Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

OBAT TRADISIONAL DAN FITOTERAPI

Di Susun Oleh :

Galuh cendowati 1708020049

Angga abiantoro 1708020061

Sakina Al haddad 1708020065

Sinti Shintia 1708020075

Siti Musyarofah 1708020091

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
Formula jamu saintifik dispepsia

No Nama tanaman Nama tanaman asal Berat


1 Rimpang kunyit Curcuma domestica Val 7 gram
2 Rimpang jahe Zingiber officinale Roxb 7 gram
3 Biji jinten hitam Nigella sativa L. 2 gram
4 Daun sembung Blumea balsamifera L.DC 7 gram

1. Rimpang jahe

Kandungan aktif

Volatile : (-)-zingeberene, (+)-ar-curcumene, (-)--sesquiphelandrene, -bisaboline, -pinene,

bornyl acetat, borneol, camphene, -cymene, cineol, cumene, -elemene,

farnesene, phelandrene, geraneol, limonene, linalool, myrcene, -pinene,

sabinene.

Non-volatil : Gingerol, shogaol, gingediol, gingediasetat, Gingerdion, Gingerenon.

( Sumber : WHO Monographs on selected medicinal plants Vol 1,1999 )

Komponen utama dari jahe segar adalah senyawa homolog fenolik keton yang dikenal

sebagai gingerol. Gingerol sangat tidak stabil dengan adanya panas dan pada suhu tinggi akan

berubah menjadi shogaol. Shogaol lebih pedas dibandingkan gingerol, merupakan komponen

utama jahe kering (Mishra, 2009). Jolad et al. (2004) melaporkan bahwa dalam jahe segar

telah teridentifikasi 63 senyawa, dimana 31 senyawa pernah dilaporkan dan 20 senyawa baru.

Senyawa yang teridentifikasi antara lain gingerol ([4], [6], [8] dan [10]-gingerol), shogaol ([4],

[6], [8]) (Gambar 1); [10]-shogaol), [3]- dihidroshogaol, paradol ([6], [7], [8], [9], [10], [11],

dan [13]), dihidroparadol, turunan asetil gingerol, gingerdiol, mono dan turunan di-asetil

gingerdiol, 1- dehidrogingerdion, diarilheptanoid, dan turunan metil eter. Demikian juga

dengan senyawa metil [4]-gingerol dan metil [8]- gingerol, metil [4]-, metil [6]- dan metil [8]-
shogaol, 5-deoksigingerols dan metil [6]-paradol. Dalam jahe kering teridentifikasi sebanyak

115 senyawa, dimana 88 senyawa pernah dilaporkan (Jolad et al.2005). Senyawa [6]-, [8]-, [10]-

dan [12]-gingerdione juga teridentifikasi.

Secara umum, komponen senyawa kimia yang terkandung dalam jahe terdiri dari minyak

menguap (volatile oil), minyak tudak menguap (non volatile oil) dan pati. Minyak atsiri termasuk

jenis minyak menguap dan merupakan komponen yang memberi bau yang khas. Tanaman jahe

mengandung minyak atsiri 0,6-3% yang terdiri dari - pinen, -phellandren, borneol,limonene,

linalool, citral, nonylaldehide, methyleptenon, 1,8 sineol, bisabilen, 1--curcumin, farnese,

humulen, 60% zingiberen dan zingirolmenguap, zat pedas gingerol. Kandungan minyak tidak

menguap disebut oleoresin, suatu komponen yang memberi rasa pahit dan rimpang jahe juga

mengandung flavonoid, 10-dehydrogingerdione, gingerdione, arginine, -linolenic acid,

aspartia acid, kanji, lipid, kayu damar, asam amino, protein, vitamin A dan niacin serta mineral.

Kadar olesinnya mencapai 3%. Kandungan kimia dari antara lain minyak atsiri 1,5-3,5%, kadar

pati 54,70% (Sudarsono dkk, 1996).

Khasiat

Secara tradisional, kegunaannya antara lain untuk mengobati penyakit rematik, asma,

stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi

(Ali et al. 2008; Wang dan Wang 2005; Tapsell et al 2006).

Digunakan sebagai peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh haid,

pencegah mual dan penambah nafsu makan (Sudarsono dkk,1996). Antiseptik, circulatory
stimulant, diaphoretic, peripheral vasodilator (Swainson dan Soetrisno, 2005), membuang angin,

memperkuat lambung, memperbaiki pencernaan dan menghangatkan badan (Syukur, 2001).

Peran

Jahe emprit (Zingiber officinale var. Rubrum) merupakan salah satu jenis jahe yang

banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan. Hal ini dikarenakan rimpang jahe

emprit berserat lembut, aroma tajam, dan berasa pedas meskipun ukuran rimpang kecil. Rimpang

jahe emprit juga mengandung gizi cukup tinggi, antara lain 58% pati, 8% protein, 3-5% oleoresin

dan 1-3% minyak atsiri (Rukmana, 2000).

