Sabtu keesokannya sudah direncanakan sebagai hari pertama rekaman. Om arya sudah
memberitahu semua anggota NE untuk berkumpul dirumah Ducker pada pukul 9 dengan
membawa istrumen sendiri. Dia akan menjemput mereka disana . sudah ada Kenny disana,
bermain game perang khas cowok melawan si tuan rumah di PS3. Sound effect senjata
membahana keseluruh penjuru ruangan. Pasukan Kenny sudah mulai habis. Untuk mengkali itu,
dia menggunakan special ability sehingga kekuatan pasukannya berlipat ganda.
Ducker : iya deh, kamu yang menang, katanya sambil meletakkan joystick di raknya.
Ducker : paling bentar lagi nyampe. Rematch, yuk, aku mau balas dendam! Ducker
menantang
Ducker pun mengambil joysticknya , lalu duduk di sisi Kenny lagi. Jempolnya baru saja
akan menekan tombol start untuk memulai game , tiba-tiba pintu terdengar terketuk.
Kenny sudah menyangka pasti itu kedua temannya . dia pun berjalan menuju pintu dan
membukanya.
Aas: hai
Zuri tampak agak lebih putih disbanding biasa , sorot matanya sayu dan lemas, namun
wajahnya telihat ceria.
Kenny : hai! Aku lagi main nih sama ducker. Mau ikutan, nggak?
Aas: waah asyik! tapi main guitar aja yok? Kamu punya joystick gitar nya kan ?
Ducker : sip tenang aja. Tapi, aku Cuma punya dua,
Aas meminta joystick berbentuk gitar terhadap Ducker. Ducker sudah memegang
joystick itu, tinggal mengeluarkan sedikit sekali tenaga untuk menyerahkan kepada Aas. Tapi,
itu tidak terjadi karena terdengar sebuah lagu rock dengan sentuhan orchestra yang sangat kental,
lagu itu berhenti.
Om Arya : om udah idepan rumah ducker, nih. Kalian sudah siap belum?
Om Arya : ditunggu!
Mereka mengangguk, lalu mulai berjalan menuju pintu. Kenny yang sudah beberapa
langkah didepan pun membukakan pintu untuk teman-temannya. Mereka berempat menuruni
tangga bersama. Papa Ducker yang sedang membaca Koran sambil minum kopi pun mendengar
langkah-langkah ditangga. Beliau menurunkan Koran yang dibacanya, lalu bertanya.
Beliau mengangguk sambil tersenyum, melihat kearah empat anak SMA itu. Mereka
berjalan keluar pintu tanpa kata, membawa gitar-gitar mereka, kemungkinan berkomunikasi
lewat hati. Hari ini, Om Arya menjemput mereka manggunagkan all new cr-v hitamnya lagi.
Mobil itu tidak masuk kedalam , tetapi tetap didepan pagar. Pak satpam yang terlihat sedang
duduk santai menonton tv kecilnya pun tiba-tiba berdiri, lalu dengn sigap membukakan pagar
untuk Ducker. Setelah mereka berempat keluar, om Arya melambaikan tangan. Kenny, Aas,
Zuri, dan Ducker pun berjaln lebih cepat menuju mobil Om Arya. Setelah mobil sudah bejalan
selama kurang lebih 5 menit, Om Arya memulai pembicaraan.
Zuri yang duduk dikursi penumpang depan hanya tersenyu ingin tertawa.
Zuri : ya udah hari nikan Cuma main gitar ,. uhuk uhuk. Iya, kan, om?
Om Arya : kamu masih sanggup kan Ri? Bagian kamu paling sedikit kok.!
Zuri : mudah-mudahan
Aas : tunggutunggutunggu! Ri kalo kamu sakit, biar aku yang gantiin rekaman aja.
Dengan begitu, dijamin, nggak sampe seminggu, CD kamu laku 50.000 copy! Liat aja!
Rumah dee tetap tidak sepi meskipun sorang penghuni nya pergi . ada orangtuanya dan
dirinya sendiri , serta berapa tamu. Tidak ada maksud khusus maupun istimewa akan
kedatangkan mereka. Mereka hanya ingin main-main kerumah dee.
Kenny : jangan ini boys only.bisa-bisa kena timpuk kalau kita ikut. Lagian pie, mereka nggak
lagi latihan .. main-main doing.
Opie : rese!
Opie dan ichan selalu bercanda soal memusnahkan ducker, entah mengapa. Mungkin
mereka adalah penerus dendanm dari lima generasi yang lalu. Padahal, kakek-nenek opie dan
kakek-nenek ducker saja tidak pernah saling kenal.
Opie : jangan dikubur, chan , nanggung. Mending direbus terus dikasih bawang putih,
sedeep
Ichan : APAAAA???!!!
Penutup:
Sampai akhirnya mereka pun masih tetap tidak suka pada ducker dan teman temanya. Tetapi
ducker tidak mau ambil pusing denag mereka semua. Ducker dan tema-temannya akan terus
baerkarya , walaupun opie dan teman temanya tidak suka pada mereka.