TINJAUAN PUSTAKA
demam Roma, demam Chagres, demam rawa, demam tropik, demam pantai, dan
10
ague. Istilah malaria diambil dari Bahasa Italia Malaria. Mal yang artinya buruk
11
dan aria yang artinya udara.
plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan
12
ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp betina.
13
2.2. Cara Penularan Penyakit Malaria
Proses penularan penyakit malaria dimulai pada saat nyamuk pembawa parasit
malaria menggigit manusia sehat. Setelah itu, parasit mengalami perubahan bentuk
dan masuk ke dalam saluran darah hingga masuk ke dalam jaringan hati. Parasit ini
berkembang biak dengan cara melakukan pembelahan sel sehingga jumlah parasit
dalam tubuh manusia akan berkembang dalam waktu yang cepat. Parasit tersebut
menjadi bentuk siap kawin dan seterusnya berubah lagi menjadi bentuk yang siap
dihisap oleh nyamuk. Bentuk ini yang akan ditularkan ke manusia lain melalui
menghasilkan bentuk parasit yang siap ditularkan ke tubuh manusia. Apabila nyamuk
Universitas Sumatera
Utara
pembawa parasit malaria tersebut tidak menggigit manusia sehat sepanjang hidupnya,
penularan penyakit malaria tidak akan terjadi dan tingkat infeksi parasit tersebut akan
menurun.
malaria, dapat pula dilakukan melalui transfusi darah atau suntikan. Apabila darah
yang didonorkan kepada seseorang telah tercemar oleh parasit malaria, maka resipien
darah tersebut telah tertular panyakit malaria. Selain itu, ibu hamil yang menderita
malaria juga dapat menularkan penyakit malaria pada bayinya melalui plasenta
14
(secara kongenital).
14
2.3. Gejala Malaria
awal dimulai dengan mual, muntah, lesu, dan rasa nyeri pada kepala, serta terjadi
2.3.1. Demam
skizon matang dan keluarnya merozoit yang masuk dalam aliran darah (sporulasi).
Serangan demam yang khas terdiri dari tiga tahap atau stadium, yaitu :
dingin dan bila diraba di pergelangan tangan denyut nadi terasa cepat, tetapi lemah.
Universitas Sumatera
Utara
Bibir dan jari tangan tampak kebiru-biruan. Kulit kering dan pucat. Kadang-kadang
disertai muntah dan bahkan kejang-kejang. Pada anak-anak proses kejang-kejang ini
lebih sering dialami. Demam tahap ini berlangsung selama 15 menit sampai 1 jam.
Pada tahap kedua dimulai pada saat perasaan dingin sekali berubah menjadi
panas sekali. Gejalanya: wajah merah, kulit kering dan terasa panas seperti terbakar,
sakit kepala makin hebat, mual dan muntah, nadi penuh dan berdenyut keras, dan
selalu merasa haus. Suhu badan dapat mencapai 41. Demam stadium ini
berlangsung selama 2-6 jam.
2-4 jam. Berkeringat banyak, suhu badan turun dengan cepat, dan penderita mulai
malaria yang sudah lama (menahun). Limpa tersebut dapat menjadi keras dan mudah
pecah. Perubahan pada limpa biasanya disebabkan oleh kongesti kemudian limpa
berubah menjadi hitam karena pigmen yang ditimbun dalam eritrosit yang
2.3.3. Anemia
Pada malaria terjadi anemia. Derajat anemia tergantung pada spesies parasit
Universitas Sumatera
Utara
dengan penghancuran eritrosit yang cepat dan hebat pada malaria menahun. Anemia
parasit terjadi di dalam limpa. Dalam hal ini, faktor autoimun memegang peranan.
