Bab 1 Sistem Riil
Bab 1 Sistem Riil
Bab I
SISTEM BILANGAN
1.1 PengantarlogikadanHimpunan
Matematika mempunyai bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik,
penalaran yang jelas dan sistematik, dan struktur yang sangat kuat. Dengan
berbagai keunggulan ini matematika digunakan sebagai suatu cara pendekatan
dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi dan dalam menyelesaikan
masalah yang rumit. Matematika juga merupakan alat bantu dalam menyelesaikan
masalah dalam berbagai disiplin ilmu. Dengan Matematika, suatu masalah nyata
dapat dilihat dalam suatu model yang strukturnya jelas, tepat dan bentuknya
kompak (singkat dan padat).
1
Sistem Bilangan
Sistem Aksioma terdiri dari empat bagian penting yaitu istilah tak terdefinisi,
terdefinisi, aksioma dan Teorema.
Istilah tak terdefinisi Istilah dasar (primitif) yang digunakan untuk membangun
istilah lain, arti istilahnya sendiri tidak didefinisikan, tetapi deskripsinya ada. Pada
suatu sistem matematika tertentu, kita mengenal istilah tak terdefinisi, seperti titik,
garis, bidang, himpunan dan sebagainya.
Istilah terdefinisi Istilah yang digunakan dalam sistem, bukan istilah dasar, dan
dirumuskan dari istilah dasar sehingga mempunyai arti tertentu dan perumusannya
menjadi suatu pernyataan yang benar. Dalam suatu definisi, istilah jika - maka
berarti jika dan hanya jika.
Suatu definisi yang baik mempunyai ciri berikut :
2
Sistem Bilangan
benar dan salah hanya berlaku salah satu: benar saja atau salah saja dan tidak
mungkin keduanya sekaligus. Ukuran benar atau salahnya suatu pernyataan tidak
didasarkan atas opini atau pendapat.
Contoh 1.1
(a) Setiap segitiga sama sisi adalah segitiga sama kaki (B)
(b) Setiap persegi panjang adalah jajaran genjang (B)
HasilpentingdalamMatematikadisebutteorema,
dankitaakanmenemukanbanyakteoremadalamdiktatini.
Teoremadapatdinyatakandalambentuk jikaPmakaQ . Seringkalidisingkatdengan
P Q . Kita
namakanPsebagaihipotesisdanQsebagaikesimpulanteorematersebut.Perhatikanked
uapernyataan P Q dan Q P , keduapernyataantersebuttidaksetara.
Sebagaicontoh :JikaWahyuadalah orang Pinrang, makaIaadalah orang
Indonesia, merupakanpernyataan yang benar,
akantetapikebalikannya,JikaWahyuadalah orang Indonesia, makaiaadalah orang
Pinrang,merupakanpernyataan yang salah.
1.1.2 Himpunan
3
Sistem Bilangan
Contoh 1.2
= {, , , }menyatakan sebuah himpunan yang kita sebut dan mempunyai
empat anggota yaitu , , dan .
1.2 SistemBilanganRiil
4
Sistem Bilangan
merupakankebalikandarioperasipenjumlahan,
dimanakitadapatmenuliskan = = + ().
Himpunan yang anggotanya bilangan asli, bilangan negatif dan nol
dinamakan himpunan Bilangan Bulat. Himpunan bilangan bulat
dinyatakan dengan notasi baku yakni = { , 3, 2, 1,0,1,2,3, }.
Dari pengenalan beberapa bilangan, maka diperoleh bahwa bilangan asli termuat
pada bilangan Bulat, kemudian bilangan bulat termuat dalam bilangan rasional,
5
Sistem Bilangan
dan bilangan riil memuat ketiga himpunan tersebut. Hal ini cukup dinyatakan
sebagai
disini adalah lambang himpunan bagian, dibaca adalah himpunan bagian dari.
Operasi Aritmetika
Diberikan dua bilangan real dan , kita dapat menambahkan atau mengalikan
keduanya untuk memperoleh dua bilangan real baru, yakni + dan .
