Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

OPERASIONAL AMPLIFIER.......................................................................................... 2
Teori Dasar Operasional Amplifier (Op-Amp)...................................................................2
A. Inverting Amplifier (Penguat Membalik)................................................................4
B. Non-Inverting Amplifier (Penguat Tak Membalik)...................................................6
C. Adder/ Penjumlah.............................................................................................. 8
D. Buffer.............................................................................................................. 9
E. Subtractor/ Pengurang...................................................................................... 10
F. Comparator/ Pembanding.................................................................................13
G. Differensiator.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 19

1
OPERASIONAL AMPLIFIER

Teori Dasar Operasional Amplifier (Op-Amp)

Operasional amplifier yang lebih dikenal dengan nama Op-Amp sebagai kependekan dan
namanya, merupakan komponen elektronik yang kegunaannya sangat banyak. Ukuran Op-Amp
sangat kecil yaitu sebesar kuku jari kita, memudahkan dalam perancangan-perancangan piranti
elektronik yang pada saat ini cenderung meminimalkan ukuran.
Isi dan sebuah Op-Amp tediri dan puluhan transistor, resistor dan kapasitor yang dikemas
dalam suatu rangkaian terpadu, sehingga Op-Amp dapat disebut juga rangkaian terpadu (IC =
Integrated Circuit). Dimana fungsinya adalah mewakili suatu rangkian tertentu sehingga
membentuk suatu rangkaian yang kompak. Di dalam prakteknya, Op-Amp tidak dapat digunakan
tanpa adanya komponen lain seperti resistor, kapasitor, dioda atau komponen lain. Untuk dapat
memahami penggunaaan Op-Amp ini diperlukan adanya suatu kemampuan menganalisa
rangkaian listrik. Semakin banyak kemampuan kita menganalisa rangkaian listrik, semakin luas
kita dapat menetapkan penggunaan Op-Amp.
Pada umumnya keunggulan IC ini tidak mudah terganggu oleh pengaruh suhu ataupun
kesalahan kecil karena bahan dan IC tersebut. Penguatan (gain) yang besar mempunyai input
yang besar pula sehingga output-nya benimpedansi rendah.
Operasional Amplifier (Op-Amp) merupakan rangkaian terpadu (IC) linier yang hampir
setiap hari terlibat dalam pemakaian peralatan elektronik yang semakin bertambah di berbagai
bidang seperti bidang komunikasi audio dan radio, teknologi pengendalian pabrik, teknologi
otomotif hingga teknologi kedokteran yang yang dikenal dengan nama instrumentasi medis.

Penguat operasional (Operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan
suatu komponen elektronika berupa sirkuit terintegrasi (integrated circuit atau IC) yang terdiri
atas bagian differensial amplifier, common emitter amplifier dan bagian push-pull amplifier.
Bagian output Op-amp ini biasanya dikendalikan dengan umpan balik negatif (negative
feedback) karena nilai gain-nya yang tinggi. Keuntungan dari penggunaan Op Amp adalah
karena komponen ini memiliki penguatan (A) yang sangat besar, Impedansi input yang besar,

2
(Zin >>) dan Impedansi Output yang kecil (Zout<<). Selain dari itu, kemampuan interval
frekuensi dari komponen ini sangat lebar.

Op-Amp merupakan rangkaian penguat tegangan dengan elemen tahanan, kapasitor, dan
transistor yang dibuat secara integrated circuit (IC). OpAmp mempunyai lima terminal dasar
yaitu, dua terminal untuk mensuplai daya, dua teminal untuk masukan (masukan pembalik/
inverting input dan masukan tak membalik/ non-inverting input), dan satu terminal untuk
keluaran (output).
Penguat operasional atau Operational Amplifier (OP-AMP) yaitu sebuah penguat
tegangan DC yang memiliki 2 masukan diferensial. OP-AMP pada dasarnya merupakan sebuah
penguat diferensial dengan karakteristik ideal:

1. Dapat dioperasikan dengan jangkauan frekuensi tak terbatas (unlimited bandwidth).


2. Memiliki impedansi masukan tak berhingga.
3. Memiliki impedansi keluaran nol.

Fungsi Op-Amp antara lain:


1. Memilih suatu kawasan frekuensi tertentu dan menolak kawasan frekuensi selainnya
(sebagai filter aktif).
2. Memperkuat tegangan pada bagian inverting maupun non-inverting (sebagai voltage
amplifier).
3. Sebagai penyangga dari satu bagian rangkaian ke bagian lainnya (buffer).
4. Memperkuat jumlah atau selisih pada kedua tegangan sumber (summing/subtracting
amplifier).