2. Daun Sembung

Daun sembung sebagai bahan tambahan pada terapi dispepsia, nama lain dari daun
sembung yaitu Blumea balsamifera. Daun sembung berkhasiat sebagai antibakteri, melancarkan
peredaran darah, menghilangkan bekuan darah, pembengkakan, peluruh kentut (karminatif),
peluruh keringat (diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran), astringen, tonikum, obat batuk.
influenza, demam, sesak napas (asma), batuk, bronkitis, perut kembung, diare, perut mulas,
sariawan, dan nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah koroner (angina pektoris. Untuk
kandungannya sendiri daun sembung mengandung flavanol sebagai antibakteri, zat antiinflamasi
dan anti trombotik, minyak asiri (borneol dan sineol), diameter khlorasetofenon, tanin,
pirokatechin dan glikosida.
Cara penggunaan: 5 lembar daun sembung rebus dengan 3 gelas air sampai mendidih sampai
airnya menjadi 1 gelas, diminum sampai maag sembuh.

3. Jinten hitam
Jinten hitam diketahui mengandung bahan kimia seperti minyak atsiri,minyak

lemak, d-limonena, simena, glukosida, saponin, zat pahit, jigellin, nigelon, timokinon.khasiat
jinten hitam adalah memperbaiki saluran pencernaan, jinten hitam yang mengandung minyak

atsiri dan volatil bermanfaat memperbaiki pencernaan.

4. Rimpang kunyit
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat yang disebut curcuminoid

yang terdiri atas curcumin, desmitoksikumin, bidesmetoksikurkumin dan beberapa zat lain

seperti minyak atsiri yang terdiri atas keton sesquiterpen, turmerol, tumeon, zingiberen,

felandren, sabinen, bernoel dan sineil. Selain itu kunyit juga mengandung lemak, karbohidrat,

protein, pati, vitamin C serta garam-garammineral yaitu zat besi, forfor dan kalsium.

Jamu Saintifik untuk Dispepsia

No Nama tanaman Kandungan Aktif Khasiat


1 Rimpang Jahe Gingerol Anti inflamasi
2 Daun Sembung Borneol dan sineol Anti inflamasi
3 Biji jinten hitam Thymoquinone Sitoprotektif
4 Rimpang Kunyit Kurkuminoid, resin Analgetik

No Nama tanaman Khasiat Peran


1 Rimpang Jahe Anti inflamasi Bahan Utama
2 Daun Sembung Anti inflamasi Bahan Utama
3 Biji jinten hitam Sitoprotoktif Bahan Utama
4 Rimpang Kunyit Analgetik Bahan Pendukung
Daftar pustaka

Ali, B.H., G. Blunden, M. O. Tanira dan A. Nemmar. 2008. Some phytochemical,

pharmacological and toxicological properties of ginger (Zingiber officinale Roscoe): A

review of recent research. Food and Chemical Toxicology. 46 : 409420.

Francisca Murti Setyowati. 2015. Etnofarmakologi dan Pemakaian Tanaman Obat Suku Dayak

Tunjung di Kalimantan Timur. Artikel. Bogor : LIPI

Jolad, S.D., R.C. Lantz, A.M. Solyon, G.J. Chen, R.B. Bates, dan B.N. Timmermann.

2004. Fresh organically grown ginger (Zingiber officinale): composition and effects on LPS-

induced PGE2 production. Phytochemistry. 65:19371954.

Mishra, P. 2009. Isolation, spectroscopic characterization and molecular modeling studies of

mixture of Curcuma longa, ginger and seeds of fenugreek. International Journal of

PharmTech Research. 1: 79-95,

Rukmana, R. 2000. Usaha Tani Jahe. PT. Kanisius. Yogyakarta

Sudarsono, dkk, 1996, Tumbuhan Obat, Pusat Penelitian Obat Tradisional UGM, Yogyakarta.

Syukur, 2001. Metode Penelitian dan Penyajian data Pendidikan, Semarang : Medya Wiyata

Tapsell, L.C., I. Hemphill, L. Cobiac, C.S. Patch, D.R. Sullivan, M. Fenech,S. Roodenrys,

J.B. Keogh, P.M. Clifton, P.G. Williams, V.A. Faziodan K.E. Inge. 2006. Health benefits

of herbs and spices: the past, the present, the future. Med. J. Aust. 185 (Suppl. 4),S4S24.

Tilong, A.D., 2013. Kitab herbal khusus terapi stroke. Jogyakarta: D-medika
WHO Monographs on Selected Medical Plants. Volume 1. Geneva: WHO, 1999: 77-85.
Wang, W.H. dan Z.M. Wang. 2005. Studies of commonly used traditional medicine-ginger.

Zhongguo Zhong Yao Za Zhi. 30:15691573

Anda mungkin juga menyukai