2. Reduced survival time yaitu eritrosit normal yang tidak mengandung parasit tidak
10
2.4. Daur Hidup Plasmodium
dan nyamuk. Di dalam hospes vertebrata melangsungkan daur aseksual yang dikenal
sebagai skizogoni, dan daur seksual membentuk sporozoit di dalam tubuh nyamuk
disebut sporogoni.
dalam aliran darah hospes vertebrata (manusia). Sporozoit dalam waktu 30 menit
memasuki sel parenkim hati untuk memulai stadium ekso-eritrositik karena belum
masuk ke dalam sel darah merah. Dari sel hati, plasmodium kemudian keluar dengan
bebas masuk ke dalam sel darah merah. Sebagian besar difagositosis tetapi sebagian
kecil berhasil memasuki sel hati yang baru untuk mengulangi daur ekso-eritrositik.
Plasmodium yang keluar dari sel hati akan masuk ke sel darah merah disebut stadium
pra-eritrositik.
Universitas Sumatera
Utara
Dalam sel darah merah mulai tampak adanya kromatin kecil yang dikelilingi
sitoplasma tipis plasmodium yang membentuk cincin. Bentuk cincin ini kemudian
berkembang menjadi bentuk ameboid. Bentuk cincin dan ameboid adalah trozoit
dalam sel darah merah tumbuh menjadi skizon merozoit. Sel darah merah yang penuh
kembali untuk mengulangi daur skizogoni. Merozoit yang masuk ke dalam sel darah
saat nyamuk menghisap darah, gametosit ditelan bersama. Berbeda dengan skizon,
gametosit tidak dicernakan bersama sel-sel darah. Pada gamet betina (makrogamet)
titik kromatin membagi diri menjadi 6-8 inti yang bergerak ke pinggir parasit.
perut nyamuk.
makrogamet untuk membentuk zigot. Dalam 12-24 jam setelah nyamuk menghisap
darah, zigot berubah menjadi bentuk seperti cacing yang disebut ookinet yang dapat
berbentuk bulat.
Universitas Sumatera
Utara
Di dalam ookista terbentuk ribuan sporozoit sehingga menyebabkan ookista
pecah. Dengan pecahnya ookista, sporozoit dilepaskan ke dalam rongga badan dan
kelenjar ludah nyamuk. Jika nyamuk sedang menusuk kulit manusia, maka sporozoit
masuk ke dalam darah dan jaringan bersama air ludah kemudian mulailah daur pra-
eritrositik.
Universitas Sumatera
Utara
16
Gambar 2.1 Daur Hidup Plasmodium
17
2.5. Komplikasi Malaria
falciparum. Pasien dengan malaria berat dan berkomplikasi dapat ditemukan dalam
keadaan gangguan kesadaran (tetapi masih dapat dibangunkan), sangat lemah, dan
ikterik (kadar bilirubin darah > 3 mg%) sehingga disebut malaria biliosa. Selain itu,
Pada malaria serebral terjadi koma, yaitu bila dalam waktu 30 menit penderita
tidak memberikan respon motorik ataupun respon verbal. Keadaan ini berlangsung
selama 30 menit.
Yaitu kelainan urin output yang < 400 ml/24 jam pada orang dewasa dan 12
m/kg berat badan/24 jam pada anak. Kreatinin dalam serum meningkat > 3 mg/dl.
2.5.4. Hipoglikemia
Konsentrasi gula darah pada penderita turun yaitu < 40 mg/dl. Hipoglikemia
dapat juga sebagai akibat penggunaan obat kina yang merupakan life saving drug.
Petunjuk pertama edema paru yang akan terjadi adalah peningkatan frekuensi
Yaitu suatu keadaan pasien memiliki tekanan darah sistolik < 80 mm Hg pada
posisi berbaring dan < 50 mm Hg pada anak-anak. Disebut juga dengan malaria algid
kepadatan parasit yang tinggi dalam darahnya (> 5% eritrosit dihinggapi parasit).
Disebut juga dengan Black water fever yaitu urin berwarna kehitam-hitaman
yang dikarenakan terjadinya hemolisis (penghancuran) sel darah merah yang banyak.
Penting untuk diperhatikan bahwa manifestasi berat ini dapat berdiri sendiri,
atau lebih sering dalam bentuk kombinasi pada pasien yang sama. Anak-anak dan
orang dewasa yang non imun merupakan kelompok yang paling berisiko di daerah
endemik.
