Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................... 1
1.3 TUJUAN.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
2.1 RANGKAIAN LISTRIK.......................................................................................... 3
2.2 RANGKAIAN SERI DAN RANGKAIAN PARALEL..................................................3
A. RANGKAIAN SERI.............................................................................................. 3
B. RANGKAIAN PARALEL....................................................................................... 5
2.2 HUKUM OHM...................................................................................................... 6
2.3 HUKUM KIRCHOFF............................................................................................. 9
A. Hukum Kirchoff-1........................................................................................... 11
B. HUKUM KIRCHOFF 2.................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 14

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rangkaian listrik adalah kumpulan komponen dan juga elemen-elemen listrik yang
memiliki keterkaitan dan juga hubungan yang salin terjalin didalamnya hingga mengalirkan
aliran arus di dalam rangkaian tersebut. Sementara elemen dan juga komponen biasanya
mempunyai 2 buah kutub atau juga biasa disebut terminal pada bagian ujungnya. Komponen
dan juga elemen di dalam rangkaian listrik tersebut memiliki dua sifat yaitu pasif dan juga
aktif. Untuk elemen atau komponen aktif, memiliki pengertian komponen yang akan
menghasilkan energi yang biasa disebut sumber tegangan atau sumber arus. Sementara untuk
komponen pasif atau elemen pasif memiliki pengertian sebagai komponen dan elemen yang
tidak bisa menghasilkan energi.

Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu daya
lewat satu rangkaian. Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, di mana input
suatu komponen berasal dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
rangkaian listrik seri dapat menghemat biaya (digunakan sedikit kabel penghubung).

Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet
(paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel.
Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input
komponen
berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun parallel

Untuk menghasilkan arus listrik dalam satu rangkaian diperlukan suatu beda potensial.
Adalah George Simon Ohm (1787 1854) yang pertama kali secara eksperimen
menunjukkan bahwa arus listrik dalam kawat logam (I) sebanding dengan beda potensiall
atau tegangan (V) yang diberikan pada kedua ujungnya.

Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui
percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung
ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar
maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila
pada cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus
listriknya besar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


- Apa itu rangkaian sederhana?
- Apa yang dimaksud rangkian seri dan parallel?
- Apa itu hukum ohm?
- Apa itu hukum kirchoff?

1
1.3 TUJUAN
- Mengetahui rangkaian seri dan rangkaian parallel
- Memahami hukum ohm
- Memahami hukum kirchoff

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 RANGKAIAN LISTRIK

Rangkaian listrik adalah kumpulan komponen dan juga elemen-elemen listrik


yang memiliki keterkaitan dan juga hubungan yang salin terjalin didalamnya hingga
mengalirkan aliran arus di dalam rangkaian tersebut. Sementara elemen dan juga
komponen biasanya mempunyai 2 buah kutub atau juga biasa disebut terminal pada
bagian ujungnya. Komponen dan juga elemen di dalam rangkaian listrik tersebut
memiliki dua sifat yaitu pasif dan juga aktif. Untuk elemen atau komponen aktif,
memiliki pengertian komponen yang akan menghasilkan energi yang biasa disebut
sumber tegangan atau sumber arus. Sementara untuk komponen pasif atau elemen pasif
memiliki pengertian sebagai komponen dan elemen yang tidak bisa menghasilkan energi.

Komponen pasif ini bisa dikelompokkan menjadi komponan yang akan menyerap
energi seperti halnya komponen resistor yang bisa juga disebut sebagai tahanan atau juga
hambatan dengan menggunakan simbol R untuk membacanya. Dan didalam elemen pasif
tersebut juga bisa menyimpan energi yang dibagi menjadi komponen yang menyerap
energi di dalam medan magnet seperti halnya induktor atau kumparan dengan
disimbolkan dengan huruf L. Dan juga kapasitor atau juga disebut kondensator yang
menggunakan simbol C.

