Anda di halaman 1dari 6

PEMERIKSAAN PADA AKUT ABDOMEN

Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan umum, wajah, denyut nadi,
pernafasan, suhu badan dan sikap berbaring. Gejala dan tanda dehidrasi, perdarahan, syok
dan infeksi atau sepsis juga perlu diperhatikan.

Inspeksi

Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya letak rendah, dan bila
orangnya kurus kadang-kadang terlihat peristalik usus (Darm-steifung). Tanda-tanda
khusus pada trauma daerah abdomen. Keadaan nutrisi penderita. Cullens sign (daerah
kebiruan pada periumbilical) dan grey turners sign (daerah kebiruan pada bagian flank)
merupakan tanda pancreatitis
Bekas-bekas trauma pada dinding abdomen, memar, luka, prolaps omentum atau usus.
Kadang-kadang pada trauma tumpul abdomen sukar ditemukan tanda-tanda khusus, maka
harus dilakukan pemeriksaan berulang oleh dokter yang sama untuk mendeteksi
kemungkinan terjadinya perubahan pada pemeriksaan fisik. Pada ileus obstruksi terlihat
distensi abdomen bila obstruksinya letak rendah, dan bila orangnya kurus kadang-kadang
terlihat peristalsis usus (Darm-steifung).

Palpasi

Palpasi akan menunjukkan 2 gejala yaitu nyeri dan muscular rigidity/ defense
musculaire. Nyeri yang memang sudah dan akan bertambah saat palpasi sehingga dikenal
gejala nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada peitonitis lokal akan timbul rasa nyeri di daerah
peradangan dan daerah penekanan dinding abdomen. defense musculaire/ muscular
rigidity ditimbulkan karena rasa nyeri peritonitis diffusa dan rangsangan palpasi
bertambah sehingga terjadi defense musculaire.

Kebanyakan kasus nyeri epigastrik atau nyeri perut atas akan didapatkan nyeri tekan. Ada
beberapa teknik palpasi khusus murphy sign (palpasi dalam di perut bagian kanan atas
menyebabkan nyeri hebat dan berhentinya nafas sesaat) untuk cholecystitis, rovsing sign
(nyeri di perut kanan bawah saat palpasi di daerah kiri bawah/samping kiri) pada
appendicitis. Nyeri lepas di perut kanan bawah pada appendicitis dan nyeri lepas di
hampir seluruh bagian perut pada kasus peritonitis. Palpasi pada kasus akut abdomen
memberikan rangsangan peritoneum melalui peradangan atau iritasi peritoneum secara
lokal atau umum tergantung dari luasnya daerah yang terkena iritasi.

Hepatomegali menandakan hepatitis dan abses hepar jika hebar teraba lunak, atau ca liver
jika teraba keras dan berbenjol-benjol. Benjolan di daerah epigastrik dapat berupa kanker
lambung atau pancreas.

Perkusi

Perkusi pada akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal yaitu perasaan nyeri oleh ketokan
jari yang disebut sebagai nyeri ketok dan bunyi timpani karena meteorismus disebabkan
distensi usus yang berisikan gas karena ileus obstruksi letak rendah. Pekak hati yang
menghilang merupakan tanda khas terjadinya perforasi (tanda pneumoperitoneum, udara
menutupi pekak hati).

Auskultasi

Auskultasi dapat memberikan informasi yang berguna tentang saluran pencernaan dan
sistem vaskular. Suara usus biasanya dievaluasi kuantitas dan kualitasnya.

Data ini kemudian dapat dibandingkan dengan temuan selama palpasi dan dievaluasi
untuk konsistensi. Meskipun beberapa pasien sengaja mencoba untuk menipu dokter
mereka, beberapa mungkin melebih-lebihkan keluhan rasa sakit mereka sehingga tidak
dapat diabaikan atau dianggap enteng.

Cruveilhier-Baumgarten sign, adanya murmur pada auskultasi caput medusa pasien


dengan hipertensi portal, akibat rekanalisasi dari vena umbilical dengan aliran balik dari
vena porta.

Rectal Toucher
Pemeriksaan rectal toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga merupakan
pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya trauma rektum atau keadaan ampulla recti
apakah berisi faeces atau teraba tumor.

Colok dubur dapat membedakan antara obstruksi usus dengan paralisis usus karena pada
paralisis dijumpai ampula rekti yang melebar, sedangkan pada obstruksi usus ampulanya
kolaps. Pemeriksaan vagina menambah informasi kemungkinan kelainan di organ
ginekologis (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

1. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

1) Pemeriksaan darah rutin


Pemeriksaan Hb diperlukan untuk memantau kemungkinan terjadinya perdarahan
terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan
leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan
adanya perdarahan cukup banyak terutama pada kemungkinan ruptura lienalis.
Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma
pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan
kemungkinan trauma pada hepar.

2) Pemeriksaan urine rutin


Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine
yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital.

b. Pemeriksaan radiologi

1) Foto thoraks
Selalu harus diusahakan pembuatan foto thoraks dalam posisi tegak untuk
menyingkirkan adanya kelainan pada thoraks atau trauma pada thoraks.
Harus juga diperhatikan adanya udara bebas di bawah diafragma atau adanya
gambaran usus dalam rongga thoraks pada hernia diafragmatika.

2) Plain abdomen foto tegak


Akan memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas
retroperitoneal dekat duodenum, corpus alienum, perubahan gambaran usus.

3) IVP (Intravenous Pyelogram)


Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada
ginjal.

4) Pemeriksaan Ultrasonografi dan CT-scan


Berguna sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan
disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.

Pencitraan yang di rekomendasi menurut lokasi nyeri akut abdomen (Cartwright,


2008).

Lokasi nyeri Pencitraan

Kuadran kanan atas Ultrasonografi

Kuadran kiri atas CT

Kuadran kanan bawah CT dengan media kontras IV

Kuadran kiri bawah CT dengan media kontras IV dan oral

Suprapubis Ultrasonografi
c. Pemeriksaan khusus

1) Abdominal paracentesis
Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna untuk menentukan
adanya perdarahan dalam rongga peritoneum. Lebih dari 100.000 eritrosit/mm
dalam larutan NaCl yang keluar dari rongga peritoneum setelah dimasukkan 100--
200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5 menit, merupakan indikasi untuk laparotomi.

2) Pemeriksaan laparoskopi
Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui langsung sumber
penyebabnya.

3) Rektosigmoidoskopi
Bila dijumpai perdarahan dan anus perlu dilakukan rektosigmoidoskopi.

4) NGT
Pemasangan nasogastric tube (NGT) untuk memeriksa cairan yang keluar dari
lambung pada trauma abdomen.
Dari data yang diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
tambahan dan pemeriksaan khusus dapat diadakan analisis data untuk
memperoleh diagnosis kerja dan masalah-masalah sampingan yang perlu
diperhatikan. Dengan demikian dapat ditentukan tujuan pengobatan bagi
penderita dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai