Disusun oleh:
Disusun oleh:
20110310074
Diajukan kepada:
1
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
20100310074
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
2
BAB I
PENDAHULUAN
Manifestasi klinis dari infeksi virus ini adalah demam, nyeri otot dan/ atau
nyeri sendi yang disertai ruam, trombositopenia, manifestasi perdarahan,
limfadenopati, dan leukopenia. Pada demam berdarah dengue terjadi perembesan
plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit) atau
penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock
syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.
Untuk menegakkan diagnosis dari demam berdarah dengue, diperlukan data klinis
dan data laboratorium. Data klinisnya adalah adanya demam antara 2 sampai 7
hari, adanya tanda perdarahan baik itu spontan maupun tidak spontan,
3
hepatomegaly dan adanya renjatan. Sedangkan data laboratoriumnya adalah angka
trombosit dan hematocrit.
BAB II
PRESENTASI KASUS
Nama : An CA
ANAMNESIS
Dilakukan alloanamnesis dengan paman pasien.
4
Tanggal : 10 Oktober 2015
Pasien datang dari IGD dengan keluhan panas tinggi sejak Selasa siang,
pegal-pegal di semua sendi tubuh, pusing, mual dan tidak nafsu makan.. BAB cair
(-), muntah (-). BAK lancar tidak ada keluhan. Batuk (-), Pilek (-). Nafsu makan
anak menurun. Riwayat kejang (-), riwayat jatuh (-).
Kontrol teratur setiap bulan ke Sp.OG, ANC (+) >4x selama kehamilan.
Selama hamil ibu dinyatakan sehat, mual-mual (+), riwayat terinfeksi TORCH (-),
tekanan darah tinggi (-), bengkak bengkak pada tungkai (-), perdarahan
pervaginam (-) kejang (-).
Riwayat Persalinan
5
Anak dapat menetek kuat, anak tidak kuning, anak tidak sesak napas, tidak
kejang-kejang, tidak demam.
Riwayat Vaksinasi
Riwayat Makanan
Sampai usia 6 bulan ASI (+) Formula (-) pemberian selama kurang lebih
30 menit dengan frekuensi 8-10x/hari. Pada usia lebih dari 6 bulan diberikan nasi
tim (+) susu formula (+) ASI (-).
Ayah dan ibu bekerja sebagai wiraswasta , pendapatan ayah baik. Tinggal
di rumah pamannya bersama bibi da sepupunya yang usianya sebaya.
Kondisi rumah baik, sanitasi baik, sirkulasi udara cukup. Hubungan
dengan tetangga baik. Di sekitar lingkungan tidak ada yang menderita TB
atau batuk kronis. Teman-teman di sekolahnya banyak yang menderita
demam berdarah.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
6
Suhu : 38.8 C (aksila)
Pernafasan : 24 x/menit
Berdasarkan table Z scores BB/PB pada anak perempuan, termasuk gizi baik
(-2 SD sampai -1 SD).
Kepala : normochepal
Rambut : tidak mudah dicabut, persebaran rambut merata
Wajah : mongolian face (-), tanda inflamasi (-), ruam-ruam di
wajah (+)
Mata : mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Mulut : bibir kering dan pecah-pecah (-) ,
mukosa mulut lembab,
oral higiene baik
THT : cairan keluar dari telinga (-)
lendir hidung (-)
napas cuping hidung (-)
nyeri tragus dan belakang telinga (-)
dinding faring hiperemis (-) tonsil T1/T1
Leher : lemas mudah digerakkan, pembengkakan limfonodi (-)
kaku kuduk (-)
Thoraks
Jantung
1. Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
2. Palpasi : iktus kordis teraba pada sela iga ke-4 linea midklavikula
kiri
3. Perkusi : tidak ada tanda kardiomegali
4. Auskultasi : bunyi jantung S1- S2 normal, murmur tidak ada, gallop
tidak ada
Paru
7
1. Inspeksi : simetris saat insiprasi dan ekspirasi, tidak terdapat retraksi
atau ketertinggalan gerak
2. Palpasi : fremitus kanan sama dengan kiri
3. Perkusi : sonor/sonor, bunyi sonor melemah pada perkusi di bagian
bawah thorax saat anak posisi duduk
4. Auskultasi : Suara dasar vesikular/vesikular, rhonki basah kasar tidak
ada, wheezing tidak ada
Abdomen
1. Inspeksi : datar
2. Palpasi : turgor baik, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), limpa tidak
teraba
3. Perkusi : timpani
4. Auskultasi : bising usus + meningkat
Urogenital : Nyeri saat berkemih (-)
Extremitas : Akral hangat, nadi kuat, capillary refill <2detik.