1. Orang
kasus dengan kematian antara 1 sampai 2 juta setiap tahun dimana lebih dari 80%
13
adalah anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun. Berdasarkan SKRT (Survei
Universitas Sumatera
Utara
Kesehatan Rumah Tangga) tahun 2001, CSDR akibat malaria pada laki-laki 11 per
18
100.000 penduduk dan wanita 8 per 100.000 penduduk.
14
2. Tempat
o
Malaria ditemukan di daerah-daerah mulai 64 lintang utara (Rusia) sampai
o
dengan 32 lintang selatan (Argentina), dari daerah dengan ketinggian 2.666 m
(Bolivia) sampai dengan daerah yang letaknya 433 m di bawah permukaan laut (Laut
Mati). Kini malaria banyak dijumpai di Meksiko, sebagian Karibia, Amerika Tengah
dan Selatan, Afrika Sub-Sahara, Timur Tengah, India, Asia Selatan, Asia Tenggara,
dari daerah yang beriklim dingin, subtropis sampai ke daerah tropis, kadang-kadang
terutama terdapat di daerah tropik Afrika bagian barat, di daerah Pasifik Barat dan di
beberapa bagian lain di dunia. Di Indonesia, parasit ini terdapat di Pulau Owi sebelah
3. Waktu
Berdasarkan SKRT tahun 2001, CFR malaria 0,1% (30.000 kematian dari 30
juta kasus). Tahun 2005, CFR malaria 2 % (32.000 kematian dari 1,6 juta kasus).
Universitas Sumatera
Utara
Pada tahun yang sama CFR malaria falsiparum 1,12% (44 kematian dari 3.924
18
kasus).
Penyebaran penyakit malaria sangat ditentukan oleh faktor Host, Agent, dan
Environment.
1. Host
meneruskan daur hidup nyamuk. Manusia ada yang rentan yaitu yang dapat ditular
14
malaria, tapi ada juga yang kebal dan tidak mudah ditular malaria.
15
dewasa. Anak-anak usia kurang dari 5 tahun adalah kelompok terbanyak yang
penting untuk melindungi anak kecil atau bayi karena sifat khusus eritrosit yang
13
relatif resisten terhadap masuk dan berkembang biaknya parasit malaria.
a.1.2. Ras
14
rasial) terhadap penyakit malaria. Individu yang tidak mempunyai determinan
13
alamiah terhadap Plasmodium vivax.
Universitas Sumatera
Utara
a.1.3. Jenis Kelamin
13
golongan termasuk golongan yang paling rentan seperti wanita hamil. Hasil
penelitian Gomes (2001) menyatakan bahwa ibu hamil yang anemia kemungkinan
8,56 kali menderita malaria falsiparum dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
19
anemia.
infeksi terdahulu dengan strain homolog spesies parasit malaria. Kekebalan ini
14
menetap hanya untuk beberapa waktu.
Cara hidup sangat berpengaruh terhadap penularan malaria, seperti tidur tidak
aktivitas di luar rumah dan pada saat sore hari, dan penggunaan insektisida yang tidak
13
teratur di dalam rumah.
menyatakan bahwa penderita malaria kemungkinan 3,2 kali tidak memakai repelen
20
dibandingkan dengan tidak penderita malaria.
a.1.6. Imunitas
13
terhadap penyakit malaria. Di daerah endemi dengan transmisi malaria yang tinggi
hampir sepanjang tahun, penduduk nya sangat kebal dan sebagian besar dalam
darahnya terdapat parasit malaria dalam jumlah kecil. Selain itu, di daerah endemis
Universitas Sumatera
Utara
malaria terdapat kekebalan kongenital (atau neonatal) pada bayi yang dilahirkan oleh
14
ibu dengan kekebalan tinggi.
a.1.7. Pekerjaan
Pekerjaan yang tidak menetap atau mobilitas yang tinggi berisiko lebih besar
terhadap penyakit malaria, seperti tugas-tugas dinas di daerah endemis untuk jangka
waktu yang lama sampai bertahun-tahun misalnya petugas medis, petugas militer,
13
misionaris, pekerja tambang, dan lain-lain. Pekerjaan sebagai buruh perkebunan
yang datang dari daerah yang non endemis ke daerah yang endemiss belum
21
didatangkan dari daerah lain akan berisiko menderita malaria.