Penambahan dan perkalian mempunyai sifat-sifat berikut (yang kita kenal dengan
sifat-sifat medan).
Sifat-sifat Medan
Urutan
Bilangan-bilangan real tak nol dapat dipisah menjadi dua himpunan terpisah,
yakni bilangan real positif dan bilangan real negatif. Fakta ini memungkinkan kita
6
Sistem Bilangan
1. Trikotomi, jika x dan y adalah bilangan riil, maka pasti satu diantara
berikut berlaku: < atau = atau < .
2. Transitif,jika < dan < , maka < .
3. Mempertahankan urutan untuk operasi tambah.Jika < , maka untuk
sembarang bilangan riil berlaku + < + .
4. Mempertahankan urutan untuk operasi kali dengan sebuah bilangan
positif. Misalkan positif, jika < , maka < . Mengubah urutan
untuk perkalian dengan sebuah bilangan negatif. Jika < , maka untuk
negatif berlaku < .
Relasi urutan yang lain mengadopsi sifat urutan di atas. Misalkan relasi dibaca
kurang dari atau sama dengan didefinisikan jika dan hanya jika
positif atau nol.
Cara lain untuk menyatakan bilangan riil adalah dengan menggambarkan sebuah
garis bilangan. Himpunan bagian dari bilangan riil akan ditandai sebagai segmen
garis atau selang/interval.Ketidaksamaan a x b mendeskripsikan selang buka
yang terdiri dari semua bilangan antara dan , tidak termasuk titik-titik ujung
dan . Selang ini dilambangkan dengan notasi (, ). Sebaliknya, ketaksamaan
mendeskripsikan sebuah selang tutup yang nilai-nilai yang mungkin
adalah semua bilangan di antara dan , termasuk titik ujung dan . Selang
tutup ini dilambangkan oleh [, ].
Contoh 1.3
= { 1 < < 5}menyatakan sebuah himpunan semua bilangan riil yang lebih
besar dari 1 tapi lebih kecil dari 5, hal ini sama saja dinyatakan dengan selang
7
Sistem Bilangan
buka(1,5). Pada garis bilangan, maka selang itu adalah segmen garis yang berada
di antara titik 1 dan titik 5.
0 1 5
1 1
Himpunan semua nilai yang lebih besar atau sama dengan 1 dinyatakan oleh
{ 1 } atau dalam bentuk selang [1, ) (notasi bukanlah merujuk ke
sebuah bilangan tertentu). Bentuk selangnya di garis riil dapat dilihat sebagai
berikut:
0 1
1
Jika selangnya adalah selang buka, maka ditandai dengan bulatan putih pada
ujungnya. Sebaliknya jika selangnya adalah selang tutup, maka ujungnya diberi
bulatan hitam. Untuk beberapa referensi lain, yang dipakai adalah tanda kurung
biasa untuk selang buka dan tanda kurung siku untuk selang tutup. Tabel 1.1
memperlihatkan sejumlah besar kemungkinan selang dalam notasi himpunan,
interval ataupun grafiknya pada garis riil.
{: < < } , a b
1
{ < } [, ) a b
1
{ < } (, ]
a b
1
{ } [a,b] a b
1
8
Sistem Bilangan
Untuk menggambarkan selang dengan salah satu ujungnya mempunyai titik batas
dapat dilihat pada contoh 1.3 dan tabel 1.2memberikan dua bentuk selang dengan
salah satu ujungnya tidak mempunyai batas.