Status neurologis :
Pemeriksaan Penunjang
8
Diagnosa Klinis Masuk
Terapi
FOLLOW UP
9
nyeri tekan sinus (-)
Telinga: Sekret (-/-), nyeri tekan tragus (-),
nyeri tekan belakang telinga (-)
Mulut : bibir kering (+), mukosa buccal
kemerahan (+), caries (-), stomatitis (-), lidah
kotor (-)
Tenggorokan: tonsil T1/T1, faring hiperemis
(-), nyeri telan (-)
Leher : lemas dan mudah digerakkkan (+),
Pembesaran limfonodi (-)
Thorax: simetris, vesikuler +/+, ronkhi (-/-),
weezing (-/-), retraksi -/-, suara S1 S2 reguler,
bising jantung (-)
Abdomen: Turgor kulit pulih sebelum 2 dt,
nyeri tekan (-), peristaltic (+)
Urogenital: BAK lancar, nyeri saat BAK (-)
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT<2dt, edema
(-), Rumple lead (+)
Assessment
Dengue fever (DF)
Status gizi anak: baik
10/10/2015 Subjektif Planning
05.45 WIB Demam hari ke 4, batuk (-), pilek (-), sesak Infus RL
nafas (-), pegal-pegal (-), mual (-), sakit perut 3cc/kgBB/jam
20 tpm
(-), BAK (+), BAB (+)
(makro)
Objektif Po
KU : tampak sakit sedang, compos mentis. Paracetamol
3x1/2 tablet
Tanda vital :
jika panas
- Suhu : 38,6 oC Cek AT/HMT
- Nadi : 115 x/menit per 12 jam
- Respirasi : 28 x/menit
- TD : 110/80
10
Mata: cekung(-/-), sekret konjungtiva(-/-),
sclera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
Hidung: Nafas cuping hidung (-), sekret (-),
nyeri tekan sinus (-)
Telinga: Sekret (-/-), nyeri tekan tragus (-),
nyeri tekan belakang telinga (-)
Mulut : bibir kering (+), mukosa buccal
kemerahan (+), caries (-), stomatitis (-), lidah
kotor (-)
Tenggorokan: tonsil T1/T1, faring hiperemis
(-), nyeri telan (-)
Leher : lemas dan mudah digerakkkan (+),
Pembesaran limfonodi (-)
Thorax: simetris, vesikuler +/+, ronkhi (-/-),
weezing (-/-), retraksi -/-, suara S1 S2 reguler,
bising jantung (-)
Abdomen: Turgor kulit pulih sebelum 2 dt,
nyeri tekan (-), peristaltic (+)
Urogenital: BAK lancar, nyeri saat BAK (-)
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT<2dt, edema
(-), Rumple lead (+)
*Data Hasil Laboratorium:
1. pukul 12.01 WIB
Trombosit 98 10^3/uL
Hematokrit 39 vol%
2. pukul 21.12 WIB
Trombosit 64 10^3/uL
Hematokrit 38 vol%
*Diuresis 3,4 cc/jam
Assessment
Dengue fever (DF)
11
Status gizi anak: baik
11/10/2015 Subjektif Planning
06.00 WIB Demam hari ke 5, batuk (-), pilek (-), sesak Infus RL 10
nafas (-), pegal-pegal (-), mual (-), sakit perut cc/kgBB/jam
Po
(+), tidak bisa berdiri bahkan duduk. Perut
Paracetamol
terasa sangat kaku dan berat. BAK (+), BAB 3x1/2 tablet
(+) jika panas
Objektif
Pada pukul 14.30 TD
KU : tampak sakit sedang, compos mentis.