20
dibandingkan dengan tidak penderita malaria.
kerja farmakokinetik obat anti malaria seperti diare dan muntah menurunkan absorpsi
13
obat. Selain itu, disfungsi hati menyebabkan metabolism obat menurun. Anak yang
bergizi baik dapat mengatasi malaria berat dengan lebih cepat dibandingkan anak
22
bergizi buruk.
14
a.2. Host Definitive (Nyamuk Anopheles)
Universitas Sumatera
Utara
terakhir ditemukan 80 spesies Anopheles dan yang ditemukan sebagai vektor malaria
Di Jawa dan Bali An. sundaicus dan An. aconitus merupakan vektor utama,
sedangkan An. subpictus dan An. maculates merupakan vektor sekunder. An.
sundaicus dan An. subpictus banyak terdapat di daerah pantai, sedangkan An.
ditemukan sebagai vektor penting adalah An. sundaicus, An. maculates, dan An.
nigerrimus, sedangkan An. sinensis dan An. letifer merupakan vektor yang kurang
penting.
vektor penting, sedangkan An. sinensis, An. nigerrimus, An. umbrosus, An.
ditemukan sebagai vektor penting adalah An. balabacensis, sedangkan An. letifer
merupakan vektor sekunder. Vektor utama di Irian Jaya adalah An. farauti, An.
punctuates, dan An. bancrofti, sedangkan An. karwari dan An. koliensis merupakan
vektor sekunder. Di NTT yang pernah ditemukan sebagai vektor utama adalah An.
Hanya nyamuk Anopheles betina yang bisa menularkan penyakit malaria pada
kesukaan akan darah manusia atau hewan, dan lingkungan yang menguntungkan
untuk perkembangan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga Plasmodium
11
dapat menyelesaikan daur hidupnya.
Universitas Sumatera
Utara
Hasil penelitian Barodj dkk (1999) menemukan nyamuk Anopheles subpictus
lebih banyak ditemukan istirahat di dalam rumah (57,4%) dibandingkan di luar rumah
23
(43,6%).
14
2. Agent (Plasmodium)
parasit malaria pada manusia. Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia ada
demam setiap 3 hari sekali sehingga sering dikenal dengan istilah malaria tertian
(malaria benigna). Jenis malaria ini tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia dan
yang lain.
besar, berwarna pucat dan tampak titik-titik halus berwarna merah yang bentuk dan
besarnya sama (titik Schuffner). Masa tunas intrinsik berlangsung 12-17 hari.
kuartana karena serangan demam berulang pada tiap hari keempat. Penyakit malaria
kurtana meluas meliputi daerah tropik maupun daerah subtropik. Frekuensi penyakit
malariae tidak membesar atau ukuran dan bentuk eritrosit normal. Masa tunas
Universitas Sumatera
Utara
b.3. Plasmodium ovale
Plasmodium ovale mempunyai waktu demam yang lebih pendek dan biasanya
bisa sembuh spontan. Masa tunas intrinsik sama seperti Plasmodium vivax, yaitu 12-
17 hari. Plasmodium vivax dapat ditemukan di daerah tropik Afrika bagian barat, di
daerah Pasifik Barat dan beberapa lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di
Pulau Owi sebelah selatan Biak Irian Jaya dan di Pulau Timor. Perubahan eritrosit
yang terjadi yaitu eritrosit tampak oval dengan tepi bergerigi. Titik Schuffner menjadi
lebih banyak.