{: < } , a
{ } [, ) a
Nilai Mutlak
Konsep nilai mutlak sangat berguna dalam kalkulus, oleh karenanya perlu
terampil dalam bekerja dengannya. Nilai mutlak suatu bilangan real, dinyatakan
dengan dan didefinisikan sebagai
, jika 0
=
, jika < 0
Salah satu cara terbaik untuk membayangkan nilai mutlak adalah jarak (tak
berarah). Khususnya, x adalah jarak antara x dengan titik asal, 0. Demikian
9
Sistem Bilangan
i. Nilai mutlak dari perkalian dua bilangan sama dengan perkalian nilai
mutlak masing-masing bilangan, = ||.
ii. Nilai mutlak dari pembagian dua bilangan sama dengan pembagian nilai
mutlak kedua bilangan,
= .
iii. Penjumlahan dua bilangan yang dimutlakkan selalu kurang dari atau sama
dengan penjumlahan nilai mutlak kedua bilangan (dikenal dengan nama
ketaksamaan segitiga),
+ + .
iv. Nilai mutlak dari selisih dua bilangan sama dengan nilai mutlak dari
selisih nilai mutlak kedua bilangan,
= || .
Hal yang penting untuk diingat mengenai nilai mutlak adalah < berarti
sebuah selang buka dari nilai-nilai yang titik-titik ujungnya adalah dan ,
< < . Sebaliknya, bentuk < || mengandung makna bahwa <
atau < . Kita dapat menggunakan fakta tersebut untuk menyelesaikan
ketaksamaan yang menyangkut nilai mutlak.
Contoh 1.4
Contoh 1.5
Selesaikan ketaksamaan 3x 5 1
10
Sistem Bilangan
3 5 1 atau 3 5 1
3 4 atau 3 6
4
3 atau 2 .
Contoh 1.6
Akar kuadrat
Misalkan adalah bilangan riil tak negatif. Akar dari (ditulis: ) adalah
bilangan tak negatif yang kuadratnya sama dengan . Karena hanya ada satu
bilangan tak negatif yang memenuhi ini, definisi ini dikatakan well-defined.
11
Sistem Bilangan
dari persamaan tersebut. Perhatikan pula bahwa setiap bilangan non negatif,
berlaku 0 dan 2 = .
i. Perkalian dua bilangan riil tak negatif dalam akar sama saja dengan
mengalikan akar-akar dari kedua bilangan, = .
ii. < jika dan hanya jika < .
Contoh 1.7
Manakah bilangan yang terbesar dan terkecil dari ketiga bilangan real berikut?
2 1 1
, 2, 3
3 2 3
4 1 1
, , .
9 2 3
1 4 1
< < ,
3 9 2
Setelah kita akarkan ketiga bilangan tersebut, mka urutan dari akar ketiga
bilangan tidak berubah (lihat sifat ii dari akar kuadrat),
1 2 1
3< < 2.
3 3 2
Kuadrat
12
Sistem Bilangan
2
Beralih ke kuadrat, kita perhatikan bahwa = 2 , hal ini berdasarkan sifat
bahwa 2 senantiasa tak negatif dan . = ||.
LATIHAN
1 7
1. Bilangan 2dan 4yang dapat dinyatakan sebagai hasil bagi bilangan bulat
disebut bilangan?
2. Apa yang disebut bilangan riil?
3. Sederhanakan bentuk berikut:
a. 4 2 8 11 + 6
5 1
b. 13
7
2
14 2
c.
21 5 1
3
5. Cari nilai dari 0/0, 0/15, dan 2/0, jika tidak ada katakan demikian.
6. Misalkan 0, perlihatkan bahwa /0tidak mempunyai arti (tak terdefinisi)
dan 0/0 tidak tentu.
7. Tentukan nilai kebenaran dari kalimat matematika berikut:
a. 3 < 7
13
Sistem Bilangan
b. 3 < 22/7
c. 5 > 26
8. Tunjukkan masing-masing selang berikut pada garis riil.
a. [1,1]
b. 4,1 (1,3]
c. 4, 1 1,3
d. (, 0]
9. Tuliskan dalam notasi selang, himpunan-himpunan berikut:
a. { 1 5}
b. { 2}
c. 2< <56 8
10. Carilah himpunan penyelesaian
a. 1 <4
b. 3 + 4 < 8
c. 2 6
3
3
d. + 12 4
5
14