naik menjadi 100/70
Tanda vital :
lalu infus diganti
- Suhu : 36,7 oC
menjadi Infus RL
- Nadi : 115 x/menit
- Respirasi : 30 x/menit 5cc/kgBB/jam
- TD : 85/65
Cek AT/HMT per 6
Mata: cekung(-/-), sekret konjungtiva(-/-),
jam
sclera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
Hidung: Nafas cuping hidung (-), sekret (-),
nyeri tekan sinus (-)
Telinga: Sekret (-/-), nyeri tekan tragus (-),
nyeri tekan belakang telinga (-)
Mulut : bibir kering (+), mukosa buccal
kemerahan (+), caries (-), stomatitis (-), lidah
kotor (-)
Tenggorokan: tonsil T1/T1, faring hiperemis
(-), nyeri telan (-)
Leher : lemas dan mudah digerakkkan (+),
Pembesaran limfonodi (-)
Thorax: simetris, vesikuler +/+, ronkhi (-/-),
weezing (-/-), retraksi -/-, suara S1 S2 reguler,
bising jantung (-)
Abdomen: Turgor kulit pulih sebelum 2 dt, ,
nyeri tekan di 9 regio perut, peristaltic
12
meningkat, shifting dullness (+), acites (+)
Urogenital: BAK lancar, nyeri saat BAK (-)
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT<2dt, edema
(-),bintik-bintik merah di kedua tangan dan
kedua kaki, Rumple lead (+)
*Data Hasil Laboratorium:
1. pukul 00.17 WIB
Trombosit 28 10^3/uL
Hematokrit 45 vol%
2. pukul 08.07 WIB
Trombosit 24 10^3/uL
Hematokrit 50 vol%
3. pukul 10.13 WIB
Trombosit 22 10^3/uL
Hematokrit 45.1 vol%
4. pukul 12.14 WIB
Trombosit 18 10^3/uL
Hematokrit 45 vol%
5. pukul 18.20 WIB
Trombosit 19 10^3/uL
Hematokrit 44.9 vol%
6. pukul 22.25 WIB
Trombosit 18 10^3/uL
Hematokrit 44 vol%
IgM Dengue (-)
IgG Dengue (+)
*Diuresis 4,7 cc/jam
Assessment
Dengue Haemmorhagic fever (DHF) grade 1
Status gizi anak: baik
13
12/10/2015 Subjektif Planning
06.15 WIB Demam hari ke 6, batuk (+), pilek (-), sesak Infus RL 5
nafas (+), pegal-pegal (-), mual (+), muntah cc/kgBB/jam
Po
(+), sakit perut (+), tidak bisa berdiri bahkan
Paracetamol 2
duduk. Perut terasa sangat kaku dan berat. 1/2 cth jika
Nyeri dada bagian tengah dan bawah, jika panas
Cek AT/HMT
untuk menarik nafas semakin nyeri. Bengkak
per 12 jam
di kaki bagian bawah dan kelopak mata serta
wajah. BAK (+), BAB (+)
Objektif
KU : tampak sakit sedang, compos mentis.
Tanda vital :
- Suhu : 36 oC
- Nadi : 109 x/menit
- Respirasi : 38 x/menit
- TD : 90/60
Mata: cekung(-/-), sekret konjungtiva(-/-),
sclera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
edema palpebral (+/+)
Wajah: edema, paling terlihat di bagian buccal
Hidung: Nafas cuping hidung (-), sekret (-),
nyeri tekan sinus (-)
Telinga: Sekret (-/-), nyeri tekan tragus (-),
nyeri tekan belakang telinga (-)
Mulut : bibir kering (+), mukosa buccal
kemerahan (+), caries (-), stomatitis (-), lidah
kotor (-)
Tenggorokan: tonsil T1/T1, faring hiperemis
(-), nyeri telan (-)
Leher : lemas dan mudah digerakkkan (+),
Pembesaran limfonodi (-)
Thorax: simetris, vesikuler +/+, ronkhi paru
14
atas dan medial (-/-), ronkhi basah di bagian
bawah paru (+/+), weezing (-/-), retraksi -/-,
suara S1 S2 reguler, bising jantung (-).