Parasit ini ditemukan di daerah tropik terutama di Afrika dan Asia Tenggara
parasit ini tersebar di seluruh kepulauan. Spesies ini merupakan paling berbahaya
karena penyakit yang ditimbulkannya dapat menjadi berat. Pada malaria falciparum,
3. Environment (Lingkungan)
malaria di suatu wilayah. Keadaan lingkungan ini terbagi menjadi empat macam,
yaitu :
c.1.1. Iklim
Pengaruh iklim penting sekali terhadap ada atau tidaknya malaria. Di daerah
14
yang beriklim dingin, transmisi malaria hanya mungkin terjadi pada musim panas.
setelah hujan beberapa minggu jumlah kasus malaria mulai menanjak sampai
21
perindukan populasi nyamuk juga akan bertambah penularannya.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Idram dkk (2002) dengan desain penelitian cross sectional
menyatakan ada hubungan antara curah hujan dengan kepadatan populasi jentik
jentik/ciduk) pada bulan Maret dimana curah hujan tinggi antara bulan Oktober
25
sampai Maret.
c.1.3. Temperatur
o
di bawah 16 C. Kondisi terbaik untuk perkembangan Plasmodium dalam tubuh
nyamuk Anopheles dan penularan infeksi adalah ketika temperatur berada di antara
o 15
20-30 C.
c.1.4. Kelembaban
paling rendah 60%. Kelembaban yang relatif tinggi akan memperpanjang hidup
15
nyamuk dan juga akan memperpanjang penularan infeksi ke orang lain.
c.1.5. Angin
Anopheles biasanya tidak ditemukan dalam jumlah besar lebih dari 2-3 km dari
nyamuk jantan dan pengaruh angin bisa membawa nyamuk sejauh 30 km dari tempat
15
perindukan.
Universitas Sumatera
Utara
c.1.6. Sinar Matahari
An. sundaicus lebih suka tempat teduh, sebaliknya An. hyrcanus lebih menyukai
tempat terbuka. An. barbirostris dapat hidup baik di tempat yang teduh maupun di
22
tempat yang terang.
An. barbirostris menyukai tempat perindukan yang airnya statis atau mengalir
sedikit. An. minimus menyukai tempat perindukan yang aliran airnya cukup deras dan
22
An. sundaicus di tempat yang airnya tergenang.
Lingkungan yang baru diketahui pengaruhnya adalah kadar garam dari tempat
perindukan. Jumlah nyamuk pantai mulai bertambah sewaktu genangan air meningkat
21
kadar garamnya, yaitu dengan tertutupnya muara sungai pada musim kemarau.
Hasil penelitian Barodj (2000) dengan desain penelitian cross sectional menemukan
23
jentik An. subpictus dapat hidup pada perairan payau dengan salinitas sampai 42.
Adanya daerah perindukan yang ideal dan tersedia sepanjang tahun bagi nyamuk
An. aconitus di pedalaman, yaitu daerah persawahan di lereng bukit yang terus menerus
ditanami padi karena mendapat aliran air sepanjang tahun dari mata air, merupakan
kepadatan hewan ternak besar di daerah tersebut sangat rendah sehingga vektor
21
An.aconitus yang bersifat zoofilik akan lebih banyak menggigit manusia.
Universitas Sumatera
Utara
Berdasarkan macam darah yang disenangi, nyamuk Anopheles sp dibedakan
atas: antropofilik apabila nyamuk lebih senang darah manusia, zoofilik apabila
nyamuk lebih senang menghisap darah binatang dan golongan nyamuk yang tidak
26
punya pilihan tertentu.
kecilnya kontak antara manusia dengan vektor. Berbagai kebiasaan seperti cara
membuat rumah, cara bertani, dan adat kebiasaan lainnya dapat menambah kontak
antara manusia dengan vektor. Di Indonesia bagian timur, orang membangun rumah
dengan dinding yang dibuat dari gaba-gaba yaitu batang daun sagu. Dinding rumah
seperti itu biasanya tidak rapat sehingga nyamuk dengan mudah dapat masuk ke
dalam rumah. Kebiasaan menunggui ladang selama bercocok tanam dan tidur di
21
pondok-pondok yang sangat sederhana sangat menambah pemaparan.
menyatakan penderita malaria kemungkinan 5,2 kali tidak memasang kawat kasa
20
pada rumah dibandingkan dengan tidak penderita malaria.
