaikan dengan
Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010 5
MAKALAH
ILMIAH

250 500 m, maka masih memerlukan dimungkinkan pada terrace hasil bentukan
pengujian p e n a m b a h a n j u m l a h t i t i gelombang laut. Mineral-mineral terpenting
k b o r d e n g a n memperapat hingga 125 yang dikandung jenis cebakan ini adalah :
250 meter terutama di bagian dimana kadar magnetit (Fe3O4), ilmenit (FeTiO3), hematit
kromit lebih besar dari 50 kg/m3. Dengan cara (Fe2O3), Kromit (Cr2O3),
ini, potensi kromit berkadar tinggi diharapkan olivin((MgFe)2SiO4), dan kuarsa(SiO2).
meningkat. Endapan kromit mempunyai senyawa kimia
Fe2Cr2O4 atau FeO (Cr,Al)2O3
DISKUSI Kegunaan yang paling penting adalah dalam
industri-industri kimia dan logam (perlengkapan
Endapan kromit merupakan endapan alluvial krom). Di dalam mineral industri, khromit
pantai berupa pasir hitam dan tanah laterit. diproses bergabung dengan magnesite seperti
Endapan ini terbentuk akibat dari proses magnesia sintered, magnesia calcined dan
desintegrasi fragmen dari konglomerat berupa binders seperti clay, lime, gypsum, bauxite, dan
batuan beku ultrabasa (peridotit, harzburgite) corundum. Hasil yang diperoleh berupa bahan
yang mengalami pelapukan ke yang tahan terhadap tekanan, tahan terhadap
m u d i a n tertransportasi oleh media air, baik perubahan temperatur, baik sebagai isolasi
oleh aliran sungai maupun arus gelombang laut antara tembok bangunan terhadap asam.
sepanjang pantai sehingga membentuk Biasanya persentase yang dicari adalah
endapaan alluvial pantai. FeO.Cr2O3 dengan kadar Cr2O3 > 42% dan
Di alam komposisi mineral kromit sangat FeO
bervariasi karena terdapat gangue mineral <15% .
berupa magnesium dan alumunium, dimana Selain dari mineral kromit, terdapat mineral
gangue mineral tersebut dapat mengganti unsur ikutan lainnya yang dapat dimanfaatkan seperti
besi (Fe)dan Crom (Cr)pada kristal FeO.Cr2O3 :
yang merupakan rumus kimia dari endapan Magnetite (Fe3O4)digunakan sebagai bahan
kromit. Sifat fisik khusus dari mineral kromit baku bijih besi (Fe), Ilmenit (FeTiO3)digunakan
secara visual dapat dilihat berupa warna hitam, sebagai bahan baku untuk pembuatan synthetic
bentuk kristal tidak beraturan, goresan coklat, rutile (TiO2)yang dipakai untuk cat maupun
pecahan tidak sempurna, kekerasan 5,5 (Skala logam titanium dan dapat juga diambil besinya
Mohs)dengan berat jenis 4,5 - 4,8. (Fe), Zircon (ZrSiO4)sebagai bahan pembuat
Pada endapan ini konsentrasi material terdapat fine ceramic dan tiles (keramik mahal).
pada material lempung pasiran (Sandy Clay). Berdasarkan hasil analisis laboratorium
Pasir lempungan (Clay sand), pasir (Sand), dan terhadap contoh konsentrat hasil dulang yang
pasir berkerikil (Gravely Sand). Pada endapan diambil selama kegiatan pemboran, data yang
ini tebal overburden sangat tipis , bahkan diperoleh adalah:
pada beberapa lokasi, konsentrasi kromit - Kandungan mineral kromit (Fe2Cr2O4)
terdapat pada lapisan tanah atas (top soil). dalam konsentrat dulang berdasarkan
Pada lapisan ini ketebalan endapan mencapai analisis mineralogi butir berkisar dari
rata-rata 3,5 m . Cebakan endapan kromit 12,1% hingga 30%.
pada daerah ini t e r b e n t u k s e p a n j a - Kandungan mineral kromit dalam endapan
n g g a r is p a n t a i o l e h pemusatan pasir sebagai hasil analisis mineralogi butir
gelombang dan arus air laut di sepanjang dengan memperhitungkan volume endapan
pantai. Arus gelombang melemparkan berkisar dari 1,05 kg/m3 hingga 114,19
partikel-partikel pembentuk cebakan ke pantai kg/m3
dimana air yang kembali membawa bahan- - Kandungan senyawa kimia Cr2O3 dalam
bahan ringan untuk dipisahkan dari mineral contoh konsentrat dulang berkisar dari
berat. Bertambah besar dan berat partikel akan 7,96
diendapkan/terkonsentrasi di pantai, kemudian % hingga 13,92
terakumulasi sebagai batas yang jelas dan %.
membentuk lapisan. Perlapisan menunjukkan M i n e r a l i k u t a n M a g n e t i t e (F
urutan terbalik dari ukuran dan berat partikel, e 3 O 4 ) berkisar 1,07-80,00%, Ilmenit
dimana lapisan dasar berukuran halus dan/ (FeTiO3) b e r k i s a r 1 , 0 0 - 1 6 , 0 9 %
atau kaya akan mineral berat dan ke bagian d a n Z i r k o n (ZrSiO4)Indikasi
atas berangsur menjadi lebih kasar dan/atau
sedikit KESIMPULAN
mengandung mineral berat. Placer pantai
(beach placer)terjadi pada kondisi topografi Keterdapatan endapan kromit di daerah
berbeda yang disebabkan oleh perubahan Topogaro, Kabupaten Bungku Barat, Sulawesi
muka air laut, dimana zona optimum pemisahan Tengah diperkirakan merupakan endapan yang
mineral berat berada pada zona pasang-surut terbentuk dari akumulasi hasil desintegrasi
dari suatu pantai terbuka. Konsentrasi fragmen batuan konglomerat dengan komponen
partikel mineral juga batuan beku ultrabasa (peridotit, harzburgite)
yang mengalami pelapukan ke
6 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010
MAKALAH
m uILMIAH
d i a n tertransportasi oleh media air, baik
oleh aliran