Perkusi sonor semakin meredup di bagian
thorax bawah. Tanda klinis efusi pleura (+)
Abdomen: Turgor kulit pulih sebelum 2 dt, ,
nyeri tekan di 9 regio perut, peristaltic
meningkat, shifting dullness (+), acites (+)
Urogenital: BAK lancar, nyeri saat BAK (-)
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT<2dt, edema
di bagian pedis (+/+),bintik-bintik merah di
kedua kaki, Rumple lead (+)
*Data Hasil Laboratorium:
1. pukul 12.12 WIB
Trombosit 16 10^3/uL
Hematokrit 41 vol%
2. pukul 16.56 WIB
Trombosit 32 10^3/uL
Hematokrit 40 vol%
3. pukul 21.52 WIB
Trombosit 32 10^3/uL
Hematokrit 38 vol%
*Hasil RO thorax RLD/LLD anak :
efusi pleura dextra
besar cor normal
*Diuresis : 2,88 cc/jam
Assessment
Dengue Haemmorhagic fever (DHF) grade 1
Status gizi anak: baik
13/10/2015 Subjektif Planning
06.00 WIB Demam hari ke 7, batuk (+), pilek (-), sesak O2 nasal kanul
15
nafas (+), pegal-pegal (-), mual (+), muntah Infus RL 3
(+), sakit perut (+), sudah bisa berdiri dan cc/kgBB/jam
duduk pelan-pelan. Perut terasa tidak sekaku
Po
dan seberat kemarin. Nyeri dada bagian Paracetamol 2
tengah dan bawah, jika untuk menarik nafas 1/2 cth jika
panas
semakin nyeri. Bengkak di kaki bagian bawah
PO Lasix 20
dan kelopak mata serta wajah. BAK (+), BAB mgram
(+) Cek AT/HMT
per 24 jam
Objektif
KU : tampak sakit sedang, compos mentis.
Tanda vital :
- Suhu : 36,4 oC
- Nadi : 110 x/menit
- Respirasi : 38 x/menit
- TD : 100/80
Mata: cekung(-/-), sekret konjungtiva(-/-),
sclera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
edema palpebral (+/+)
Wajah: edema, paling terlihat di bagian buccal
Hidung: Nafas cuping hidung (-), sekret (-),
nyeri tekan sinus (-)
Telinga: Sekret (-/-), nyeri tekan tragus (-),
nyeri tekan belakang telinga (-)
Mulut : bibir kering (+), mukosa buccal
kemerahan (+), caries (-), stomatitis (-), lidah
kotor (-)
Tenggorokan: tonsil T1/T1, faring hiperemis
(-), nyeri telan (-)
Leher : lemas dan mudah digerakkkan (+),
Pembesaran limfonodi (-)
Thorax: simetris, vesikuler +/+, ronkhi paru
atas dan medial (-/-), ronkhi basah di bagian
16
bawah paru (+/+), weezing (-/-), retraksi -/-,
suara S1 S2 reguler, bising jantung (-).
Perkusi sonor semakin meredup di bagian
thorax bawah. Tanda klinis efusi pleura (+)
Abdomen: Turgor kulit pulih sebelum 2 dt, ,
nyeri tekan di 9 regio perut, peristaltic
meningkat, shifting dullness (+), acites (+)
Urogenital: BAK lancar, nyeri saat BAK (-)
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT<2dt, edema
(-),bintik-bintik merah di kedua kaki
berkurang dibandingkan kemarin, Rumple
lead (-),
*Data Hasil Laboratorium:
1. pukul 00.06 WIB
Trombosit 34 10^3/uL
Hematokrit 40 vol%
2. pukul 12.25 WIB
Trombosit 40 10^3/uL
Hematokrit 39 vol%
*Diuresis : 6,2 cc/jam
Assessment
Dengue Haemmorhagic fever (DHF) grade 1
Status gizi anak: baik
14/10/2015 Subjektif Planning
05.30 WIB Demam hari ke 8, batuk (+), pilek (-), sesak O2 nasal kanul
nafas (+), pegal-pegal (-), mual (+), muntah Infus RL 3
cc/kgBB/jam
(+), sakit perut (+), sudah bisa berdiri dan
PO
duduk pelan-pelan. Perut terasa tidak sekaku Paracetamol 2
dan seberat sebelumnya. Nyeri dada bagian 1/2 cth jika
panas
tengah dan bawah, jika untuk menarik nafas
PO Lasix 20
semakin nyeri. Bengkak di kaki bagian bawah mgram
17
dan kelopak mata serta wajah berkurang. Cek AT/HMT
BAK (+) lancar dan sering dengan volume per 24 jam
18
pleura (+) masih ada.