27
2.7. Parameter Pengukuran Epidemiologi Malaria
Untuk mengetahui kejadian dan pola suatu penyakit atau masalah kesehatan
yang terjadi dalam masyarakat, kita harus mempunyai alat atau metode pengukuran
yang dapat digunakan untuk mengetahui jumlah dan distribusi penyakit tersebut.
Dalam studi epidemiologi yang paling utama diperlukan adalah alat pengukuran
Universitas Sumatera
Utara
Frekuensi penyakit dalam epidemiologi biasanya dalam perbandingan antara
populasi. Alat yang biasa digunakan adalah rate dan ratio. Adapun ukuran-ukuran
Adalah angka kesakitan per 1.000 penduduk dalam satu tahun, jumlah sediaan
darah positif dibandingkan dengan jumlah penduduk, dinyatakan dalam permil ( 000).
Adalah angka kesakitan (malaria klinis) per 1.000 penduduk dalam satu tahun
Adalah jumlah sediaan darah yang diperiksa terhadap semua penduduk dalam
Universitas Sumatera
Utara
2.7.5. Slide Positif Rate (SPR)
Adalah persentase dari sediaan darah yang positif dari seluruh sediaan darah
27
2.8. Stratifikasi Daerah Malaria
malaria berdasarkan :
1. AMI
AMI yaitu jumlah penderita malaria klinis di suatu wilayah pada setiap 1.000
penduduk di wilayah tersebut dalam satu tahun. AMI digunakan untuk daerah yang
Universitas Sumatera
Utara
a.1. Low Malaria Incidence, yaitu AMI < 10 kasus per 1.000 penduduk
a.2. Medium Malaria Incidence, yaitu AMI 10-50 kasus per 1.000 penduduk
a.3. High Malaria Incidence, yaitu AMI > 50 kasus per 1.000 penduduk
2. API
laboratorium di suatu wilayah pada setiap 1.000 penduduk di wilayah tersebut dalam
satu tahun. API digunakan untuk daerah yang berada di Jawa-Bali. Pembagiannya
yaitu:
b.1. Low Parasite Incidence, yaitu API < 1 kasus per 1.000 penduduk b.2.
Medium Parasite Incidence, yaitu API 1-5 kasus per 1.000 penduduk b.3.
High Parasite Incidence, yaitu API > 5 kasus per 1.000 penduduk
Didapatkan dari hasil pemeriksaan sediaan darah (SD) positif dari kegiatan
1. Pencegahan Primer
Universitas Sumatera
Utara
Adalah upaya untuk mempertahankan orang yang sehat tetap sehat atau
28
mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Kegiatannya sederhana dan dapat
27
dilakukan oleh sebagian besar masyarakat, seperti :
a.1. Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria dengan cara tidur
mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repelen), memakai obat
nyamuk bakar, memasang kawat kasa pada jendela, dan menjauhkan kandang
Selain itu, pencegahan primer juga dilakukan terhadap parasit yaitu dengan
terjadinya infeksi atau timbulnya gejala. Jenis obat yang digunakan menurut
Departemen Kesehatan RI ada dua jenis, yaitu Klorokuin dan Sulfadoksin atau
Pirimetamin. Klorokuin diberikan satu minggu sekali, dimulai satu minggu sebelum
masuk daerah malaria dan diteruskan sampai 4 minggu setelah meninggalkan daerah
tersebut. Dosis yang diberikan yaitu 14 tablet/hari untuk umur <1 tahun, 12
Universitas Sumatera
Utara
tablet/hari untuk umur 1-4 tahun, 1 tablet/hari untuk umur 5-9 tahun, 1 12 tablet/hari
untuk umur 10-14 tahun, dan 2 tablet/hari untuk umur >15 tahun. 1 tablet klorokuin
mengandung 150 mg basa. Klorokuin tidak boleh diberikan dalam keadaan perut
kosong.
