Definisi
Appendicitis didefinisikan sebagai suatu peradangan pada lapisan dalam appendix vermicularis
yang menyebar ke bagian lainnya,
Insidensi
Insidensi appendicitis secara bertahap naik dari lahir sampai puncaknya usia remaja akhir,
dan secara bertahap turun di usia lanjut.
Usia rata-rata yang melakukan appendektomi adalah 22 tahun.
Pada dewasa, kejadian appendicitis pada pria lebih besar 1,4 kali dibandingkan wanita.
Meskipun jarang, appendicitis pada neonatal dan bahkan prenatal telah dilaporkan.
Di Amerika Serikat, appendicitis terjadi pada 7% dari populasi, dengan angka kejadian
1,1 kasus per 1000 orang per tahun.
Asia dan Afrika, kejadian appendicitis akut lebih rendah kebiasaan makan penduduk
dengan asupan tinggi serat Serat pangan akan menurunkan viskositas kotoran,
menurunkan waktu transit usus, dan mencegah pembentukan fecalith.
Etiologi
Obstruksi lumen adalah faktor etiologi dominan appendicitis. penyebab dari obstruksi antara lain
Fecalith
hipertrofi jaringan limfoid dikaitkan dengan berbagai gangguan inflamasi dan infeksi
termasuk, Crohn disease, gastroenteritis, amoebiasis, infeksi sistem pernafasan, campak,
dan mononukleosis
barium yang mengering dari pemeriksaan x-ray
tumor
biji-bijian
parasit (spesies Schistosoma, Ascaris lumbricoides, Oxyuris vermicularis, Strongyloides
stercoralis, Entamoeba histolytica)
benda asing
Macam-macam Appendicitis
1. Appendisitis simplex
a. Appendictis catarrhalis
b. Appendicitis seropurulenta
2. Appendicitis destruktiva
a. Appendicitis phlegmonosa
b. Appendicitis gangrenosa
c. Appendicitis empyematosa
Stages of appendicitis
Patofisiologi
Obstruksi pada lumen appendix menyebabkan tekanan dalam lumen meningkat karena
sekresi terus menerus cairan dan lendir dari mukosa appendix dan terjadi stagnansi dari material
tersebut. Pada waktu yang sama, bakteri intestinal dalam appendix berkembang, memicu
pemanggilan sel darah putih, membentuk pus dan menambah besar tekanan intraluminal. Apabila
obstruksi appendix berlanjut, tekanan intraluminal meningkat melebihi tekanan pada vena
appendix sehingga aliran vena terhambat, akibatnya dinding appendix mulai iskemia yang
mengakibatkan hilangnya integritas epitel dan memungkinkan invasi bakteri dari dinding
appendix. Dalam beberapa jam, kondisi lokal ini akan memburuk karena trombosis arteri dan
vena appendicular, memicu perforasi dan gangren appendix. Apabila proses ini terus berlanjut,
periappencular abscess atau peritonitis dapat terjadi
Gejala Klinik
Nyeri perut
Awalnya nyeri pada epigastrium / periumbilikal (1-12 jam, biasanya 4-6 jam) lalu migrasi
ke RLQ. Nyeri menetap, intensitas sedang sampai berat, terkadang disertai kram.
o Retrocaecal appendix nyeri punggung atau nyeri pada flank
o Pelvic appendix nyeri suprapubik
o Retroileal appendix nyeri testikular
Nausea (61-52%), Vomitus (50%) karena ada stimulasi saraf dan ileus
Anoreksia (74-78%)
Diare, konstipasi (18%)
Diagnostic Scoring
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
o Hematologi : Leukositosis, neutrofilia
o Tes kehamilan ( -HCG level dalam urin) untuk DD/ kehamilan ektopik
o Urinalisis untuk DD/ gangguan ginjal dan ISK
o Tes fungsi hepar dan pancreas ( transaminase, alkali fosfatase, serum lipase dan
amylase)
Imaging :
o Foto polos abdomen evaluasi umum untuk akut abdomen. Terdapat distribusi
udara usus abnormal tidak spesifik
o USG gas dalam lumen, pembesaran appendix, oedem serosa, penebalan
dinding appendix
o Barium enema lumen appendix tidak teris zat kontras
o CT Scan Appendix membesar, penebalan dinding appendix, penebalan
mesoappendix.
Terapi
Pre-operatif
o Observasi
o Tirah baring
o Puasa
o Pemeriksaan abdomen, rectal dan darah secara periodic
o Foto abdomen dan thoraks untuk cari penyulit
o Antibiotik spectrum luas dan analgetik
o Perforasi appendix resusitasi cairan sebelum operasi
Operatif
o Appendektomi terbuka
Dilakukan dengan insisitranversal pada kuadran kanan bawah (Davis-Rockey)
atau insisi oblik (McArthur-McBurney). Pada diagnosis yang belum jelas dapat
dilakukan insisi subumbilikal pada garis tengah.
o Laparoskopi appendektomi
Teknik operasi dengan luka dan kemungkinan infeksi lebih kecil.
Post-Operatif
o Obervasi tanda vital antisipasi adanya perdarahan dalam, syok, hipertermia,
atau gangguan napas
o Pasien dibaringkan dengan posisi fowler dan selama 12 jam dipuasakan terlebih
dahulu
o Pada operasi perforasi atau peritonitis umum puasa hingga fungsi usus kembali
o Secara bertahap pasien diberi minum, makanan saring, makanan lunak dan
makanan biasa.
Komplikasi
Perforasi usus
Peritonitis
Abdominal/pelvic abscess
Sepsis
Obstruksi usus
Infeksi luka bekas operasi
Daftar Pustaka
Brunicaedi, F. C., Andersen, D. F., Billiar, T. R., Dunn, L. D., Hunter, J. G., Matthews, J.
B., et al. (2010). Schwartz's Principles of Surgery (9 ed.). United States: The
McGraw-Hill Companies.
Craig, S. (n.d.). Appendicitis. Retrieved from Medscape:
http://emedicine.medscape.com/article/773895-overview