Rangkain listrik adalah interkoneksi dari sekumpulan elemen atau komponen


penyusunnya ditambah dengan rangkain penghubungnya dimana disusun dengan cara-
cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup. Lintasan tertutup adalah suatu
lintasan yang dimulai dari titik awal dan akan kembali lagi ketitik tesebut tanpa terputus
dan tidak memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang ditempuh

2.2 RANGKAIAN SERI DAN RANGKAIAN PARALEL


A. RANGKAIAN SERI
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu daya
lewat satu rangkaian. Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, di mana input
suatu komponen berasal dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
rangkaian listrik seri dapat menghemat biaya (digunakan sedikit kabel penghubung).

Selain memeliki kelebihan, rangkaian listrik seri juga memiliki suatu kelemahan, yaitu
jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tidak akan berfungsi
sebagaimana mestinya. Misal tiga buah bola lampu dirangkai seri, maka input dari lampu
satu akan datang dari output lampu yang lain. Jika salah satu lampu dicabut atau rusak,
maka lampu yan lain akan ikut padam.

3
Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian. Contoh yang baik
dari beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu pohon Natal. ( kurang lebih 20
lampu dalam rangkaian seri ).

Dua buah elemen berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah titik
utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan. Karena semua
elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam rangkaian seri,
arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun seri.

Sifat-sifat Rangkaian Seri:

Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.


Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total rangkaian
menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus yang
mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus
terhenti

4
Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan sehari-hari
(di rumah) :

1. Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur


kontrol).
2. Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.

B. RANGKAIAN PARALEL

Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar
untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik
dihubungkan secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa
mempengaruhi rangkaian yang lain.

Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet
(paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel.
Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen
berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal
inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang
lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut,
susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun
kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang
lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

Sifat-sifat Rangkaian Paralel:

5
Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu.Arus
masingmasing
cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian paralel, tahanan total
rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total
dari rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil
dalamrangkaian.)
Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada
rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa
terganggu
oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.

Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam kehidupan seharihari
(di rumah) :

1. Distribusi Listrik PLN kerumah-rumah adalah paralel.


2. Stop contact merupakan rangkaian paralel dengan jala-jala.

2.2 HUKUM OHM

Untuk menghasilkan arus listrik dalam satu rangkaian diperlukan suatu beda potensial.
Adalah George Simon Ohm (1787 1854) yang pertama kali secara eksperimen menunjukkan
bahwa arus listrik dalam kawat logam (I) sebanding dengan beda potensiall atau tegangan (V)
yang diberikan pada kedua ujungnya.

Secara tepat berapa besarnya arus yang mengalir dalam kawat tidak hanya
bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan oleh kawat terhadap
aliran elektron. Mengambil analogi dengan aliran air, dinding pipa, pinggir sungai dan
batu di tengahnya memberikan hambatan terhadap aliran air. Hal yang serupa, elektron
diperlambat oleh interaksi dengan atom dalam kawat. Hambatan yang lebih tinggi akan
mengurangi arus listrik untuk suatu tegangan tertentu. Sehingga hambatan dapat
didefinisikan sebagai suatu besaran yang berbanding terbalik dengan arus.

6
Di mana R adalah hambatan dari kawat atau komponen elektronik lainnya, V
adalah beda potensial yang melewati komponen dan I adalah arus yang mengalir melalui
komponen tersebut. Persamaan (2) dapat ditulis sebagai berikut :

Persamaan (3) dikenal sebagai Hukum Ohm.

Banyak Fisikawan mengatakan bahwa persamaan (3) bukanlah suatu hukum melainkan
hanya definisi untuk hambatan. Jika kita menyatakan Hukum Ohm, cukup dengan mengatakan
bahwa arus yang melalui konduktor logam sebanding dengan tegangan yang diberikan.
Karenanya hambatan (R) dari suatu bahan atau komponen adalah konstan, tidak tergantung pada
tegangan. Tetapi persamaan (3) tidak berlaku umum untuk bahan dan komponen lain seperti
diode, tabung vakum, transistor, dan lain-lain. Karenanya Hukum Ohm bukanlah hukum
fundamental, tetapi merupakan deskripsi dari suatu kelompok material tertentu (konduktor
logam).