Gambar Simbol Penguat Operasional

3
A. Inverting Amplifier (Penguat Membalik)

Inverting Amplifier merupakan penerapan dari penguat operasional sebagai penguat


sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki phase yang berkebalikan dengan phase
sinyal input. Pada dasarnya penguat operasional (Op-Amp) memiliki faktor penguatan yang
sangat tinggi (100.000 kali) pada kondisi tanpa rangkaian umpan balik.
Dalam inverting amplifier salah satu fungsi pamasangan resistor umpan balik
(feedback) dan resistor input adalah untuk mengatur faktor penguatan inverting amplifier
(penguat membalik) tersebut. Dengan dipasangnya resistor feedback (RF) dan resistor input
(Rin) maka faktor penguatan dari penguat membalik dapat diatur dari 1 sampai 100.000 kali.

Gambar Rangkaian Penguat Membalik (Inverting Amplifier)

Rangkaian penguat membalik diatas merupakan rangkaian dasar inverting amplifier yang
menggunakan sumber tegangan simetris. Secara matematis besarnya factor penguatan (A) pada
rangkaian penguat membalik adalah (-Rf/Rin) sehingga besarnya tegangan output secara
matematis adalah :

A= ( RR )=( 101 KK )=10 kali



f

4
Untuk melakukan pengujian rangkaian penguat membalik (inverting amplifier) maka
tegangan sumber (simetris) +10Vdc diberikan ke jalur +Vcc sedangkan -10Vdc dihubungkan ke
jalur -Vcc. Sebagai sinyal input sebaiknya menggunakan sinyal input sinusoidal dengan range
frekuensi audio (20 Hz 20 KHz) agar terlihat jelas perbedaan sinyal input dan output rangkaian
penguat membalik ini yang berbeda phase antar input dan outpunya. Dengan nilai resistansi dan
sumber tegangan seperti disebutkan sebelumnya apabila pada rangkaian penguat membalik
diatas diberikan sinyal input sebesar 0,5 Vpp maka idealnya tegangan output rangkaian penguat
membalik (inverting amplifier) ini adalah:

V out =0,5. ( 101 KK )=5 Vpp

Dalam bentuk grafik bentuk sinyal output dan sinyal input rangkaian penguat membalik
(inverting amplifier) ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar Sinyal Output Dan Sinyal Input Inverting Amplifier

5
Dalam percobaan untuk mendapatkan bentuk sinyal output dan sinyal input seperti diatas
dapat digunakan osciloscope doble trace dengan input A osciloscope dihubungkan ke jalur input
penguat membalik (inverting amplifier) dan input B osciloscope dihubungkan ke jalur output
penguat mebalik tersebut. Dengan alat ukur osciloscope yang terhubung seperti ini dapat
dianalisa perbandingan sinyal input dengan sinyal output rangkaian penguat membalik (inverting
amplifier) secara lebih life dalam berbagai perubahan sinyal input.

B. Non-Inverting Amplifier (Penguat Tak Membalik)

Penguat Tak Membalik adalah rangkaian penguat operasional dasar lainnya. Ia


menggunakan umpan dasar untuk menstabilkan perolehan tegangan keseluruhan. Dengan jenis
penguat ini, umpan balik negatif juga menaikkan impedansi masukan dan menurunkan
impedansi keluaran.
Sebuah tegangan masukan vin menggerakkan masukan nonpembalik. Tegangan masukan
ini diperkuat untuk menghasilkan tegangan keluaran in-phase seperti yang ditunjukkan. Bagian
dari tegangan keluaran diumpan balikan ke masukan melalui pembagi tegangan. Tegangan pada
R1 adalah tegangan umpan balik yang diberikan ke masukan pembalik. Tegangan umpan balik
ini besarnya hampir sama dengan tegangan masukan. Karena perolehan tegangan kalang-terbuka
yang tinggi, perbedaan antara v1 dan v2 menjadi sangat kecil. Karena tegangan umpan balik
berlawanan dengan tegangan masukan, kita memperoleh umpan balik negatif.
Berikut ini adalah bagaiman umpan balik negatif menstabilkan perolehan tegangan
keseluruhan. Jika perolehan teganangan kalang-terbuka AOL bertambah karena suatu hal,
tegangan keseluruhan akan naik dan mengumpanbalikkan lebih banyak tegangan ke tegangan
masukan. Tegangan umpan balik yang berlawanan ini mengurangi tegangan masukan. Tegangan
umpan balik yang berlawanan ini mengurangi tegangan masukan bersih v1-v2. Karena itu,
meskipun AOL bertambah, tetapi v1-v2 turun, dan keluaran akhir naik seperti jika tidak ada
umpan balik negatif. Hasil keseluruhan pertambahan yang sangat kecil pada tegangan keluaran.
Berikut ini menunjukkan rangkaian ekuivalen AC sebuah penguat nonpembalik.

