DENOISING DAN TAR (Ignatius Forza 15388)
DENOISING DAN TAR (Ignatius Forza 15388)
13/347904/PA/15388
Denoising sendiri memiliki arti Reduksi Noise, yakni proses yang diupayakan
agar diperoleh hasil dengan S/N yang tinggi. Pekerjaan ini cukup menantang
terutama jika noise dan sinyal (dalam berbagai domain) tidak terpisahkan dengan
baik. Untuk melakukan proses Denoising ini, diperlukan beberapa tahap yakni Trace
Muting, Filtering, Spike & Noise Burst Edit, Surface Wave Noise, Attenuation, dan
Windowed Processing.
Gambar hasil sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) dilakukan proses denoising
multi dimensi yang tidak dimiliki oleh teknik konvensional seperti Median Filtering
dan FX-Decon. Curvelet Transform diadopsi oleh geoscientist dari Image Processing
dan Scientific Computing, dimana pada kedua bidang tersebut telah lama
diterapkan untuk berbagai keperluan diantaranya denoising.
Gambar Curvelet Transform pada data seismik, cube AI yang diterapkan pada noisy data
(kiri) dan AI yang diterapkan pada data setelah denoise dengan Curvelet Tranform (kanan)
Kemudian proses Pre Processing yang selanjutnya dilakukan adalah TAR (True
Amplitude Recovery) yakni untuk menghilangkan efek spherical divergence (karena
bentuk bumi) pada penampang seismik sehingga energi yang di dapat pada suatu
tempat dengan tempat yang lain adalah sama. TAR merupakan upaya untuk
memperoleh amplitudo gelombang seismik yang seharusnya dimiliki. Saat
perekaman, variasi amplitudo terjadi akibat geometrical spreading, atenuasi, variasi
jarak sumber-penerima dan noise.
Gambar hasil sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) dilakukan proses TAR
Referensi