klorokuin. Obat ini diberikan satu minggu sekali. Dosis yang diberikan yaitu 14
tablet/hari untuk umur 1-4 tahun, 12 tablet/hari untuk umur 5-9 tahun, 34
tablet/hari untuk umur 10-14 tahun, dan 1 tablet/hari untuk umur >15 tahun. 1 tablet
Adalah upaya untuk mencegah orang yang telah sakit agar sembuh,
28
menghambat progresifitas penyakit dan menghindarkan komplikasi. Kegiatannya
meliputi: pencarian penderita secara aktif melalui skrining dan secara pasif dengan
melakukan pencatatan dan pelaporan kunjungan penderita malaria, diagnosa dini dan
pengobatan yang adekuat, dan memperbaiki status gizi guna membantu proses
27
penyembuhan.
darah dalam laboratorium untuk pemeriksaan. Meskipun demikian, satu sediaan atau
satu spesimen tidak dapat dipercayai untuk menyingkirkan diagnosis terutama apabila
telah digunakan pengobatan atau profilaksis parsial. Penggunaan obat malaria secara
Universitas Sumatera
Utara
pulasan darah hanya dijumpai sedikit parasit, yang menggambarkan parasetemia yang
rendah padahal pasien sedang menderita penyakit yang berat. Jumlah parasit yang
29
sedikit pada sediaan darah hapus juga terjadi pada fase awal atau kambuh.
Dianjurkan untuk membuat sediaan darah tipis dan tebal dan paling sedikit
diperiksa 200 sampai 300 lapangan pandang dengan minyak emersi sebelum
29
melaporkan suatu hasil yang negatif. Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatif
tidak mengenyampingkan diagnosis malaria. Pemeriksaan darah tepi 3 kali dan hasil
30
negatif, maka diagnosis malaria dikesampingkan. Untuk penderita tersangka
malaria berat perlu diperhatikan bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif,
perlu diperiksa ulang setiap 6 jam sampai 3 hari berturut-turut. Bila hasil pemeriksaan
darah tebal selama 3 hari berturut-turut tidak ditemukan parasit, maka diagnosis
31
malaria disingkirkan. Pemeriksaan sediaan darah dilakukan dengan pulasan
Giemsa. Diagnosis spesies yang akurat sangat penting dalam menentukan obat atau
29
kombinasi obat yang akan digunakan.
3. Pencegahan Tertier
1. Pemberantasan Vektor
Universitas Sumatera
Utara
Pemberantasan vektor dilakukan dengan cara membunuh nyamuk dewasa
jentik dengan kegiatan anti larva, dan menghilangkan atau mengurangi tempat
27
pertumbuhannya tidak akan selesai sehingga penyebarannya dapat dihentikan.
dengan cara menemukan penderita sedini mungkin, baik dilakukan secara aktif oleh
petugas khusus yang mengunjungi rumah secara teratur (Active Case Detection)
maupun dilakukan secara pasif (Passive Case Detection) yaitu memeriksa semua
pasien yang berkunjung ke UPK (Unit Pelayanan Kesehatan) seperti Polindes, Pustu,
Puskesmas, dan Rumah Sakit baik swasta maupun pemerintah yang menunjukkan
27
gejala klinis malaria.
untuk menekan gejala klinis malaria serta membunuh gamet untuk mencegah
27
terjadinya penularan. Obat yang sering digunakan yaitu kina, klorokuin,
29
eritrosit melalui hati dan mulai dengan siklus eritrositik.
27
timbulnya kambuh. WHO merekomendasikan pengobatan malaria secara global
ahli malaria dari Depkes RI sejak tahun 2004 sepakat dan menyetujui penggunaan
obat ACT sebagai obat lini I di seluruh Indonesia. Pengobatan ACT yang
13
direkomendasikan WHO pada tahun 2006 adalah :
Adalah pemberian pengobatan malaria klinis kepada semua penduduk (> 80%
27
penduduk) di daerah KLB sebagai bagian dari upaya penanggulangan KLB malaria.
27
selesai.
Universitas Sumatera
Utara