6
Gambar rangkaian dasar Non-Inverting Amplifier

Dengan sinyal input yang diberikan pada terminal input non-inverting, maka besarnya

penguatan tegangan rangkaian penguat tak membalik diatas tergantung pada harga R dan

Rf
yang dipasang. Besarnya penguatan tegangan output dari rangkaian penguat tak membalik

diatas dapat dituliskan dalam persamaan matematis sebagai berikut:


R f +R
Vo= Vi
R

Sehingga persamaan menjadi:


Rf
V o= +1 Vi
R

Apabila besarnya nilai resistor Rf dan Rin rangkaian penguat tak membalik diatas sama-
sama 10KOhm makabesarnya penguatan tegangan dari rangkaian penguat diatas dapat dihitung
secara matematis sebagai berikut:

V o= ( 101 KK )+1=2 kali

7
Untuk membuktikan bahwa penguat tak-membalik akan menguatkan sinyal input sebesar
2 kali dengan fasa yang sama dengan sinyal input. Dapat dibuktikan dengan memberikan sinyal
input berupa sinyal AC (sinusoidal) dan mengukurnya menggunakan oscilocope, dimana sinyal
input diukur melalui chanel 1 osciloscope dan sinyal output diukur dengan chanel 2 osciloscope.
Sehingga diperoleh bentuk sinyal output dan sinyal input penguat tak-membalik (non-inverting
amplifier) seperti pada gambar berikut.

Gambar Bentuk sinyal input dan output Non-Inverting Amplifier

Pada gambar diatas terlihat rangkaian penguat tak membalik diberikan inpul sinyal AC
dengan tegangan 1 Vpp. Dari gambar sinyal input dan output diatas terbukti bahwa rangkaian
penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) diatas memiliki output yang tegangannya 2
(dua) kali lebih besar dari sinyal input dan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input yang
diberikan ke rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) tersebut.

C. Adder/ Penjumlah

Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang dasar
rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan dengan
penguatan seperti pada rangkaian inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari
penguatan masing masing dari inverting, seperti :

8
R f R f R f
V oa= V V ob= V V oc = V
Ra a Rb b Rc c

1 1 1
V ot =R f ( Ra
V a + V b+ V c
Rb Rc )
Rf =Ra =R b=R c
Bila maka persamaan menjadi :

V o=( V a +V b+ V c )

Tahanan Rom gunanya adalah untuk meletak titik nol supaya tepat, terkadang tanpa Rom
sudah cukup stabil. Maka rangkaian ada yang tanpa Rom juga baik hasilnya. Rangkaian
penjumlah dengan menggunakan noninverting sangat suah dilakukan karena tegangan yang
diparalel akan menjadi tegangan terkecil yang ada., sehingga susah terjadi proses penjumlahan.

Gambar Rangkaian penjumlah dengan hasil negative

D. Buffer

Rangkaian buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya. Dalam
hal ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1. Rangkaiannya seperti pada
gambar berikut ini:

9
Gambar Rangkaian Buffer

Nilai R yang terpasang gunanya untuk membatasi arus yang di keluarkan. Besar nilainya
tergantung dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus dimaksimalkan
sesuai dengan kemampuan op-ampnya.

E. Subtractor/ Pengurang

Rangkaian pengurang ini berasal dari rangkaian inverting dengan memanfaatkan


masukan non-inverting, sehingga persamaannya menjadi sedikit ada perubahan. Rangkaian ini
bisa terdiri 2 macam yaitu :

a. Rangkaian dengan 1 op-amp


b. Rangkaian dengan 2 op-amp
c. Rangkaian dengan 3 op-amp

Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp ini memanfaatkan kaki inverting dan kaki non
inverting. Supaya benar benar terjadi pengurangan maka nilai dibuat seragam seperti gambar.
Rumusnya adalah:

Vo= ( RR +1)( R+R R ) Vb RR Va


Sehingga
Vo=VbVa

10
Gambar Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp

Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp tidak jauh berbeda dengan satu opamp, yaitu
salah satu input dikuatkan dulu kemudian dimasukkan ke rangkaian pengurang, seperti gambar
dibawah ini. Perhitungan rumus yang terjadi pada titik Vz adalah :

Rf
Vz= ( )
Ri
+1 Vy

Sehingga Vo menjadi

R
Vo= ( ) ( )
R f
Ri
Vz+ f +1 Vx
Ri

Rf Rf Rf
Vo= ( ) ( )( )
Ri
+1 Vx
Ri Ri
+1 Vy

Vo= 1+( )( ( ) )
Rf
Ri
R
Vx f Vy
Ri

Bila Rf =Ri maka persamaannyaakan menjadi :

Vo=2Vx Vy

11
Gambar Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp.

Rangkaian pengurang dengan 3 op-amp sangat lah beda dengan yang lainnya. Ada 3
macam proses yang terjadi disini seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar Rangkaian pengurang dengan 3 op-amp.