Abdomen: Turgor kulit pulih sebelum 2 dt, ,
nyeri tekan di 9 regio perut, peristaltic
meningkat, shifting dullness (+), acites (+)
berkurang
Urogenital: BAK lancar, sering dan banyak,
nyeri saat BAK (-)
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT<2dt, edema
di bagian pedis berkurang, bintik-bintik merah
di kedua kaki berkurang dibandingkan
kemarin, Rumple lead (-),
*Data Hasil Laboratorium:
1. pukul 05.27 WIB
Trombosit 60 10^3/uL
Hematokrit 42 vol%
*Diuresis : 5,3 cc/jam
Assessment
Dengue Haemmorhagic fever (DHF) grade 1
Status gizi anak: baik
15/10/2015 Subjektif Planning
05.40 WIB Demam hari ke 9, batuk berkurang, pilek (-), O2 nasal kanul
sesak nafas (+) namun tidak separah kemarin, jika sesak
napas
pegal-pegal (-), mual (+), muntah (+), sakit
Infus RL 3
perut (-), sudah bisa berdiri dan duduk dan cc/kgBB/jam
berjalan. Perut sudah tidak terasa kaku dan PO
Paracetamol 2
berat. Nyeri dada berkurang, hanya kadang-
1/2 cth jika
kadang terasa nyeri. Bengkak di kaki bagian panas
bawah dan kelopak mata serta wajah sudah Cek AT/HMT
per 24 jam
tidak ada. BAK (+) lancar dan sering dengan
volume lebih banyak daripada biasanya, BAB
(+)
19
Objektif
KU : tampak sakit sedang, compos mentis.
Tanda vital :
- Suhu : 36,5 oC
- Nadi : 96 x/menit
- Respirasi : 21 x/menit
- TD : 110/70
Mata: cekung(-/-), sekret konjungtiva(-/-),
sclera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
edema palpebral (-/-) berkurang dari kemarin
Wajah: edema (-)
Hidung: Nafas cuping hidung (-), sekret (-),
nyeri tekan sinus (-)
Telinga: Sekret (-/-), nyeri tekan tragus (-),
nyeri tekan belakang telinga (-)
Mulut : bibir kering (+), mukosa buccal
kemerahan (+), caries (-), stomatitis (-), lidah
kotor (-)
Tenggorokan: tonsil T1/T1, faring hiperemis
(-), nyeri telan (-)
Leher : lemas dan mudah digerakkkan (+),
Pembesaran limfonodi (-)
Thorax: simetris, vesikuler +/+, ronkhi (-/-),
ronkhi basah di bagian bawah paru (-/-)
berkurang, weezing (-/-), retraksi -/-, suara S1
S2 reguler, bising jantung (-). Perkusi sonor di
seluruh lapang paru baik posisi berbaring
maupun duduk. Tanda klinis efusi pleura (-)
Abdomen: Turgor kulit pulih sebelum 2 dt, ,
nyeri tekan (-), peristaltic (+), shifting
dullness (-), acites (-)
Urogenital: BAK lancar, sering dan banyak,
20
nyeri saat BAK (-)
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT<2dt, edema
di bagian pedis (-), bintik-bintik merah di
kedua kaki (-), Rumple lead (-),
*Data Hasil Laboratorium:
1. pukul 12.03 WIB
Trombosit 98 10^3/uL
Hematokrit 38 vol%
*Diuresis : 5,3 cc/jam
Assessment
Dengue Haemmorhagic fever (DHF) grade 1
Status gizi anak: baik
16/10/2015 Subjektif Planning
06.00 WIB Demam hari ke 10, batuk (-), pilek (-), sesak Infus RL 3
nafas (-), pegal-pegal (-), mual (-), muntah (-), cc/kgBB/jam
PO
sakit perut (-), sudah bisa berdiri dan duduk
Paracetamol 2
dan berjalan. Nyeri dada (-). Bengkak di kaki 1/2 cth jika
bagian bawah dan kelopak mata serta wajah panas
Cek AT/HMT
sudah tidak ada. BAK (+) lancar, BAB (+)
per 24 jam
Objektif
KU : tampak sakit sedang, compos mentis.
