di Lingkungan Pemerintahan
Adib El Khilla | Staff Riset dan Kepenulisan PKAKP
Dalam setiap Rupiah dalam APBN yang diterima oleh negara melalui penerimaan pajak
dan penerimaan bukan pajak akan dialokasikan untuk belanja pemerintah yang bermuara akhir
pada kesejahteraan rakyat Indonesia.
Belanja pemerintah dapat dikatakan berkualitas apabila tingkat kesejahteraan masyarakat
meningkat dan hal ini menjadi bentuk pemenuhan kewajiban pemerintah sesuai ketentuan UUD
1945.
Demi mencapai kualitas belanja yang lebih baik, pemerintah telah menerapkan
Penganggaran Berbasis Kinerja/Performance Based Budgeting (PBK) dalam penyusunan belanja
dalam APBN. Penganggaran Berbasis Kinerja telah dipilih untuk diterapkan di Indonesia
sebagaimana amanat dalam UU nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (penjelasan
umum ayat 6).
Sedangkan syarat Penerapan PBK adalah adanya Indikator Kinerja untuk tolok ukur
pencapaian kinerja, standar biaya sebagai basis penyusunan anggaran, dan
evaluasi kinerja.
Saat ini kinerja pemerintah khususnya terkait dengan pengumpulan pajak dan
pembangunan infrastruktur masih menjadi sorotan publik. upaya keras Direktorat Jenderal Pajak
mengumpulkan pajak dengan beberapa program seperti Pengampunan Pajak dan reformasi UU
perpajakan belum mampu mengajak warga negara yang belum membayar pajak untuk membayar
pajak mereka.
Hal ini karena kurangnya transparansi dalam penggunaan dana pajak yang diterima
pemerintah. Kementerian Keuangan terus berupaya menunjukkan bagaimana uang pajak yang
dikumpulkan dari masyarakat tersebut digunakan untuk membiayai program-program yang
berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
PBK diharapkan mampu menjadi solusi penganggaran pemerintah yang lebih transparan
dan berorientasi pada pencapaian kesejahteraan rakyat.
Kinerja Belanja pemerintah selama beberapa tahun terakhir sering menjadi bahan diskusi
panas, baik di tingkat pusat maupun daerah. tingkat kredibilitas pemerintah di mata rakyat
dipengaruhi oleh seberapa efektif belanja pemerintah dikeluarkan demi program-program
produktif dan berdampak postif bagi masyarakat, seperti belanja infrastruktur dan belanja
pemerintah untuk pembentukan jaring pengaman sosial bagi masyarakat.
Selain itu, kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi sorotan karena kinerjanya yang
sampai saat ini masih belum bisa melayani masyarakat dengan optimal. Yang lebih parah lagi,
terdapat beberapa oknum ASN yang tertangkap tangan melakukan tindak pidana korupsi.
Penurunan kredibilitas pemerintah akan berdampak buruk pada upaya pengumpulan penerimaan
pajak yang nantinya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara.
Penganggaran Berbasis Kinerja membuat penyusunan anggaran menjadi lebih efisien,
karena pengalokasian anggaran pemerintah dalam APBN ditentukan berdasarkan kriteria -
kriteria yang mendukung pencapaian program-program prioritas pemerintah, yang saat ini kita
kenal sebagai "Nawacita".
Oleh karena itu, solusi mengatasi keterbatasan anggaran merupakan item prioritas
kegiatan dalam program pembangunan. Dengan PBK sebagai basis penganggaran, disertai
dengan penyusunan rencana kerja pemerintah yang tepat dan baik, pelaksanaan APBN akan
memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Sumber Referensi :
Materi Kuliah Monitoring Evaluasi Anggaran PKN STAN - Konsep Review Instrumen Kinerja
Anggaran