7 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010


MAKALAH ILMIAH

sungai maupun arus gelombang laut sepanjang penting sebagai tempat akumulasi
pantai sehingga membentuk endapaan alluvial endapan kromit.
pantai. Berdasarkan hasil korelasi titik bor
kearah memanjang dan melintang menunjukkan Pengendapan kromit oleh arus gelombang laut
bahwa endapan pasir kerikil mengandung masih jelas teramati berlangsung hingga
kromit cenderung menebal memanjang kearah sekarang di bagian tertentu dataran pantai
barat laut dan ke arah pinggir pantai. Hal ini seperti di Kecamatan Bungku Barat yaitu di
sesuai dengan pola pengendapan yang D a e ra h To p o g a r o d a n U m p a n g a
homogen sejajar pantai dan tegak lurus garis . H a s il pengendapan ini sebagian
pantai atau searah aliran sungai-sungai yang ditambang oleh masyarakat setempat di
membawa material kromit dari bagian hulu Daerah Umpanga. Komposisi endapan terdiri
Beberapa faktor yang menyebabkan pola dari 77 % merupakan pasir berkerikil dengan
sebaran lapisan pada daerah ini berbeda ukuran kurang dari 1mm.
dengan lainnya :
- Batuan induk, sebagai sum UCAPAN TERIMA
b e r terbentuknya endapan kromit KASIH
- Faktor fisika-kimia seperti suhu, erosi dan
trasportasi sungai, arus bawah laut Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk.
sebagai media transportasi dan akumulasi Agam dan Bpk Ir. Armin Tampubolon,M.Sc atas
material. kerjasamanya dalam penyelidikan ini. Bpk Ir.
- Faktor topografi/kemiringan yang berperan Teuku Ishlah atas motivasi, saran dan diskusi.
Kepada Bpk. Ir. Bambang Pardianto atas
koreksi

DAFTAR PUSTAKA
Darwin H, Spenser LK, 1986, Laporan Eksplorasi PT. Palmabin, Bungku Chromite Deposit.
Laporan Penyelidikan Pendahuluan Terhadap Endapan Kromit Alluvial di Daerah Sulawesi Tengah.,
Provinsi Sulawesi Tengah. Direktorat Sumber Daya Mineral, 1979.,
J.C. Widodo., 1979, Laporan Singkat tentang Hasil Penyelidikan Endapan Kromit dengan
menggunakan
Bor Tangan di Daerah Pantai Timur Kabupaten Poso.
Hamilton, W., 1973, Tectonics of the Indonesian Region, Proc. Reg. Conf. on the Geol. Of SE-Asia,
1972, jl. No. 6, h. 3-10.
Laporan Hasil Penyelidikan Umum Endapan Kromit di Wilayah KP/PU PT. BUMI daerah Matube,
Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, Desember, 2007.
Laporan Hasil Penyelidikan Endapan Kromit di Wilayah KP Eksplorasi PT. Surya Amindo daerah
Topogaro, Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Bungku, Provinsi Sulawesi Tengah,
2009.
Simanjuntak TO, 1993, Peta Geologi Daerah Sulawesi Tengah, Puslitbang Geologi, Bandung.
Sukamto, R., Geologi Daerah Kepulauan Banggai dan Sula, Majalah IAGI, vol.2, no.3, hal 23-28.
Sukamto, R., 1975, Perkembangan tektonik di Sulawesi dan daerah sekitarnya :Suatu sintesis
perkembangan berdasarkan tektonik lempeng, Majalah IAGI, vol 2, no.1, hal 1-13
Sukamto, R., 1973a, Peta Geologi Tinjau Daerah Palu, Sulawesi Tengah, Direktorat Geologi, 1973b,
Peta
Geologi Tinjau Daerah Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, arsip terbuka Direktorat
Geologi.
Van Bemmelen R.W, 1949, The geology of Indonesia, Vol.I.A. Goverment Printing Office, The Hague,
723h.
Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010 7
MAKALAH ILMIAH