Tanda vital :
- Suhu : 36,5 oC
- Nadi : 95 x/menit
- Respirasi : 23 x/menit
- TD : 110/80
Mata: cekung(-/-), sekret konjungtiva(-/-),
sclera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
edema palpebral (-/-)
Wajah: edema (-)
Hidung: Nafas cuping hidung (-), sekret (-),
nyeri tekan sinus (-)
21
Telinga: Sekret (-/-), nyeri tekan tragus (-),
nyeri tekan belakang telinga (-)
Mulut : bibir kering (+), mukosa buccal
kemerahan (+), caries (-), stomatitis (-), lidah
kotor (-)
Tenggorokan: tonsil T1/T1, faring hiperemis
(-), nyeri telan (-)
Leher : lemas dan mudah digerakkkan (+),
Pembesaran limfonodi (-)
Thorax: simetris, vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
ronkhi basah di bagian bawah paru (-/-)
berkurang, weezing (-/-), retraksi -/-, suara S1
S2 reguler, bising jantung (-). Perkusi sonor di
seluruh lapang paru baik posisi berbaring
maupun duduk. Tanda klinis efusi pleura (-)
Abdomen: Turgor kulit pulih sebelum 2 dt, ,
nyeri tekan (-), peristaltic (+), shifting
dullness (-), acites (-)
Urogenital: BAK lancar, sering dan banyak,
nyeri saat BAK (-)
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT<2dt, edema
di bagian pedis (-), bintik-bintik merah di
kedua kaki (-), Rumple lead (-),
*Data Hasil Laboratorium:
1. pukul 12.08 WIB
Trombosit 168 10^3/uL
Hematokrit 41 vol%
Assessment
Dengue Haemmorhagic fever (DHF) grade 1
Status gizi anak: baik
22
23
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
DBD didahului oleh demam mendadak disertai gejala klinik yang
tidak spesifik seperti anoeksia, lemah, nyeri punggung, tulang, sendi dan
kepala. Demam sebagai gejala utama terdapat pada seluruh kasus.
B. Klasifikasi
WHO membagi derajat penyakit DBD dalam 4 derajat:
1. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan
adalah uji tourniquet positif
2. Derajat II
Deajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan/atau perdarahan lain
3. Derajat III
Ditemukanya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut,
tekanan nadi menurun ( 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin,
lembab, dan pasien menjadi gelisah.
4. Derajat IV
Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur
C. Etiologi
D. Demam berdarah dengue adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti. Virus dengue termasuk group B arthropod borne virus (arbovirus)
dan sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, family Flaviviridae yang
mempunyai 4 jenis serotype yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.
Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur
hidup terhadap serotype yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan
terhadap serotype yang lain. Keempat serotype dapat ditemukan di
24
Indonesia, namun serotype DEN-3 merupakan serotype yang dominan dan
banyak berhubungan dengan kasus berat.
Gambar siklus nyamuknya
E. Patofisiologi
1. Volume plasma
Hal yang paling utama dalam penentuan derajat penyakit dan membedakan
DBD dan DD adalah peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah,
menurunnya volume plasma, trombositopenia dan diathesis hemoragik.
Meningginya nilai hematokritmenimbulkan dugaan kebocoran plasma ke
daerah ekstravaskular (ruang interstitial dan rongga serosa) sehingga dapat
mengakibatkan edema, efusi ataupun acites.
2. Trombositopenia
Trombositopenia merupakan kelainan hematologis yang ditemukan pada
kasus DBD. Nilai trombosit mulai turun pada masa demam dan mencapai
nilai terendah pada masa syok. Jumlah trombosit secara cepat meningkat pada
masa konvalens dan nilai normal dicapai pada 7-10 hari sejak permulaan
sakit. Hal ini disebabkan oleh meningkatkan destruksi trombosit akibat
infeksi virus dengue, komponen aktif system komplemen, kerusakan sel
endotel dan aktivasi system pembekuan darah secara bersamaan atau secara
terpisah. Trombositopenia dan gangguan fungsi trombosit dianggap sebagai
penyebab utama terjadinya perdarahan pada DBD.
