Anda di halaman 1dari 2

CRITICAL APPRAISAL

1. Uji statistik
Uji yang d gunakan pada penelitian ini terlalu bervariasi. Salah satu uji yang
digunakan adalah uji fisher, uji fisher merupakan uji yang digunakan untuk
melakukan analisis pada dua sampel independen yang jumlah sampelnya relatif kecil
(biasanya kurang dari 20) dengan skala data nominal atau ordinal. Kemudian data
yang didapatkan dikontingensi dalam tabel 2x2. Sedangkan pada penelitian ini
memiliki sampel penelitian lebih dari 20 namun juga menggunakan uji fisher.
2. Apakah kemaknaan statistik dilaporkan ?
Pada pembahasan hasil penelitian mencantumkan nilai p value, yaitu pada
bagian kedua tentang perbandingan kejang demam dan epilepsi.
3. Demografi
Jumlah peserta penelitian tidak sama antara laki-laki dan perempuan yaitu lebih
banyak subyek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki, sehingga kejadian kejang
demam lebih tinggi pada laki-laki.
4. Apakah alokasi pengacakan sampel sudah tepat?
Pada jurnal ini tidak menjelaskan tentang pengacakan sampel. Penelitian pada
jurnal ini kemungkinan tidak menggunakan metode pengacakan, karena menjadikan
semua anak-anak yang datang berobat ke Rumah Sakit Universitas Ansan Korea serta
memenuhi kriteria inklusi menjadi sampel.
5. Apakah semua outcome penelitian dilaporkan?
Pada hasil penelitian jurnal ini melaporkan onset kejang, jumlah total populasi,
jumlah subyek berdasarkan jenis kelamin, jumlah pasien yang diklasifikasikan
berdasarkan suhu tubuh, jumlah pasien berdasarkan durasi kejang, jumlah pasien
yang mengalami keterlambatan perkembangan, kelahiran prematur, riwayayat
keluarga kejang demam maupun epilepsi, jumlah pasien berdasarkan kelainan
gelombang EEG, namun tidak menjelaskan jumlah pasien berdasarkan tipe kejang dan
juga temuan abnormal MRI yang telah dilakukan pada 50 pasien (hanya menyebutkan
jumlah temuan normal aja)
6. Apakah metode penelitian dijelaskan?
Metode yang digunakan pada penelitian jurnal tersebut adalah retrospektif.
Tanpa menjelaskan metode sampling yang digunakan misalnya seperti random
sampling, total sampling, purposive sampling atau metode sampling lainnya.
Sehingga pembaca tidak dapat mengetahui metode sampling yang digunakan.
Metode retrospektif yang dimaksud pada penelitian ini yaitu dengan
mengamati rekam medis pasien. Data yang didapatkan adalah demografi, riwayat
kejang, riwayat keluarga, riwayat kelahiran, gambaran EEG dan MRI otak.
Hal ini memiliki banyak kelemahan, yaitu peneliti tidak dapat melakukan
anamnesa secara langsung kepada pasien untuk mendapatkan informasi yang lebih
valid sesuai dengan yang dibutuhkan untuk penalitian tersebut, seperti faktor pencetus
kejang selain demam, penyakit-penyakit lain yang dialami pasien, kebiasaan hidup
pasien sehari-hari.
7. Apakah semua subyek penelitian diperhitungkan dalam kesimpulan?
Kesimpulan jurnal ini tidak membahas jumlah subyek penelitian, subyek penelitan
hanya di bahas pada bagian sampel dan metode. Pada penelitian ini juga tidak
membahas tentang kriteria inklusi dan ekslusi sehingga kurang jelas mengapa ada 12
pasien yang di ekslusikan. Jumlah awal sampel adalah 261, kemudian dikeluarkan 12
orang menjadi 249 orang. Pada data pasien yang menjalani pemerksaan EEG dan
MRI, jumlah pasien adalah 233. Kurang dijelaskan sisanya menjalani pemeriksaan
penunjang jenis apa ataukah tidak dilakukan pemeriksaan penujang.

Anda mungkin juga menyukai