Anda di halaman 1dari 3

I.

Tujuan :
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui proses penyaluran tenaga listrik berdasarkan panjang saluran transmisi dan
distribusi
2. Melakukan pengukuran pada masing masing ujung saluran (Pengirim dan penerima)
yaitu pengukuran tegangan, arus, daya aktif dan daya reaktif
3. Membandingkan hasil pengukuran dengan teori

II. Teori Dasar


A. Transmisi
Transmisi adalah sistem penyaluran tenaga listrik yang beroperasi pada Tegangan Tinggi
(TT) dan Tegangan Ekstra Tinggi (TET). Kemampuan sistem transmisi dengan tegangan
lebih akan menjadi jelas jika dilihat pada kemampuan transmisi dari suatu saluran transmisi,
kemampuan ini biasanya dinyatakan dalam satuan MVA (Mega Volt Ampere). Transmisi
dapat menyalurkan tenaga listrik dari GI Pembangkitan ke GI Tegangan Tinggi dan dari GI
Tegangan Tinggi ke GI Distribusi.

Klasifikasi saluran transmisi berdasarkan panjang saluran :

-kawat Pendek (<80 KM) : adalah saluran transmisi yang nilai kapasitansi dapat diabaikan

-Kawat menengah (80-250 km) : adalah saluran transmisi yang memiliki kapasitansi yang kecil
maka dapat disebut sebagai kapasitansi terpusat

-kawat panjang (>250 km) : Adalah saluran transmisi yang kapasitansinya terbagi rata
disepanjang saluran

Distribusi
Distribusi adalah sistem penyaluran tenaga listrik yang beroperasi pada tegangan Tegangan
Menengah (TM) dan Tegangan Rendah (TR).

Jaringan Distribusi Primer


Sistem Distribusi Primer digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk distribusi
ke pusat-pusat beban, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat kehandalan yang diinginkan
dan kondisi serta kondisi serta situasi lingkungan. Sistem distribusi primer dibatasi dari sisi
sekunder trafo step down TT/TM di gardu induk sampai ke sisi primer trafo distribusi (trafo step
down TM/TR).
Jaringan Distribusi Sekunder
Sistem Distribusi Sekunder digunakan untuk menyalurjan tenaga listrik dari gardu distribusi ke
instalasi pengguna tenaga listrik. Sistem ini biasanya disebut tegangan rendah yang langsung
dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga listrik. Sistem distribusi sekunder dibatasi dari
sisi sekunder trafo distribusi (trafo stepdown TM/TR) sampai titik Sambungan Luar Pelayanan
(SLP) atau konsumen. Saluran distribusi ini menggunakan tegangan rendah yaitu 220/380 volt.

3.alat dan bahan


Power Supply, power plant, software lucas nulle, kabel penghubung, multimeter digital

4. Langkah kerja :
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar percobaan
2. Dan atur multimeter pada alat. Atur parameter yang ingin diukur pada sisi pengiriman dan sisi
penerima (kedua ujung line)
3. Lakukan percobaan pada saluran 150 km dan 300 km
4. Kemudian catat hasil pengukuran pada table dan isi kolom pada software

5. Data dan Analisa


Pengukuran Panjang saluran
150 km 300 km
Tegangan L1-N (Ujung Pengiriman) 224 V 222 V
Tegangan L2-N (Ujung Pengiriman) 218 V 217 V
Tegangan L3-N (Ujung Pengiriman) 216 V 215 V
Tegangan L1-L2 (Ujung Pengiriman) 383 V 380 V
Tegangan L1- N (Ujung Penerimaan) 226 V 250 V
Tegangan L2- N (Ujung Penerimaan) 222 V 243 V
Tegangan L3- N (Ujung Penerimaan) 220 V 243 V
Tegangan L1- L2 (Ujung Penerimaan) 380 V 427 V
Arus L1 (Ujung Pengiriman) 0,14 A 0,29 A
Arus L2 (Ujung Pengiriman) 0,14 A 0,29 A
Arus L3 (Ujung Pengiriman) 0,14 A 0,29 A
Daya Aktif (ujung Pengiriman) 0 2
Daya Reaktif (Ujung Pengiriman) -91 -184

Analisa
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran pada saluran. Yaitu diukur pada saluran
sepanjang 150 km dan 300 km. pada saluran 150 km Yaitu diukur nilai nilai parameter pada
ujung line pengiriman dan line penerimaan. Dari data hasil praktikum didapat nilai antara
tegangan phasa dan netral pada masing masing line berbeda. Pada L1-N ujung pengiriman
didapat nilai 224 V , L2-N 218 V, L3-N 216 V. tegangan tersebut tidak sama antara masing
masing line hal ini dikarenakan pada jaringan transmisi adanya ketidak seimbangan sehingga
pada salah satu line didapat tegangan melebihi 220 v dan di line lain kurang dari 220 v. dan
tegangan phasa pengiriman didapat nilai yg sesuai yaitu 380 v. disisi penerimaan terdpat nilai
yang melebihi dari nilai pengiriman hal ini dikarenakan jenis saluran yang digunakan adalah
saluran transmisi menengah dan panjang sehingga memiliki kapasitansi yang tersebar disetiap
saluran. Karena sifat kapasitif ini yaitu menyimpan energy listrik sehingga nilai pada line
penerimaan lebih besar dari nilai line pengiriman.

Kesimpulan :
1. Pada Percobaan didapat tegangan pada masing masing line tidak sama hal
ini berarti sistem transmisi antar line tidak seimbang
2. Tegangan pada Sisi penerimaan lebih besar dari tegangan sisi kirim karena
adanya sifat kapasitif pada saluran
3. Nilai kapasitif tidak dapat diabaikan karena tersebar di sepanjang saluran
(Saluran Menengah dan Saluran Panjang)

Anda mungkin juga menyukai