3. System koagulasi dan fibrinolisis
Kelainan system koagulasi juga berperan dalam perdarahan DBD. Masa
perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, masa tromboplastin
parsial yang teraktivasi memanjang. Beberapa faktor pembekuan
menurun.
25
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
4. Gangguan sekresi
Akibat ransangan tertentu ( misal oleh toksin) pada dinding usus, akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
5. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan
yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Patogenesis diare akut
1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung.
2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus.
3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)
4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
F. Manifestasi Klinis
DBD ditandai oleh 4 gejala klinis, yaitu:
26
DBD didahului oleh demam mendadak disertai gejala klinik yang
tidak spesifik seperti anoeksia, lemah, nyeri punggung, tulang, sendi dan
kepala. Demam sebagai gejala utama terdapat pada seluruh kasus. Lama
demam sebelum dirawat berkisar antara 2-7 hari
1. Kulit pucat, dingin dan lembab terutama pada ujung kaki, tangan dan
hidung serta adanya sianosis pada kuku. Hal ini disebabkan oleh sirkulasi
yang insufisien yang menyebabkan peninggian aktivitas simpatikus secara
refleks.
27
2. Anak yang semula rewel, cengeh dan gelisah lama-lama kesadarannya
akan menurun menjadi apatis, sopor dan koma. Hal ini dikarenakan
kegagalan sirkulasi serebral.
3. Perubahan nadi, nadi menjadi cepat dan lembut sampai tidak dapat diraba
oleh karena kolaps sirkulasi
4. Tekan menurun sebanyak 20 mmHg
5. Tekanan sistolik pada anak menurun menjadi 80mmHg atau kurang
6. Oligouria sampai anuria karena menurunnya perfusi darah yang meliputi
arteri renalis.
G. Diagnosis
Anamnesis
28
Anamnesis yang perlu ditanyakan untuk membantu penegakkan diagnosis
diare dan etiologinya antara lain lama diare, frekuensi, volume, konsistensi,
warna, bau, ada tidaknya lendir dan darah. Gejala penyerta diare juga perlu
ditanyakan antara lain muntah (volume, isi, frekuensi), nyeri perut, dan
demam. Faktor-faktor risiko terjadinya diare, misalnya makanan dan
minuman yang dikonsumsi, higienitas dan sanitasi, pergi ke daerah endemik,
serta keberadaan anak lain yang juga menderita diare perlu ditanyakan. Buang
air kecil, penyakit lain yang menyertai (batuk, pilek, campak), tindakan dan
obat yang telah diberikan, juga perlu ditanyakan.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan antara lain tanda vital, berat badan,
serta mencari tanda dan derajat dehidrasi.
Derajat Dehidrasi
Derajat dehidrasi dapat ditentukan berdasarkan :
a. Kehilangan berat badan
- Dehidrasi ringan : bila terjadi penurunan berat badan 2,5 5%
- Dehidrasi sedang : bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
- Dehidrasi berat : bila terjadi penurunan berat badan >10%
b. Skor Maurice King
Metode sistem skor dehidrasi dari Maurice King adalah sebagai berikut :
Skor 0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, Delirium, koma, gejala
mengantuk, apatis syok
Elastisitas kulit Normal Sedikit kering Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering dan sianosis
Denyut nadi Normal Sedang (120-140) Lemah >140
Skor :
0-2 : dehidrasi ringan
3-6 : dehidrasi sedang
7-12 : dehidrasi berat
Catatan :
29
1. Untuk menentukan kekenyalan kulit, kulit perut dicubit selama 30-
60 detik, kemudian dilepas
Jika kulit kembali normal dalam waktu :
2 - 5 detik : turgor agak kurang (dehidrasi ringan)
5 - 10 detik : turgor kurang (dehidrasi sedang)
>10 detik : turgor sangat kurang (dehidrasi berat)
2. Berdasarkan skor yang ditemukan pada penderita, dapat ditentukan
derajat dehidrasinya:
Skor 0-2 : dehidrasi ringan
Skor 3-6 : dehidrasi sedang
Skor >7 : dehidrasi berat
30
Darah perifer lengkap (DPL), elektrolit, analisis gas darah (AGD),
glukosa darah sewaktu (GDS), kultur mikroorganisme, dan tes resistensi
antibiotik.