Hukum ohm semulanya terdiri atas dua bagian-bagian pertama tidaklain ohm.
Akan
tetapi, ohm juga mekatakan bahwa R adalah suatu konstanta yang tidak tergantung pada V
maupun I. Bagian kedua hukum ini tidak seluruhnya benar (Geushe, 1998).

Hukum ohm hanya benar untuk bahan-bahan tertentu, terutama logam, meskipun
demikian, hukum ini sangat penting karena berlaku untuk bahan-bahan yang biasa
digunakan untuk elektrik (Cromer, 1994).

Perlawanan adalah volt peramper hambatan konduktor adalah 1 ohm jika potensa
berbeda disamping terminal di dalam konduktor adalah volt ketika arus di konduktor 1
ampere (Richards, 1987).

V = teganagan listrik yang mengalir pada suatu penghantar (volt)


I = arus listrikyang mengalir pada suatu penghantar (ampere)
R = hambatan listik yang terdapat pada suatu penghantar (ohm).

Melalui percobaan diketahui bahwa di dalam logam pada suatu suhu tetap rapat
arus
J berbanding lurus dengan madan listrik (hukum ohm). J = ge tegangan G disebur
hambatan, kebalikan dari kehantaran disebut hambatan n=1/9 satuan n dalam sistem
adalah volt perampere 1 ohm = 1 volt/1 ampere satuan kehantaran G = -1 (Reitz, 1993).

Jika beda potensial pada ujung kawat dapat dipertahankan konstan, maka akan
menimbulkan aliran muatan listrik atau yang disebut dengan aliran arus listrik. Definisi

7
arus listrik (I) adalah jumlah muatan (Q) listrik yang mengaklir dalam penghantar tiap
satuan waktu (t). Jadi 1 Ampere sama dengan 1 coulomb perdetik.

Gaya gerak listrik suatu sumber adalah energi per satuan


muatan yang dapat diubah dalam suatu proses reversible (proses yang dapat dibalik).
Dalam satuan SI, satuan ggl adalah volt (V) yang sama dengan joule/coulomb. Suatu ggl
menimbulkan beda potensial antar dua titik ujung dalam suatu rangkaian. Terdapat
hubungan yang sangat erat antara ggl (e atau E) dengan beda potensial(V).

Gaya gerak listrik hanya berkait dengan pengubahan energi yang reversible,
sedang beda potensial tidak muncul hanya dalam sumber ggl, tetapi juga muncul pada
ujung hambatan tempat terjadinya perubahan energi listrik menjadi energi panas yang
merupakan
proses reversible.proses reversible dapat digambarkan pada proses sebagai berikut :

Energi listrik Energi kimia


Energi listrik Energi mekanik

Perlu diperhatikan bahwa sumber energi listrik tidak menghasilkan muatan,


melainkan hanya memindahkan muatan bebas dari satu ujung titik ke titik ujung yang
lain.

Gambar. Rangkaian listrik sederhana


Sakelar ditutup, maka arus listrik akan mengalir dari kutub positif batere menuju
sakelar, melewati lampu dan lampu akan menyala. Aliran elektron bergerak sebaliknya
dari kutub negatif batere menuju lampu, melewati sakelar dan berakhir di kutub positif
batere. Batere mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Lampu mengubah energi
listrik menjadi energi cahaya dan panas.

Unsur-unsur kelistrikan ideal dalam rangkaian disebut juga unsur linear adalah, seperti :
tahanan, induktor dan kapasitor yang harganya tidak berubah apabila tegangan yang terpasang

8
diantara ujung-ujungnya berubah.

Hukum Ohm Menyatakan bahwa tegangan V antara ujung-ujung sebuah tahanan


adalah sebanding dengan arus I yang melaluinya.
Hubungan tersebut dituliskan sebagai :

V= I X R
dimana :
V : tegangan, dalam Volt, V
I : arus, dalam Ampere, A
R : tahanan, dalam Ohm,

R merupakan besaran tetap/konstanta, persamaan 1 merupakan


persamaan linear garis lurus V sebagai fungsi I dengan kemiringan R, tahanan R disebut tahanan
linear atau resistor.