Gambar 1. Pembagian jalur fisiografi Sulawesi (Smith 183)

Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penyelidikan

8 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010


MAKALAH ILMIAH

Gambar 4. Peta Lokasi pemboran dan Kadar Kromit

Gambar 5. Penampang Tegak sepanjang Base Line

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010 7


MAKALAH
ILMIAH

Gambar 6. Penampang Tegak sepanjang Cross Line

Gambar 1. a. Konsetrat dulang, b. Proses pengeringan conto dengan dipanaskan diatas tungku

Gambar 2. Laminasi mineral yang masih berlangsung hingga sekarang di Pantai Maburu dan
Kali Pungku (Topogaro - Umpanga).

8 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010


MAKALAH ILMIAH

Wellsite/Geologist: E.Y.Toreno
No. Bor : BH 14
Elevasi: 12 mdpl
Lokasi: Dusun 2, Desa Topogaro Bungku Barat
Cuaca : Cerah

0,0 m Kedalaman
dan kadar Deskripsi
kromit
0,50

1,50

2,50

Tabel 1. Hasil deskripsi lubang bor BH14, diambil secara acak.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010 7


MAKALAH
ILMIAH

Wellsite/Geologist: E.Y.Toreno
No. Bor : BH 21
Elevasi: 11 mdpl
Lokasi: Dusun 3 (Luwu), Desa Umpanga Bungku Barat
Cuaca: Cerah

0,0 m Kedalaman
dan kadar Deskripsi
0,50 kromit
0,0 0,50 m Lempung pasiran (Sandy Clay), warna abu kecoklatan,
merupakan endapan pantai,sangat sedikit mineral berat
3
1,04 Kg/m warna hitam kehijauan. Berada di dalam perkebunan
coklat masyarakat 75 ha
1,50 Volume asal = 0,5 L, volume dulang = 0,25 L

0,50 1,50 m Lempung Pasiran (Sandy Clay), warna abu-abu


kecoklatan, merupakan endapan pantai. Sangat
3
24,37 Kg/m sedikit mineral berat warna hitam kehijauan.
Volume asal = 0,6 L, volume dulang = 0,3 L
2,50 1,50 2,50 m Pasir berkerikil (Gravely Sand), warna abu-abu
kehitaman , terdapat fragmen batuan ultra basa
3
23,83 Kg/m (olivin,
dunit, peridotit, hazburgit dan serpentinit) mineral
kuarsa, cangkang kerang, batu apung juga terlihat,
membulat
3,50 m tanggung dan pecah, merupakan endapan pantai,
terdapat mineral berat warna hitam kehijauan.
Volume asal = 1,5 L, volume dulang = 0,75 L

+ 2 mm = 0,20 L = 26,66 %
2 mm + 1 mm = 0,10 L = 13,33 %
2,50 3,50 m 1 mm
Pasir = 0,45 L(Gravely
berkerikil = 60.01 %
Sand), warna abu-abu
kehitaman, terdapat fragmen batuan ultramafik, kuarsa
3
19,12 Kg/m dan cangkang kerang, batu apung juga terlihat jelas.
Tampak mineral berat warna hitam kehijauan.
Membulat tanggung dan pecah.
Volume asal : 0,50 L, volume dulang = 0,25 L

Bor dihentikan pada kedalaman 2,75 m karena


menembus kerakal.
3
Kadar rata-rata kromit = 54,17 Kg/m

Tabel 2. Hasil deskripsi lubang bor BH21, diambil secara acak.

8 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010

Anda mungkin juga menyukai