12
Gambar Proses mencari persamaan dari rangkaian pengurang 3 op-amp

Rangkaian penguat dengan 3 op-amp seperti pada gambar dibawah ini sangat persis
seperti rangkaian penguat dengan 1 op-amp. Hal ini karena sebelum masuk dilewatkan buffer
saja. Perhitungannya pun sama dengan rangkaian pengurang 1 op-amp.

Gambar Rangkaian pengurang 3 op-amp dengan buffer

F. Comparator/ Pembanding

13
Rangkaian pembanding ini ada 4 macam yaitu :
a. Rangkaian pembanding 1 op-amp tanpa jendela input
b. Rangkaian pembanding 1 op-amp dengan jendela input
c. Rangkaian pembanding 2 op-amp dengan jendela input proses output luar
d. Rangkaian pembanding 2 op-amp dengan jendela input proses output dalam

Rangkaian pembanding dengan 1 op-amp tanpa jenjela input, artinya rangkaian


komparator/pembanding yang langsung dibandingkan. Seperti pada gambar berikut ini adalah
komparator biasa dan hasilnya langsung dibandingkan dengan referensinya.Rangkaian
komparator dengan jendela input rangkaiannya hampir sama dengan rangkaian non inverting
hanya saja parameternya terbalik. Seperti pada gambar berikut ini dan contoh hasil dari input dan
outputnya dan perhitungannya.

Gambar Rangkaian komparator /pembanding dengan referensi o volt

14
Gambar Rangkaian komparator dengan jendela

Perhitungan menentukan jendela Volt reference Up (Vru) dan Volt reference low (Vrl) adalah
sebagai berikut :

R1
Vru= ( +Vsat )
R1 + R 2

R1
Vrl= (Vsat )
R 1+ R 2

Sedangkan untuk komparator dengan 2 op-amp ada 3 macam variasi seperti gambar berikut:

15
Gambar Rangkaian komparator 2 opamp dengan output negative

Gambar Rangkaian komparator 2 op-amp dengan output campuran

16
Gambar Rangkaian komparator 2 opamp dengan output negative

Aplikasi untuk komparator semacam ini bisa dilihat dari hasil outputnya. Misal
menginginkan hanya didalam window saja yang di proses atau hanya diluar window saja yang
diproses dan sebagainya.

G.Differensiator

Rangkaian differensiator adalah rangkaian aplikasi dari rumusan matematika yang dapat
dimainkan (dipengaruhi) dari kerja kapasitor. Rangkaian nya seperti pada gambar dibawah ini
dengan rangkaian sederhana dari differensiator. Untuk mendapatkan rumus differensiator,
urutannya adalah sebagai bagai berikut : C B F i i i dan selama nilai 0 B i maka C F i i selisih
dari inverting input dan noninverting input (v1 dan v2) adalah nol dan penguatan tegangannya
sangat besar, maka didapat persamaan pengisian kapasitor sebagai berikut :

d V V o
C1 ( V V 2) = 2
dt Rf

17
d V Vo d V
C1 = Vo=R f C1
Menjadi : dt Rf atau dt

Gambar Rangkaian Differensiator Op-amp.

Pada rangkaian aplikasi rangkaian differensiator op-amp ini ada sedikit perubahan yaitu
penambahan tahanan dan kapasitor yang fungsinya untuk menfilter sinyal masukan. Seperti
tampak pada gambar dibawah ini adalah rangkaian differensiator yang dimaksud. Dengan
demikian maka ada batasan input dari frekuensi yang masuk, batasan tersebut adalah

1
f a=
2 Rf C 1

sedangkan nilai frekuensi yang diakibatkan oleh RF dan C1 adalah sebagai berikut :

1 1
f b= =
2 Rf C f 2 R1 C 1

Bila sinyal input melebihi frekuensi fa maka hasil output akan sama dengan hasil input,
alias fungsi rangkaian tersebut tidak lagi differensiator lagi tapi sebagai pelewat biasa.
Sedangkan untuk gambar dibawah ini biasanya digunakan untuk rangkaian aplikasi yang di

18
integrasikan dengan rangkaian lain. Syarat perhitungan nilai nilai R 1, C1, RF, CF adalah sesuai
dengan syarat sebagai berikut :
fa<fb
sehingga frekuensi input dilewatkan terlebih dahulu ke R1, C1 , RF, kemudian lewat keR1, C1 , CF
bila frekuensinya melebihi fa.

Gambar Rangkaian praktis (aplikasi) differensial op-amp

19
DAFTAR PUSTAKA

Albert Paul Malvino, hal: 123, 2004


Kurniawan, hal : 13, 2004)
http://id.wikipedia.org/wiki/Penguat_operasional
http://elektronika-dasar.web.id/percobaan/karakteristik-penguat-membalik-inverting-amplifier/
http://elektronika-dasar.web.id/percobaan/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/

20

Anda mungkin juga menyukai