Di Susun Oleh :
1. Rimpang jahe
Kandungan aktif
sabinene.
Komponen utama dari jahe segar adalah senyawa homolog fenolik keton yang dikenal
sebagai gingerol. Gingerol sangat tidak stabil dengan adanya panas dan pada suhu tinggi akan
berubah menjadi shogaol. Shogaol lebih pedas dibandingkan gingerol, merupakan komponen
utama jahe kering (Mishra, 2009). Jolad et al. (2004) melaporkan bahwa dalam jahe segar
telah teridentifikasi 63 senyawa, dimana 31 senyawa pernah dilaporkan dan 20 senyawa baru.
Senyawa yang teridentifikasi antara lain gingerol ([4], [6], [8] dan [10]-gingerol), shogaol ([4],
[6], [8]) (Gambar 1); [10]-shogaol), [3]- dihidroshogaol, paradol ([6], [7], [8], [9], [10], [11],
dan [13]), dihidroparadol, turunan asetil gingerol, gingerdiol, mono dan turunan di-asetil
dengan senyawa metil [4]-gingerol dan metil [8]- gingerol, metil [4]-, metil [6]- dan metil [8]-
shogaol, 5-deoksigingerols dan metil [6]-paradol. Dalam jahe kering teridentifikasi sebanyak
115 senyawa, dimana 88 senyawa pernah dilaporkan (Jolad et al.2005). Senyawa [6]-, [8]-, [10]-
Secara umum, komponen senyawa kimia yang terkandung dalam jahe terdiri dari minyak
menguap (volatile oil), minyak tudak menguap (non volatile oil) dan pati. Minyak atsiri termasuk
jenis minyak menguap dan merupakan komponen yang memberi bau yang khas. Tanaman jahe
mengandung minyak atsiri 0,6-3% yang terdiri dari - pinen, -phellandren, borneol,limonene,
humulen, 60% zingiberen dan zingirolmenguap, zat pedas gingerol. Kandungan minyak tidak
menguap disebut oleoresin, suatu komponen yang memberi rasa pahit dan rimpang jahe juga
aspartia acid, kanji, lipid, kayu damar, asam amino, protein, vitamin A dan niacin serta mineral.
Kadar olesinnya mencapai 3%. Kandungan kimia dari antara lain minyak atsiri 1,5-3,5%, kadar
Khasiat
Secara tradisional, kegunaannya antara lain untuk mengobati penyakit rematik, asma,
stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi
Digunakan sebagai peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh haid,
pencegah mual dan penambah nafsu makan (Sudarsono dkk,1996). Antiseptik, circulatory
stimulant, diaphoretic, peripheral vasodilator (Swainson dan Soetrisno, 2005), membuang angin,
Peran
Jahe emprit (Zingiber officinale var. Rubrum) merupakan salah satu jenis jahe yang
banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan. Hal ini dikarenakan rimpang jahe
emprit berserat lembut, aroma tajam, dan berasa pedas meskipun ukuran rimpang kecil. Rimpang
jahe emprit juga mengandung gizi cukup tinggi, antara lain 58% pati, 8% protein, 3-5% oleoresin
2. Daun Sembung
Daun sembung sebagai bahan tambahan pada terapi dispepsia, nama lain dari daun
sembung yaitu Blumea balsamifera. Daun sembung berkhasiat sebagai antibakteri, melancarkan
peredaran darah, menghilangkan bekuan darah, pembengkakan, peluruh kentut (karminatif),
peluruh keringat (diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran), astringen, tonikum, obat batuk.
influenza, demam, sesak napas (asma), batuk, bronkitis, perut kembung, diare, perut mulas,
sariawan, dan nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah koroner (angina pektoris. Untuk
kandungannya sendiri daun sembung mengandung flavanol sebagai antibakteri, zat antiinflamasi
dan anti trombotik, minyak asiri (borneol dan sineol), diameter khlorasetofenon, tanin,
pirokatechin dan glikosida.
Cara penggunaan: 5 lembar daun sembung rebus dengan 3 gelas air sampai mendidih sampai
airnya menjadi 1 gelas, diminum sampai maag sembuh.
3. Jinten hitam
Jinten hitam diketahui mengandung bahan kimia seperti minyak atsiri,minyak
lemak, d-limonena, simena, glukosida, saponin, zat pahit, jigellin, nigelon, timokinon.khasiat
jinten hitam adalah memperbaiki saluran pencernaan, jinten hitam yang mengandung minyak
4. Rimpang kunyit
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat yang disebut curcuminoid
yang terdiri atas curcumin, desmitoksikumin, bidesmetoksikurkumin dan beberapa zat lain
seperti minyak atsiri yang terdiri atas keton sesquiterpen, turmerol, tumeon, zingiberen,
felandren, sabinen, bernoel dan sineil. Selain itu kunyit juga mengandung lemak, karbohidrat,
protein, pati, vitamin C serta garam-garammineral yaitu zat besi, forfor dan kalsium.
Francisca Murti Setyowati. 2015. Etnofarmakologi dan Pemakaian Tanaman Obat Suku Dayak
Jolad, S.D., R.C. Lantz, A.M. Solyon, G.J. Chen, R.B. Bates, dan B.N. Timmermann.
2004. Fresh organically grown ginger (Zingiber officinale): composition and effects on LPS-
Sudarsono, dkk, 1996, Tumbuhan Obat, Pusat Penelitian Obat Tradisional UGM, Yogyakarta.
Syukur, 2001. Metode Penelitian dan Penyajian data Pendidikan, Semarang : Medya Wiyata
Tapsell, L.C., I. Hemphill, L. Cobiac, C.S. Patch, D.R. Sullivan, M. Fenech,S. Roodenrys,
J.B. Keogh, P.M. Clifton, P.G. Williams, V.A. Faziodan K.E. Inge. 2006. Health benefits
of herbs and spices: the past, the present, the future. Med. J. Aust. 185 (Suppl. 4),S4S24.
Tilong, A.D., 2013. Kitab herbal khusus terapi stroke. Jogyakarta: D-medika
WHO Monographs on Selected Medical Plants. Volume 1. Geneva: WHO, 1999: 77-85.
Wang, W.H. dan Z.M. Wang. 2005. Studies of commonly used traditional medicine-ginger.