BBLR
BBLR
Secara global dikemukakan bahwa selama tahun 2000, terdapat 4 juta kematian
neonatus (3 juta kematian neonatal dini dan 1 juta kematian neonatal lanjut). Hampir
99% kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Kematian tertinggi di Afrika (88
per seribu kelahiran), sedangkan di Asia angka kematian perinatal mendekati 66 bayi
dari 1000 kelahiran hidup. Bayi Kurang Bulan dan Berat Lahir Rendah adalah satu
dari tiga penyakit utama kematian neonatus tersebut.1
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia masa kehamilan. BBLR bisa
terdiri atas BBLR kurang bulan atau bayi lahir prematur dan BBLR
cukup bulan/ lebih bulan dengan hambatan pertumbuhan intrauterin
(IUGR). BBLR kurang bulan / premature khususnya yang masa
kehamilannya <>2,3 biasanya mengalami penyulit seperti
gangguan nafas, ikterus, infeksi dan lain sebagainya, yang apabila
tidak dikelola sesuai dengan standard pelayanan medis akan
berakibat fatal. Sementara BBLR yang cukup/ lebih bulan umumnya
organ tubuhnya sudah matur sehingga tidak terlalu bermasalah
dalam perawatannya.
Penyebab BBLR sangat kompleks. BBLR dapat disebabkan
oleh kehamilan kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau
kombinasi keduanya.
Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur
kehamilan 37 minggu. Sebagian bayi kurang bulan belum siap hidup
diluar kandungan dan mendapatkan kesulitan untuk mulai bernapas,
menghisap, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar tetap
hangat.
Anemia gizi besi merupakan masalah gizi yang paling banyak
dijumpai pada kelompok ini. Sekitar sepertiga remaja dan WUS
menderita anemia gizi besi dan berlanjut pada masa kehamilan.
Anemia gizi besi dijumpai pada 40 % ibu hamil. Kekurangan Energi
Kronis (KEK) dijumpai pada WUS usia 15-49 tahun yang ditandai
dengan proporsi LILA <> menurun menjadi 16.7% pada tahun 2003.
Pada umumnya proporsi WUS dengan risiko KEK cukup tinggi pada
usia muda (15-19 tahun), dan menurun
pada kelompok umur lebih tua, kondisi ini memprihatinkan
mengingat WUS dengan risiko KEK cenderung melahirkan bayi BBLR
yang akhirnya akan menghambat pertumbuhan pada anak usia
balita.
Terdapat banyak penyebab ketidakaturan pertumbuhan intera uteri, dan efek mereka
terhadap janin bervariasi sesuai dengan cara dan lama terpapar serta tahap
pertumbuhan janin saat penyebab tersebut terjadi. Walaupun setiap organ dapat
dipengaruhi oleh retardasi pertumbuhan intrauteri, efeknya pada tiap organ tidak
sama. Jika retardasi pertumbuhan terjadi pada akhir kehamilan, pertumbuhan jantung,
otak, dan tulang rangka tampak paling sedikit terpengaruh, sedangkan ukuran hati,
limpa dan timus sangat berkurang. 4,5 Keadaan klinis ini disebut retardasi pertumbuhan
asimetri dan biasa terjadi pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh wanita penderita
hipertensi kehamilan (preeklamsia). Sebaliknya, jika gangguan terjadi pada awal
kehamilan (30% semua bayi KMK) tampak pertumbuhan otak dan tulang rangka yang
kurang seimbang. Keadaan klinis ini disebut retardasi pertumbuhan simetri dan
seringkali berkaitan dengan hasil akhir perkembangan syaraf yang buruk.
Dalam dasawarsa terakhir ini terdapat suatu konsep menarik dari kelompok bayi
IUGR yang disebut Hipotesis Barker. Hipotesis ini dikenal dengan
hipotesis : Fetal Origin of Adult Disease Hypothesis. Barker
adalah dokter peneliti di RS Southampton, Inggris. Berdasarkan
hipotesisnya, bahwa gangguan pertumbuhan dalam rahim
mempunyai pengaruh negatif terhadap perkembangan system
kardiovaskular serta berkaitan dengan kejadian penyakit jantung
koroner (PJK), hipertensi, resistensi insulin, hiperkolesterolemia, dan
hiperurikemia pada masa dewasa.
Dari berbagai penelitian akhri-akhri ini baik di Negara maju maupun
Negara berkembang telah dilaporkan bahwa hipertensi pada orang
dewasa berhubungan dengan berbagai keadaan bayi berat lahir
rendah seperti :
a. Terdapat tendensi meningkatnya tekanan darah dengan
menurunnya berat lahir
b. BBLR, terutama bila disertai akselerasi berat badan pada
masa anak, mempunyai risiko peningkatan hipertensi pada
waktu dewasa
c. Hubungan tersebut tidak berbeda pada pasien pria atau
wanita
Ringkasan
Bayi berat lahir rendah merupakan salah satu dari tiga
penyebab utama kematian neonatal di Indonesia. Makin rendah
masa gestasi dan berat lahir bayi makin tinggi angka kematian bayi.
Kehidupan bayi biasanya berakhir di ruang perawatan intensif
neonatus sebagai akibat berbagai morbiditas neonatus.
Berbagai upaya dibidang pendidikan dan kemajuan teknologi
telah diterapkan guna mempertahankan kelangsungan hidup BBLR
dari berbagai tingkat perawatan. Meskipun kelangsungan hidup
dapat dipertahankan, gangguan jangka pendek maupun jangka
panjang masih sering ditemukan akibat komplikasi perawatan
intensif ataupun karena morbiditas diderita. Pemantauan aktif dan
terus menerus pada BKB/BBLR yang dirawat atau pasca rawat di
Unit perawatan intensif perlu dilakukan secara ketat. Hal ini sangat
bermanfaat agar diagnosa dan tatalaksana dini dapat ditegakkan
sehignga tumbuh kembang bayi selanjutnya dapat berjalan optimal.