Pemeriksaan urin
Urinalisis lengkap, kultur mikroorganisme, dan tes resistensi antibiotik.
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan tinja dapat dibagi menjadi pemeriksaan makroskopis
(konsistensi, darah, lendir, bau) dan mikroskopis (leukosit, parasit, pH,
tes reduksi substansi, kultur).
H. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan diare telah dirumuskan oleh WHO yaitu lima pilar
penatalaksanaan diare, antara lain:
31
4 Antibiotik selektif
Antibiotik diberikan hanya apabila terdapat indikasi, misalnya diare
berdarah atau kolera. Pemberian antibiotik tidak rasional dapat
menyebabkan memanjangnya masa diare karena gangguan flora normal
usus, mempercepat resistensi kuman, dan menambah biaya pengobatan
yang tidak perlu. Antibiotik yang dapat diberikan kepada pasien diare
dengan etiologinya sebagai berikut:
32
Parenteral
175 ml/kgBB/hari (<10 kg)
200 ml/kgBB/hari (>10 kg)
Berat <1 tahun: 30 ml/kg/1 jam + 10 mg/kg BB tiap diare
70 ml/kg/5 jam 2-5 mg/kg BB tiap muntah
>1 tahun: 30 ml/kg/ 1/2 jam
+ 70 ml/kg/2 1/2 jam
I. Komplikasi
Komplikasi yang cukup sering terjadi akibat diare adalah gangguan elektrolit
antara lain:
Hipernatremia
Hipernatremia adalah kadar Na+ plasma >150 mmol/L. Pada kondisi ini
kadar natrium harus diturunkan dengan perlahan. Cara paling aman
adalah dengan rehidrasi oral atau enteral menggunakan oralit. Koreksi
intravena dilakukan dengan cairan 0,45% saline + 5% dextrose dalam 8
jam dan rumatan 0,18% saline + 5% dextrose dalam 24 jam.
Hiponatremia
Hiponatremia adalah kadar Na+ plasma <130 mmol/L. Cara termudah
adalah dengan oralit oral. Apabila tidak berhasil dilakukan koreksi
intravena dengan ringer laktat atau normal saline dengan rumus Na
koreksi = (125-Na) x 0,6 x BB.
Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah kadar K+ plasma >5 mEq/L/ Koreksi dilakukan
perlahan dengan kalsium glukonat 10%, 0,5-1 ml/kg intravena perlahan
(5-10 menit) dengan monitor EKG.
Hipokalemia
Hipokalemia adalah kadar K+ plasma <3,5 mEq/L. Bila kadar K+ 2,5-3,5
mEq/L diberikan per oral 75 mcg/kg/hari dibagi 3 dosis, sedangkan bila
kadar K+ <2,5 mEq/L maka diberikan IV drip dalam 4 jam.
33
BAB IV
PEMBAHASAN
Telah dilaporkan sebuah kasus seorang pasien anak
perempuan berumur 2 tahun 8 bulan, berat badan 113,8 kg
dengan diagnosis Diare Cair Akut tanpa dehidrasi. Diagnosis ini di
tegakkan dari anamnesis adanya BAB cair >3x 1 hari SMRS,
ampas (+), lendir (+), darah (-). Muntah 5 kali setiap diberi
makan/minum.
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman dkk, (e.d Bahasa Indonesia), Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15,
EGC, 2000. Hal 2059-2067.
2. Behrman, Richard E., Robert M. Kliegman., Hal B. Jenson. Nelson Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta : EGC. 2007.
3. Juffrie M, et al. Buku Ajar Gastroentero-hepatologi. 3rd ed. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI. 2010; p. 87-118.
4. Mansjoer Arif, Suprohaita, Wardhani Wahyu Ika, et al. Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid Kedua. Media Aesculapius FK Universitas
Indonesia, Jakarta. 2000 : 48, 434 437.
5. Pusponegoro, Hardiono D. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2004.
6. Sudoyo, Aru W et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. 2009
35