(a) (b)

2.3 HUKUM KIRCHOFF

Dipertengahan abad 19, Gustav Robert Kirchoft (1824-1887) menemukancara


untuk menentukan arus listrik pada rangkain bercabang yang kemudian dikenal dengan
hukum kirchoft (alfian, 2010).

Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui
percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada
tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka
akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada
cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar.

Hukum Kirchoff digunakan untuk menganalisa suatu rangkaian yang kompleks. Hukum Kirchoff
pertama disebut hukum titik cabang dan Hukum Kirchoff kedua disebut hukum loop. Suatu titik

9
cabang dalam suatu rangkaian adalah tempal benemunya beberapa buah konduktor. Sebuah loop
adalah suatu jalan konduksi yang lertutup.
Dalam gambar 6-5. titik a.b.c dan d merupakan titik cabang. dan mengandung liga loop yailu
loop 1. loop2 dan loop3.

Analisa arus listrik (I) dan tegangan (E) Kasus sederhana


seri / paralel

Seri :

I AB = I BC = I
E1 = I (R1+R2)
R total = R1+R2
Paralel :

E R1 = E R2 = E R3
I AB = IR1+IR2+IR3

10
Analisa arus listrik (I) dan tegangan (E) Kasus multiloop/kompleks HUKUM
KIRCHOFF

A. Hukum Kirchoff-1
Hukum Kirchhoff I Merupakan hukum kekekalan muatan-muatan listrik yang
berbunyi

Pada setiap cabang, jumlah arus yang memasuki cabang sama dengan jumlah arus
yang meninggalkan cabang tersebut

Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:

dibaca sigma artinya jumlah

11
Gambar Skema diagram untuk Gambar Rangkaian untuk
Hukum I Kirchhoff menyelidiki kuat arus yang masuk dan
keluar dari suatu titik simpul

B. HUKUM KIRCHOFF 2
Jumlah potensial (V) yang mengelilingi lintasan tertutup sama dengan nol

Vtertutup = 0

E +(I.R) = 0

Hukum Kirchoff kedua : Jumlah aljabar gaya gerak listrik (ggl) E dalarn tiap rangkaian loop
sarna dengan jumlah aljabar hasil kali iR.

12
=IR

Arah loop ditentukan lebih dahulu. Arah ggl dan arah arus I yang searah dengan
arus loop, mempunyai tanda positif dan yang berlawanan dengan arah loop, mempunyai
tanda negatif.
Analisa loop: Hukum Kirchoff penama dan kedua dapat dipersatukan dengan menggunakan' cara
analisa loop. Dalam analisa loop ini, arus dalam satu loop mempunyai harga sarna. Loop yang
lain mempunyai arus loop yang berlainan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Alfian. 2010. Hukum Kirchoft I dan II. http:/Alfian.blogspot.com. Diakses pada tanggal 21
November 2010

Cromer, Alan H. 1984. Fisika Untuk Ilmu-ilmu Hayati. Yogyakarta:Gajah Mada


University press

Duncan.George. 1980. Physics for Biologists. Black well scientieic publication.


Universitas of east Anglia Norwich

Erviyati. 2010. Rangkaian seri. http:/Erviyati.blogspot.com. Diakses pada tanggal 22


November 2010

Gazali W. (2005) Kalkulus, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

Guech, Fredich. 1998. Sholim. Jakarta : Erlangga

ISO, (1993) Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement, ISO/TAG-4, Switzerland.

Marcus A., (1984) Basic Electricity, New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs
Staudhammer J., (1975) Circuit Analysis by Digital Computer, New Jersey: Prentice Hall,
Englewood
Cliffs

Reitz, John R.1993. Dasar Teori listrik Magnet II . Bandung : ITB

Richards, James A.1987. Modern University Physics. Japan Publications Tading


comp : Tokyo Japan

Tilley, Donay . T .1980. College physics. College militare royal de sains. Jean . Quebec

Toro V.D., (1986) Electrical Engineering Fundamentals, New Jersey: Prentice Hall,
Englewood Cliffs

14

Anda mungkin juga menyukai